Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KROMATOGRAFI INTERAKSI HIDROFOBIK

(Biokimia)

OLEH :

• Anisa sri rahayu


• Herlina cahyani
• Rahel nuraeni natalia

UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA


BAB I
LATAR BELAKANG
Pemurnian enzim bertujuan untuk memisahkan enzim yang dikehendaki

dari enzim lain yang tidak diinginkan. Menurut Harris dan Angal (1989), ada tiga

strategi yang harus diperhatikan dalam pemurnian enzim: 1) kualitas, perlu tindakan

untuk mempertahankan aktivitas enzim dengan mengurangi proteolisis dan

denaturasi,  2) kuantitas, perlu diperhatikan jumlah pemakaian akhir protein murni,

dan 3) ekonomis, perlu dipertimbangkan biaya apabila diterapkan dalam skala

laboratorium maupun industri.

Pemurnian enzim umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:

fraksinasi dengan garam atau pelarut organik, sentrifugasi, dialisis, dan pemisahan

dengan kromatografi kolom (Scopes, 1987).

Tujuan

 Untuk mengetahui macam-macam cara pemisahan molekul berdasarkan


perbedaan pola pergerakannya.
 Untuk menambah pengetahuan di mata kuliah biokimia
 Bisa membedakan hasil dari cara pemisahan enzim melalui kromatografi.
BAB II
PEMBAHASAN

Ada beberapa langkah pemurnian enzim yaitu sebagai berikut : 1.    

Pengendapan dengan Amonium Sulfat

2.     Dialisis

3.     Kromatografi kolom

Jenis -jenis kromatografi :


 Kromatografi Partisi
Mis. Kromatografi kertas
 Kromatografi Adsorpsi
Mis. TLC
 Kromatografi Penukaran Ion
Mis. Resin penukar ion
 Kromatografi Penyaringan Molekul
Mis. Filtrasi gel
Kromatografi Affinitas
Kromatografi interaksi hidrofobik

Pengertian kromatografi
 kromatografi interaksi hidrofobik merupakan metode pemisahan berdasarkan
perbedaan hidrofobisitas pada permukaan protein. Hal ini bergantung pada interaksi

hidrofobik antara permukaan protein dengan gugus hidrofobik yang terikat secara

kovalen pada matriks (Standburry dan Whitaker, 1984). Pada kondisi kekuatan ion

yang tinggi, protein atau enzim akan terikat kuat pada matriks melalui interaksi

hidrofobik, hal seperti ini dapat terlihat pada gambar Matriks yang umum digunakan

bersifat nonpolar, turunan jenis sefarosa yakni fenil sefarosa atau butil sefarosa (Roe,

1989; Suhartono, 1989).Suatu campuran protein dimasukkan ke dalam kolom

interaksi hidrofobik dalam kondisi ionik yang tinggi. Pada kekuatan ion yang tinggi

protein terikat kuat pada matriks melalui interaksi hidrofobik. Semakin hidrofobik
suatu protein, maka semakin kuat ikatannya. Protein yang terikat pada matriks dapat

terlepas jika dielusi dengan eluen yang kekuatan ionnya semakin menurun yaitu

dengan konsentrasi garam dari tinggi ke yang lebih rendah (Roe, 1989).

yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang kromatografi interaksi

hidrofobik.

Pengertian

Kromatografi Interaksi Hidrofobik

Kromatografi interaksi hidrofobik merupakan metode pemisahan berdasarkan perbedaan

hidrofobisitas pada permukaan protein.Hal ini bergantung pada interaksi hidrofobik antara

permukaan protein dengan gugus hidrofobik yang terikat secara kovalen pada matriks.Pada

kondisi kekuatan ion yang tinggi, protein atau enzim akan terikat kuat pada matriks melalui

interaksi hidrofobik,Matriks yang umum digunakan bersifat nonpolar, turunan jenis sefarosa

yakni fenil sefarosa atau butil sefarosa.

Adapun fase diam dan fase bergeraknya yaitu :

• Fase diam : - fenil sefarose


- oktyl sefarose
• Fase gerak : sampel albumin
Cara kerja
Suatu campuran protein dimasukkan ke dalam kolom interaksi hidrofobik
dalam kondisi ionik yang tinggi. Pada kekuatan ion yang tinggi protein terikat
kuat pada matriks melalui interaksi hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu
protein, maka semakin kuat ikatannya. Protein yang terikat pada matriks dapat
terlepas jika dielusi dengan eluen yang kekuatan ionnya semakin menurun
yaitu dengan konsentrasi garam dari tinggi ke yang lebih rendah (Roe, 1989).
Prinsip kerja Kromatografi interaksi hidrofobik (Koelman dan Roehm, 2005)

Kromatografi Interaksi Hidrofobik


 Protein enzim dapat diikat oleh matriks melalui interaksi hidrofobik pada lingkungan polaritas
dan kekuatan ion yang tinggi.
 Matriks yang digunakan bersifat non polar, misalnya sefarosa.
 Enzim dipisahkan dari ikatan dengan menggunakan eluen yang polaritasnya diturunkan.
 Eluen yang digunakan : beberapa jenis garam.
 Peningkatan polaritas dapat dilakukan dengan menggunakan konsentrasi ion yang berbeda :
Ba2+ Ca2+, Mg2+, Li+, Cs+,Na+, K+,Rb+dan NH4+ (untuk kation), atau SCN-,
I-,ClO4-,NO3-,Br-,Cl-,CH3COO-, SO22-dan PO43-(untuk anion).

Manfaat kromatografi interaksi hidrofobik pada skala besar

 Dapat dipergunakan baik pada tahap awal maupun akhir. Perlu dipergunakan eluen
dengan polaritas/ kekuatan ion tinggi; jadi paling baik dilakukan setelah kromatografi
pertukaran ion atau setelah pengendapan dengan garam,kapasitas dan resolusinya
tinggi,demikian pula kecepatannya.

Asam amino yang bersifat hidrofobik :


 Alanin
 isoleusin
 leusin
 metionin
 fenilalanin
 prolin
 triptofan
 tirosin
 valin

Larutan protein memiliki berbagai residu (asam amino) permukaan yang dapat berikatan
dengan berbagai pelarut. Residu ini bisa saja bersifat hidrofilik/hidrofobik.contohnya seperti
asam amino fenil alanin, tirosin dan triptofan.
BAB III
PENUTUP

kesimpulan :

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola


pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan
lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan
pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat
dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih
lanjut. Beberapa alat-alat analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk
analisis secara on-line seperti: penggabungan kromatografi gas (gas chromatography) dan
kromatografi cair (liquid chromatography) dengan mass spectrometry (GC-MS dan LC-
MS), Fourier-transform infrared spectroscopy (GC-FTIR), dan diode-array UV-VIS
(HPLC-UV-VIS Kromatografi Interaksi Hidrofobik.

Anda mungkin juga menyukai