Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM 2

GENETIKA

Telah Disetujui oleh :

Tutor Tanggal

Drg. Musri Amurwaningsih, M.Med.Ed ----------------------------------

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia untuk kesehatan seperti
penambahan energi, penampilan dan kesejahteraan fisik. Pada saat tidur , tidur
dapat membuat tubuh siap untuk kegiatan hari berikutnya. Selain itu, tidur juga
berfungsi sebagai perbaikan dan peningkatan memori pada seseorang,mengurangi
stres dan kecemasan. Tetapi bagi sebagian orang sulit tidur terjadi karena mereka
dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur atau terbangun pada dini hari
(Catrett & Jane, 2009) .
Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak
bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat
mengalami kelelahan dan penurunan konsentrasi. Kondisi tidur dapat memasuki
suatu keadaan istirahat periodik dan pada saat itu kesadaran terhadap alam akan
terhenti sehingga tubuh dapat beristirahat. Otak memiliki sejumlah fungsi, struktur
dan pusatpusat tidur yang akan mengatur siklus tidur dan terjaga. Tubuh pada saat
yang sama menghasilkan substansi yang ketika dilepaskan ke dalam aliran darah
akan membuat mengantuk. Menurut Sinergi Fitness (2011) proses tersebut jika
diubah oleh stres, kecemasan, gangguan dan sakit fisik dapat menimbulkan
insomnia. Tidur dibagi menjadi 2, yaitu:
1. REM (Rapid Eye Movement)
2. N-REM (Non-Rapid Eye Movement)
Tubuh kita memiliki irama dan ritmenya sendiri, yang disebut dengan
circadian rhythm. Kebanyakan sistem metabolisme tubuh kita sangat aktif pada
waktu tertentu dan tidak aktif pada saat yang lain. Sebagai contoh, denyut jantung
dan temperature badan kita berubah-ubah selama 24 jam; biasanya berada pada
titik terendah pada jam 4.00 dan mencapai puncak pada siang hari. Aktivitas
metabolisme (kemampuan tubuh menghasilkan energi dari makanan) paling tinggi
pada siang sampai sore hari. Secara alamiah, tubuh kita diciptakan untuk aktif pada
siang hari dan butuh beristirahat pada malam hari untuk penyegaran dan recovery.
Fluktuasi circadian rhythm menjadi sebab yang mempengaruhi perubahan kinerja
mental dan fisik ( Mardi, 2008 ).
Gangguan pada circadian rhythm dan pada metabolisme tubuh kita
menyebabkan penurunan kondisi tubuh. Itulah sebabnya mengapa orang yang
bekerja pada shift malam sering merasa mengantuk dan kelelahan saat bekerja.

3
Kondisi seperti ini pada titik tertentu sangat melelahkan. Penelitian membuktikan
bahwa kebanyakan pekerja malam tidak pernah bisa beradaptasi dengan jadwal
kerjanya secara sempurna disebabkan karena fungsi fisiologi tubuh manusia
menurun pada malam hari ( Mardi, 2008 ).

B. Skenario
Skenario dengan judul bangun tidur pada system saraf sebagai berikut :
Mahasiswa peserta IDCS 2018 FKG unissula masih dalam kondisi tidur
malam dan dibangunkan oleh panitia IDCS pada pagi dini hari untuk mengikuti
camp fire. Beberapa peserta masih belum focus ketika diberikan pertanyaan.
Pikirannya terasa sulit dalam mencerna dan memproses informasi yang disimpan
dalam memori. Kondisi demikian akibat mekanisme tidur dan circadian rhtym yang
tidak berjalan sebagaimana mestinya.

C. Identifikasi masalah
Dari skenario yang telah ditulis, penulis mengidentifikasi masalah yang akan
dijadikan bahan penelitian sebagai berikut :
1. Mekanisme tidur dan bangun
2. Circandian rhitmy
3. Proses informasi
4. Pembelajaran dan memori

4
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Landasan teori
1. Sistem saraf
1) Definisi sistem saraf
2) Pembagian sistem saraf
3) Fungsi sistem saraf
2. RAS (reticular activating system)
RAS merupakan suatu jaras polisinaps kompleks yang berperan dalam
kesadaran dan tidur. RAS ini dibentuk oleh serat-serat asendens yang berasal
dari farmasio retikularis saat membawa sinyal keatas untuk menggunakan dan
mengaktifkan korteks serebrum. RAS melewati talamus untuk berproyeksi
secara difusi ke korteks dan sebagian lainnya berakhir di nukleus intralaminar
dan nukleus talamus yang kemudian berproyeksi secara difusi dan nonspesifik
ke seluruh neokorteks.
Kesadaran merujuk kepada keadaan sadar tentang dunia luar dan diri
sendiri dengan mengetahui alam pikirannya sendiri berupa kesadaran pikiran,
persepsi, mimpi dan sebagainya.
Tidur merupakan suatu proses aktif yang terdiri dari periode-periode tidur
paradoksal dan gelombang lambat yang bergantian. Tidur bukan sekedar
hilangnya keadaan terjaga karena pada saat tidur tingkat aktivitas otak tidak
berkurang. bahkan dalam tahap-tahap tertentu, ada peningkatan aktivitas
tertentu dalam otak. Contohnya peningkatan penyerapan oksigen yang melebihi
tingkat penyerapan sewaktu terjaga.
1) Pola tidur
Terdapat dua jenis tidur yang berlainan:
a. NREM (non rapid eye movement)
Tidur NREM atau tidur gelombang lambat terbagi atas empat
stadium yang masing-masing memperlihatkan gelombang EEG yang
semakin pelan dengan amplitudo lebih besar.
Stadium 1 : merupakan keadaaan seseorang pada permulaan tidur
yang ditandai oleh aktivitas EEG berfrekuensi tinggi dengan amplitudo
yang rendah.

5
Stadium 2 : keadaan tidur yang ditandai oleh munculnya kumparan
tidur (sleep spindle) dan terjadi letupan-letupan gelmbang mirip alfa,
10-14 Hz dan 50 𝜇𝑉.
Stadium 3 : pola yang timbul pada tahap ini ialah gelombang EEG
dengan frekuensi yang lebih rendah dan amplitudo yang meningkat.
Stadium 4 : pola yang timbul dengan perlambatan frekuensi maksimum
dan gelombang-gelombang besar.
Waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari tidur NREM stadium 1
menuju tidur NREM stadium 4 ialah 30 sampai 45 menit dan pada
akhir-akhir siklus ini terdapat episode tidur paradoks.
b. REM (rapid eye movement)
Tidur REM atau tidur paradoksal merupakan tidur dengan pola
gelombang EEG yang secara mendadak dapat berubah seperti
gelombang saat keadaan terjaga. Pada tidur jenis ini gelombang EEG
melakukan aktivitas dengan frekuensi rendah dan amplitudo tinggi
yang secara mendadak akan berubah dengan frekuensi gelombang
EEG tinggi dan voltase rendah. Ambang waspada oleh rangsangan
sensorik dan oleh rangsangan formasio retikularis pada tidur jenis ini
terkadang meningkat. Ciri lain dari tidur REM ini adalah adanya potesial
fasik besar, dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-4 gelombang
yang berasal dari pons dan cepat berpindah menuju korpus
genikulatum lateral yang kemudian ke korteks oksipitalis.
Jenis tidur
Karakteristik
Tidur NREM Tidur REM
EEG Memperlihatkan Serupa dengan
gelombang-gelombang EEG pada orang
lambat yang sadar penuh
Kecepatan jantung, Penurunan ringan Ireguler
pernapasa, dan
tekanan darah
Bermimpi Jarang Sering
Kebangkitan Mudah dibangunkan Sulit dibangunkan
tetapi cenderung
bangun sendiri
Presentase waktu 80% 20%
tidur

6
Karakteristik lain Memiliki empat stadium Gerakan mata cepat
dan Tonus otot cukup Dan Inhibisi
besar dan sering mendadak tonus
merubah posisi tidurnya otot seluruh tubuh.
Otot mengalami
relaksasi total
kecuali otot mata.

2) Siklus tidur-bangun
3) Hormon yang mempengaruhi tidur
 Berikut beberapa hormon yang berpengaruh dalam tidur:
 Dopamin Hormon ini merupakan neurotransmiter otak yang berperan
dalam pengaturan gerak. Selain itu dopamin juga memberikan rasa
segar dan penuh semangat.
 Asetilkolin Hormon ini bertugas mengaktifkan otak dan meningkatkan
kebugaran. Pada tahap tidur REM dan saat terjaga, kadar asetilkolin
tinggi dalam darah.
 GABA (Gamma Amino Butyric Acid) Bertugas untuk menghambat
status terjaga. Obat-obatan yang merangsang tidur kebanyakan
merangsang GABA sehingga membuat orang mengantuk.
 Serotonin Mempunyai efek menenangkan. Hormon ini menyiapkan otak
dan tubuh untuk masuk ke tahap tidur dalam dengan cara mengurangi
sistem aktivitas tubuh.

