Di Susun Oleh :
Awaluddin
P1506214002
P1506214006
JURUSAN MIKROBIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
1. ASPERGILLUS
1.1 Morfologi
Morfologi Maksroskopis
mutiara yang mendukung kepalanya yang besar (vesikel). Di kepala ini terdapat
spora yang membangkitkan sel hasil dari rantai panjang spora.
1.2 Ekologi
Aspergillus juga merupakan jamur yang menguntungkan manusia, misalnya
A. niger digunakkan untuk pembuatan asam nitrat,dan A. wentii serta A. oryzae
digunakkan untuk membuat kecap.
Aspergillus bersifat saprofit dan terdapat di mana-mana, baik di iklim
tropika maupun subtropika. Aspergillus hidup pada makanan, sampah, kayu, dan
pakaian dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan
Laboratorium.
Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan
menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara
terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran
pernapasan ke dalam paru.
1.3 Taksnonomi
Kingdom
Divisi
Subdivisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
:
Fungi
Amastigomycota
Deuteromycotina
Deuteromycetes
Eurotiales
Euroticeae
Aspergillus
Aspergillus sp.
1.4 Patogenitas
Salah satu jenis Aspergillus yang sering mencemari makanan adalah
Aspergillus sp. yang merupakan salah satu jamur yang menghasilkan aflatoksin
yaitu toksin yang dapat mematikan manusia karena dapat menyebabkan kanker
hati bila sampai masuk kedalam tubuh melalui makanan.
2. FUSARIUM
2.1 Morfologi
Morfologi Makroskopis
: Fungi
: Amastigomycota
: Deuteromycotina
: Deuteromycetes
: Moniales
: Tuberculariaceae
: Fusarium
: Fusarium sp.
2.4 Patogenitas
Fusarium dapat menyerang manusia dan hewan melalui aerosol (udara)
apabila inang menghirup udara dari pathogen tersebut. Spesies yang umum
menyerang manusia adalah F. solani, F. oxysporum, dan F. moniliforme yang
menyebabkan infeksi invasif dan superfisial pada manusia
3. MONILIACEOUS
Moniliales merupakan parasit dan patogen pada tumbuhan, hewan dan
manusia. Namun diantara beberapa spesies dari kelas ini terdapat beberapa yang
bermanfaat, misalnya Penicillum dan Trichoderma yang tidak membentuk
kleistotesium.
3.1.1 Morfologi
Morfologi Makroskopis
Koloni Trichoderma spp. pada media agar pada awalnya terlihat berwarna
putih selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehijau-hijauan lalu terlihat
sebagian besar berwarna hijau ada ditengah koloni dikelilingi miselium yang
masih berwarna putih dan pada akhirnya seluruh medium akan berwarna hijau.
Morfologi Mikroskopis
membentuk
anyaman
yang
disebut
miselium.
Jamur
3.1.2 Ekologi
Trichoderma
adalah
salah
satu
jamur
tanah
yang
tersebar
luas
mampu
menghambat
perkembangan
patogen
melalui
proses
3.1.3 Taksonomi
Klasifikasi jamur Trichoderma sp. adalah sebagai berikut ini :
Kingdom
Divisi
Subdivisi
Klas
Ordo
Famili
Genus
Species
: Fungi
: Ascomycota
: Deuteromycotina
: Deuteromycetes
: Moniliales
: Moniliaceae
: Trichoderma
: Trichoderma sp.
Morfologi Makroskopis
Pada medium Saboraud Agar suhu 25oC koloni mula-mula berwarna putih,
velvety, makin lama berubah kehijauan. Konidiofor tunggal atau majemuk, terdiri
dari batang tunggal membagi beberapa phialid (sederhana/monoverticillata).
Semua sel diantara metula dan batang berpotensi menjadi cabang. Percabangan
satu tingkat (biverticillata-simetris), percabangan dua tingkat (biverticillata
asimetris/terverticillata),
tiga
macam
atau
lebih
tingkatan
cabang
(quaterverticillata).
Morfologi Mikroskopis
Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang
disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki
selubung pelindung seperti sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan
spora yang dihasilkannya disebut konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang
yang disebut phialides sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan dari
phialides yang merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut
sterigma. Phialid merupakan struktur yang menopang konidia, berbentuk silindris
dibagian basal yang menyempit dibagian leher, atau lancoelate (kurang lebih
sebagian bagian basal tertanam pada bagian ujung pucuk). Konidia berbentuk
rantai panjang, divergent atau kolom, globular, elips atau fusiform, transparan atau
kehijauan, dengan dinding mulus atau bergelombang.
Reproduksi seksual melibatkan produksi ascospora, bermula dengan
perpaduan archegonium dan antheridium, dengan berbagi inti. Asci tidak teratur
didistribusikan berisi delapan ascospores uniseluler setiap
3.2.2 Taksonomi
Klasifikasi jamur Penicilium sp. adalah sebagai berikut ini :
Kingdom
Divisi
Subdivisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
: Fungi
: Amastigomycota
: Deuteromycotina
: Deuteromycetes
: Moniliales
: Moniliaceae
: Penicillium
: Penicillium sp.
Beberapa jenis Penicillium sp. yang terkenal antara lain P. notatum yang
digunakan sebagai produsen antibiotik dan P. camembertii yang digunakan untuk
membuat keju biru. Beberapa spesies Penicillium mempengaruhi buah dan umbi
tanaman, termasuk P. expansum, apel dan pir; P. digitatum, buah jeruk.
3.2.3 Ekologi
Spesies Penicillium terdapat pada tanah yang memiliki iklim sejuk dan
subur. Namun beberapa spesies Penicillium juga terdapat di udara dan debu
lingkungan indoor, seperti rumah dan bangunan umum. Jamur dapat mudah
diangkut dari luar ruangan, dan tumbuh dalam ruangan menggunakan bahan
bangunan atau akumulasi tanah untuk mendapatkan nutrisi untuk pertumbuhan.
Pertumbuhan Penicillium dapat terjadi dalam ruangan bahkan jika kelembaban
relatif rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Asan, Ahmet. 2004. Aspergillus, Penicillium and Resulted Species Reported from
Turkey. Mycotaxon, Vol. 89, No 1.
Chang, JCS; Foarde, KK; Vanosdell, DW. (1995). Growth evaluation of fungi
(Penicillium and Aspergillus sp.) on ceiling tiles. Atmospheric
Environment. Vol. 29 (17).
Ellis, David. 2015. Aspergillus sp. School of Molecular & Biomedical Science
The University of Adelaide Australia
Frisvad, Jens. 2015. Taxonomy, chemodiversity and chemoconsistency of
Aspergillus, Penicillium and Talaromyces species. Frontier
Microbiology. Vol. 10.
in
Irianto, Koes. 2012. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, dan Virologi Medis.
Alfabeta, Bandung.
Kamala T, Devi IK, Thingnam G, Somkuwar BG, 2012. Genetic diversity and
species pattern of Trichoderma and Hypocrea in Manipur using in-silico
analysis. Bioinformation Vol 9(2).
Kamala T, Devi IK, Sharma KC, Kennedy K. 2015. Phylogeny and Taksonomi of
Trichoderma sp from Indian Region of Indo-Burma Biodiversity Hot Spot
Region with Special Reference to Manipur. (PDF). Vol. 2015. Biomed
Research International.
Nugraheni, Endah. 2010. Karakterisasi biologi isolat-isolat fusarium sp
pada Capsicum annuum L. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Purwantisari S, Hastuti RB. 2009. Isolasi dan Identifikasi Jamur Indigenous
Rhizosfer Tanaman Kentang dari Lahan Pertanian Kentang Organik di
Desa Pakis, Magelang. Bioma. Vol 11. No. 2.
Samson RA, Seifert KA, Kuijpers AF, Houbraken JA, Frisvad JC. 2004.
Phylogenetic analysis of Penicillium subgenus Pencillium using partial
beta-tubulin sequences (PDF). Studies in Mycology.
Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press.