Anda di halaman 1dari 10

NAMA : NI LUH GEDE FISKA ARISTANTI

NIM : 171200181

KELAS : A2B

1. Jelaskan pengertian dan jalur biosintesis dari senyawa metabolit dibawah ini :
a. Terpenoid
b. Steroid
c. Fenilpropanoid
d. Poliketida
e. Flavoind
f. Alkaloid

Jawab :

A. Terpenoid
Terpenoid merupakan senyawa yang mempunyai bau dan dapat diisolasi dari
minyak atsiri. Senyawa terpenoid berasal dari senyawa molekul isoprene.
CH2==C(CH3)─CH==CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan 2
atau lebih satuan C5 ini. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam
sitoplasma sel tumbuhan. Kebanyakan terpenoid alam mempunyai struktur siklik dan
mempunyai satu gugus fungsi atau lebih (Harborne, 1987, hal. 124).
Secara umum, biosintesa dari terpenoid terjadi dengan 3 reaksi dasar yaitu:
1. Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam
mevalonat.
2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-,
seskui-, di-, sester-,dan poli-terpenoid.
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20
menghasilkantriterpenoid dan steroid.
Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukankondensasi jenis
aldol mnghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan padaasam
mevalona. Reaksi berikutnya ialah dihasilkannya iso-pentil pirofosfat (IPP)yang
selanjutnya berisomerisasi menjadi dimetil alil pirofosfat (DMAPP) oleh
enzimisomerase.IPP sebagai unit isopren aktif akanbergabung melalui ikatan kepala dan
ekor denganDMAPP. Oleh karena itu, penggabungan ini merupakan langkah pertama
dari polimeraisasi isoprene untuk menghasilkan terpenoid.(Achmad, 1986)
Penggabungan ini terjadi karena elektron dari ikatan rangkap IPP menyerang
atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh eleminasi ion
pirofosfatyang menghasilkan geranil pirofosfat (GPP) yaitu senyawa perantara bagi
semua senyawamonoterpenoid.(Achmad, 1986)
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang
sama menghasilkan Farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi
semua senyawa seskuiterpenoid. senyawa diterpenoid diturunkan dari Geranil-Geranil
Pirofosffat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unit IPP dan GPP dengan
mekanisme yang sama.
Gambar 1. Reaksi Sintesis Senyawa Terpenoid

B. Steroid
Steroid merupakan triterpen yang kerangka dasarnya adalah sistem cincin
siklopentana perhidrofenantrena (Harborne, J. B., 1987). Inti steroid dasar sama dengan
inti lanosterol dan triterpenoid tetrasiklik lain, tetapi hanya pada dua gugus metil yang
terikat pada sistem cincin, pada posisi 10 dan 13. Rantai samping delapan karbon yang
terdapat dalam lanosterol juga terdapat dalam banyak steroid, terutama dari sumber
hewan, tetapi kebanyakan steroid tumbuhan mempunyai satu atau dua atom karbon
tambahan.
Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat di
alam berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan berasal dari
triterpenoid lanosterol, sedangkan yang terdapat pada jaringan tumbuhan berasal dari
triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu.
Tahap-tahap awal dari biosintesis steroid ini sama bagi semua steroid alam,yaitu
perubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) melalui
sikloartenol dan lanosterol. Mekanisme biosintesis steroid dapat dilihat pada
Gambar 2. Biosintesis Senyawa Steroid
C. Fenilpropanoid
Fenil propanoid merupakan senyawa fenol di alam yang mempunyai cincin
aromatik dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon. Golongan fenil propanoid
yang paling tersebar luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang
merupakan bangunan dasar lignin. Empat macam asam hidroksi sinamat banyak terdapat
dalam tumbuhan. Keempat senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-
kumarat (Robby, 2011).
Senyawa fenil propanoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenol utama
yang berasal dari jalur shikimat. Senyawa fenol ini mempunyai kerangka dasar karbon
yang terdiri dari cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai karbon propana (C3)
(Lenny, 2006).
Menurut Rashamuse (2008) Biosintesis fenilpropanoid terdiri dari 3 jalur yaitu:
1. Jalur Biosintesa Shikimat
Bioseintesa fenilpropanoid melalui jalur shikimat pertama kali ditemukan dalam
organisme seperti bakteri, kapang dan ragi. Sedangkan asam shikimat pertama kali
ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lilicium religiosum dan kemudian
ditemukan dalam banyak tumbuhan.
Perintis senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan asam p-
hidroksinamat, yang juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam
tumbuhan,senyawa ini dibuat dari asam aromatis amino fenilalanin dan tirosin,
secarabergantian, dan tersintesis melalui jalur asam sikimat.
Biosintesa senyawa fenilpropanoida yang daarijalur shikimat pertama
kaliditemukan dalam mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan ragi. Sedangkan
asamashikimat pertama kali ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lillicium
religiosumdan kemudian ditemukan dalam banyak tumbuhan. Pokok reaksi biosintesa
dari jalurshikimat adalah sebagai berikut:
Pembentukan asam shikimat diawali dengan kondensasi aldol antara eritrosadan
asam fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen (C=CH2) dari
asamfosfoenolpiruvat berlaku sebagai nukleofil dan mengadisi gugus karbonil
C=Oeritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit atom karbon. Selanjutnya reaksi
yanganalog (intramolekuler) menghasilkan asam 5-dehidrokuinat yang mempunyai
lingkarsikloheksana, yang kemudian diubah menjadi asam shikimat.
Asam sikimat melalui serangkaian reaksi terfosforilasi, menghasilkan asamkorismat
yang merupakan titik percabangan yang penting dalam biosintesis. Satucabang
menghasilkan asam anthranilat dan kemudian menjadi triptofan. Sedangkancabang
yang lain menimbulkan asam prefenat, senyawa non aromatis terakhir dalamrangkaian
tersebut. Asam prefenat terbentuk oleh adisi asam fosfoenolpiruvatterhadap asam
shikimat. Asam prevenat dapat diaromatisasi dengan dua cara.Pertama diproses
dengan dehidrasi dan dekarboksilasi simultan sehinggamenghasilkan asam
fenilpiruvat, yang bisa menghasilkan fenilalanin. Yang keduamuncul dengan
dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroskifenilpiruvat, asal mula
tirosin.
Berikut adalah bagan proses biosintesis fenil propanoid:

Asam sinamat, asal mula fenilpropanoid, dibentuk dengan deaminasi enzimatis


langsung fenilalanin, dan asam p-kumarat dapat dibiosintesis dalam carayang serupa
dari tirosin atau hidroksilasi asam sinamat pada posisi para. Asam p-kumarat juga
dikenal sebagai asam p-hidroksisinamant, adalah pusat perantara dalambiosintesis
beberapa fenilpropanoid.
2. Jalur biosintesa kumarin
Kumarin adalah senyawa fenol yang pada umumnya berasal dari tumbuhan
tinggi dan jarang sekali ditemukan pada mikroorganisme. Dari segi biogenetic,
kerangka benzopiran-2-on dari kumarin berasal dari asam-asam sinamat, melalui orto-
hidroksilasi. . Asam orto-kumarat yang dihasilkan setelah menjalani isomerisasi cis-
trans, menjalani kondensasi. Penelitian pada biosintesa kumarin pada beberapa jenis
tumbuhan ternyata mendukung biosintesa ini. Walaupun demikian mekanisme dari
sebagian besar tahap-tahap reaksi tersebut masih belum jelas. Misalnya reaksi
isomerisasi cis-trans dari asam orto-hidroksikumarat mungkin berlangsung dengan
katalis enzim atau melalui proses fotokimia atau suatu proses reduksi dehidrogenasi
yang beruntun.
3. Jalur biosintesa Alifenol dan propenil fenol
Senyawa-senyawa Alifenol dan propenil fenol adalah dua jenis senyawa
fenilpropanoida yang berkaitan satu sama lainnya. Senyawa-senyawa ini umumnya
ditemukan bersama-sama dalam minyak atsiri dalam tumbuhan umbeliferae atau
tumbuhan lain yang digunakan sebagai rempah-rempah. Misalnya eugenol adalah
komponen utama dari minyak cengkeh dan miristin terdapat pada minyak pala. Semua
senyawa ini mempunyai gugus hidroksil atau gugus ester pada C4, kadang-kadang
diikuti oleh gugus metoksil atau metiledioksida.
D. Poliketidia
Poliketida adalah senyawa fenolik yang berasal dari jalur asetat-malonat.
Senyawa poliketida mempunyai kerangka dasar aromatik yang disusun oleh
beberapa unit dua atom karbon dan membentuk suatu rantai karbon yang linier
yakni asam poli β-ketokarboksilat yang disebut rantai poliasetil (Harborne, 1987)
Poliketida atau yang sering disebut dengan peptida nonribosom dibentuk oleh
enzim besar yang multifungsional dengan kelompok situs katalitik yang
terkoordinasi, yaitu PolyketideSynthase (PKS) dan Non-Ribosomal Peptide Synthase
(NRPS) (Zhao et al. 2007)
E. Alkaloid
Istilah Alkaloid pertama kali disebutkan pada tahun 1819 oleh Carl Friedrich
Wilhelm Meissner (1819), apoteker dari Halle. Dia mengamati bahwa senyawa ini “mirip
alkali” jadi dinamakan alkaloid. Bagi ahli biologi, alkaloid merupakan produk alami
murni dan sempurna. Dari sudut pandang biologi, alkaloid merupakan senyawa biologi
aktif dan senyawa kimia yang mengandung nitrogen dan mungkin memiliki beberapa
aktifitas farmakologis dan dalam banyak kasus digunakan sebagai obat dan ekologi
(Aniszewski, 2015).
Biosintesis alkaloid yaitu Asam amino baik penyusun protein (L-Arginin, L-
Histidin, L-Lisin,L-Fenilalanin, L-Tryptophan dan L-Tirosin) ataupun yang bukan
penyusun protein (L-Ornithine, asam antranilat dan asam nikotinat) merupakan prekursor
alkaloid sejati dan protoalkaloid. Namun, penting untuk dicatat bahwa alkaloid
seharusnya berasal langsung dari prekursor asam amino, misalnya asetat (prekursor lisin).
Kemiripan dari alkaloid untuk setiap molekul dari metabolisme sekunder merupakan
akibat dari proses derivasi pada blok aktif yang dibangun. Hanya ada dua blok aktif dasar
untuk senyawa sekunder yang berperan dalam pembentukan alkaloid sejati dan
protoalkaloids. Asetil koenzim A (asetil CoA) digunakan dalam jalur asetat, dan asam
sikimat di jalur sikimat (Aniszewski, 2007).
F. Flavanoid
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon
yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua
gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
(Tiang-Yang dkk, 2018).
Kerangka dasar karbon pada flavonoid merupakan kombinasi antara jalur
sikhimat dan jalur asetat-malonat yang merupakan dua jalur utama biosintesis cincin
aromatik. Cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida (jalur asetat-
malonat), yaitu kondensasi tiga unit asetat atau malonat, sedangkan cincin B dan tiga
atom karbon dari rantai propan berasal dari jalur fenilpropanoid (jalur sikhimat)
(Achmad, 1985)
Gambar 3. Biosintesis kelompok flavonoid

2. Sebutkan 3 hal yang digunakan sebagai dasar determinasi suatu tumbuhan ?


Jawab :
Determinasi suatu tumbuhan meliputi :
1) ciri morfologi
2) ciri anatomis
3) kandungan kimia atau
4) kombinasi dari cara-cara tersebut.
( Alfinda.,dkk,2008)

3. Apa yang dimaksud dengan kemotaksonomi? Sebutkan tingkatan takson yang sering
digunakan dalam fitokimia ?
Jawab :
 kemotaksonomi adalah kegiatan mengklasifikasikan, mencirikan serta memberi nama
organisme berdasarkan kandungan kimia yang dimiliki. Tujuannya untuk mengetahui
hubungan kekerabatan antar organisme berdasarkan senyawa kimianya.
Dari seluruh tanaman yang ada di bumi, dapat disusun takson-takson yang di tata
mengikuti hierarki. Terdapat 7 tingkatan takson utama, berturut-turut
 Kingdom
 Filum
 Kelas
 Ordo
 Familia
 Genus
 Species
(Endarini,2016)
4. Jelaskan tahapan proses penyiapan tanaman sampel untuk penelitian ?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai