Anda di halaman 1dari 28

PEMICU 2

Kelompok 4
Ketua : Arya Bintang Zhafari
Sekretaris : Muti’ah Ramadhani Agus
Adella Thiananda
Anggota : Alfin Try Putra
Dwi Mishelia
Hasanatul Aini
Jessica Gakenti
Lovina Falendini Andri
Rima Dramuslimah
Veronika Alemina
Pemicu 2
Seorang pasien korban kecelakaan dibawa ke ruangan ICU
rumah sakit. Kondisi korban sangat parah dan
berlumuran darah, ketika tiba di ruangan ICU. Dokter
yang bertugas tidak langsung menangani psien, sehingga
keluarga pasien menjadi marah. Spontan keluarga pasien
menemui dokter dan meminta agar segera ditolong. Dr.
Amri langsung memeriksa pasien tanpa langsung
menanyakan bagaimana kronologis kejadiannya. Setelah
diperiksa, Dr. Amri langsung memerintahkan perawat
untu memberikan penanganan pertama dan
meninggalkan pasien dan keluarganya yang tergolong
ekonomi menengah kebawah.
Terminologi
 ICU : Unit Rawat Intensif
 Kronologis : Urutan
 Spontan : Refleks
Keywords
 Empati
 Berbicara dan mendengarkan
 Etika komunikasi
Identifikasi Masalah
 Mengapa komunikasi Terapeutik
berpengaruh dalam penanganan medis?
Analisis Masalah
Hipotesis
 Komunikasi terapeutik yang tidak efektif
dapat menyebabkan
kesalahan/ketidakefektifan dalam
penanganan pasien
Etika Komunikasi
 Definisi
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos
yang berarti karakter, watak kesusilaan
atau adat kebiasaan dimana etika
berhubungan erat dengan konsep individu
atau kelompok sebagai alat penilai
kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu
yang telah dilakukan.
Teknik Komunikasi
1. Berbicara dengan suara yang jelas
2. Tidak berbicara terlalu cepat maupun terlalu lambat.
3. Saat berbicara dengan lawan bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara, mata kita harus saling melihat,.
4. Berbicara seperlunya.
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti .
6. Memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk berbicara.
7. Jangan menyela atau memutus pembicaraan lawan bicara
apabila lawan bicara kita belum selesai berbicara.
8. menjaga emosi kita
9. Tidak tertawa secara berlebihan dan terus menerus.
10. Tidak menguap saat lawan bicara sedang berbicara.
11. Tidak mengerjakan sesuatu saat lawan bicara sedang
berbicara.
12. Menghargai pendapat, masukan atau kritik dari lawan bicara.
13. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi
sesuai dengan karakteristik lawan bicara.
14. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya
yang berlaku
Sikap dalam Etika Komunikasi
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang
baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan
efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai
keadaan
10. Bertingkah laku yang baik
Teknik berbicara dan mendengarkan
yang efektif
 Cara mendengar yang efektif:
1. Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang
teratur.
2. Perlu diingat bahwa kita tidak dapat mendengarkan dan berbicara
pada saat bersamaan.
3. Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara.
4. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar.
5. Mencoba untuk mengendalikan emosi.
6. Membuat catatan jelas dan singkat.
7. Mencoba untuk bersikap empati.
8. Memperhatikan komunikasi non verbal
9. Mendengarkan dengan selektif.
10. Bertanya pada tempatnya.
11.Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan.
12. Memberikan umpan balik.
 Cara menjadi pembicara yang efektif :
1.Singkat.
2. Libatkan orang lain secara aktif dalam pembicaraan
itu.
4. Jangan biarkan pendengar merasa tidak termasuk
dalam pembicaraan itu.
5. Hati-hati untuk tidak melukai perasaan orang lain.
6. Hindarkan gosip tentang orang lain.
7. Diskusikan jangan berdebat.
8. Perhatikan reaksi pendengar terhadap apa yang
sedang anda bicarakan.
9. Jangan menyela orang yang sedang berbicara
Tips-tips menjadi pendengar yang
baik
 10 tips menjadi pendengar yang baik :

