Anda di halaman 1dari 27

Trauma

Dentoalveolar
Drg Tritania Ambarwati, M.Kes
Jurusan Kesehatan Gigi
Poltekkes Tasikmalaya
Definisi
• FRAKTUR : terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh trauma

• Fraktur dentoalveolar : kerusakan atau putusnya kontinuitas jaringan


keras pada stuktur gigi dan alveolusnya yang disebabkan trauma
Anatomi
Klasifikasi Fraktur Dentoalveolar
• Menurut WHO , klasifikasi fraktur dentoalveolar yaitu :
1. Cedera pada jaringan keras gigi dan pulpa
2. Jaringan periodontal
3. Tulang pendukung
Cedera pada jaringan keras gigi dan pulpa
Klasifikasi trauma dental menurut Andersen :
• Enamel infraksi (retak)
• Fraktur email
• Fraktur email – dentin
• Fraktur mahkota kompleks (fraktur pada
email, dentin dan pulpa terbuka)
• Fraktur mahkota – akar tidak kompleks
(fraktur pada enamel, dentin, sementum)
• Fraktur mahkota - akar kompleks (fraktur
oada enamel, dentin, sementum dan pulpa
terbuka)
• Fraktur akar (harus dengan foto rontgen)
Cedera pada jaringan periodontal
Klasifikasi cedera pada jar periodontal
menurut WHO :
• Concussion : trauma ringan
• Subluksasi ; mobility gigi tanpa disertai
berpindah tempat
• Luksasi intrusive : pergerakan gigi ke
dalam tulang alveolar
• Luksasi ekstrusif : pergerakan gigi ke luar
tulang alveolar
• Luksasi lateral : perubahan posisi gigi
pada arah lateral
• Avulsi : terlepasnya gigi dari soket
Cedera pada Tulang Pendukung
• Pecah dinding soket alveolar
• Fraktur dinding soket alveolar
• Fraktur prosesus alveolar
• Fraktur mandibula dan maksila
Etiologi
• Trauma Langsung
• Mengenai Gigi langsung, biasanya pada gig anterior
• Trauma Tidak langsung
• mengenai rahang, gigi patah pada bagian mahkota atau mahkota-akar ,
biasanya di gigi posterior

• Dentoalveolar injury dapat terjadi pada berbagai kelompok usia mulai


dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
• Maloklusi dapat menjadi factor pendukung terjadinya dentoalveolar
Diagnosis
1. Anamnesis : 2. Pemeriksaan fisik meliputi :
• Kapan trauma atau kecelakaan • Pemeriksaan jar lunak pada ekstra
terjadi ? oral
• Lokasi trauma tersebut dimana? • Pemeriksaan jar lunak pada intra
• Mekanisme terjadinya oral
kecelakaan ? • Pemeriksaan tulang mandibula
• Pertolongan atau pengobatan dan maksila
yang telah didapatkan apa ? • Pemeriksaan gigi : pemeriksaan
• Jenis dan arah kontak benda yang vitalitas gigi
mengenai pasien ? 3. Pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan radiologi dan lab
Penatalaksanaan
• Perawatan fraktur dentoalveolar sebaiknya dilakukan sesegera
mungkin, karena mempengaruhi prognosis gigi geligi
Penatalaksanaan trauma pada gigi sulung
• Jarak yang sangat dekat antara akar gigi sulung dengan benih gigi
permanen dapat mengakibatkan suatu komplikasi

• Prinsip umum penatalaksanaan pada trauma dentoaleolar anak


adalah restorasi dengan dan tanpa perawatan pulpa, ekstraksi) dan
reposisi-replantasi
Penatalaksanaan Trauma pada Gigi Tetap
1. Trauma Jaringan Keras Gigi
a. Mahkota
• Fraktur email : penghalusan
bagian yang tajam, penambalan
dengan komposit
• Fraktur Dentin :
• Ditambal sesegera mungkin,
khususnya pasien muda karena
penetrasi bakteri melalui tubulus
dentin cepat terjadi
• Bila patahan gigi cukup besar,
fragmen mahkota dapat disemen
kembali dengan menggunakan resin
komposit
• Fraktur Pulpa
• Dirawat dengan pulp capping,
pulpotomy dan ekstirpasi pulpa
b. Fraktur Akar vertikal
• garis fraktur tidak terlalu jauh ke apikal dan pulpa tidak terbuka, maka bisa
ditambal dengan restorasi komposit
• fraktur meluas sampai jauh ke apical atau bilagigi terbelah secara vertical,
maka dilakukan ekstrasi

C. Fraktur Akar Horisontal


• garis fraktur di dekat gingiva, maka fragmen mahkota dapat diekstraksi dan
dilakukan perawatan endodontik serta pembuatan mahkota pasak.
• garis fraktur jauh ke apical, maka gigi sebaiknya diekstraksi
Penatalaksanaan Trauma pada Gigi Tetap
2. Trauma Jaringan Periodontal

a. Malposisi
• Gigi luksasi, ekstrusi dan intrusi bisa dilakukan direposisi dan di splint
untuk imobilisasi gigi selama 7 – 21 hari
• Setelah periode imobilisasi selesai, maka dilakukan pemeriksaan
vitalitas gigi
b. Avulsi
• Gigi avulsi sebaiknya direplantasi segera mungkin.
• Sebaiknya dipastikan bahwa sel ligamen periodontal tidak mengering
(tidak lebih dari 30 menit), Kemudian imobilisasi dgn pemasangan
splint
• Kondisi yang perlu diperimbangkan dalam replantasi gigi :
1. Gigi yang avulsi tanpa penyakit periodontal yang parah
2. Soket alveolar sebaiknya masih cukup kuat untuk menyediakan tempat
buat gigi avulsi
3. Tidak terdapat gigi crowding
4. Gigi yang direimplantasi dalam waktu 30 menit akan mendapatkan hasil
yang baik. Untuk periode ekstra alveolar yang lebih dari 2 jam, komplikasi
terjadinya resorbsi akar semakin meningkat.
5. Preservasi gigi : susu, ludah ( dikulum), putih telur
6. Prinsipnya menjaga kelembababn jaringan periodontal
Penatalaksanaan Trauma pada Gigi Tetap
3. Trauma Tulang Alveolar

• Fraktur tulang alveolar hanya anastesi lokal segera setelah trauma.


• Fiksasi intermaksilar diperlukan jika fragmen fraktur sangat besar,
atau prosedur splinting tidak menghasilkan imobilisasi yang adekuat,
dengan memperhatikan oklusi yang benar.
• Prinsip Perawatan Trauma Dentoalveloar
1. Reposisi
2. Fiksasi – Imobilisasi
3. Rehabilitasi
Penatalaksanaan Trauma pada Gigi Tetap
4. Trauma Jaringan Lunak Rongga Mulut

• Fraktur dentoalveolar hampir selalu disertai vulnus


• Prinsip perawatannya .
• pembersihan
• pembuangan jaringan nekrotik (debridement)
• penghentian perdarahan dan penjahitan.
Komplikasi dari Trauma Dentoalveolar
• Infeksi
• Kerusakana saraf
• Gigi yang berpindag tempat
• Komplikasi pada daerah gingival dan periodontal
• Reaksi alergi terhadap obat
• maloklusi
Pencegahan terhadap trauma
dentoalveolar
• Perawatan orthodonti
• Sabuk pengaman
• Pemakaian helm saat bersepeda atau motor
• Pemakaian mouth protector
• Penyuluhan kepada para orang tua
Prognosis
• Prognosis pada gigi permanen bergantung pada formasi
perkembangan akar dan lamanya gigi berada di luar (extraoral dry
time)
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai