Anda di halaman 1dari 93

Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

MODUL POTENSIOMETRI
1

A. Pengantar
Potensiometri adalah pengukuran potensial suatu
sistem zat elektroaktif yang terlarut dalam elektroda
indikator yang dihubungkan dengan elektroda standar
membentuk sel galvanik. Sel ini menghasilkan potensial
yang dapat diukur pada kondisi statis. Pengukuran
potensial dari elektroda banyak dipergunakan dalam
ilmu kefarmasian terutama untuk mengukur pH larutan
dan titrasi potensiometrik.
Aplikasi titrasi potensiometrik untuk reaksi
netralisasi menggunakan elektroda gelas; untuk reaksi
reduksi-oksidasi menggunakan elektroda logam inert
seperti platina; untuk reaksi presipitasi menggunakan
elektroda logam perak atau perak halida; dan untuk

Laboratorium Kimia Farmasi 1


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
pengukuran konsentrasi ion spesifik dengan elektroda
selektif ion (Satiadarma K dkk, 2004).

B. Tujuan praktikum
Praktikan diharapkan mampu menetapkan
kadar suatu senyawa secara potensiometri serta mampu
mengolah data titrasi potensiometri menggunakan kurva
turunan pertama sampai kedua

C. Teknis kerja dan pengolahan data


- Lakukan preparasi terhadap sampel sesuai prosedur
yang ada, volume larutan yang dititrasi adalah kira-
kira 300 ml dengan tujuan agar elektroda mampu
menyentuh permukaan larutan. Letakkan larutan
dalam beker glass tersebut di atas pengaduk
magnetik, jalankan pengaduk (tanpa pemanasan)
dengan kecepatan sedang.
- Lakukan kalibrasi terhadap alat potensiometer (lihat
prosedur kalibrasi, larutan standar tidak boleh
dibuang).
- Pasang alat potensiometer yang telah dikalibrasi
dengan bantuan statif dan klem hingga elektrodanya
tercelup kedalam larutan titrat (Hati-hati!, Jangan
sampai menyentuh pengaduk), lalu pasang buret

Laboratorium Kimia Farmasi 2


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
yang telah diisi dengan larutan titran. Rangkaian alat
ini akan terlihat seperti pada gambar di atas.
- Mulailah titrasi dengan membuka kran buret pelan-
pelan. Lakukan orientasi terlebih dahulu. Catat pH
(jika titrasi netralisasi) atau mV (sesuai
potensiometer yang digunakan) setiap penambahan
0,50 ml larutan titran, perhatikan hingga terjadi
kenaikan yang tajam dari nilai pH atau mV,
kemudian lanjutkan hingga 5 titik data setelah
terjadinya kenaikan yang tajam tersebut. Lakukan
replikasi seperti pada prosedur sebelumnya tetapi
pencatatan pH atau mV dilakukan setiap
penambahan 0,10 ml.
- Catat data dalam tabulasi seperti format berikut:

DATA HASIL PERHITUNGAN


A B C D E F G
E 2 E
V (ml) E (mV) E V ( ) Vavg
V Vavg
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........

NB: Jika yang diukur adalah nilai pH, maka E (mV)


diganti dengan pH

- Rumus Perhitungan

Laboratorium Kimia Farmasi 3


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
E E n 1  E n
(Kolom E)............................ 
V Vn 1  Vn

2 E E n 1  E n
(Kolom G)................ 
V avg Vavg n 1  Vavg n

Vavg = (Vn+1 + Vn) / 2

- Dari data dan hasil perhitungan diatas, buatlah kurva

E
(1) V(ml) Vs E; (2) V(ml) Vs ; dan (3) V(ml) Vs
V

2 E
sehingga akan tampak bentuk kurva seperti
V avg

berikut:

Kurva V(ml) Vs E(mV)

E
kurva V(ml) Vs
V

2 E
kurva V(ml) Vs
V avg

Laboratorium Kimia Farmasi 4


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

- Dari data (kolom G), tentukan volume titrasi (V) yang


menunjukkan letak Titik Akhir Titrasi (TAT), yaitu V

2 E
dimana nilai nya melewati titik nol.
V avg

- Contoh data dan hasil perhitungan :


DATA HASIL PERHITUNGAN
( 2 E
E E (
V (ml) E V Vavg V avg
(mV) V
) )
10.00 0.400
0.045 0.10 0.45 10.05
10.10 0.445 -3.6
0.009 0.10 0.09 10.15
10.20 0.454 -0.3
0.006 0.10 0.06 10.25
10.30 0.460 4.9
0.055 0.10 0.55 10.35
10.40 0.515 33.5
0.10 3.90 10.45
10.50 0.905 0.390 -38.5
0.10 0.05 10.55
10.60 0.955 0.005 -0.3
0.10 0.02 10.65
10.70 0.975 0.000
- Dari data diatas, terlihat bahwa volume titrasi yang

2 E
nilai nya melewati titik nol adalah dari 33,5
V avg

ke -38,5; lonjakan nilai E terletak pada volume

Laboratorium Kimia Farmasi 5


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
2 E
titrasi 10,40 sampai 10,50 ml (yang nya 33,5
V avg

ke -38,5), sehingga ditentukan TAT terletak antara


10,40 – 10,50; kemudian nilai pastinya ditentukan
dengan perhitungan:
volume titrasi (pada TAT) = 10,40 +

33,5
( x0,1)
33,5  38,5

= 10,40 + 0,047
= 10,45 ml
- Setelah didapat volume titrasi, selanjutnya hitung
kadar senyawa dalam sampel sesuai cara perhitungan
kadar pada titrasi.

D. Aplikasi
Aplikasi 1. Penetapan kadar Vitamin C dalam tablet
secara alkalimetri dengan potensiometri
Lebih kurang 250 mg asam askorbat yang ditimbang
seksama, larutkan dalam aquadest. Titrasi dengan
NaOH 0,1 N.

Aplikasi 2. Penetapan kadar Vitamin B1 dalam tablet


secara alkalimetri dengan potensiometri (Sudjadi dan
Rohman, 2004)

Laboratorium Kimia Farmasi 6


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Lebih kurang 500 mg tiamin hidroklorida yang
ditimbang seksama, larutkan dalam air bebas CO 2.
Titrasi dengan NaOH 0,1 N.

Aplikasi 3. Penetapan kadar Vitamin C dalam tablet


secara iodimetri dengan potensiometri (Depkes RI,
2005)
Timbang saksama lebih kurang 400 mg, larutkan
dalam campuran 100 mL air dan 25 mL asam
sulfat 2 N, titrasi segera dengan iodium 0,1 N.

Aplikasi 4. Penetapan kadar Tablet Ferro Sulfat


(FeSO4.7H2O) (Fatah dan Mursyidi, 1982)
Larutkan kurang lebih 1 g besi (II) sulfat yang
telah ditimbang seksama dalam 20 ml asam sulfat
encer P. Titrasi dengan larutan baku kalium
permanganat 0,1 N.

Aplikasi 5. Penetapan kadar Vitamin C dalam tablet


dengan secara alkalimetri dengan potensiometri
autotitrator
Seperti aplikasi 1, dengan potensiometri
autotitrator.

Laboratorium Kimia Farmasi 7


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Aplikasi 6. Penetapan kadar Vitamin B1 dalam tablet
dengan secara alkalimetri dengan potensiometri
autotitrator
Seperti aplikasi 2, dengan potensiometri
autotitrator.
E. Penugasan
1. Jelaskan sifat fisiko kimia (kelarutan, sifat asam
basa, sifat redoks) dari senyawa yang akan anda
tetapkan kadarnya! (5)
2. Jelaskan cara pembuatan dan pembakuan dari
larutan baku yang akan anda gunakan sebagai
titran! (20)
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian titrasi secara
potensiometri! (20)
4. Apa prinsip reaksi dalam proses titrasi anda?(20)
5. Berapa bobot molekul dari senyawa yang anda
analisis? (5)
6. Berapa ekivalensi dari senyawa yang anda
analisis? Jelaskan dengan reaksi! (30)

Laboratorium Kimia Farmasi 8


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

MODUL SPEKTROFOTOMETRI
2
ULTRAVIOLET

A. Pengantar
Spektroskopi pada dasarnya berkaitan dengan
penyerapan, emisi atau hamburan radiasi
elektromagnetik oleh atom atau molekul (Hollas, 2004).
Sebagian besar molekul obat menyerap radiasi di daerah
ultraviolet (UV). Serapan radiasi UV terjadi melalui
eksitasi elektron-elektron pada struktur molekulnya ke
keadaan tingkat energi yang lebih tinggi (Watson, 2012).

B. Tujuan praktikum
Praktikan diharapkan mampu menetapkan
kadar suatu senyawa menggunakan alat
spektrofotometer UV dengan tahapan dan analisa data
yang benar.

C. Teknis kerja dan pengolahan data

Laboratorium Kimia Farmasi 9


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
1%
- Carilah harga E1cm dari senyawa yang akan anda
tetapkan kadarnya (pada panjang gelombang UV)
dari referensi-referensi standard.
- Tentukan panjang gelombang maksimum
1%
Tentukan satu konsentrasi (berdasarkan nilai E1cm
tadi) untuk mencari panjang gelombang maksimum.
Ukur absorbansi pada range panjang gelombang UV.
Contoh:
1%
E1cm sulfadiazin dalam etanol = 844 pd 270 nm
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jika
konsentrasi sulfadiazin 1% b/v diukur pada λ
270 nm, akan didapat A = 844, maka jika
konsentrasi sulfadiazin dijadikan 0,0005% b/v
(pengenceran 2000x), maka A akan didapat ±
0,422.
Untuk membuat larutan sulfadiazin 0,0005% b/v (0,5
mg dalam 100 ml) diperlukan suatu larutan stok,
karena dengan neraca analitik kepekaan 0,1 mg
minimal penimbangan yang diperbolehkan adalah
100,0 mg.
Misal dibuat larutan stok dengan konsentrasi 0,1 %
b/v, maka ditimbang 100,0 mg sulfadiazin dan
dilarutkan dalam 100,0 ml etanol, maka untuk

Laboratorium Kimia Farmasi 10


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
membuat larutan dengan konsentrasi 0,0005%
sebanyak 5,0 ml didapat dari perhitungan:
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 0,1% = 5,0 ml x 0,0005%
V1 = 0,025 ml atau 25 µl
Sehingga sebanyak 25 µl larutan stok 0,1 %, ditambah
etanol hingga 5,0 ml (dalam labu takar 5,0 ml).
Larutan konsentrasi 0,0005% diatas kemudian
dimasukkan kedalam kuvet UV, dan diukur
absorbansinya pada range λ 200 – 400 nm. Panjang
gelombang dimana nilai absorbansinya paling besar
merupakan Panjang Gelombang Maksimum (λmax).
- Buatlah kurva baku dari larutan senyawa standard
Buatlah seri konsentrasi untuk membuat kurva baku
1%
dengan mengacu pada nilai E1cm tadi sebanyak 5
seri konsentrasi. Untuk lebih mudahnya, gunakan
hasil pengukuran absorbansi dari konsentrasi yang
digunakan pada penetapan λmax diatas sebagai
patokan.

Selanjutnya 5 seri konsentrasi tersebut dibaca


absorbansinya pada λmax, kemudian dibuat persamaan
regresi linier, hubungan antara konsentrasi (x) Vs
absorbansi (y) maka akan didapat persamaan kurva

Laboratorium Kimia Farmasi 11


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
baku y = bx + a. Kurva baku yang baik, nilai r-nya
semakin mendekati 1.
- Ukurlah absorbansi sampel, lakukan 3 x replikasi
Buat larutan sampel dengan pelarut yang sama
ketika membuat kurva baku. Kemudian ukur
absorbansinya pada λmax hingga didapat nilai Abs yang
berada didalam range Absorbansi pada persamaan
kurva baku.
Misal pada persamaan kurva baku diperoleh range
nilai absorbansi antara 0,253 – 0,791, maka
absorbansi larutan sampel harus berada didalam
range tersebut.
- Hitung kadar sampel
Data pengukuran absorbansi sampel kemudian
dimasukkan kedalam persamaan kurva baku (sebagai
faktor y), maka akan didapat x yang merupakan
kadar sampel (dalam satuan b/v). Apabila sampel
dalam bentuk serbuk, maka satuan kadar dijadikan
b/b.

D. Aplikasi
Aplikasi 1. Penetapan kadar parasetamol
1%
Carilah nilai E1cm dari parasetamol (dalam
panjang gelombang UV), lakukan penetapan kadar

Laboratorium Kimia Farmasi 12


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
menggunakan spektrofotometri UV dengan
tahapan-tahapan diatas.
 E1%1cm 0,1 N NaOH = 710 pada 255 nm
(Autherhoff dan Kovar, 2002)
 Asam, 245 nm, A1%1cm = 668a; Basa, 257 nm, A1
%1cm

= 715a (Moffat et al., 2005

Aplikasi 2. Penetapan kadar vitamin B1


1%
Carilah nilai E1cm dari vitamin B1 (dalam panjang
gelombang UV), lakukan penetapan kadar
menggunakan spektrofotometri UV dengan
tahapan-tahapan diatas.
 Asam, 246 nm, A1%1cm = 450; Basa, 232 nm, A1%1cm =
566 (Moffat et al., 2005)

Aplikasi 3. Penetapan kadar vitamin C


1%
Carilah nilai E1cm dari vitamin C (dalam panjang
gelombang UV), lakukan penetapan kadar
menggunakan spektrofotometri UV dengan
tahapan-tahapan diatas.
 E1%1cm air = 580 pada 265 nm (Autherhoff
dan Kovar, 2002)
 Asam, 243 nm, A1%1cm = 556a (Moffat et al., 2005)

Aplikasi 4. Penetapan kadar aspirin


Laboratorium Kimia Farmasi 13
Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
1%
Carilah nilai E1cm dari aspirin (dalam panjang
gelombang UV), lakukan penetapan kadar
menggunakan spektrofotometri UV dengan
tahapan-tahapan diatas.
 Asam, 230 nm, A1%1cm = 466, 278 nm, A1%1cm = 68;
Basa, 257 nm, A1
%1cm = 715a, 298 nm, A1%1cm =
190 (Moffat et al., 2005)

E. Penugasan
1%
1. Berapa nilai E1cm dari senyawa yang akan anda
tetapkan kadarnya? (sertakan sumber referensi
yang anda gunakan). (5)
2. Apa pelarut yang anda gunakan untuk melarutkan
sampel anda ? (5)
3. Berapa konsentrasi larutan stok yang akan anda
buat? Jelaskan cara pembuatannya! (25)
4. Berapa konsentrasi larutan standard yang anda
gunakan untuk menetapkan λmax ? Jelaskan cara
pembuatannya dari larutan stok yang anda buat!
(20)
5. Apa yang dimaksud dengan penimbangan
seksama? (10)
6. Mengapa absorbansi sampel harus dibaca pada
λmax ? (15)

Laboratorium Kimia Farmasi 14


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
7. Jelaskan mengapa senyawa anda dapat
ditetapkan kadarnya dengan spektrofotometri
UV? Lengkapi dengan struktur senyawa. (20)

Laboratorium Kimia Farmasi 15


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

MODUL SPEKTROFOTOMETRI SINAR


3
TAMPAK

A. Pengantar
Spektrofotometri UV-VIS adalah teknik analisis
yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik
ultraviolet dan sinar tampak dengan instrumen
spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995).
Serapan radiasi berenergi tinggi mengakibatkan
pindahnya sebuah elektron ke orbital dengan energi
lebih tinggi. Molekul-molekul yang memerlukan lebih
banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul
yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa
yang menyerap cahaya dalam daerah VIS (yakni senyawa
berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah
dipromosikan daripada senyawa yang menyerap pada

Laboratorium Kimia Farmasi 16


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
panjang gelombang UV (Skoog et al., 2014).

Warna yang
Panjang
Warna yang diserap teramati/ warna
Gelombang
komplementer
(nm)
400 – 435 Ungu (lembayung) Hijau kekuningan
450 – 480 Biru Kuning
480 – 490 Biru kehijauan Oranye
490 – 500 Hijau kebiruan Merah
500 – 560 Hijau Merah anggur
560 – 580 Hijau kekuningan Ungu (lembayung)
580 – 595 Kuning Biru
595 – 610 Oranye Biru kekuningan
610 – 750 Merah Hijau kebiruan

B. Tujuan praktikum
Praktikan diharapkan mampu menetapkan
kadar suatu senyawa menggunakan alat
spektrofotometer Visible dengan tahapan dan analisa
data yang benar.

C. Teknis kerja dan pengolahan data


1%
- Carilah harga E1cm dari senyawa yang akan anda
tetapkan kadarnya (pada panjang gelombang Sinar
Tampak) dari referensi-referensi standard.
- Tentukan Waktu Operasional (operating time/OT)
1%
Tentukan satu konsentrasi (berdasarkan nilai E1cm
tadi) untuk mencari OT.

Laboratorium Kimia Farmasi 17


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Contoh:
1%
E1cm klortetrasiklin dalam etanol dengan
penambahan pereaksi campuran asam borat-asam
sulfat = 176 pada 503 nm.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jika
konsentrasi klortetrasiklin 1% b/v diukur pada λ 503
nm, akan didapat A=176, maka jika konsentrasi
klortetrasiklin dijadikan 0,003% b/v (pengenceran
300x), maka A akan didapat ± 0,587.
Untuk membuat larutan klortetrasiklin 0,003% b/v
(3,0 mg dalam 100 ml) diperlukan suatu larutan stok,
karena dengan neraca analitik kepekaan 0,1 mg
minimal penimbangan yang diperbolehkan adalah
100,0 mg.
Misal dibuat larutan stok 100,0 mg klortetrasiklin
dalam 100,0 ml etanol (konsentrasi stok 0,1 % b/v),
maka untuk membuat larutan dengan konsentrasi
0,003% sebanyak 10,0 ml didapat dari perhitungan:
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 0,1% = 10,0 ml x 0,003%
V1 = 0,3 ml atau 300 µl
Sehingga, sebanyak 300 µl larutan stok 0,1%
ditambah pereaksi campuran asam borat-asam

Laboratorium Kimia Farmasi 18


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
sulfat, ditepatkan volumenya dengan etanol hingga
10,0 ml (dalam labu takar 10,0 ml).
Larutan konsentrasi 0,003% diatas kemudian
dimasukkan kedalam kuvet Vis, dan diukur
1%
absorbansinya (pada λ E1cm ) pada waktu-waktu
tertentu, misal 0 menit, 2 menit, 4, 6, 8, 10, dst
(dihitung sejak penambahan pereaksi) hingga didapat
absorbansi yang stabil pada beberapa titik kemudian
sesudahnya terlihat adanya penurunan absorbansi.
Pengukuran dilakukan pada λ max teoritis. Waktu
dimana nilai absorbansi tersebut stabil/tetap
ditentukan sebagai OT.

- Tentukan panjang gelombang maksimum


Gunakan konsentrasi larutan yang sama yang
digunakan ketika mencari OT, tetapi dilakukan
pengambilan baru dari larutan stok. Setelah
ditambahkan pereaksi dan ditepatkan volumenya,
kemudian larutan didiamkan selama OT, selanjutnya
larutan tersebut dimasukkan kedalam kuvet Vis, dan
diukur absorbansinya pada range λ ±100 nm dari λ
teoritis. Panjang gelombang dimana nilai
absorbansinya paling besar adalah merupakan
Panjang Gelombang Maksimum (λmax).

Laboratorium Kimia Farmasi 19


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
- Buatlah kurva baku dari larutan senyawa standard
Lihat teknis pembuatan kurva baku seperti pada
modul 2. Gunakan konsentrasi yang digunakan ketika
menentukan OT dan λmax sebagai acuan, lanjutkan
dalam 5 titik konsentrasi.
- Ukurlah absorbansi sampel, lakukan 3 x replikasi
Lihat teknis pengukuran absorbansi sampel seperti
pada modul 2.
- Hitung kadar sampel
Lihat teknis penghitungan kadar sampel seperti pada
modul 2.

D. Aplikasi
Aplikasi 1. Penetapan Kadar Aspirin (Anonim, 2012)
Lakukan penetapan kadar menggunakan
spektrofotometri Vis dengan tahapan-tahapan diatas.
Part I: Making Standards.
1. Weigh accurately about 100 mg of aspirin
(acetylsalicylic acid) and put it into a 125 mL
Erlenmeyer flask. Add 2.5 mL of a 1 M NaOH
solution to the flask, and heat until the contents
begin to boil (or warm the mixture gently at 50 °C
for ten minutes).
2. Cool the solution and transfer quantitatively the
solution to a 100 mL volumetric flask, and dilute
with distilled water to the mark. This is the stock
solution. It contains the hydrolysis product (salicylic
acid) from a 0.1% solution of aspirin.

Laboratorium Kimia Farmasi 20


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
3. Pipet a 0.8 mL sample of this aspirin standard
solution to a 10 mL volumetric flask. Dilute to the
mark with a 0.02 M iron (III) chloride solution.
Label this solution "A," (this is standard solution A).
4. Prepare similar solutions with 0.7, 0.6, 0.5, 0.4, and
0.3 mL portions of the aspirin standard. Label these
"B, C, D, E, and F."
5. Measure the absorbance of each standard solution
using the spectrophotometer.
6. Plot a graph of absorbance against concentration
equivalent of aspirin. This is the calibration graph.
Part II: Analysing aspirin tablets.
1. Make a note of the mass of aspirin the manufacturer
states is in each tablet. This is given on the
packaging
2. Crush one or two tablets in a mortar and pestle
3. Weigh accurately about 100 mg of the powdered
tablet and put it into a 125 mL Erlenmeyer flask.
Add 2,5 mL of a 1 M NaOH solution to the flask, and
heat until the contents begin to boil (or warm the
mixture gently at 50 °C for ten minutes).
4. Cool the solution and transfer quantitatively the
solution to a 50 mL volumetric flask, if necessary
filtering to remove any insoluble material and dilute
with distilled water to the mark.
5. Pipet a 0.4 mL sample of this aspirin tablet solution
to a 10 mL volumetric flask. Dilute to the mark
with a 0.02 M iron (III) chloride solution. Measure
the absorbance of the unknown using the
spectrophotometer.
6. Use the calibration graph to determine the
concentration of aspirin in the solution and use this
to work out the mass of aspirin in the tablet.
Laboratorium Kimia Farmasi 21
Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Aplikasi 2. Penetapan Kadar Parasetamol I (Shihana et
al., 2010)
Lakukan penetapan kadar menggunakan
spektrofotometri Vis dengan tahapan-tahapan
diatas.
The sample is dissolved in water. A 5.0 mL aliquot
is pipetted into a suitable flask and 0.5 mL of 6N
HCl is added. Nitrous acid was generated by
adding 0.4 mL of sodium nitrite to the solution.
After 2 minutes, 1,0 mL of 15% sulfamic acid was
added carefully to neutralize excess nitrous acid.
Finally, 2.5 mL of 15% NaOH was added, and the
solutions are diluted to volume with water. The
absorbance is determined, against a reagent blank
of water, at 430 nm. A standard is run
simultaneously.

Aplikasi 3. Penetapan Kadar Parasetamol II (Anonim,


2012a)
Lakukan penetapan kadar menggunakan
spektrofotometri Vis dengan tahapan-tahapan
diatas.
Part I: Making Standards.
1. Weigh accurately about 100 mg of paracetamol, put
it into a 125 mL Erlenmeyer flask and dissolve in
distilled water.

Laboratorium Kimia Farmasi 22


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
2. Transfer quantitatively the solution to a 100 mL
volumetric flask, and dilute with distilled water to
the mark.
3. Dilute this solution to make a 0.001 % stock solution
of paracetamol by diluting 0.5 mL to 50 mL.
4. Prepare six standard solutions using the following
volume into six 10 mL volumetric flasks, labeled A-
F:
A B C D E F
Vol. of stock
2.0 1.6 1.2 0.8 0.4 0.2
sol.(mL)
Vol.of
distilled 0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 1.8
water (mL)

5. To each flask, add 2 mL of 0.02 M iron(III) chloride


solution and 4 mL of 0.002 M potassium
hexacyanoferrate(III) solution. Leave for 10 minutes
and then add 1 mL of 5 M hydrochloric acid. Make
up to the mark with distilled water.
6. After 20 minutes, measure the absorbance of each
standard solution using the spectrophotometer at
700 nm.
7. Plot a graph of absorbance against concentration
equivalent of paracetamol. This is the calibration
graph.

Part II: Analysing paracetamol tablets.


1. Make a note of the mass of paracetamol the
manufacturer states is in each tablet. This is given
on the packaging.
2. Crush one or two tablets in a mortar and pestle,

Laboratorium Kimia Farmasi 23


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
3. Weigh accurately about 100 mg of the powdered
tablet into a 250 mL beaker and dissolve in distilled
water
4. Transfer quantitatively the solution to a 50 mL
volumetric flask, if necessary filtering to remove any
insoluble material and dilute with distilled water to
the mark.
5. Pipette 1 mL of this solution into a 10 mL
volumetric flask and make up to volume with
distilled water.
6. Measure 2 mL of this solution into a 10 mL
volumetric flask. Add 2 mL of 0.02 M iron(III)
chloride solution and 4 mL of 0.002 M potassium
hexacyanoferrate(III) solution. Leave for 10 minutes
and then add 1 mL of 5 M hydrochloric acid. Make
up to the mark with distilled water.
7. After 20 minutes, measure the absorbance using the
spectrophotometer at 700 nm
8. Use the calibration graph to determine the
concentration of paracetamol in the solution and
use this to work out the mass of paracetamol in the
tablet.

E. Penugasan
1%
1. Berapa nilai E1cm dari senyawa yang akan anda
tetapkan kadarnya ? (sertakan sumber referensi
yang anda gunakan) (10)
2. Apa pelarut yang anda gunakan untuk melarutkan
sampel anda ? (10)

Laboratorium Kimia Farmasi 24


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
3. Apa pereaksi yang anda gunakan untuk membuat
senyawa tersebut berwarna? Jelaskan dengan
reaksi mengapa dengan penambahan pereaksi
tersebut, senyawa menjadi berwarna! (15)
4. Berapa konsentrasi larutan standard yang anda
gunakan untuk menetapkan OT dan λmax ? (15)
5. Mengapa absorbansi sampel harus dibaca pada OT
dan λmax ? (15)
6. Berapa konsentrasi larutan stok yang akan anda
buat ? Jelaskan cara pembuatannya! (20)
7. Jelaskan mengapa senyawa anda dapat
ditetapkan kadarnya dengan spektrofotometri
Vis? lengkapi dengan struktur senyawa. (15)

Laboratorium Kimia Farmasi 25


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

MODUL SPEKTROFOTOMETRI -UV


4
MULTIKOMPONEN

A. Pengantar
Metode persamaan simultan dilakukan dengan
mengukur pada 2 atau lebih panjang gelombang yang
mana masing-masing komponen tidak akan mengganggu.
Kromofor yang berbeda-beda dari tiap komponen akan
mempunyai kekuatan absorbsi cahaya yang berbeda pula
pada satu daerah panjang gelombang. Pengukuran
dilakukan pada masing-masing larutan pada tiap panjang
gelombang (menurut banyaknya komponen), sehingga
diperoleh persamaan hubungan antara absorbansi
dengan konsentrasi pada panjang gelombang tersebut.
Dari hukum Lambert-Beer, dapat diketahui bahwa

Laboratorium Kimia Farmasi 26


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
absorbansi (A) berbanding lurus dengan absortivitas
molar (ε), tebal kuvet (b), dan konsentrasi (c).
Absorbansi senyawa 1, A1 = ε1 . b1 . c1
Absorbansi senyawa 2, A2 = ε2 . b2 . c2

Supaya nilai b tetap, maka selama pengukuran


digunakan kuvet yang sama, sehingga persamaan
menjadi:
A1 = ε1 . c1 dan A2 = ε 2 . c 2
Pengukuran campuran 2 senyawa dilakukan baik pada
panjang gelombang 1 (λ1) maupun pada λ2, oleh karena
itu absorbansi pada panjang gelombang tersebut
merupakan jumlah dari absorbansi senyawa 1 dan
absorbansi senyawa 2 yang menggambarkan spektra 2
buah senyawa, yang secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
A (pada λ1) = (ε1.c1) pada λ1 + (ε2.c2) pada λ1
.....................pers.(1)
A (pada λ2) = (ε1.c1) pada λ2 + (ε2.c2) pada λ2
......................pers.(2)

Metode derivatif digunakan pada pengukuran 2


atau lebih komponen senyawa dalam satu sampel jika
dari masing-masing komponen tersebut mempunyai
serapan pada panjang gelombang yang berdekatan. Jika

Laboratorium Kimia Farmasi 27


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
dibuat spektra serapan normal dari masing-masing
komponen tersebut, maka akan didapatkan spektra yang
saling tumpang tindih, sehingga menyebabkan kesulitan
dalam penetapan kadar. Metode ini dapat dilakukan
dalam 2 cara yaitu cara zero-crossing dan peak to peak.
Spektra serapan normal dapat dibuat ke dalam spektra
derivat pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya hingga
didapat titik dimana komponen yang tidak akan
dianalisis berada pada titik nol.

B. Tujuan praktikum
Praktikan diharapkan mampu menetapkan
kadar senyawa dalam sampel yang mengandung dua
komponen atau lebih, menggunakan alat
spektrofotometer UV dengan metode persamaan
simultan.

C. Teknis kerja dan pengolahan data


Metode persamaan simultan
1%
- Carilah harga E1cm dari masing-masing komponen
dalam sampel yang anda analisis (pada panjang
gelombang UV)
- Tentukan panjang gelombang maksimum dari
masing-masing komponen tersebut (dengan mengacu

Laboratorium Kimia Farmasi 28


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
1%
pada harga E1cm ). Lihat cara penentuan panjang
gelombang maksimum pada Modul 2.
- Dengan menggunakan konsentrasi yang sama pada
penetapan λmax ; ukurlah absorbansi masing-masing
komponen pada tiap panjang gelombang
maksimum tersebut. Sehingga, komponen senyawa 1
diukur pada λmax senyawa 1 dan 2; serta komponen
senyawa 2 diukur pada λmax senyawa 1 dan 2. Data
hasil dapat dibuat tabulasi sebagai berikut:
Nilai absorbansi (A)
Konsentrasi
Komponen Pada λmax 1 Pada λmax 2
(%b/v)
(......nm) (.......nm)
Senyawa 1 ........... ........... ...........
Senyawa 2 ........... ........... ...........

- Dari data diatas, hitunglah nilai ε masing-masing


komponen pada tiap panjang gelombang dengan
menggunakan persamaan Lambert-Beer.
A = ε . b . c (b = 1 cm)

Contoh: Jika dari tahap diatas didapatkan data :


Nilai absorbansi (A)
Kom C
Pada λmax A Pada λmax B
p. (%b/v)
(270 nm) (250 nm)
A 0,05 0,654 0,445
B 0,02 0,452 0,586

Laboratorium Kimia Farmasi 29


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Maka :
senyawa A pada λ 270 nm; 0.654 = εA.1.0,05
 εA1 = 13.08
senyawa A pada λ 250 nm; 0.445 = εA.1.0,05
 εA2 = 8.9
senyawa B pada λ 270 nm; 0.452 = εB .1.0,02
 εB1 = 22.6
senyawa B pada λ 250 nm; 0.586 = εB .1.0,02
 εB2 = 29.3
Sehingga akan didapatkan 2 buah persamaan:
A pada λ 270 nm = 13,08 CA + 22,6
CB ..........................................pers (1)
A pada λ 250 nm = 8,9 CA + 29,3
CB ..........................................pers (2)

- Ukurlah absorbansi larutan sampel pada tiap


panjang gelombang maksimum tersebut. Kemudian
masukkan data absorbansi tersebut kedalam kedua
persamaan yang didapat dari tahap sebelumnya.
Contoh: Jika dari pengukuran absorbansi larutan
sampel didapat:
Pada λ 270 nm,
A = 0,545 dan pada λ 250 nm, A = 0,422
Maka persamaan menjadi: 0,545 = 13,08 C A + 22,6 CB
0,422 = 8.9 CA + 29.3 CB

Laboratorium Kimia Farmasi 30


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
- Selesaikan persamaan tersebut dengan metode
eliminasi untuk mencari kadar senyawa yang anda
analisis.

D. Aplikasi
Aplikasi 1 dan 2. Penetapan kadar INH dan vit. B6 dalam
sediaan tablet yang mengandung INH-Vit.B 6
dengan metode persamaan simultan
Aplikasi 3 dan 4. Penetapan kadar parasetamol dan
kaffein dalam sediaan tablet yang
mengandung parasetamol-kaffein dengan
metode persamaan simultan

1%
E1cm tiap senyawa dapat dilihat di :
 Autherhoff dan Kovar, 2002
DAN
 Moffat et al, 2005

Laboratorium Kimia Farmasi 31


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
E. Penugasan
Metode persamaan simultan
1%
1. Berapa harga E1cm dari senyawa-senyawa anda ?
Sertakan referensi yang anda gunakan.

(15)
2. Apa pelarut yang anda gunakan untuk senyawa-
senyawa anda ?

(10)
3. Berapa konsentrasi senyawa-senyawa anda yang akan
anda gunakan untuk mencari panjang gelombang
maksimum?

Laboratorium Kimia Farmasi 32


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

(20)
4. Hitunglah kadar INH dan kadar Vitamin B 6 dengan
menyelesaikan kedua persamaan ini dengan cara
eliminasi

(35)
0,545 = 13,08 cINH + 22,6 cVIT.B6 .........pers.(1)
0,422 = 8,9 cINH + 29,3 cVIT.B6 ............pers.(2)
ATAU
Hitunglah kadar parasetamol dan kadar kaffein
dengan menyelesaikan kedua persamaan ini dengan
cara eliminasi

Laboratorium Kimia Farmasi 33


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Laboratorium Kimia Farmasi 34


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

(35)

Laboratorium Kimia Farmasi 35


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
0,545 = 13,08 cPCT + 22,6 cKAFF ........pers.(1)
0,422 = 8,9 cPCT + 29,3 cKAFF...........pers.(2)
5. Jelaskan mengapa senyawa-senyawa anda dapat
ditetapkan kadarnya dengan spektrofotometer UV ?
Sertakan struktur senyawa.

(20)

MODUL
5
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

A. Pengantar
Kromatografi digunakan untuk
memisahkan substansi campuran menjadi komponen-
komponennya. Semua kromatografi memiliki fase diam
(dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan)
dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Pada
kromatografi lapis tipis, fase diam berupa lapisan yang
seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang

Laboratorium Kimia Farmasi 36


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau
pelat plastik. Fase diam yang sering digunakan adalah
silica dan serbuk selulosa. Fase gerak yang dikenal
sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang
fase diam karena pengaryh kapiler pada pengembangan
secara menaik (ascending), atau karena pengaruh
gravitasi pada pengembangan secara menurun
(descending). Mekanisme sorpsi yang utama pada
kromatografi lapis tipis adalah partisi dan adsorbsi.
Kromatografi Lapis Tipis digunakan secara
luas untuk analisis solut-solut organik menentukan
banyaknya komponen dalam campuran, identifikasi
senyawa, menentukan efektifitas pemurnian,
menentukan kondisi yang sesuai untuk kromatografi
kolom, serta untuk memantau kromatografi kolom
melakukan screening sampel untuk obat.

Analisis Obat dalam Jamu (BKO/ Bahan Kimia Obat)


Sediaan obat tradisional seharusnya mempunyai
kandungan bahan alami tanpa campuran bahan kimia
obat (BKO). Penambahan BKO dimaksudkan agar efek
jamu langsung terasa. BKO yang ditambahkan dalam
jamu umumnya merupakan bahan kimia yang digunakan
sebagai bahan aktif obat. Secara visual, jamu yang
mengandung BKO sulit dibedakan dengan jamu yang

Laboratorium Kimia Farmasi 37


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
tidak mengandung BKO. Bahan kimia obat yang
dicampurkan pada jamu dosisnya tidak terukur dan
karena pencampuran tidak homogen maka dosis BKO
pada tiap kemasan bisa berbeda. Keberadaan jamu
dengan BKO sangat merugikan masyarakat karena banyak
kasus yang minum jamu dengan harapan sehat malah
menjadi sakit komplikasi. Oleh karena itu sebagai
seorang farmasis maka kita harus mempunyai keahlian
untuk membuktikan bahawa jamu yang beredar tidak
mengandung BKO. Keahlian tersebut dikenalkan dan
diasah melalui percobaan.

B. Tujuan Praktikum
Pada akhir percobaan, mahasiswa diharapkan
mampu mengidentifikasi suatu senyawa (analisis
kualitatif) dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.

C. Teknis kerja dan pengolahan data


1. Menyiapkan bejana kromatografi.
Masukkan fase gerak ke dalam bejana sedemikian
rupa sehingga apabila lempeng lapis tipis dimasukkan
ke dalam fase gerak tidak merendam titik permukaan
totolan zat (kira-kira 0,5 cm dibawah totolan).
Masukkan kertas saring ke dalam bejana kemudian
bejana ditutup serapat mungkin. Jika fase gerak

Laboratorium Kimia Farmasi 38


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
telah mencapai ujung kertas saring, maka dapat
dikatakan bahwa bejana telah jenuh dan siap
digunakan (selama proses elusi, bejana
kromatografi harus ditutup rapat).
2. Menyiapkan Sampel (Jamu).
Ambil sampel, kemudian larutkan menggunakan
pelarutnya.
3. Menotolkan sampel yang diperiksa.
2 L sampel jamu (no.2) ditotolkan pada
lempeng silica gel kira-kira 1,5-2,0 cm dari tepi
bawah lempeng (beri tanda dengan pensil !).
Senyawa standar yang dicurigai ditotolkan berjajar
dengan jarak 1 cm antara satu dengan yang lainnya
(jarak penotolan dari tepi lempeng adalah 1,5 cm).
Usahakan noda totolan sekecil mungkin (diameter < 1
mm) jika penotolan dilakukan beberapa kali, maka
setiap kali penotolan harus menunggu sampai totolan
sebelumnya kering. Masukkan lempeng lapis tipis ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
(no. 1). Biarkan fase gerak menaiki lempeng lapis
tipis sampai batas atas lempeng. Setelah fase gerak
sampai pada batas atas lempeng, keluarkan lempeng
dan keringkan di udara (pada suhu kamar). Amati
noda yang mungkin terbentuk di bawah lampu UV.
Ukurlah Rf masing-masing noda yang muncul pada

Laboratorium Kimia Farmasi 39


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
lempeng. Tentukan bahan kimia obat yang terdapat
dalam sampel dengan membandingkan Rf noda
sampel dengan Rf noda standar.