4) Gangguan pada tidur


Terdapat beberapa gangguan tidur antara lain sebagai berikut :
a. Insomnia
Masalah subyektif tidur mengenai tidur yang tidak dapat memulihkan
kesegaran tubuh karena biasanya orang terkena gangguan ini sulit
untuk memulai tidur pada malam hari. Biasanya tejadi pada orang
dewasa.
b. Insomnia familial yang fatal
Merupakan penyakit prion progresif yang diturunkan, terjadi secara
sporadic dan penderita mengalami kerusakan system saraf dan gliosis
di nucleus ventral dan mediodorsaltalamus dan oliba dimedula

7
oblongata. Gejalanya berupa insomnia yang semakin parah, gangguan
fungsi otonom dan motorik.
c. Narkolepsi
Penyakit dengan gejala serangan kehilangan tonus otot yang
mendadak dan akhirnya keinginan yang tinggi untuk tidur di siang hari.
d. Somnabulisme dan enuresis nocturnal
Gangguan pada tidur gelombang lambat yaitu dengan tidur sambil
berjalan dan mengompol. Ketika seseorang mengalami gangguan tidur
dengan berjalan ini mata mereka dalam keadaan terbuka dan dapat
melewati rintangan tetapi apabila sudah dibangunkan mereka tidak
akan ingat dengan apa yang terjadi dan bagaimana mereka bisa
berpindah tempat ketika tidur.
e. Apnu tidur
Ganguan tidur yang disebabkan oleh sumbatan jalan napas selama
inspirasi dan ketika gangguan ini terus berulang maka akan
mengakibtkan kelelahan dan penurunan kinerja pada siang hari.
f. Parasomnia
g. Midle insomnia :
h. Labinsomnia : gangguan bangun pagi
i. Hipersomnia : tidur lberebihan
j. Parasomnia : somna bulis yaitu tidur sambil jalan dan menginggau perubahan
tingkah laku dan aksi motorik dan insidensi sering terjadi pada anak-anak 3-5
tahun (sindu) (salma)
k. sndrom tungkai : gelisah dan tidak nyenyak tidurnya
l. sleep paralisis : tidak dapat bergrak dan panik ( nabila)
m. disomnia : bangun dini hari (sindhu)
n. sindrom kaki gelisah (icca)
3. Circandian rhitmy
Ritme sirkadian merupakan proses-proses yang saling berhubungan yang
dialami oleh tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24
jam. Fungsi-fungsi tubuh yang dimaksud antara lain: suhu badan, tingkat
metabolism, kesiagaan, detak jantung, tekanan darah, pola tidur-bangun
kemampuan mental, dan komposisi kimia tertentu terhadap tubuh. Fungsi tubuh
tersebut akan meningkat atau sangat aktif pada siang hari (fase ergotropic) dan
akan menurun atau tidak aktif pada malam hari (fase trophotropic).
Siklus sirkadian merupakan proses berputar dari terang ke gelap dan
kembali lagi setiap 24 jam, dan kebanyakan spesies yang hidup dipermukaan
bumi telah beradaptasi dengan perubahan regular dalam lingkungannya. Irama

8
bilogis dari tubuh untuk tidur secara berkelanjutan atau bersinkronasi dengan
fungsi tubuh lainnya.
 Mekanismen cirkandian
Irama sirkadian dikendalikan oleh jam biologis, yang terletak dalam
sebuah bagian kecil di hipotalamus yang berbentuk seperti tetes air yang
isinya berupa kumpulan sel dan disebut sebagai suprachiasmatic nucleus
(SCN). SCN ini terletak tepat di atas persilangan saraf mata, itu sebabnya
pengaturan jam biologis peka terhadap perubahan cahaya. Jalur saraf dari
reseptor-reseptor kusus yang terletak dibelakang mata mengantarkan
informasi ke SCN dan memungkinkan SCN merespon perubahan cahaya
atau kegelapan sekitar. SCN kemudian mengirimkan pesan ke kelenjar
pineal yang akan memproduksi sel melatonin. Sinyal cahaya disampaikan
ke kelenjar pineal melalui jalur saraf. Jalur ini berjalan melalui osilator
sirkadian di hipotalamaus, menuruni medula spinalis dan melalui ganglion
servikal superior menuju kelenjar pineal.

Seperti yang kita ketahui di atas, irama sirkadian berhubungan


dengan proses tidur dan bangun seseorang. Dalam proses tidur dan
bangun juga di pengaruhi oleh banyak hormon dan neurotransmiter.
Hormon-hormon tersebut penting dalam mengatur pola tidur sesorang.
Tinggi rendahnya kadar hormon dipengaruhi oleh gaya hidup, pola makan,
mental dan psikologis seseorang.
 Gangguan circandian Rit
Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu
gangguan dimana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang
dikehendaki, walaupun jumlah tidurnya tetap. Gangguan ini sangat
berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal. Bagian-bagian yang
berfungsi dalam pengaturan sirkadian antara lain: temperatur badan,
plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi.
Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi
irama tidur-bangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga
untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami
gangguan, apabila irama tersebut mengalami pergeseran.
Menurut beberapa penelitian terjadi pergeseran irama sirkadian
antara onset waktu tidur reguler dengan waktu tidur yang irreguler (bringing
irama sirkadian). Perubahan yang jelas secara organik yang mengalami
gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal.

