Anda di halaman 1dari 6

PERAWATAN GIGI FRAKTUR

DENGAN MAHKOTA
Bahruddin Thalib
Bagian Prostodontia, Fakulutas Kedokteran Gigi,Universitas Hasanuddin

I . Pendahuluan II . Klasikasi fraktur gigi(g.1)


Fraktur gigi merupakan salah satu dari penyebab Para ahli mengklasifikasikan berbagai macam
utama kerusakan pada gigi setelah karies dan kelainan akibat trauma gigi anterior. Klasifikasi
penyakit jaringan periodontal. Fraktur gigi adalah fraktur gigi yang telah diterima secara luas
suatu kondisi gigi geligi yang memperlihatkan adalah klasifikasi menurut Ellis dan Davey (1970),
hilangnya atau lepasnya fragmen dari suatu gigi Klasifikasi menurut World Health Organization
utuh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh trauma (WHO) dan modifikasi oleh Andreasen (1978)
pada bagian wajah atau gigi geligi seperti olahraga serta klasifikasi yang direkomendasikan dari World
yang melakukan kontak fisik atau terlibat dalam Health Organization (WHO) dalam Application of
1,2
kecelakan mobil. International Classification of Diseases to Dentistry
Fraktur gigi pada umumnya terjadi bersamaan and Stomatology (1995).3,4
dengan cedera mulut lainnya. Deteksi dan Ellis dan Davey (1970) menyusun klasifikasi fraktur
pengobatan dini dapat mempertahankan hidup pada gigi anterior menurut banyaknya struktur gigi
dan fungsi dari gigi tersebut. Pada kasus yang yang terlibat, yaitu:
berat, sebagian dari gigi fraktur sehingga bagian Kelas 1 : Fraktur mahkota sederhana yang hanya
dentin dan jaringan pulpa menjadi terbuka serta melibatkan jaringan email. Ini adalah
dapat menyebabkan rasa sakit dan kerusakan fraktur relatif tidak berbahaya melibatkan
3,4
pada pulpa. Gigi retak atau fraktur dapat terluar permukaan gigi . Hal ini biasanya
menyebabkan rasa nyeri dengan intensitas yang tidak menimbulkan rasa sakit
bervariasi. Rasa sakit yang terus menerus pada saat Kelas 2 : Fraktur mahkota yang lebih luas yang
digunakan merupakan keluhan yang paling sering telah melibatkan jaringan dentin tetapi
terjadi, selain ini gejala yang sering timbul berupa belum melibatkan pulpa. Fraktur ini
ketidaknyamanan. Fraktur gigi dapat terjadi secara menembus lapisan kedua gigi yang
5,6
horizontal maupun vertikal. cenderung sensitif terhadap suhu panas
atau dingin.
Kelas 3 : Fraktur mahkota gigi yang melibatkan
jaringan dentin dan menyebabkan
terbukanya pulpa
Kelas 4 : Fraktur pada gigi yang menyebabkan
gigi menjadi non vital dengan atau tanpa
PERAWATAN GIGI FRAKTUR DENGAN MAHKOTA 1
Type Fracture: Fracture of posterior teeth in horizontal plane
Type Fracture: Fracture of anterior teeth in horizontal plane

Type , Div 2, C

Type , Div 2, B

Type , Div 2, A

Type , Div 1, C

Type , Div 1, B

Type , Div 1, A
Type , Div, 3 Type , Div 1, A Type , Div 1, B Type , Div 2, Type , Div 3,

Type Fracture: Fracture of teeth in vertical plane Type : Oblique fracture

Type , Div 2, A Type , Div 2, B


Fig.1 Klasifikasi fraktur gigi.
Sumber: Kapil Loomba, et al:
A proposal for classification
of tooth fractures based on
treatment need. Journal of Oral
Type , Div 3, A Type , Div 3, B
4
Science 52 : 517-529, 2010.

GiGi2g.1
kehilangan struktur mahkota. yang terbuka.
Kelas 5 : Fraktur pada gigi yang menyebabkan 873.63: Fraktur akar. Fraktur akar yang hanya
kehilangan gigi atau avulsi. mengenai sementum, dentin, dan pulpa.
Kelas 6 : F r a k t u r a k a r d e n g a n a t a u t a n p a Juga disebut fraktur akar horizontal.
kehilangan struktur mahkota. 873.64: Fraktur mahkota-akar. Fraktur gigi yang
Kelas 7 : Fraktur pada gigi yang menyebabkan mengenai email, dentin, dan sementum
perubahan posisi atau displacement gigi. akar. Bisa disertai atau tidak dengan
Kelas 8 : Kerusakan gigi akibat trauma atau terbukanya pulpa.
benturan pada gigi sulung. 873.66: Luksasi. Pergeseran gigi, mencangkup
Organisasi Kesehatan Dunia WHO (1978) konkusi (concussion), subluksasi, luksasi
memakai klasifikasi dengan nomor kode yang lateral, luksasi ekstruksi, dan luksasi
sesuai dengan ICD (International Classification of intrusi.
4
Diseases), sebagai berikut: 873.67: Intrusi atau ekstrusi.
873.60: Fraktur email. 873.68: Avulsi. Pergeseran gigi secara menyeluruh
Meliputi hanya email dan mencakup dan keluar dari soketnya.
gumpilnya email, fraktur tidak menyeluruh 873.69: Injuri lain, seperti laserasi jaringan lunak.
atau retak pada email.
873.61: Fraktur mahkota yang melibatkan email
dan dentin tanpa terbukanya pulpa. III . Perawatan fraktur mahkota
Fraktur sederhana yang mengenai email Perawatan prosthodonsi yang melibatkan gigi
dan dentin, pulpa tidak terbuka. fraktur harus memperhatikan faktor predisposisi,
873.62: Fraktur mahkota dengan terbukanya mengetahui tanda dan gejala sehingga dapat
pulpa. Fraktur yang rumit yang mengenai menyiapkan restorasi yang adequate untuk
email dan dentin dengan disertai pulpa melindungi gigi. Penanganan secara interdisipliner
2 PERAWATAN GIGI FRAKTUR DENGAN MAHKOTA
yang melibatkan perawatan endodontik, retensi dan resistensi dari gigi. Pemilihan
periodontik, orthodontik, prosthodontik dan restorasi untuk menggantikan struktur gigi yang
intervensi bedah harus diperhatikan saat evaluasi telah hilang sangat dipengaruhi oleh banyaknya
2
klinis. Gigi tidak boleh mobile dan perkusi minimal, struktur gigi tersisa
tidak ada saluran sinus yang menunjukkan infeksi 2. Fungsi gigi. Fungsi gigi dalam lengkung rahang
yang tersisa dalam sistem saluran akar dengan akan mempengaruhi beban kunyah yang
eksudat periradikular yang telah berkembang diterima gigi. Pemilihan restorasi dipengaruhi
melalui tulang cancellous, pelat kortikal dan oleh fungsi dari gigi.
mucoperiosteum melalui permukaan mukosa. 3. Posisi atau lokasi gigi. Gigi anterior membutuhkan
Pertimbangan juga diberikan untuk lokasi gigi pertimbangan estetik yang lebih dibandingkan
di lengkung rahang. Jika gigi terletak paling dengan gigi posterior. Restorasi pada gigi anterior
distal dan / atau memiliki gigi antagonis serta harus memiliki niali estetik yang baik.
