MECHANISM OF ACTION OF
NONSTEROIDAL ANTI-
I N F L A M M AT O R Y D R U G S
O S A F O . N E W M A N , E T A L . 2 0 1 7 . I N T E C H L I C E N S E E
As. Alkanoat
struktur
NSAID
Aspirin As. 2-Arylpropionik
Oksikam
Sulfonamida
COX DAN INHIBISI COX
COX-2
•Merupakan enzim yang terbentuk ketika terjadi kerusakan jaringan dan stimulus lainnya seperti
LPS, IL-1, serta TNF-α.
•COX-2 meningkat dalam kondisi inflamasi, meningkatkan produksi prostaglandin proinflamasi.
COX-3
• Fungsi dan distribusinya serta peran dalam mekanisme NSAID masih belum diketahui
MEKANISME NYERI DAN PERADANGAN
Mediator
Inflamasi Inflamasi
Hiperalgesia
Bersinergi
Aktivasi
Nosiseptor
nosiseptik
MEKANISME NSAID PADA DEMAM
Demam
• Studi terbaru memungkinkan pemahaman struktur dasar baik inhibitor selektif maupun
nonselektif terhadap cyclooxygenase COX-2 serta variasi interaksi NSAID individu terhadap
COX. NSAID berikatan dengan dengan regio di dekat TYR385 dan ARG120.
• Aspirin bekerja dengan menghambat secara irreversible enzim COX dengan memodifikasi
secara kovalen Ser529. Sedangkan NSAID lainnya seperti ibuprofen dan naproxen berikatan
secara reversible.
NSAID DENGAN H2S
Merangsang leukosit
NSAID Kerusakan lambung
ke mukosa gastro
COX-2
AKTIVITAS ANTI-TUMOR NSAID
• NSAID memiliki beberapa efek yang memungkinkan bekerja pada kemoprevention kanker
misalnya CRC (colorectal cancer). Sulindac dan endomethacin menunjukkan dapat
menghambat tumorigenesis melalui penghambatan peroxisome proliferator-activated receptor
delta (PPARδ).
• Dengan NSAID yang berperan sebagai inhibitor transkripsi ekspresi COX-2, agen ini
mungkin secara selektif menghambat induksi apoptosis pada stem cell intestinal
dengan signaling Wnt yang abnormal.
• Sejumlah level NSAID-activated gene 1 (NAG-1) terdeteksi pada CRC cell line yang diberikan
NSAID. NAG-1 termasuk TGFβ superfamily growth factor dan berperan penting pada
apoptosis dan tumorigenesis. Pada sel CRC , NAG-1 berkorelasi positif terhadap apoptosis dan
berbanding terbalik dengan ekspresi COX-2.
• Overexpression NAG-1 pada tikus berdampak pada menurunnya tumorigenesis, namun
COX-2 yang tinggi berkaitan dengan penurunan ekspresi NAG-1. Hal ini menimbulkan
spekulasi bahwa tingginya level COX-2 di CRC mensupresi NAG-1. Karenanya, induksi NAG-1
oleh NSAID kemungkinan berkontribusi pada aktivitas kemopreventif NSAID.
• Aspirin memiliki keunikan acetylating COX-2 yang tidak terdapat pada NSAID lainnya. Zat
ini mengubah COX-2 dari pensintesis prostaglandin (PGE2-tumor promotion) menjadi
antitumoric 15-epi-lipoxin-A4. 15-epi-lipoxin-A4 merupakan antiinflamasi serta anti-proliferative
pada sel karsinoma. Efek ini terlihat pada dosis rendah antiplatelet.
KESIMPULAN
• Dari hasil penelitian studi eksperimental, dengan peningkatan efek gastrointestinal melalui
modifikasi NSAID serta aktivitas potensial sebagai antikanker, kemungkinan masih banyak hal
lain mengenai potensi NSAID. Sehingga, perlu wawasan lebih lanjut untuk meningkatkan potensi
terapeutik NSAID selain untuk nyeri dan inflamasi seperti saat ini.