TINJAUAN PUSTAKA
A. Maloklusi
1. Definisi Maloklusi
gigi atau hubungan rahang yang menyimpang dari normal. Oklusi dikatakan normal
jika susunan gigi dalam lengkung teratur baik, serta terdapat hubungan yang
harmonis antara gigi atas dan gigi bawah. Oklusi gigi bervariasi antara individu satu
dengan yang lain, dan sangat tergantung pada jaringan sekitar gigi, usia, ukuran,
bentuk, serta posisi gigi. Oklusi normal dapat terbentuk jika susunan gigi-geligi
yaitu hubungan rahang bawah terhadap rahang atas. Maloklusi dapat menyebabkan
tampilan wajah yang buruk, resiko karies dan penyakit periodontal, sampai
gangguan pada sendi temporo mandibula bila tidak dikoreksi (Laughi, 2014).
2. Klasifikasi Maloklusi
a. Maloklusi intra-lengkung atau malposisi individual gigi yang satu dengan gigi
1) Klasifikasi Angle
antara rahang atas dan rahang bawah, dengan gigi molar permanen pertama
Angle yaitu:
bawah. Tonjol mesiobukal gigi molar permanen pertama atas terletak pada
celah bukal gigi molar permanen pertama bawah, sedangkan gigi kaninus
atas terletak pada ruang antara tepi distal gigi kaninus bawah dan tepi mesial
bukal gigi molar permanen pertama bawah yang terletak lebih posterior dari
Subdivisi : hubungan molar distoklusi hanya terjadi pada salah satu sisi
lengkung gigi
rahang atas dan rahang bawah. Lengkung gigi rahang bawah terletak dalam
hubungan yang lebih mesial terhadap lengkung gigi rahang atas. Celah
bukal gigi molar permanen pertama bawah terletak lebih anterior dari tonjol
Tipe 1: Maloklusi Klas I dengan gigi anterior rahang atas berjejal (crowded).
Tipe 1: Ketika rahang atas dan bawah dilihat secara terpisah menunjukkan
dengan mengganti nama Klas I, II dan III Angle dengan neutro-oklusi, disto-
3. Penyebab Maloklusi
Menurut Moyers yang dikutip oleh Suminy, maloklusi dapat disebabkan oleh
a. Faktor keturunan, seperti sistem neuromuskuler, tulang, gigi dan bagian lain di
b. Gangguan pertumbuhan.
c. Trauma, yaitu trauma sebelum lahir dan trauma saat dilahirkan serta trauma
setelah dilahirkan.
f. Penyakit yang terdiri dari penyakit sistemik, kelainan endokrin, penyakit lokal
4. Perawaan maloklusi
a. Piranti ortodonsi
Piranti yang digunakan untuk merawat maloklusi secara garis besar dapat
atas pada kasus gigitan silang anterior. Salah satu faktor keberhasilan
memakai piranti.
2). Piranti Fungsional (Functional Appliance)
kekuatan yang berasal dari regangan otot, fasia dan atau jaringan yang
depan sehingga piranti ini lebih efektif bila digunakan pada maloklusi
Klas II.
Indikasi
- Mandibula yang retrusi pada kelainan skeletal Klas II ringan disertai insisivus
relasi rahang pada saat masih ada pertumbuhan (phase one) kemudian digunakan piranti
cekat untuk mengoreksi letak gigi dan kadang-kadang diperlukan ekstraksi gigi
Piranti ini bekerjanya hanya tergantung pada jaringan lunak yang menegang
(a). Aktivator
Disebut juga piranti Andresen, desain aktivator yang asli terdiri atas blok
akrilik yang menutupi lengkung geligi atas dan bawah serta palatal, blok ini
Piranti ini berpengaruh pada pertumbuhan rahang dan piranti yang pasif
ini dapat menggerakkan gigi anterior secara tipping serta mengontrol erupsi
gigi posterior bawah tumbuh vertikal sedangkan gigi posterior atas ditahan
oleh lempeng akrilik untuk mengurangi tumpang gigit. Piranti ini dipakai
selama 14-16 jam sehari. Berbagai contoh aktivator seperti terlihat pada
(b). Bionator
disukai. Lempeng bagian palatal dibuang dan masih terdapat sayap lingual
cocok untuk pasien yang mempunyai tumpang gigit normal atau sedikit
waktu malam tetap bisa dipakai. Pengurangan jarak gigit dapat terjadi dalam
b) Removable Tissue-Borne
corrector atau functional regulator ciptaan Rolf Frankel sehingga piranti ini dikenal
sebagai piranti Frankel. Seperti yang terlihat pada gambar (Gambar 2.8). Piranti ini
terdiri atas akrilik dengan kerangka dari kawat, didesain untuk mengurangi gerakan gigi
yang tidak diinginkan dan mengatur otot yang terletak dekat dengan gigi dan
akrilik yang lebar di bukal (buccal shield) menahan tekanan dari bibir dan pipi.
Pemakaian piranti Frankel dimulai bertahap 2-3 jam tiap hari pada minggu-minggu
pertama, kemudian dipakai semalaman tiap hari sampai akhirnya selama 24 jam tiap
bahwa piranti ini melekat pada gigi. Sebagai contoh adalah Herbst Appliance dan
Jasper jumper. Herbst appliance pada awalnya merupakan piranti lepasan kemudian
pada perkembangannya menjadi piranti cekat yang terdiri atas splint yang disemen ke
lengkung gigi atas dan bawah, biasanya molar pertama atas dan premolar pertama
bawah, dihubungkan oleh lengan telescopic pin and tube yang menentukan seberapa
banyak mandibula dimajukan. Beberapa contoh herbst appliance seperti yang terlihat
pada gambar (Gambar 2.9). Oleh karena merupakan piranti cekat, maka herbst
lebih tinggi. Kekurangan piranti ini ialah dapat menyebabkan insisivus bawah
terdorong ke labial. Herbst appliance yang baru tidak mengganggu pergerakan rahang
bawah ke lateral dan dibuat dari bahan yang lebih kuat sehingga tidak mudah patah.
yang hampir sama dengan piranti herbst appliance, tetapi lengan metal diganti dengan
pegas yang kuat yang terbungkus plastik yang lentur kemudian dilekatkan secara
langsung dengan busur pada piranti cekat. Seperti yang terlihat pada gambar (Gambar
2.10).
Usia 9-11 tahun merupakan usia mixed dentition, bersamaan dengan periode
pertumbuhan berbeda pada setiap jenis kelamin, perempuan biasanya ditandai dengan
menstruasi diusia 10-12 tahun dan laki-laki diusia lebih dari 12 tahun (Proffit, 2009).
C. Prevalensi
Prevalensi adalah bagian dari studi epidemiologi yang membawa pengertian jumlah orang
dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan atau kondisi tertentu pada suatu tempoh
waktu dihubungkan dengan besar populasi dari mana kasus itu berasal. Prevalensi sepadan
dengan insidensi dan tanpa insidensi penyakit maka tidak akan ada prevalensi penyakit.
Insidensi merupakan jumlah kasus baru suatu penyakit yang muncul dalam satu periode waktu
dibandingkan dengan unit populasi tertentu dalam periode tertentu. Insidensi memberitahukan
tentang kejadian kasus baru. Prevalensi memberitahukan tentang derajat penyakit yang
1. Kasus baru yang dijumpai pada populasi sehingga angka insidensi meningkat.
2. Durasi penyakit.
KERANGKA KONSEP
maloklusi
Klasifikasi
Menyebabkan apa
Prevalensi maloklusi
Laki-laki perempuan
maloklusi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
anak perempuan
3. Teknik sampling
Probability sampling
D. Variabel Penelitian
Maloklusi pada anak SD umur 9-12 tahun menurut jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.
atau hubungan rahang yang menyimpang dari normal Menurut World Health
Organization (WHO) maloklusi adalah cacat atau gangguan fungsional yang dapat
menjadi hambatan bagi kesehatan fisik maupun emosional dari pasien yang
memerlukan perawatan.
F. Instrumen Penelitian
penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan teknik survey, dengan
2. Observasi
3. Informed Conseant
Pada informed conseant yang mengisi adalah atas nama siswa yang akan
4. Tabel Pemeriksaan
Perempuan Laki-laki
Gigi berjejal 32 18
b. Berdasarkan umur
Umur 9 thn Umur 10 thn Umur 11 thn Umur 12 thn
Gigi berjejal 5 14 10 21
Gigi tidak 8 18 10 10
berjejal
2. Diadakan pemilihan sampel yang berusia 9-12 tahun dan didapatkan sampel
sebanyak 96 anak.
5. Melakukan pengamatan pada hasil pengukuran pada model gigi sampel pada
rahang bawah.
7. Data tersebut digunakan untuk menghitung prevalensi gigi berjejal pada rahang
Pengolahan data mengenai hasil penelitian dilakukan secara manual dan dengan
I. Kerangka Kerja