prosedur endodontik dan restoratif yang baik 4. Morfologi atau anatomi saluran akar. Morfologi
maka perawatan dapat diprediksi keberhasilannya. saluran akar berpengaruh dalam pemilihan
Namun, jika gigi dianggap tidak dapat direstorasi, restorasi. Morfologi akar yang bengkok dapat
mahkota gigi yang tersisa harus dinilai sehingga menjadi pertimbangan jika ingin direstorasi
pilihan perawatan lain seperti gigi tiruan sebagian dengan mahkota pasak Semakin sedikit sisa
tetap, implan atau GTSL dapat didiskusikan dari struktur gigi dan semakin besar fungsi gigi
dengan pasien. Jika panjang saluran akar yang dalam lengkung rahang, pemilihan restorasi
memadai tersedia, pasak prefabrikasi adalah harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Gigi
pilihan yang baik, terutama di akar tipis seperti dengan sisa struktur gigi yang sedikit dan
premolar rahang atas. Pasak dan core casting lebih beban kunyah yang besar memiliki risiko fraktur
mudah didapatkan ketika retreatment endodontik yang lebih tinggi, sehingga perencanaan harus
6
diperlukan. dilakukan dengan lebih baik
Gigi yang sering mengalami kerusakan akibat
fraktur adalah gigi incisivus rahang atas. Fraktur Restorasi akhir dari fraktur dapat berupa
mahkota dan fraktur mahkota akar merupakan hal pembuatan mahkota dengan menggunakan resin
yang sering terjadi dari kasus cedera gigi. Fraktur komposit, Inlay, onlay, veener, mahkota jaket
mahkota menunjukkan 26-76% dari seluruh fraktur porcelen , mahkota all metal dan mahkota porcelen
gigi, sedangkan fraktur mahkota-akar hanya 0,3- fused to metal.
7
5%. Fraktur yang melibatkan pulpa, diindikasikan .
untuk perawatan endodontik. Perawatan definitive
seperti pin retaned amalgam, bonded amalgam, IV . Mahkota all porselen8,9
bonded komposit, restorasi overlay dan mahkota Mahkota all porselen merukan mahkota paling
5
penuh. estetik yang dapat digunakan pada gigi yang
mengalami fraktur, akan tetapi porselein memiliki
Perencanaan pemilihan restorasi harus dilakukan keuntungan dan kerugian, yaitu :
dengan beberapa pertimbangan. Ford menyatakan
hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam V .Keuntungan
menentukan restorasi adalah: Keuntungan dari mahkota all porselen yaitu
1. B anyaknya jaringan gigi tersisa. Banyaknya estetik superior, translusensi yang sangat baik
struktur jaringan gigi tersisa mempengaruhi (mirip dengan struktur gigi alami), dan respon
PERAWATAN GIGI FRAKTUR DENGAN MAHKOTA 3
jaringan umumnya baik. Karena kurangnya all porselen sama dengan untuk mahkota metal-
kekuatan oleh substruktur logam, membolehkan porselen; perbedaan utama adalah kebutuhan untuk
sedikit pengurangan yang lebih konservatif dari 1 mm chamfer sirkumferensial. (Fig.2)
permukaan fasial dibandingkan pada mahkota
metal-porselen, meskipun permukaan lingual
membutuhkan pengurangan tambahan untuk
kekuatan. Restorasi yang selesai dapat dipengaruhi
dan diubah dengan memilih warna yang berbeda
