Anda di halaman 1dari 29

PICO JURNAL

Tatalaksana Trauma Gigi Anterior pada Anak

Avicenna Shafhan A. 22004101024


Sanyuki Khoirunnisa 22004101025
Astri Ocvitasari 22004101028

Pembimbing : drg. Rianita Ramadhani, Sp.KGA


INTRODUCTION
Trauma gigi khususnya gigi anterior pada anak-anak dianggap
sebagai masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia

Insiden tertinggi anak yang mengalami trauma gigi terjadi pada


usia 8-11 tahun dengan proporsi anak laki-laki 2x lebih banyak
Efek pada dari anak perempuan dan mengenai gigi anterior rahang atas
mastikasi, bicara
dan estetika

Fraktur mahkota pada gigi tetap muda dan trauma Oleh sebab itu,
luksasi dapat menyebabkan kematian pulpa diperlukan penanganan
trauma gigi yang tepat
PROBLEM

Bagaimana penatalaksanaan
trauma gigi anterior pada
anak?
Intervention
Definisi
- Trauma gigi anterior merupakan kerusakan jaringan
keras gigi dan atau periodontal karena kontak yang
keras dengan suatu benda yang tidak terduga
sebelumnya pada gigi anterior baik pada rahang atas
maupun rahang bawah atau kedua-duanya.
Intervention
Ketika benda keras langsung
Langsung
mengenai gigi
Etiologi
ketika benturan yang mengenai dagu
menyebabkan gigi rahang bawah
Tidak langsung
membentur gigi rahang atas dengan
kekuatan atau tekanan besar dan tiba-tiba.
Berbagai kondisi yang mengakibatkan terjadinya trauma pada gigi anterior, antara
lain :
- kecelakaan lalu lintas
- kecelakaan saat berolahraga
- saat bermain atau perkelahian
- tindakan kriminalitas
- child abuse
1. Klasifikasi Trauma Gigi Menurut Ellis dan Davey

Kelas Gambar Keterangan


Fraktur mahkota sederhana yang hanya melibatkan
Kelas 1
jaringan email
Fraktur mahkota yang lebih luas yang telah
Kelas 2 melibatkan jaringan dentin tetapi belum melibatkan
pulpa.
Fraktur mahkota gigi yang melibatkan jaringan
Kelas 3
dentin dan menyebabkan terbukanya pulpa.
1. Klasifikasi Trauma Gigi Menurut Ellis dan Davey

Kelas Gambar Keterangan


Trauma pada gigi yang menyebabkan gigi menjadi
Kelas 4 non vital dengan atau tanpa kehilangan struktur
mahkota.

Trauma pada gigi yang menyebabkan kehilangan


Kelas 5
gigi atau avulsi.

Fraktur akar dengan atau tanpa kehilangan struktur


Kelas 6
mahkota.
2. Klasifikasi Trauma Gigi Menurut Ellis dan Davey

Kelas Gambar Keterangan

Kelas 7 Perubahan posisi atau displacement gigi.

Kelas 8 Fraktur mahkota menyeluruh

Kelas 9 Injuri traumatik pada gigi sulung


1. Klasifikasi Menurut WHO
a. Kerusakan pada Jaringan Keras Gigi dan Pulpa

Jenis - Jenis Gambar Keterangan

Fraktur yang tidak sempurna pada email tanpa


Infraksi email
kehilangan substansi gigi

Fraktur email
(uncomplicated Fraktur yang hanya mengenai lapisan email
crown fracture)

Fraktur email-dentin Fraktur dengan hilangannya substansi gigi yang


(uncomplicated terbatas pada email dan dentin, namun tidak
crown fracture)
melibatkan pulpa.
1. Klasifikasi Menurut WHO
a. Kerusakan pada Jaringan Keras Gigi dan Pulpa

Jenis - Jenis Gambar Keterangan

Fraktur mahkota- Fraktur email, dentin dan sementum, namun tidak


akar tidak kompleks melibatkan pulpa.

