M4 dasar prostodontik
Kontraindikasi GTSL
1. Penderita yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi tiruan.
4. OH jelek.
Gigi tiruan Penuh Gigitiruan penuh (GTP) adalah gigitiruan yang menggantikan
seluruh gigi – geligi yang hilang dan jaringan pendukungnya di rahang atas dan
rahang bawah. Tujuan pembuatan GTP adalah untuk memenuhi kebutuhan estetik,
fonetik, dukungan oklusal, untuk pengunyahan, kenyamanan dan kesehatan
jaringan pendukung. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan
GTP yaitu:
Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal dan labial, biasanya untuk
anterior.
Close face denture, memakai wing pada bagian bukal, biasanya untuk
posterior.
4. Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan bahan yang digunakan menurut
Soelarko dan Wachijati (1980) adalah :
Frame denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari kerangka
logam tuang dan bagian sadel terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.
Acrylic denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang basisnya terdiri dari
akrilik serta elemen gigi tiruan.
Vulkanite denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari karet
yang dikeraskan sebagai basis gigi tiruan serta elemen gigi tiruan.
c. Maxillofacial Prosthetic : penggantian sistem stomatognatik atau struktur wajah yang rusak
karena penyakit/luka/bawaan ataupun akibat bedah.
a. Klasifikasi kennedy
Kelas I Kennedy : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih
ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral).
Kelas II : daerah tak bergigi sama seperti kelas II kennedy.Kelas III : keadaan tak bergigi
paradental dengan kedua gigi tetangganya tidak lagi mampu memberi dukungan kepada
protesa secara keseluruhan.
Kelas IV : daerah tak bergigi sama dengan kelas IV kennedy. Kelas V : daerah tak
bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau
tidak mampu menahan gayah kunyah.Kelas VI : daerah tak bergigi paradental dengan kedua
gigi tetangga asli dapat dipakai sebagai penahan.
c. Klasifikasi Cummer
Klasifikasi pertama yang diakui secara professional. Dirancang tahun 1920 oleh
Cummer gigi tiruan diklasifikasikan berdasarkan pada posisi dari penahan langsung (direct
retainer). Diagonal : Dua penahan langsung (direct retainer) secara diagonal berlawanan
dengan penahan lainnya. Diametrik : Dua penahan langsung secara diametrik bersebrangan
dengan penahan lainnya. Unilateral : Dua atau lebih penahan langsung terhadap sisi yang
sama Multilateral : 3 terkadang 4 penahan langsung dalam hubungan triangular (kadang
– kadang guadrangular)
e. Klasifikasi Gadfrey
Dirancang pada tahun 1951, klasifikasi ini didasarkan pada lokasi dan ukuran dari
daerah edentulous. Kelas utama tidak memiliki modifikasi.
Kelas A : Denture base ditunjang oleh gigi, pada bagian anterior. Dapat berupa ruang
5 gigi tanpa terputus, ruang 5 gigi terputus atau ruang 4 gigi tanpa terputus.
Kelas A Kelas B
Kelas B : Denture base yang ditunjang oleh mukosa pada daerah anteriornya. Dapat
berupa ruang 6 gigi tanpa terputus, ruang 5 gigi tanpa terputus atau ruang 5 gigi terputus.
Kelas C : Denture base ditunjang oleh gigi pada bagian posterior, dapat berupa ruang
3 gigi tanpa terputus, ruang 2 gigi tanpa terputus atau ruang 2-3 gigi yang terputus.
Kelas C Kelas D
Kelas D : Denture base ditunjang oleh mukosa pada bagian posterior. Dapat berupa
ruang 4 gigi tanpa terputus atau ruang setengah atau 3 gigi tanpa teputus
f. Klasifikasi Friedman
A : Anterior B : Bounded C : Cantilever
2. Permukaan di bawah garis survey merupakan permukaan yang ada undercut disebut
infra bulge area.
Penggunaan Surveyor
I. Mensurvei Study Cast
Tujuannya :
a. Menentukan arah pasang yang terbaik yang akan mengurangi hambatan pada waktu
pemasukan dan pengeluaran geligi tiruan sebagian.
b. Menemukan adanya permukaan-permukaan proksimal yang bisa dibuat sejajar
sehingga dapat bertindak sebagai guiding planes.
c. Menemukan dan mengukur daerah-daerah pada permukaan gigi yang dapat
digunakan untuk retensi.
d. Menetukan apakah daerah-daerah gangguan pada gigi dan tulang perlu dibuang
dengan jalan extraksi gigi atau memilih arah pasang lain.
e. Memungkinkan pemberian tanda bagi persiapan mulut yang akan dilaksanakan,
termasuk pemotongan jaringan proksimal dan kontur gigi yang berlebihan untuk
mengurangi interferensi (hambatan).
f. Menggambarkan garis kontur terbesar pada gigi pendukung dan menentukan gerong
yang tak diharapkan yang perlu ditutupi atau dibuang.
g. Menetapkan posisi model rahang dalam hubungan dengan arah pasang yang dipilih
dengan jalan melakukan tripoding.
II. Menentukan Batas dan Bentuk Pola Malam
Trimer dan surveyor digunakan senagai wax carver selam preparasi dalam mulut,
sehinggan arah pasang yang sudah ditentukan dapat dipertahankan selama preparasi
restorasi tuang bagi gigi pendukung dilakukan.
III. Penempatan Internal Attachment
Dalam hal ini, surveyor digunakan untuk :
a. Memilih arah pasang dalam hubungan dengan sumbu panjang gigi pendukung,
sehingga daerah gangguan dimanapun pada lengkung rahang dapat dihindari.
b. Membuat preparasi untuk kaitan presisi (precision attachment) pada model studi
dengan memperhatikan jangan sampai mengenai ruang pulpa. Hal ini dapat
dilakukan dengan bantuan foto rontgen.
c. Membentuk model wax untuk precision attachment.
IV. Penempatan Precision Rest (sandaran presisi)
Surveyor dapat digunakan sebagidrill press, dengan melekatkan dental handpiece pada
vertical spindle.
V. Pembuatan Restorasi Tuang
Dengan dental handpiece yang dipasang pada vertical spindle, permukaan-permukaan
vertical restorasi tuang dapat dihaluskan dengan suatu batu carborundum berbentuk
silindris yang sesuai.
VI. Mensurvei Model Kerja
Tujuannya :
a. Memilih arah pasang yang paling sesuai, sesudah preparasi dalam mulut yang
memenuhi persyaratan dari guiding planes, retensi, tanpa hambatan dan estetis
diselesaikan.
b. Mengukur daerah retentive dan lokasi ujung cengkram sesuai dengan fleksibilitas
dari cengkram yangsedang dibuat.
c. Menetukan daerah undesirable undercut yang masih didapati pada model.
d. Merapikan bahan block out sampai sejajar dengan arah pasang sebelum kita
melakukan duplikasi.
b. Artikulator
Artikulator : Alat mekanik tepat meletakkan model rahang atas dan rahang bawah
sekaligus memproduksi relasi rahang bawah terhadap rahag atas dan digunakan untuk
kajian oklusi, pembuatan protesa dan restorasi.
Macam – macam artikulator :
Simple hinge type / artikulator type engsel : Hanya bisa menirukan gerakan buka
tutup (oklusi). Contoh : okludator.
Average type / non adjustable / type rata rata : Dapat meniru gerakan buka tutup
( oklusi ) dan gerakan ke kiri kanan, ke depan belakang ( artikulasi ). Inklinasi lereng
sendi dan lereng incisal ditentukan oleh pabrik, berdasarkan ukuran rata rata. Contoh :
Free plane articulator, Gysi simplex.
Semi adjustable type : Contoh : Hanau H3.
Fully adjustable type : Contoh : Denar D4A.
2.M4 aspek anatomis, fisiologis , dan psikologis kehilangan gigi
Aspek psikologis
Pengerjaan GTSL lebih banyak membuat pasien tidak nyaman dibutuhkan pengertian
penuh dari pasien
Bila pasien gugup, operator harus mampu menenangkan pasien dan menimbulkan
kepercayaan diri pasien ini akan menghilangkan rasa takut pasien sementara
Rasa takut diakibatkan oleh stress pada kehidupan sehari hari adalah reaksi normal
meningkatnya sekresi kelenjar adrenalin akan hilang dengan sendirinya (pada umumnya
orang mampu mengelola rasa takutnya)
Berbeda dengan tipe pasien neurotik (gampang stress) tindakan yang dilakukan harus
mampu meredam rasa takutnya terlebih dahulu di gali emosinya untuk mencari apa yang
membuat dia stress di terangkan maksud tindakan yang akan di lakukan
Karakteristik orang seperti ini adalah orang yang selalu sangat teliti, selalu cerewet soal
penampilan, penampilan harus nomor satu, royal soal penampilan dan bangga terhadap
penampilan dirinya.
Tipe pasien ini sering di sebut obsesi susah beradaptasi, enggan untuk menerima nasehat
dan ragu atas kompetensi dokter gigi yang merawatnya
Ketidakpercayaan ini disebabkan karena tingkat ekspektasinya sangat tinggi ingin hasil
yang sangat perfec
Kurang percaya diri dari pasien bisa menjadi perhatian bagi dokter gigi untuk mengelola
pasien seperti ini. Jauhi kata kata seperti “kira kira” bila berbicara dengan pasien seperti ini.
Berbicara harus meyakinkan dan mengesankan, harus mampu memberikan ketepatan waktu
, terapihan dan ketelitian hasil pekerjaan,
Ketika berdiskusi sebelum pekerjaan di mulai, dokter gigi biasanya sering kesal dan tidak
sabar dalam menghadapi pasien spt ini
Pasien umumnya laki laki, sebetulnya ia sangat bergantung pada dokter gigi namun ia sangat
berlebihan memperlihatkan sikap ketergantungannya. Pasien seperti ini akan menuntut
frekwensi yang berulang ke dokter gigi dan ia dapat membuat permintaan yang mustahil
serta berbuat kurang sopan.
Dokter gigi tidak boleh merespon dengan marah dan tidak sabar menghadapinya harus
sabar , tenang dan berusaha menerangkan pekerjaan yang akan dilakukan dengan cara
efektif.
Bila merasa terancap dengan sikap kurang sopan pasien ini, dokter gigi harus bersikap tegas
dengan pasien. Bila pasien tidak kooperatif juga pasien dipersilahkan untuk mencari dokter
gigi lain.
Karakteristik pasien ini adalah seperti orang depresi, kurang minat terhadap apapun,
biasanya ia menghadapi masalah yang membuat ia stress seperti kehilangan pekerjaan .
Biasanya terjadi pada usia dekade menengah dan lanjut, depresi membuat mereka merasa
kehilangan minat soal penampilan, memiliki gangguan tidur, mengurangi nafsu makan,
kehilangan berat badan,
Kurang kooperatif (pasif), tidak gigih, sulit untuk merangsang minatnya untuk menerima
perawatan, biasanya orang sepert ini melakukan perawatan karena di dorong oleh orang
dekatnya spt suami atau istri
Di butuhkan konsultasi dengan psikiatri sebelum merawat pasien seperti ini, dengan kondisi
seperti ini biasanya mustahil akan didapat perawatan yang memuaskan
Aspek anatomis
Tempat gigi tiruan ditempatkan/bersandar atau jaringan yang akan menerima beban kunyah
dari gigi tiruan
Jaringan ini adalah mukosa mulut yang bergerak dan tidak bergerak, submukosa dengan
ketebalan yang berbeda beda dan tulang yang berada dibawahnya
Gigi tiruan dapat berfungsi dengan baik apabila jaringan pendukungnya memiliki kesehatan
optimal
a.Gigi geligi
Berkurangnya jumlah gigi akan menyebabkan tekanan terhadap gigi yang masih ada
bertambah berat ini menyebabkan kerusakan jaringan periodontal yang ada dan
akhirnya menyebabkan gigi-gigi tersebut menjadi goyah
Makin banyak gigi yang hilang, makin besar pula tekanan yang diterima oleh gigi yang tersisa
b.Mukosa mulut
Ketebalan mukosa pada linggir alveolus mandibula berkisar 1,2 – 1,3 mm sedangkan pada
maxila berkisar 1,4 – 2,9 mm
Pada kelompok yang memakai gigi tiruan, mukosanya sedikit lebih tipis dari yang tidak
memakai gigi tiruan
Pada pasien geriatrik ketebalan mukosa berkurang karena adanya atrofi mukosa seiring
dengan penurunan ketinggian tulang alveolus
Mukosa yang flabby disebabkan karena bertambahnya jaringan yang fibrous diatas
processus aveolaris, kondisi ini sering menyebabkan ketidak stabilan gigi tiruan diatasnya
c.Processus aveolaris
Fisiologis normal Processus aveolaris sangat bergantung pada 3 tipe sel yaitu osteblas yang
membentuk tulang, osteosit yang mempertahankan tulang dan osteoklas yang
menghancurkan tulang
Resorbsi di residual ridge Processus aveolaris sering terjadi karena ketidak seimbangan
osteoblas dan osteoklas
Resorbsi Processus aveolaris merupakan proses biologi normal, resorbsi meningkat seiring
berkurangnya fungsi dan jugan meningkat saat bertambahnya usia
Frenulum labialis
Vestibulum labialis
Frenulum bucalis
Vestibulum bucalis
Coronoid bulge
Maxilla tuberositas
Hamular notch
Fovea palatina
Papila incisivum
Ruggae palatina
BATAS ANATOMIS GIGI TIRUAN RAHANG Bawah
Frenulum labialis
Vestibulum labialis
Frenulum bucalis
Vestibulum bucalis
Retromolar pad
Pterigomandibular raphe
Retromylohyoid fossa
Lingual tubercle
Alveolingual sulcus
tongue
Lingual frenulum
Aspek fisiologis
PASIEN GERIATRI
Geriatrik adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan penyakit dan
ketidakmampuan selama proses penuaan
Sistem Saraf Pusat penurunan daya ingat dan lamban, kemunduran indra perasa,
pendengaran
Gangguan nutrisi asam folat, Vit B komplek, zat besi mulut rasa terbakar
Gangguan psikiatri Bertambah usia depresi meningkat, kurang pemeliharaan diri, nafsu
makan menurun
Perubahan psikologis peran yang berkurang : anak anak sdh mandiri, pensiun,
penghasilan berkurang, orang yang dicintai meninggal, kesehatan menurun, kurang mampu
mengasuh diri sendiri
B. Sistemik
Dampak sistemik yang timbul akibat kehilangan gigi berupa penyakit sistemik
seperti defisiensi nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular (artherosclerosis).
Penyebabnya adalah status gigi yang buruk dan perubahan pola konsumsi.Kurangnya
konsumsi kalsium dan vitamin D yang berasal dari buah – buahan dan sayur – sayuran
akibat kehilangan gigi dapat meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis. Selain itu,
penyakit kardiovaskular dapat disebabkan bersatunya agen infeksius dalam bentuk
atheroma dan faktor predisposisi genetik terhadap penyakit periodontal dan penyakit
kardiovaskular. Penyebaran bakteri dari penyakit periodontal akan masuk ke sirkulasi
pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan resiko sistemik.
B. Emosional
Dampak emosional adalah perasaan atau reaksi yang ditunjukkan pasien sehubungan
dengan status kehilangan seluruh gigi yang dialaminya. Kehilangan gigi dapat merubah
bentuk wajah, tinggi muka dan vertikal dimensi serta rahang yang prognasi sehingga
menimbulkan reaksi seperti merasa sedih dan depresi, kehilangan kepercayaan diri, merasa
tua, perubahan tingkah laku, merasa tidak siap untuk menerima kehilangan gigi dan tidak
ingin orang lain melihat penampilannya saat tidak memakai gigitiruan serta mengubah
tingkah laku dalam bersosialisasi. Fiske dkk (1998) menyatakan bahwa hilangnya gigi dan
pemakaian gigitiruan berdampak pada psikososial seseorang.Penelitian oleh Davis dkk
(2000) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh emosional yang signifikan sebagai
konsekuensi kehilangan gigi, 45% dari pasien kehilangan seluruh gigi di London sulit untuk
menerima kehilangan gigi.
Dampak kehilangan gigi (Davenport, 2000):
a. Drifting dan Tilting dari gigi asli yang masih ada
Hal ini disebabkan, kehilangan kontinuitas deretan lengkung gigi dan juga
kehilangan posisi ideal gigi asli dalam menerima tekanan gigitan sewaktu terdapat gerak
pengunyahan. Struktur jaringan periodontium gigi asli tersebut menderita gangguan.
Secara tidak langsung akibat miringnya letak gigi asli akan menyulitkan pembersihan
gigi, dengan demikian menambah cepatnya karies di tempat itu.
b. Over Eruption
Bila geligi asli tidak mempunyai antagonis maka gigi akan menjadi bebas
bergerak ke arah oklusal. Hal ini dapat diikuti ataupun tidak oleh pertumbuhan tulang
alveolar. Pada contoh gigi yang mengalami extruded tidak diikuti pertumbuhan tulang
alveolar, dapat terjadi kerusakan struktur periodontal. Sedangkan pada contoh gigi
extruded yang diikuti pertumbuhan tulang alveolar, akan menyebabkan kesulitan jika
pasien membutuhkan gigi tiruan penuh di kemudian hari.
c. Berkurangnya efisiensi pengunyahan
Fungsi mekanis gigi asli menurun, atau hilang sama sekali. Kejadian ini dapat
diterangkan bahwa fungsi pengunyahan merupakan faktor yang sangat penting dalam
pemeliharaan kesehatan pasien.
d. Persendian Temporomandibular
Pemeriksaan Subjektif
Pemeriksaan subjektif dapat dilakukan dengan suatu anamnesis. Anamnesis adalah riwayat yang
lalu dari suatu penyakit atau kelainan berdasarkan ingatan penderita pada waktu dilakukan
wawancara dan pemeriksaan medik atau dental. Wawancara dengan penderita ditujukan untuk
menimba segala informasi yang diperlukan untuk mengetahui keadaan yang sedang dihadapi.
Pada saat anamnesis, biasanya ditanyakan hal-hal berikut:
A. Identitas Pasien
B. Chief Complain
Keluhan utama adalah simptoma hingga durasi penyakit yang disampaikan oleh penderita secara
singkat.
C. Present illness
Mencatat riwayat penyakit yang dikeluhkan dengan memberi kesempatan penderita untuk
mengambarkan penyakitnya dengan caranya sendiri.
D. Post Medical History
pemeriksaan ini meliputi :
1. Penyakit sistemik
2. Reaksi Alergi
3. Tindakan Medik terakhir
4. Psikologis
E. Dental History
meliputi:
1. Perwatan orthodontic
2. Ada tidaknya komplikasi setelah ekstraksi
3. Perawatan gigi yang pernah diterima, seperti PSA, ada tidaknya
tambalan, dll.
F. Family History
-Riwayat keluarga harus dapat memberi evaluasi tendensi penderita yang dapat diturunkan atau
kemungkinan mendapat penyakit dari dalam keluarga sendiri. Seperti, Diabetes Mellitus .
Diagnosa :
1. Diagnosa Oral
Mencari ketidaknormalan dan lesi-lesi patologis. Permukaan dalam dari pipi dan bibir, lantai
mulut, palatum keras dan lunak, dan lidah haruslah didiagnosa dengan teliti. Orofaring dan
nasofaring juga harus didiagnosa. Variasi pada bentuk dan kontur gigi, kurangnya titik jumpa atau
malah titik jumpa yang tidak pada tempatnya. Ada tidaknya karies dari perubahan warna enamel
walau karies tersebut belum tersingkap pada gambar radiografi. Rotasi, kelainan posisi maupun
kehilangan gigi. Adanya plak dan pus juga harus ditindak. Gigi yang mempunyai kelainan warna
sering diindikasikan sebagai kematian dental pulp.
Periodonsium gigi penyangga yang keras dan berwarna merah muda menandakan keadaan
sehat.
Kedalaman sela gusi sampai 3 mm atau lebih perlu dicurigai dimana kedalaman normal
adalah 0,5 mm.
Kerusakan jaringan ikat periodonsium di daerah leher gigi dapat disebabkan meluasnya
gingivitis
Penyangga yang poros panjangnya membuat sudut ke mesial atau distal masih dapat
digunakan sebagai gigi penyangga dalam pembuatan bridge
bila ke arah lingual atau bukkal, akan mempunyai kecenderungan lebih besar lagi untuk
menukik karena memdapat beban tambahan dari jembatan
Diagnosa Radiografi
Posisi akar pada hubungannya dengan dengan crown dan mandibula dan maksila
Kehancuran tulang
Odontomas
Gigi impacted
Prognosa
Prognosa merupakan ramalan atau perkiraan tentang sejauh mana derajat keberhasilan
suatu perawatan yang dicapai.
1. Watak Pasien
2. Kesehatan umum
3. Kondisi lokal
Exacting / Critical Mind : Terlalu hati-hati, Teratur, Berharap banyak (Fungsi dan Estetika
GTC) Prognosa Baik jika Dokter Gigi atau operator mampu Merawat dengan cermat dan
teliti
Hysterical Mind : Gugup, Tidak Peduli Kesehatan Giginya, Ragu-ragu, Tidak kooperatif,
Banyak mengeluh, Sulit menerima alasan, Kurang percaya Prognosa meragukan
Indifferent Mind : Tidak Peduli Penampilan, Masalah mastikasi dianggap tidak perlu,
Kesehatan mulut kurang diperhatikan, Berobat karena bujukan keluarg atau pihak lainnya
Prognosa Tidak Baik
Kesehatan Umum
Pada anak-anak, adakalanya kita jumpai keterlambatan erupsi gigi atau persistensi dari gigi
desidui hipopituitary.
Sering kali, daerah edentulous dan jumlah dari deposit pada gigi mungkin dapat
meningkatkan kemungkingan terdapat diabetes pada pasien berusia 50 tahun.
Kondisi lokal :
Bila pada pasien dijumpai keadaan gigi penyangga yang cukup kuat, cukup tebal, bebas
karies, jika pda gigi yang kuat dan tinggi maka akan mempunyao retensi yang kuat, makin kecil konus
axial preparasi maka retensi makin kecil, makin besar konus axial maka makin besar retensi.
Oklusi
Tipe Restorasi
Gigi tiruan penuh : gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi yang hilang dan jaringan
pendukungnya baik di rahang atas maupun bawah.
Indikasi :
Pasien edentulous
Gigi yang tersisa tidak dapat dipertahankan
Gigi yang tersisa tidak dapat mendukung gigi tiruan sebagian dan tidak ada alternatif yang
tersedia
Pasien menolak alternatif perawatan
Kontraindikasi:
Ada alternatif perawatan lain
Kelainan mental/fisik yang menyebabkan gangguan kemampuan pasien untuk kooperatif
selama perawatan gigi tiruan
Pasien hipersensitif terhadap material gigi tiruan
Tidak tertarik sama sekali menggunakan gigi tiruan
Gigi tiruan sebagian lepasan : gigi tiruan menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dan
jaringan pendukung pada rahang atas/bawah serta dapat dibuka pasang oleh pasien.
Indikasi:
Hilangnya satu atau lebih sebagian gigi
Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi pegangan.
Kondisi processus alveolaris masih baik
Kesehatan umum dan OH pasien baik
Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
Kontraindikasi:
Pasien yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi tiruan.
Usia lanjut, mempertimbangkan sifat dan kondisi penderita sebaiknya dibuatkan GT cekat
Penyakit sistemik (epilepsi, DM uncontrolled)
OH buruk
Gigi tiruan cekat : gigi tiruan yang memperbaiki mahkota gigi yang rusak atau menggantikan satu
atau beberapa gigi yang hilang dengan bahan tiruan dan dipasangkan secara permanen serta
tidak bisa dibuka-buka oleh pasien. Contoh dari gigi tiruan cekat adalah crown&bridge. Crown
adalah suatu restorasi untuk membangun kembali permukaan anatomia dari mahkota klinis.
Indikasi :
Kontraindikasi:
Gigi posterior, jarang direkomendasikan gigi molar karena peningkatan beban oklusal dan
mengurangi estetika
Gigi yang tipis dari aspek fungsional dan gigi yang pendek
1. Oklusi Statis:
Oklusi statis mempelajari kontak antara gigi maksila dan mandibula yang terjadi ketika rahang
tidak bergerak.
A. Oklusi Sentrik
Oklusi sentrik adalah oklusi ketika pasien mengoklusikan giginya dalam keadaan interkuspasi
maksimum. Sinonim dari oklusi sentrik yang umum dikenal adalah posisi interkuspasi (ICP) atau
habitual bite.
B. Relasi Sentrik
Relasi sentrik bukan merupakan oklusi karena tidak berhubungan dengan gigi. Relasi sentrik
merupakan hubungan rahang, yang menggambarkan hubungan konseptual antara maksila dan
mandibula. Relasi sentrik dapat dijelaskan dalam tiga cara yang berbeda, yaitu secara anatomis,
konsepsional, dan geometris.
C. Freedom in Centric Occlusion
Freedom in centric occlusion juga dikenal sebagai long centric occlusion. Freedom in centric
occlusion terjadi ketika mandibula dapat digerakan ke arah anterior dalam jarak yang pendek
ketika gigi tetap berkontak pada horizontal plane dan sagital plane yang sama.
1. Oklusi Dinamis
Oklusi Dinamis Oklusi dinamis mengacu pada kontak oklusal yang dihasilkan ketika mandibula
bergerak secara relatif terhadap maksila, baik pergerakan ke arah anterior, lateral, maupun
posterior. Kontak yang dihasilkan bukan berupa titik, melainkan berbentuk garis. Mandibula
digerakkan oleh otot-otot pengunyahan dan jalur dari pergerakan mandibula diatur tidak hanya
oleh otot, tetapi juga oleh dua sistem guidence, yaitu posterior guidence yang diatur oleh sendi
temporomandibula dan anterior guidence.
A. Canine Guidence
Canine guidence merupakan oklusi dinamis yang terjadi pada kaninus selama pergerakan
ekskursif ke arah lateral dari mandibula (hanya gigi kaninus yang akan berkontak).
B. Group Function
Group function merupakan kontak yang termasuk ke dalam anterior guidence dimana kontak
terjadi di beberapa gigi pada working side selama pergerakan ekskursi ke lateral sehingga beban
dibagi ke gigi tersebut.
C. Working Side
Working side adalah sisi mandibula yang menuju ke arah pergerakan mandibula selama
pergerakan ekskursi ke lateral. Working side interference adalah kontak yang terjadi pertama kali
hanya pada satu gigi pada working side ketika rahang digerakkan ke arah lateral.
D. Balancing Side
Balancing side adalah sisi mandibula yang berlawanan dari arah pergerakan mandibula selama
pergerakan ke arah lateral. Balancing side interference adalah kontak yang terjadi jika bagian
yang berlawanan dari working side berkontak.