dari agen luting. Namun, mengubah warna semen
di bawah restorasi yang mengandalkan inti opaque
_1
Fig.2 Perhatikan lebar chamfer seragam 1 mm pada preparasi
untuk kekuatan, seperti pada sistem inti alumina
mahkota all-porselen ini.
slip cast (InCeram *), tidak akan efektif.
Pengurangan Insisal (oklusal). Pengurangan tepi
VI . Kerugian insisal yang selesai harus memberikan clearance
Kerugian dari mahkota porselen penuh termasuk 1,5 sampai 2 mm untuk porselen di semua gerakan
mengurangi kekuatan restorasi karena tidak adanya ekskursif mandibula. Hal ini akan memungkinkan
substruktur logam reinforce. Karena kebutuhan pembuatan restorasi kosmetik yang baik dengan
margin tipe bahu sirkumferensial, pengurangan gigi kekuatan memadai. Jika restorasi yang digunakan
yang signifikan diperlukan pada aspek proksimal dan untuk gigi posterior (jarang), clearance 1,5 sampai
lingual. Porselen yang getas, bila dikombinasikan 2 mm diperlukan pada semua cusp.
dengan substruktur reinforce, membutuhkan 1. Tempatkan tiga alur di tepi insisal, awalnya
penggabungan dukungan sirkumferensial dengan menjaga sekitar kedalaman 1,3 mm untuk
bahu. Jadi, dengan perbandingan, pengurangan memungkinkan pengurangan tambahan struktur
p ro k s i m a l d a n l i n g u a l k u r a n g k o n s e r v a t i f gigi saat finishing. Alur berorientasi tegak lurus
dibandingkan yang dibutuhkan untuk mahkota terhadap sumbu panjang gigi antagonis untuk
metal-porselen. memberikan dukungan yang memadai untuk
mahkota porselen.(Fig.3)
VII . Persiapan
Alat-alat dan Instrumen dibutuhkan untuk
mempersiapkan mahkota porselen sebagai berikut:
Bur diamond taper, ujung bulat, runcing,
kekasaran regular seperti pasir (0,8 mm)
Bur diamond taper, ujung square, berlian
Fig.3 Pembuatan groove
meruncing, kekasaran regular (1.0 mm)
orientasi dengan flat-end
Bur diamond bentuk bulat tapered diamond
Finishing stone dan karbida _2
Mirror 2. Pengurangan insisal selesai, mengurangi
Probe periodontal setengah permukaan sekaligus, dan
Eksplorer memverifikasi pengurangan setelah selesai.
Chisel dan hatchet (Fig.4)
Handpieces kecepatan tinggi dan rendah.
Tahapan Prosedur. Urutan preparasi untuk mahkota
4 PERAWATAN GIGI FRAKTUR DENGAN MAHKOTA
Pengurangan Lingual
6. Gunakan bur diamond berbentuk bola untuk
pengurangan lingual setelah menempatkan alur
sekitar 0,8 mm. Pengurangan lingual dilakukan
sampai clearance 1 mm di semua gerakan
Fig.4 Reduksi incisal
dengan flat-end tapered ekskursif mandibula telah diperoleh. Ruang
diamond memadai harus ada untuk porselen di semua
_3
Pengurangan Fasial daerah.(Fig.7)
3. Setelah menempatkan alur, kurangi permukaan
fasial atau permukaan bukal dan memverifikasi
bahwa terdapat pengurangan memadai 1
mm dari ketebalan porselen. Salah satu alur
ditempatkan di tengah dinding fasial, dan
masing-masing di garis transisi sudut mesiofasial
dan distofasial. (Fig.5) Fig.7 Reduksi lingual
dengan small wheel
diamond
_6

7. Setelah jalan penarikan yang dipilih telah


dipindahkan dari dinding servikal dari preparasi
fasial, tempatkan alur pada dinding tengah
Fig.5 Reduksi labial
(setengah incisal)
cingulum.
dengan flat-end tapered 8. Ulangi preparasi bahu, kali ini dari pusat
diamond dinding cingulum ke proksimal, sampai bahu
_4
4. Penurunan tersebut kemudian dilakukan dengan lingual bertemu bahu fasial. Margin ini harus
komponen paralel servikal untuk disesuaikan mengikuti puncak gingiva bebas dan tidak harus
dengan jalan penarikan dan komponen insisal diperpanjang terlalu jauh subgingiva. (Fig.8)
sejajar dengan kontur asli dari gigi. Kedalaman alur
ini harus kira-kira 0,8 mm untuk memungkinkan
finishing. Pengurangan tersebut dilakukan pada
setengah permukaan fasial sekaligus.
5. Lakukan pengurangan besar dengan bur
diamond tapered ujung bulat (yang akan
menghasilkan margin chamfer). Pastikan untuk
Fig.8 Reduksi aksial
menjaga irigasi berlebihan di seluruh. (Fig.6)
lingual dengan flat-end
tapered diamond
_7

Preparasi chamfer
9. Untuk margin subgingiva, memindahkan
jaringan dengan pita sebelum melanjutkan
Fig.6 Reduksi labial
(setengah gingiva)
dengan preparasi chamfer. Tujuan utama adalah
dengan flat-end tapered untuk mengarahkan tekanan optimal langsung
diamond pada restorasi porselen yang selesai. Hal ini
_5
PERAWATAN GIGI FRAKTUR DENGAN MAHKOTA 5
dilakukan ketika margin chamfer atau bahu
bulat sepenuhnya mendukung mahkota; maka VIII . Referensi
setiap kekuatan yang diberikan pada mahkota 1. Da Silva Mendoca DH et al. Functional-aesthetic
akan berada dalam arah sejajar dengan jalurnya treatment of crown fracture inanterior teeth with severe
penarikan. crowding. RSBO 2012,9(3):328-33.
10. Sebuah bahu miring akan mengakibatkan 2. DiAngelis AJ et al. Guidelines for the management of
beban yang tidak menguntungkan dari traumatic Dental Injuries:1. Fractures and luxations of
porselen, dengan kemungkinan yang lebih permanent teeth. Dent Traumatol;2012;28:2-12.
besar dari kegagalan tensile. Sudut cavosurface 3. Nicholls E. Endodonticcccs. Bristol: Jhon Wright &son
90 derajat adalah optimal. Perawatan harus LTD.1967;242-55.
dilakukan, akan tetapi, tidak ada sisa email 4. Cohen S et al. Pathwayof the pulp. Eight edision.
yang tidak didukung yang diabaikan, karena Mosby;2002,603-12.
mungkin bisa pecah. Chamfer yang selesai 5. Kahler W. The cracked tooth conundrum : Terminology,
harus 1 mm lebarnya, halus, kontinyu, dan classification, diagnosis, and management. Am J
bebas dari ketidakteraturan. Dent;2008, 21:275-82.
Finishing 6. Rubina, Kumar M et al. Prosthodontic management of
11. S e l e s a i k a n p re p a r a s i p e r m u k a a n u n t u k endodontically treated teeth- a review. Int Dent J od
kehalusan akhir seperti yang dijelaskan Students research. 2013,1(4):4-11.
untuk preparasi gigi lainnya. Pastikan untuk 7. Singh A et al. Interdisciplinary treatment approach for
membulatkan sudut garis yang tajam untuk crown fracture of traumatized anterior teeth-a case
mencegah tindakan aksi wedging, yang dapat report. JDMS;2012,2(1):42-5.
menyebabkan fraktur. 8. Rosentiel SF et al. Contemporary Fixed prosthodontics.
12. Lakukan penghalusan margin tambahan yang 4th ed. St. Louis; Mosby Inc. 2006, 643-53.
diperlukan, menggunakan bur diamond dan 9. S h i l l i n g b u rg H T e t a l . F u n d a m e n t a l o f f i x e d
hasil akhir preparasi.(Fig.9,10) prosthodontics. 3rd ed. Carol Stream. Quintessence
Publishing Co, Inc.;1997,144-7.

Radial Bahu
integritas marginal
ketahanan struktural
presentasi periodontal Vertikal
perlawanan Lingual Dinding
retensi dan resistensi

Aksial Pengurangan
retensi dan resistensi
Cekung Cingulum
ketahanan struktural Pengurangan
ketahanan struktural
Bulat Angles
ketahanan struktural

Fig.9 Penyelesaian dinding _8
aksial Fig.10 Preparasi mahkota all porselen _

dan akhiran servikal shoulder


dengan radial fissure bur

6 PERAWATAN GIGI FRAKTUR DENGAN MAHKOTA

Anda mungkin juga menyukai