Fraktur mahkota- Fraktur email, dentin, sementum, dan melibatkan


akar kompleks pulpa

Fraktur yang melibatkan dentin, sementum, dan


pulpa. Fraktur akar dapat diklasifikasikan lebih
Fraktur akar
lanjut sesuai dengan perpindahan fragmen koronal,
seperti Horizontal, Oblique, dan vertikal.
1. Klasifikasi Menurut WHO
b. Klasifikasi Jaringan Periodontal

Jenis - Jenis Gambar Keterangan


Cedera pada struktur pendukung gigi tanpa adanya
Concussion perpindahan posisi gigi, tetapi terdapat reaksi
ketika diperkusi

Cedera pada struktur pendukung gigi dengan


Subluksasi kegoyangan yang tidak normal, tetapi tanpa adanya
perpindahan posisi gigi.

Luksasi Ekstrusif Sebagian gigi keluar dari soketnya.


1. Klasifikasi Menurut WHO
b. Klasifikasi Jaringan Periodontal

Jenis - Jenis Gambar Keterangan

Perpindahan gigi selain dari arah aksial, dengan


Luksasi Lateral
disertai kerusakan tau fraktur soket alveolar.

Perpindahan gigi ke dalam tulang alveolar, dengan


Luksasi Intrusif
disertai kerusakan atau fraktur soket alveolar.

Avulsi Gigi keluar dari soketnya.


1. Klasifikasi Menurut WHO
c. Kerusakan pada Jaringan Tulang Pendukung

Jenis - Jenis Gambar Keterangan


Kerusakan soket Kondisi ini dapat ditemukan bersamaan dengan
alveolar luksasi intrusif dan lateral

Fraktur dinding Fraktur yang hanya melibatkan bagian fasial atau


soket dinding soket mulut

Fraktur prosesus Fraktur yang dengan atau tanpa melibatkan soket


alveolar alveolar

Fraktur ini sering melibatkan prosesus alveolaris


Fraktur Rahang (fraktur rahang) dan disertai atau tanpa disertai
soket alveolar
2. Klasifikasi Menurut WHO
d. Kerusakan pada gusi atau jaringan lunak rongga mulut
1) Laserasi  Suatu luka terbuka pada jaringan
lunak yang disebabkan oleh benda tajam seperti
pisau atau pecahan luka. Luka terbuka tersebut
berupa robeknya jaringan epitel dan subepitel.

2) Kontusio  luka memar yang biasanya


disebabkan oleh pukulan benda tumpul dan
menyebabkan terjadinya perdarahan pada daerah
submukosa tanpa disertai sobeknya daerah mukosa.

3) Luka abrasi  luka pada daerah superfisial yang


disebabkan karena gesekan atau goresan suatu
benda, sehingga terdapat permukaan yang berdarah
atau lecet.
COMPARISO
N

Kasus 1 Kasus 2
Fraktur Ellis kelas II gigi Trauma pada gigi anterior anak usia 8
11, 21 pada anak usia 9 tahun yang dibawa ke UGD.
tahun Didapatkan intrusi pada gigi 21 dan
subluksasi pada gigi 11
KASUS 1 : Fraktur Ellis kelas II gigi 11, 21 pada anak usia 9 tahun

Keterangan : a. fraktur mahkota dengan keterlibatan dentin gigi 11 dan 21, b. dentin yang terlibat pada fraktur
11 terlihat ketebalan dentin > 0,5 mm dan pada 21 terlihat berbayang kemerahan, tanpa perdarahan, c. oklusi
rahang atas dan rahang bawah kanan normal, d. oklusi rahang atas dan rahang bawah kiri normal, e. ulserasi
mukosa labial regio 31 pasca trauma 5 hari, f. gambaran radiografis gigi 11 dan 21 kunjungan pertama terlihat
apeks masih terbuka, terdapat radiolusensi di apikal 11
KASUS 1 : Fraktur Ellis kelas II gigi 11, 21 pada anak usia 9 tahun

Keterangan : a. Bentuk preparasi kavitas. b. Aplikasi kalsium hidroksida pada 21 dan GIC pada
11. c. Hasil tumpatan komposit dilihat dari labial. d. Hasil tumpatan komposit dilihat dari oklusal.
KASUS 1 : Fraktur Ellis kelas II gigi 11, 21 pada anak usia 9 tahun

Keterangan : a kunjungan kedua (2 pekan), b. kunjungan ketiga (1 bulan),


c. kunjungan keempat (2 bulan), d. kunjungan keenam (7 bulan).
KASUS 2 : Trauma pada gigi anterior anak usia 8 tahun yang dibawa ke UGD. Didapatkan
intrusi pada gigi 21 dan subluksasi pada gigi 11

Keterangan : Gambar (A) Trauma gigi pada anak usia 8 tahun.


Gambar (B) tatalaksana trauma gigi pada anak tersebut
OUTCOME

1. Penanganan 2. Perawatan darurat


Umum merupakan awal dari 3. Penanganan pada gigi
perawatan. dan jaringan sekitar
OUTCOME
1. Penanganan
Umum
a. Anamnesis
- Menanyakan secara lengkap hal-hal yang berhubungan
dengan riwayat terjadinya trauma
• Dimana, kapan, dan tempat terjadinya trauma?
• Bagaimana trauma bisa terjadi? Apakah ada periode
kehilangan kesadaran?
• Apakah ada luka di bagian tubuh lainnya?
• Perawatan apa yang telah dilakukan?
• Imunisasi apa saja yang telah diberikan pada anak?
OUTCOME
1. Penanganan
Umum
b. Pemeriksaan luka ekstra oral dan intra oral
- Dilakukan dengan cara palpasi pada bagian-bagian wajah
sekitar.
- Tes mobilitas, reaksi terhadap perkusi, transiluminasi, tes
vitalitas baik konvensional maupun menggunakan
vitalitester,
• gigi-gigi yang bergeser diperiksa dan dicatat
• apakah terjadi maloklusi akibat trauma
• apakah terdapat pulpa yang terbuka, perubahan warna,
maupun kegoyangan.
OUTCOME
1. Penanganan
Umum
c. Pembuatan foto periapikal dengan beberapa
sudut pemotretan ataupun panoramik sangat
diperlukan untuk menegakkan diagnosa.
OUTCOME
2. Perawatan darurat merupakan awal dari perawatan.
- Pertolongan pertama dilakukan untuk semua luka pada wajah dan
mulut. Jaringan lunak harus dirawat dengan baik.
- Pembersihan luka dengan baik merupakan tolak ukur pertolongan
pertama.
• Pembersihan dan irigasi yang perlahan dengan saline akan membantu
mengurangi jumlah jaringan yang mati dan resiko adanya keadaan
anaerobik.
• Antiseptik permukaan juga digunakan untuk mengurangi jumlah
bakteri, khususnya stafilokokus dan streptokokus patogen pada kulit
atau mukosa daerah luka.
OUTCOME

3. Penanganan pada gigi dan jaringan sekitar


Penanganan untuk gigi dan jaringan sekitar dilakukan bila
keadaan umum pasien telah baik dan seluruh langkah-
langkah penanganan umum telah dilakukan. Penentuan
rencana perawatan yang tepat didasarkan pada diagnosa
serta anamnesa yang lengkap.
1. Anamnesis yang lengkap

Mengetahui waktu, tempat, dan prognosis keberhasilan


kronologis terjadinya trauma perawatan proteksi pulpa.

Periode hilangnya Kemungkinan adanya tanda


kesadaran konkusi otak

Keterbatasan pergerakan rahang fraktur pada tulang alveolar atau


dan gangguan saat pengunyahan rahang.
Pencegahan terjadinya infeksi
Imunisasi tetanus
C.tetanii saat terjadinya trauma.
2. Tatalaksana selanjutnya
1. Pemeriksaan keadaaan umum dan tanda vital meliputi GCS, tensi,
nadi, dan SpO2.
2. Pemeriksaan head to toe, apakah ada trauma pada kepala dan leher,
ada atau tidaknya mual dan muntah, apakah ada penurunan kesadaran
setelah trauma.
3. Pemeriksaan intra dan ekstra oral  pembersihan mulut dan irigasi,
dilihat apakah ada pendarahan aktif atau tidak.
4. Selanjutnya bisa diberikan lidokain 1% pada gigi yang mengalami
trauma dengan menggunakan teknik infiltrasi.
5. Pasien dapat juga diberikan obat analgesik untuk mengatasi nyeri
sementara
6. Rujuk kepada dokter gigi untuk dilakukan tatalaksana terkait trauma
KESIMPULAN

Penatalaksanaan trauma gigi anterior


pada anak meliputi penanganan umum,
perawatan darurat dan penanganan pada
gigi dan jaringan sekitar
TERIMAK
ASIH

Anda mungkin juga menyukai