1. Pusatkan perhatian anda pada orang yang sedang berbicara dan


dengarkan apa yang dia katakan.
2. Pandanglah mata lawan bicara anda.
3. Berikan respon yang bersahabat.
4. Berikanlah kesempatan lawan bicara anda untuk menyelesaikan apa
yg ingin diutarakannya.
5. Bila anda merasa bosan atau tidak berminat dengan topik
pembicaraannya, alihkan dengan perlahan-lahan.
6. Buatlah lawan bicara anda bergairah untuk terus berbicara .
7. Kendalikan diri anda untuk tidak tergoda ingin mengalahkan lawan
bicara anda.
8. Dalam kasus2 khusus, belajarlah untuk meringkas apa yang diuraikan
oleh teman anda sebelum anda memberikan komentar atau nasehat.
9. Belajarlah peka terhadap motif orang lain
10. Belajarlah mendengar dengan tulus.
Definisi Komunikasi Terapeutik
 Komunikasi therapeutik sebagai
komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatan
dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Teknik komunikasi terapeutik pada
pasien anak, pasien dewasa, dan
pasien manula
 Komunikasi therapeutic dengan Anak
 Teknik Verbal
 Teknik orang ketiga
 Bercerita.
 NPL (neuro linguistic programming)
 Bibliotherapy
 Fantasi
 Pertanyaan “bagaimana jika”, mendorong anak menentukan solusi
suatu permasalahan
 Teknik non verbal :
 Menulis.
 Menggambar.
 Gerakan gambar keluarga.
 Sosiogram.
 Menggambar bersama dalam keluarga.
 Bermain
 Komunikasi Terapeutik dengan Pasien
dewasa
 Suasana lingkungan yang saling menghargai
 Suasana lingkungan yang saling percaya
 Suasana lingkungan yang saling terbuka
 Komunikasi Terapeutik dengan Pasien
Manula
 Memahami karakter pasien
 Melakukan pendekatan fisik, psikologis,
sosial, dan spritiual
 Menentukan teknik komunikasi yang
sesuai
Peran dan fungsi komunikasi
terapeutik
 Peran
 Mendorong dan menganjurakan kerja sama antara perawat
dengan pasien melalui hubungan bidan pasien
 Mengidentifikasi, mengungkapkan, mengaji masalah, dan
mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh bidan
 Fungsi
 Realisasi diri, penerimaan diri, dan rasa hormat terhadap diri
sendiri.
 Identitas diri yang jelas dan rasa integritas diri yang tinggi.
 Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim,
saling tergantung dan mencintai.
 Peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan
serta mencapai tujuan personal yang realitas.
Pengaruh Komunikasi Terapeutik
 Mampu menyeleksi atau memilih informasi atas
keluhan yang disampaikan pasien dengan baik.
 Mampu menggabungkan informasi dari pasien dengan
pengetahuan yang telah dipelajari tenaga medis.
 Mampu menyampaikan kembali informasi dari pasien,
dengan tujuan memastikan keluhan penyakitnya.
 Mampu mendorong atau menganjurkan kerja sama
antara tenaga medis dengan pasien.
 Mengidentifikasikan, mengungkap perasaan, mengatasi
masalah , dan mengevaluasi tindakan yang akan
dilakukan tenaga medis.
Prinsip Komunikasi Terapeutik
1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik
2 Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
3 Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
4 Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan
5 Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6 Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7 Komunikasi itu bersifat sistemik
8 Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin
efektif
9 Komunikasi bersifat nonsekuensial
10 komunikasi bersifat irreversible
Ciri-ciri Komunikasi Terapeutik
 Keikhlsan (genuineness)
 Empati (empathy)
 Kehangatan (warmth)
Tahap Komunikasi Terapeutik
 Tahap persiapan (pra interaksi)
 Tahap orientasi (perkenalan)
 Tahap kerja
 Tahap terminasi
Gangguan Komunikasi Terapeutik
 Pemahaman yang berbeda
 Komunikasi satu arah
 Kepentingan berbeda
 Membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi
 Mengubah topic / subjek pembicaraan
 Mengungkapkan keyakinan palsu
 Memberi nasihat yang bersifat memaksa
 Komentar yang bertahan
 Menggunakan kata klise
 Mendengarkan dengan tidak memperhatikan
Akibat dari komunikasi yang tidak
efektif
◦ Akan membuat pasien merasa tidak nyaman, tidak
tertarik dengan informasi yang di berikan perawat,
serta cemas, sehingga informasi yang di dapatkan tidak
tercukupi
◦ Timbul rasa ketidakpercayaan pasien terhadap
perawat
◦ Pasien akan merasa kalau perawat tidak peduli
dengan keadaannya.
◦ Pasien akan merasa bahwa dirinya tidak penting dan
perawat sudah bosan dengannya.
◦ Perawat yang menjadi defensive dapat mengakibatkan
pasien tidak mempunyai hak untuk berpendapat,
sehingga membuat pasien tidak peduli.
Contoh komunikasi yang tidak
efektif
 ketika komunikasi therapeutik tidak efektif,
hal yang mungkin terjadi yaitu ketika ketika
seorang dokter memberikan resep dan
menerangkan penyakit yang diderita
pasien,namun sang pasien menyalah artikan
sehingga sang pasien menanggapinya dengan
hal yang berbeda,yang seharusnya makan
obat 2 kali sehari,malah di makan 4 kali
sehari oleh pasien sehingga dapat
meninbulkan penyakit yang baru.
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai