Disusun oleh:
TLM-2A
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Orang awam mengenal sebagian besar anggota Fungi
sebagai jamur, kapang, khamir,atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan
luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Sedangkan, Kontaminan adalah zat yang hadir dalam
lingkungan yang bukan tempatnya atau berada dalam tingkat yang dapat menyebabkan
membahayakan (merugikan) kesehatan.
1. Beberapa faktor pertumbuhan fungi, antara lain: substrat, suhu, pH, kelembapan,
tekanan osmotik, dan bahan kimia lainnya.
2. Penyebab terjadinya kontaminasi fungi adalah tersedianya media tempat hidup yang
mendukung pertumbuhan fungi.
3. Fungi kontaminan dapat berasal dari spora fungi yang berada di udara, tanah, air atau
bahan lain yang mengandung spora fungi.
Cemaran jamur pada pangan memerlukan perhatian yang serius, bukan hanya
karena menyebabkan kerusakan pangan tetapi berkaitan dengan potensi jamur tersebut
untuk menghasilkan mikotoksin serta membentuk konidia yang bersifat patogen atau
penyebab alergi. Sampai sekarang sudah diketahui labih dari 400 macam mikotoksin yang
dapat dihasilkan oleh berbagai jenis jamur, masing-masing memiliki toksisitas yang
bervariasi, yang umumnya bersifat
kronis, atau menimbulkan mikotoksisitas. Efek toksik yang terpenting adalah sebagai
penyebab kanker dan penurunan imunitas. Beberapa mikotoksin memiliki sifat sebagai
antibiotik, yang dapat menyebabkan beberapa bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik
yang banyak digunakan sekarang ini. Beberapa macam mikotoksin dapat bersifat
sinergistik.
1. Aspergillus Sp
Aspergillus sp dapat kelompokkan dalam beberapa golongan untuk memudahkan
dalam identifikasi. Beberapa golongan tersebut antara lain:
a) Aspergillus flavus
Jamur dalam grup ini sering menyebabkan kerusakan makanan. Konidia
grup ini bewarna kuning sampai hijau dan mungkin membentuk skerotia.
( Srikandi, F., 1989 ). Konidiofora tidak berwarna, kasar bagian atas agak bulat
sampai kolumner, vesikel agak bulat sampai berbentuk batang pada kepala yang
kecil, sedangkan pada kepala yang besar bentuk globusa. Konidia kasar dengan
bermacam – macam warna.
b) Aspergillus fumigatus
c) Aspergillus niger
Konidia atas berwarna hitam, hitam kecoklatan, atau coklat violet. Bagian
atas membesar dan membentuk globusa. Konidiofora halus, tidak berwarna atas
tegak berwarna coklat kuning. Vesikel berbentuk globusa dengan bagian atas
membesar, bagian ujung seperti batang kecil, Konidia kasar menunjukkan
lembaran atau pita bahkan berwarna hitam coklat.
Aspergillus niger mikroskopisd.
d) Aspergilus terreus
Bagian atas kolumner, kelabu pucat atau berbayang – bayang agak terang
Konidiofora halus tidak berwarna, vesikel agak bulat dengan bagian atas tertutup
sterigmata. Konidia kecil halus, berbentuk globusa sampai agak elips.
Patogenitas
Diantara spesies – spesies Aspergillus sp dapat menghasilkan mikotoksin,
yang disebut aflatoksin. Dalam pembentukan mikotoksin dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu lingkungan (substrat, kelembaban, suhu, pH) dan lamanya
kontak antara jamur dengan substrat. (Djarir,M., 1989). Mikotoksin
diidentifikasikan sebagai zat yang diproduksi oleh jamur dalam bahan makanan,
dan bersifat tahan terhadap panas sehingga dengan pengolahan, pemasaran tidak
menjamin berkurangnnya aktifitas toksin tersebut. Penyakit yang ditimbulkan
karena memakan makanan yang terkontaminasi oleh racun fungi ( Mikotoksin ),
karena banyak makanan yang terkontaminasi oleh Aspergillus flavus
Fungi diketahui lebih tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan dari pada mikroorganisme lain. Fungi umumnya menghendaki
oksigen sehingga bersifat aerob sejati, tetapi khamir ( yeast ) bersifat fakultatif
yang artinya dapat hidup dalam keadaan anaerob maupun aerob. Suhu optimum
pertumbuhan fungi parasit lebih tinggi yaitu 30 - 37°C daripada jenis yang saprofit
yang hidup pada suhu 22 - 30°C.
Beberapa fungi diketahui ada yang mampu tumbuh pada suhu mendekati
0°C. Pada dasarnya fungi bersifat heterotrof, namun beberapa jenis fungi mampu
memanfaatkan berbagai macam bahan untuk kehidupannya. Fungi tidak mampu
mensintesis CO2 sebagaimana bakteri, maka sumber karbon harus tersedia dari
luar dirinya, misalnya sebagai bentuk glukosa atau lainnya.
Penyakit akut yang disebabkan oleh mikotoksin dapat menyerang system
saraf pusat, mempengaruhi hati, dan ginjal. Beberapa diantaranya bersifat
karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker pada hati apabila imakan dalam
jumlah kecil untuk jangka panjang yang cukup lama. Aspergillosis yaitu penyakit
yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp, terutama Aspergillus fumigatus
dengan menyebabkan radang granulomatosis pada selaput lender, mata, bronchus,
telinga, kadang – kadang pada kulit dan subkutan pada tulang, paru – paru dan
meningen.
2. Rhizopus Sp
Rhizopus adalah genus fungi saprofit yang umum pada tanaman dan
parasit yang terspesialisasi pada hewan. Mereka ditemukan di berbagai substrat
organik, termasuk "buah dan sayuran matang", jeli, sirup, kulit, roti, kacang tanah,
dan tembakau. Beberapa spesies Rhizopus adalah agen oportunistik dari
zigomikosis manusia (infeksi jamur) dan bisa berakibat fatal.
Spesies Rhizopus tumbuh sebagai hifa berbentuk filamen dan bercabang
yang umumnya tidak memiliki dinding silang (yaitu koenositik). Mereka
berkembang biak dengan membentuk spora aseksual dan seksual. Dalam
reproduksi aseksual, sporangiospora diproduksi di dalam struktur berbentuk bola,
yaitu sporangium. Sporangium didukung oleh kolumela apophysate besar di atas
tangkai yang panjang, sporangiofor. Sporangiofor muncul di antara rizoid khas
yang mirip akar. Dalam reproduksi seksual, zigospora gelap diproduksi pada titik
di mana dua miselium yang kompatibel melebur. Setelah berkecambah, zigospora
menghasilkan koloni yang secara genetis berbeda dari induk-induknya.
Jenis-jenis Rhizopus yang ditemukan:
1. Rhizopus oligosporus
2. Rhizopus oryzae
3. Penicillium Sp
Pengertian
Penicillium adalah fungi yang termasuk dalam kelas Deuteromycetes.
Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang
disebut konidium.
Patogenitas
4. Mucor Sp
Mucor sp mikroskopis
- Ciri makroskopis koloni Mucor sp memiliki karakteristik yaitu warna koloni putih yang
tumbuh lebat, permukaan berbentuk seperti kapas, permukaan koloni rata dan tidak
terdapat garis-garis radial konsnetris.
- Ciri mikroskopis Mucor sp. terlihat hifa tidak bersekat, konidofor tunggal tidak terlihat
rhizoid, sporangium berbetuk bulat, kolumela berbentuk bulat, dengan spora berbentuk
bulat dan halus
Mucor adalah genus fungi yang berasal dari ordo Mucorales yang merupakan
fungi tipikal saprotrop pada tanah dan serasah tumbuhan. Hifa vegetatifnya bercabang-
cabang, bersifat coenositik dan tidak bersepta. Mucor berkembangbiak secara aseksual
dengan membentuk sporangium yang ditunjang oleh batang yang disebur sporangiofor.
Ciri khas pada Mucor adalah
memiliki sporangium yang berkolom-kolom atau kolumela.
Patogenitas
Sebagian besar spesies 'Mucor' tidak dapat menginfeksi manusia dan hewan endotermik
karena ketidakmampuan mereka tumbuh di lingkungan yang hangat mendekati 37 derajat.
Spesies Thermotolerant seperti Mucor indicus kadang menyebabkan oportunistik, dan
sering menyebar dengan cepat, infeksi nekrosis dikenal dengan zygomycosis.
Mucormycosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dalam urutan Mucorales.
Umumnya, spesies mucor, Rhizopus, Absidia, dan genus Cunninghamella paling sering
terlibat. Penyakit ini sering ditandai dengan hifa yang tumbuh di dalam dan sekitar
pembuluh darah dan berpotensi mengancam jiwa pada individu diabetes atau sangat
immunocompromised. "Mucormycosis" dan "zygomycosis" kadang-kadang digunakan
secara bergantian.Namun, zygomycota telah diidentifikasi sebagai polifiletik, dan tidak
termasuk dalam sistem klasifikasi jamur modern. Juga, sementara zygomycosis meliputi
Entomophthorales, mucormycosis tidak termasuk kelompok ini.
Patogenitas pada tumbuhan: menyebabkan kerusakan pada sayuran
Patogenitas pada manusia : asidosis terutama yang disebabkan oleh diabetes
mellitus, leukemia dan imunodefisiensi
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Sumber karbon organic yang dibutuhkan
antara lain seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik (Gandjar, 2006). Setiap
bahan makanan yang dikonsumsi oleh manusia terdiri dari karbon-karbon organik
tersebut. Jamur yang tinggal di dalam substrat tersebut akan melakukan roses penyerapan
nutrisi. Jamur mempunyai tipe penyerapan yang ekstraselular, artinya jamur mencerna
makanan di luar tubuhnya.
Enzim yang dikeluarkan oleh hifa jamur akan diserap ke dalam tubuhnya melalui
dinding hifa. Nutrisi tersebut akan terakumulasi dan dibutuhkan untuk respirasi dan
mengeluarkan energi. Berikut adalah contoh-contoh makanan yang dapat terkontaminasi
oleh jamur :
1. Nasi
Nasi merupakan bahan olahan dari beras, nasi mudah membusuk karena
didalamnya terkandung air. Air ini membuat kelembaban dalam nasi sehingga sumber
kehidupan dari jamur. Jamur yang biasa mengontaminasi makanan ini adalah Rhizopus
oligosporus, Aspergillus niger. Nasi mempunyai kandungan glukosa yang tinggi. Glukosa
pada nasi akan bergabung dan menghasilkan kompleks glukosa yang dapat disebut
dengan polisakarida. Bila nasi telah ditumbuhi oleh spora dari jamur, maka jamur akan
mensekresi enzim yang dapat memecah polisakarida menjadi glukosaglukosa, lalu jamur
akan menyerap senyawa tersebut ke dalam tubuhnya sehingga dapat berkembang seperti
pada gambar 4 berikut.
Roti yang sudah lama tidak dimakan akan mengundang jamur untuk datang
menguasainya, dengan menimbulkan bintik hitam. Roti merupakan pangan yang tidak
dapat disimpan lama karena kandungan air pada roti masih cukup tinggi. Air bebas yang
tersedia pada roti untuk pertumbuhan mikroorganisme atau disebut aw (aktivitas air)
berkisar pada nilai 0.95-
0.98. Pada kisaran nilai aw ini berbagai mikroorganisme termasuk kapang, khamir dan
bakteri masih dapat tumbuh. Pada umumnya mikroorganisme yang tumbuh cepat pada
roti adalah kapang dari kelompok Rhizopus, Aspergillus, Pennicilium dan Eurotium
sehingga kapang merupakan pembusuk roti yang utama. Hal ini disebabkan karena
kapang membutuhkan air yang lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri.
Kebusukan karena kapang ditandai dengan adanya serabut putih seperti kapas atau
ada warna hitam, hijau dan merah. Kapang yang umum ditemukan pada roti adalah
Rhyzopus stolonifer dengan warna putih seperti kapas dan spot hitam, sehingga kapang ini
sering disebut kapang roti. Kapang lainnya adalah Penicillium expansum, P. stolonifer
yang memiliki spora berwarna hijau, Aspergillus niger yang berwarna kehijauan atau
coklat keunguan sampai hitam, pigmen kuning yang berdifusi ke dalam roti. Neurospora
sitophila yang berwarna pink atau kemerahan merupakan kapang yang juga sering
tumbuh pada roti (lihat gambar 5). Jika roti sudah ditumbuhi kapang, sebaiknya tidak
dimakan karena ada beberapa kapang yang dapat menghasilkan racun (mikotoksin),
misalnya Aspergillus flavus dan penampakannya sulit dibedakan secara visual dengan
kapang yang tidak menghasilkan racun.
b. Ikan
Ikan juga kaya akan protein, produk ini biasanya dikontaminasi oleh
khamir Sporogenous yang dapat menyebabkan warna ikan menjadi coklat. Pada
ikan asin yang telah diolah dengan pengeringan dan penggaraman sehingga aw
ikan menjadi rendah, kerusakan disebabkan oleh pertumbuhan kapang. Selain itu
pada ikan asap biasanya terkontaminasi oleh kapang (Anonim, 2012).