9
Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua bagian:

1. Sementara (acut work shift, Jet lag)

2. Menetap (shift worker)

Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi perubahan pemendekan waktu
onset tidur dan perubahan pada fase REM.

Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadian adalah sebagai berikut:

1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) yaitu ditandai oleh waktu tidur dan terjaga
lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau
pekerja sosial. Orang-orang tersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada
siang hari (insomnia sekunder).

2. Tipe Jet lag ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat menurut jam setempat,
hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebih dari satu zone waktu. Gambaran tidur
menunjukkan sleep latensnya panjang dengan tidur yang terputus-putus.

3. Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadi pada orang yang secara teratur
dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering
timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupa
pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur fase REM.

4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome). Tipe ini sangat jarang, lebih
sering ditemukan pada pasien usia lanjut, dimana onset tidur pada pukul 6-8 malam dan terbangun
antara pukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa cukup untuk waktu tidurnya. Gambaran tidur
tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian yang tidak sesuai.

5. Tipe bangun-tidur beraturan

6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.

4. Proses informasi
5. Pembelajaran dan memori

10
B. Kerangka konsep

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Laporan ini membahas mengenai pembentukan individu yang prosesnya sangat


kompleks dan spesifik seperti yang terkandung dalam Al Quran bahwa manusia telah
diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Dari diskusi yang telah penulis lakukan
menunjukan bahwa pembentukan setiap individu itu melalui proses seperti pembelahan
sel, fertilisasi, dan pewarisan sifat.

Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang penurunan sifat. Pewarisan


sifat dalam tubuh manusia meliputi beberapa teori seperti yang telah di kemukakan oleh
Gregor Johan Mendel dan tokoh lainnya. Mendel menyatakan bahwa setiap individu
membawa sepasang gen, satu dari induk jantan dan satu dari induk betina. Mendel juga
menyatakan bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya
sepasang sifat secara bebas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., Reece, J. B., Cain, M. L., Wasserman S. A., Minorsky P. V., dan Jackson
R. B. 2010. Biologi: Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Suryo. 2008. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Sukada, I Ketut. 2013. Gametogenesis, Oogenesis, dan Spermatogenesis. Bali :


Universitas Udayana.

Nusantari, Elya. 2015. Belajar Genetika Dengan Mudah dan Komprehensif. Yogyakarta :
Deepublish

Syahruli. 2006. Biologi. Surabaya: Lentera Ilmu

Cahyono, Fransisca. 2013. Kombinatorial Dalam Hukum Pewarisan Mendel. Jurnal


Probabilitas dan Statistik. Vol. 1 : 1-6.

Prawirohartono, Slamet. 2009. SAINS BIOLOGI. Jakarta: PT Bumi Aksara

Nugroho , L. Hartanto. 2008. BIOLOGI DASAR. Jakarta: Penebar Swadaya

Muhajir. 2016. Jasmani Manusia dalam Perspektif Islam. Jurnal Qathruna. Volume 3.
Nomor 1. Hal 1-19.

Ashar. 2015. Pemindahan embrio ke Rahim wanita lain dalam perspektif islam dan hukum
positif. Jurnal pemikiranhukum islam. Vol 14. No 1. 80-83

Champbell.2010. Biology eight edition. Jakarta: erlangga

Dr. IR. I Ketut Sukada, M. 2015. Gametogenesis, spermatogenesis, dan oogenesis. Pp. 2-
5

Agus, rosana. 2018. Dasar-dasar biologi molekuler. Celebes media perkasa

Meilinda. 2017. Teori hereditas mendel: evolusi atau revolusi. Kajian filsafat sains. Vol 4.
No 1

Rinaldi, taufik akbar, S. H. 2005. Implementasi system hereditas menggunakan metode


persilangan hukum mendel untuk identifikasi pewarisan warna kulit manusia. E-journal
reanaldi. 2-4

Stansfield, S. L. 2006. Schaum’s Outlines of Theory and Problems Of Genetics. fourth


edition. Jakarta: erlangga

Saefudin. (2008). Genetika. Jurnal Pendidikan Biologi. UPI

Elrod, Susan. 2007. Schaum’s genetika. Ed 4

Mader.2004. Biology. Boston: McGraw-Hill

sadler. 2012. Langman embriologi kedokteran. Edisi 10. EGC

Pai, Anna C. 1992. Dasar-dasar genetika. Ed 2. PT gelora aksara pertama

Diah Rahmatia, Bagaimana Pertumbuhan & Perkembangan Manusia. Jakarta: Shakti


Adiluhung , 2008. hlm. 2

13
14

Anda mungkin juga menyukai