D. Penugasan
1. Jelaskan mekanisme pemisahan yang terjadi pada
sampel anda?
(15)
2. Bagaimana rumus menghitung Rf dan hRf?
(15)
3. Bahan kimia obat apa yang biasa ditambahkan
dalam sediaan jamu sampel?
(10)
4. Bagaimana struktur dan sifat fisika –kimia dari
bahan kimia obat dari sampel yang anda curigai!
(20)
5. Sistem apa (fase gerak dan fase diamnya) yang
anda gunakan untuk menganalisa sampel jamu anda !
(20)
6. Bagaimana cara melakukan analisa dari hasil KLT
sampel anda. Berikan gambarannya sesuai dengan
sampel anda. (20)

Laboratorium Kimia Farmasi 40


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

MODUL
6
KROMATOGRAFI KOLOM

A. Pengantar

Kromatografi Kolom (KK) digunakan untuk


memisahkan campuran senyawa atas komponen –
komponennya berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi
masing-masing komponen pada dua fase, yakni fase diam
dan fase gerak. Kromatografi kolom secara umum
dikenal sebagai kromatografi yang mempunyai fase diam
berupa padatan (solid) dan fase gerak berupa cairan
(liquid), sehingga disebut juga dengan liquid solid
chromatography. Mekanisme pemisahan pada KK berupa
adsorbsi, partisi, penukar ion, eksklusif, dan afinitas. KK
seringkali digunakan untuk memurnikan suatu senyawa.
Kromatografi kolom biasanya
menggunakan gaya gravitasi untuk proses menurunnya
eluen. Namun teknik ini terlalu lama sehingga
dikembangkan flash coloumn chromatography atau
kromatografi kolom tekan dan kromatografi vakum cair
(KVC) yang menghasilkan pemisahan yang lebih baik dan
waktu separasi yang lebih cepat. Dalam aplikasinya KVC
digunakan pada isolasi senyawa bahan alam untuk

Laboratorium Kimia Farmasi 41


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
pemisahan / fraksinasi secara kasar, kemudian
disempurnakan dengan Kromatografi Kolom Tekan (KKT).

B. Tujuan Praktikum
Pada akhir percobaan, mahasiswa diharapkan mampu
memahami, menjelaskan dan melakukan proses dalam
teknik pemisahan kromatografi kolom.

C. Teknis kerja dan pengolahan data

1. Alat dan Bahan


a. Kolom yang terbuat dari kaca
(dapat digunakan buret), kapas atau glass
wool untuk sumbat bagian bawah dan kolom,
alumunium trioksida sebagai penyerap atau
dapat juga digunakan penyerap yang lain.
b. Fase Gerak : pelarut organik,
dapat berupa pelarut tunggal ataupun
campuran
c. Analit : campuran metil
merah dan metil jingga atau campuran
lainnya.

2. Cara Kerja
a. Siapkan kolom untuk kromatografi
kolom, beri kapas (glass wool) bagiam bawah
kolom dan kran kolom dibuka.

Laboratorium Kimia Farmasi 42


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
b. Tuangkan cairan fase gerak
(pelarut organic) sampai ½ kolom,
Alumunium trioksida yang telah diaktifkan
sebagai fase diam dimasukkan dalam
keadaan kering sampai jumlah yang
dikehendaki.
c. Kemudian cairan fase gerak
ditambahkan secara perlahan hingga 1 cm di
atas permukaan fase diam, diamati dengan
baik dan dicegah jangan sampai ada
gelembung udara dalam fase diam, kolom
siap digunakan.
d. Sediaan yang diuji dilarutkan
dalam sedikit pelarut yang cocok, kemudian
ditambahkan pada bagian kolom atas sebanyak
2,0 ml dan dibiarkan mengalir melalui fase
diam.
e. Ditambahkan fase gerak sedikit
demi sedikit melalui dinding kolom, dan tidak
merusak permukaan fase diam, sampai
permukaan cairan 1 cm, baru ditambah fase
gerak lagi.
f. Catat menit pertama setelah
penetesan fase gerak, kemudian tetesan atau
fraksi pertama yang berisi analit pertama juga

Laboratorium Kimia Farmasi 43


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
dicatat, begitu juga fraksi terakhir yang
mengandung analit pertama.
Pencatatan tersebut juga dilakukan untuk analit
kedua, ke tiga dan selanjutnya yang nanti berguna untuk
menghitung waktu tambat dan daya pisah. Dengan
mengalirkan pelarut lebih lanjut, baik dengan atau
tanpa tekanan udara, maka masing-masing zat akan
bergerak turun dengan kecepatan tertentu hingga
terjadi pemisahan dalam kolom yang disebut
kromatografi.

D. Penugasan
1. Jelaskan mengenai kromatografi kolom,
kromatografi cair vakum, dan kromatografi kolom
tekan! (20)
2. Jelaskan teknik-teknik yang dipakai dalam
mempersiapkan kolom! (25)
3. Bagaimana mekanisme pemisahan yang terjadi
pada analit dengan kromatografi kolom? (25)
4. Jelaskan bagaimana melakukan analisis kualitatif
dan kuantitatif untuk senyawa yang dipisahkan
dengan kromatografi kolom! (30)

Laboratorium Kimia Farmasi 44


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

MODUL
7
KROMATOGRAFI GAS

A. Pengantar
Kromatografi Gas (KG) merupakan metode
yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawa-
senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran,
dan juga untuk melakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif senyawa dalam suatu campuran. KG
merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang
mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi
melalui kolom yang mengandung fase diam dengan suatu
kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya.
Pada umumnya solut akan terelusi berdasarkan pada
peningkatan titik didihnya, kecuali jika ada interaksi
khusus antara solut dengan fase diam.
Ada 2 jenis kromatografi gas: 1)
Kromatografi gas-cair (KGC), fase diam yang digunakan
adalah cairan yang diikatkan pada suatu pendukung
sehingga solute akan terlarut dalam fase diam.
Mekanisme sorpsi-nya adalah partisi. 2) Kromatografi
gas-padat (KGP), fase diam yang digunakan padatan

Laboratorium Kimia Farmasi 45


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
(kadang-kadang polimerik). Mekanisme sorpsi-nya adalah
adsorpsi.
B. Tujuan Praktikum
Pada akhir percobaan, mahasiswa diharapkan mampu
melakukan identifikasi dan penetapan kadar suatu
senyawa dengan menggunakan Kromatografi Gas

C. Teknis Kerja
1. Preparasi Sampel
Encerkan sampel dengan mengambil 500 µl
sampel dan diencerkan dengan aqua bidestilata
hingga 5,0 mL. Lakukan 3 kali replikasi.
2. Pembuatan seri larutan baku etanol
Buat 5 seri konsentrasi etanol 1,00%; 2,50%; 5,00
%; 7,50%; 10,0% v/v.
3. Pembuatan kurva baku etanol
Satu mikroliter (1 L) larutan baku dari masing-
masing konsentrasi disuntikkan ke dalam kolom. Luas
kromatogram dari etanol dihitung, kurva baku dibuat
dengan memplotkan luas puncak etanol vs kadar
etanol (% v/v). persamaan kurva baku dicari dengan
regresi linear.
4. Pengukuran kadar etanol dalam sampel
Ambil 1 L dan suntikan ke dalam kolom melalui
tempat injeksi. Luas puncak etanol dari kromatogram

Laboratorium Kimia Farmasi 46


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
dihitung. Kadar etanol dalam sampel ditentukan
menggunakan persamaan kurva baku.

D. Penugasan
1. Tentukan parameter kromatografi gas (suhu
injektor, suhu detektor, suhu kolom, jenis detektor,
jenis kolom, kecepatan gas pembawa, dll) yang
digunakan untuk analisis sampel anda!
(20)
2. Sebutkan jenis dan syarat gas pembawa yang
biasa digunakan pada kromatografi gas!
(10)
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan split
injection, disertai dengan contoh!
(15)
4. Sebutkan dan jelaskan jenis kolom yang biasa
digunakan untuk kromatografi gas! (20)
5. Sebutkan jenis detektor yang digunakan untuk
kromatografi gas! (15)
6. Jelaskan senyawa apa saja yang dapat ditetapkan
kadarnya dengan KG! (20)

Laboratorium Kimia Farmasi 47


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

MODUL
8
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA
TINGGI

A. Pengantar
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau
biasa juga disebut dengan HPLC (High Performance
Liquid Chromatography) merupakan teknik pemisahan
yang mana solut atau zat terlarut terpisah oleh
perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini
melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-
solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan
fase diam. Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas
campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara
keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi.
Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas
keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat-sifat
komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih
polar daripada fase gerak), kemampuan elusi meningkat
dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara

Laboratorium Kimia Farmasi 48


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada
fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan
meningkatnya polaritas pelarut. Elusi dapat dilakukan
dengan cara isokratik atau dengan cara gradien.

B. Tujuan Praktikum
Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan
mampu mengdentifikasi dan menetapkan kadar suatu
senyawa menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT/HPLC).

C. Teknis Kerja
1. Preparasi Sampel
Timbang dengan seksama 100,0 mg sampel dan
masukkan ke dalam labu takar 100 mL kemudian
tambahkan pelarut sampai tepat 100,0 mL. Jika
larutan keruh lakukan penyaringan sampai benar-
benar tidak ada partikel.
2. Pembuatan larutan baku
Timbang dengan seksama 10,0 mg senyawa baku
dan masukkan ke dalam labu takar 5,0 mL kemudian
tambahkan pelarut sampai tepat 5,0 mL (diperoleh
konsentrasi larutan baku 0,2 % b/v)
3. Pembuatan seri larutan baku

Laboratorium Kimia Farmasi 49


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Buat seri konsentrasi larutan baku 0,05%; 0,06%;
0,07 %; 0,08%; 0,09% (b/v). (seri larutan baku ini
tidak mutlak, disesuaikan dengan tinggi kurva)
4. Pembuatan kurva baku
Dua puluh mikroliter (20,0 L) larutan baku dari
masing-masing konsentrasi (no. 3) disuntikkan ke
dalam kolom (pengambilan menggunakan syring
hamilton dengan volume lebih dari 20,0 L, misal
23,0 L : 20,0 L akan diteruskan ke kolom dan
sisanya 3,0 L akan dibuang). Kurva baku dibuat
dengan memplotkan luas puncak kromatogram vs
kadar (% b/v). persamaan kurva baku dicari dengan
regresi linear.
5. Pengukuran kadar sampel
Larutan sampel (no.1) 20,0 L menggunakan
syring hamilton dan suntikan ke dalam kolom melalui
tempat injeksi. Lakukan analisa kualitatif
berdasarkan waktu retensi untuk mengetahui apakah
didalam sampel masih mengandung zat aktif sesuai
dengan senyawa baku. Jika analisis kulitatif positif
maka kadar sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan kurva baku. Dari
kromatogram yang didapat hitunglah berapa nilai
Resolusi (R) , Efisiensi (N), HETP dan selektifitas ().

Laboratorium Kimia Farmasi 50


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

D. Penugasan
1. Sebutkan dan jelaskan komponen pokok dari
instrumentasi KCKT! (20)
2. Tentukan parameter KCKT (panjang gelombang,
flow rate, fase gerak dengan perbandingannya, fase
diam) yang digunakan untuk analisis sampel anda!
(20)
3. Jelaskan mekanisme sorpsi yang terjadi dari
analisis sampel anda!
(20)
4. Tuliskan rumus dari Resolusi (R) , Efisiensi (N),
HETP dan selektifitas ()!
(20)
5. Jelaskan perbedaan antara fase normal dengan
fase terbalik !
(20)

Laboratorium Kimia Farmasi 51


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

PUSTAKA ACUAN

Anonim, 2012, Colorimetric analysis of aspirin,


http://www.rsc.org/learn-
chemistry/content/filerepository/CMP/00/00
1/271/Aspirin%20colorimetry%20assay
%20students.pdf, diakses 1 Agustus 2012

Anonim, 2012a, Colorimetric analysis of paracetamol,


http://www.rsc.org/learn-
chemistry/content/filerepository/CMP/00/00
1/273/Paracetamol%20colorimetry%20assay
%20students.pdf, diakses 1 Agustus 2012

Auterhoff, H., Karl-Artur Kovar, 2002, Identifizierung


von Arzneistoffen, diterjemahkan oleh N. C.
Sugiarso, Identifikasi Obat, Penerbit ITB,
Bandung.

Dep. Kes RI., 2005, Farmakope Indonesia, Edisi IV,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Fatah, A. M., Mursyidi, A., 1982, Volumetri dan


Gravimetri, Fakultas Farmasi UGM,
Yogyakarta.

Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi


Analisis, Pustaka Relajar, Yogyakarta.

Hollas, J. M., 2004, Modern Spectroscopy, Fourth


Edition, John Wiley & Sons Ltd, England.

Laboratorium Kimia Farmasi 52


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Moffat, A.C., Osselton, M.D., Widdop, B., 2005, Clarke’s
Analysis of Drugs and Poisons,
Pharmaceutical Press, Singapore.

Shihana F, Dissanayake D, Dargan P, Dawson A, 2010, A


modified low-cost colorimetric for
paracetamol (acetaminophen) measurement
in plasma, Clinical Toxicology, 48: 42-6

Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., Crouch, S.R.,


2014, Fundamentals of Analytical
Chemistry, 9th Edition, Brooks/Cole, Belmont

Sudjadi dan Rohman, A., 2004, Analisis Obat dan


Makanan, Cetakan ke-1, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.

Watson, D. G., 2012, Pharmaceutical Analysis, A


textbook for Pharmacy Student and
Pharmaceutical Chemist,3rd Edition, Churcill
Livingstone Elsevier, Edinburgh.

Laboratorium Kimia Farmasi 53


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

LAMPIRAN

Cara Kalibrasi Potensiometer dengan Pengukuran pH

LIHAT PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT


i. Siapkan dua macam larutan dapar pH 7 dan pH 4,
akuades.
ii. Keringkan elektroda sebelum dipakai. Cuci elektroda
dengan akuades 3 kali dan dilap dengan kertas
tissue.
iii. Hubungkan arus listrik dengan voltase yang tepat
dan sumber arus yang telah dilewatkan stabiliser
(220 V). Tekan tombol ”ON” biarkan lebih kurang 5
menit untuk pemanasan.
iv. Atur suhunya sesuai dengan suhu yang tertera pada
botol larutan dapar, dengan cara menekan tombol
MTC set (posisi display MTC/ATC harus pada MTC,
jika pada ATC berarti suhu yang dipakai adalah suhu
kamar). Kemudian isilah dengan angka sesuai suhu
yang akan diset.
v. Celupkan elektroda pada larutan dapar pH 4, putar
tombol pH 4 (SLOPE) sampai pada layar
menunjukkan pH 4,00. Keringkan dengan tissue.

Laboratorium Kimia Farmasi 54


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
vi. Celupkan ke dalam akuades dan keringkan dengan
tissue.
vii. Celupkan elektroda pada larutan dapar pH 7, putar
tombol pH 7 (CAL) sampai pada layar menunjukkan
p 7,00. Keringkan dengan tissue.
viii. Cuci elektroda dengan akuades sampai bersih dan
kering. pH meter siap digunakan.

NB: Jika sudah selesai menggunakan pH meter, cuci lagi


elektroda sampai bersih kemudian rendam selalu dalam
akuades. Matikan arus listrik.

Laboratorium Kimia Farmasi 55


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Cara Kalibrasi Potensiometer dengan Pengukuran
Potensial/E (ORP)

LIHAT PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT


i. Lepaskan tutup pengaman dari alat.
ii. Nyalakan ORP dengan menggeser tombol yang ada di
bagian atas dari alat.
iii. Untuk mengecek ORP, celupkan elektroda (tidak
boleh melebihi batas maksimal) ke dalam larutan HI
7020, tunggu sampai menunjukkan potensial antara
200 – 275 mV pada suhu 20 C. Setelah menunjukkan
nilai potensial tersebut celupkan elektroda ke dalam
akuades.

NB: Jika sudah selesai menggunakan ORP, bilas elektroda


dengan akuades kemudian dengan HI 7061 untuk
mengurangi kontaminasi. Selanjutnya keringkan dengan
tissue.

Laboratorium Kimia Farmasi 56


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Prosedur Operasional HPLC

1. Persiapkan fase gerak dan sampel yang akan


dianalisis, masukkan fase gerak dalam wadahnya
(A,B,C dan D) kedalam wadah fase gerak.
2. Tekan tombol power unit pompa (L-7100). Atur
komposisi atau perbandingan dari fase gerak dengan
menekan tombol Manual Set, lalu masukkan
komposisi fase gerak dan flownya. (untuk
perpindahan dari B ke C ke D ke flow dan seterusnya
sampai tampilan awal cukup tekan ENTER).
3. Buka drain valve, lalu aktifkan pompa (tekan Pump
On/Off) dan lihat dari selang outliet drain valve
(aliran normal/tidak), jika tidak lakukan prosedur
pemancingan manual dan purging gelembung, jika
normal, lanjutkan ke langkah berikutnya.
4. Tutup kembali drain valve, perhatikan pressure
monitor. Pastikan pressure dalam keadaan stabil.
Jika tekanannya tidak stabil, lakukan prosedur
maintenance L-7100. Jika tekanannya stabil,
lanjutkan ke langkah selanjutnya.
5. Tekan tombol Power Uv-Vis detektor (L-7420),
tunggu sampai inisialisasi selesai kemudian atur
panjang gelombang yang digunakan dengan
menekan tombol Wave Length, tunggu 15 menit

Laboratorium Kimia Farmasi 57


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
sampai sinyal absorbance stabil. Jika sinyal belum
stabil, lakukan prosedur maintenance L-7420. Jika
sudah stabil tekan Auto Zero.
6. Nyalakan CPU, monitor, printer dan Hercule Lite
Interface, tunggu sampai start up komputer selesai,
kemudian restart Hercule Lite Interface dan tunggu
3-5 detik.
7. Klik icon Borwin Chromatography software,
masukkan user name, group dan password, lalu klik
OK, tunggu sampai muncul layar Borwin
Chromatography.
Perhatikan apakah menu bar dalam layar tersebut
normal. Jika tidak normal lakukan proses down
loading Hercule Lite Software. Jika normal lakukan
langkah berikutnya.
8. Untuk melakukan base line atau membersihkan
kolom, pada menu bar dilayar Borwin
Chromatography, pilih RUN-Monitor Base Line-on
System 1. pada layer berikutnya (monitor base line)
Set Waktu lamanya membase line kemudian klik
RUN dan akan muncul layar acquisition. Pastikan
sinyal yang muncul sudah cukup stabil (lurus) lalu
klik icon Stop pada layar acquisition kemudian klik
Yes pada perintah yang muncul berikutnya.
9. Dalam menu bar pada layar Borwin Chromatography
pilih RUN Start Single Run-On System 1. pada layer

Laboratorium Kimia Farmasi 58


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
berikutnya masukkan nama analisa, no, ID, lamanya
proses acquisition dan info dari sampel yang akan
diinjeksikan (identitas sampel, fase gerak dengan
perbandingannya, panjang gelombang, flow dan
konsentrasi) kemudian klik RUN. Layar acquisition
akan stand by dan siap menerima data dari detektor
setelah proses injeksi sampel.
10. Ambil sampel dengan syiring Hamilton sampai
volume 25 μl (atau lebih dari 20 μl). Jangan sampai
ada gelembung udara, masukkan jarum Hamilton
kedalam lubang injektor, putar injektor ke posisi
LOAD lalu masukkan sampelnya dan putar kembali
posisi injektor ke posisi INJECT. Secara otomatias
layar acquisition akan aktif (running in progress) dan
mengambil data dari detektor L-7420.
11. Setelah acquisition selesai, inject kembali sampel
berikutnya dengan kembali kelangkah No.9 sampai
semua sampel selesai di-inject.
12. Langkah berikutnya adalah memproses data yang
sudah secara otomatis disimpan dalam Borwin
Software (membuat kurva kalibrasi dan print
report).
13. Klik icon Open pada layar Borwin Chromatography
atau pilih File-Open File pada menu bar. Kemidian

Laboratorium Kimia Farmasi 59


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
pilih file sampel yang akan dimasukkan dalam kurva
kalibrasi yang tertera pada file list. Lalu klik OK.
14. Klik icon Find Peak pada layar Borwin
Chromatography atau pilih Peak-Find Peak pada
menu barnya. Pada layar Borwin akan muncul peak-
peak yang dapat dideteksi oleh Software Borwin.
15. Pilih Peak-Table Peak pada menu layar Borwin
Chromatography. Pada layar berikutnya klik icon
Function lalu pilih Clear Table. Pada layar peak
table akan muncul peak-peak yang dapat terdeteksi,
pilih peak-peak mana yang akan dipakai untuk
analisa. Perhatikan area minimum dan waktu
retensi/RT dari peak-peak yang akan dihilangkan,
lalu atur Peak Integration Parameter agar peak-
peak yang dideteksi hanya peak-peak yang dipakai
untuk analisa.
16. Untuk mengatur Peak Integration parameter, klik
iconnya atau pilih Peak-Peak Parameter, layar yang
muncul berikutnya adalah layar Peak Integration
parameter. Masukkan minimum area yang akan
dianggap sebagai peak, tentukan pula waktu mulai
integrasi (Integration On) dan berhenti integrasi
(Integration Off). Jika dengan minimum area saja
tidak cukup untuk menghilangkan peak-peak yang

Laboratorium Kimia Farmasi 60


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
tidak diperlukan. Lalu tutup layer (Close/Exit) peak
integration parameter.
17. Klik kembali icon Find Peak untuk mendeteksi peak-
peak sesuai dengan peak integration parameter yang
sudah kita buat.
18. Pilih kembali peak-peak Table, pada layar
berikutnya % win diisi 10 agar peak-peak yang waktu
retensinya ± 10 % dari peak standar bisa terdeteksi
sesuai peak standar yang dimaksud. Berikan nama
dari masing-masing peak tersebut lalu simpan peak
tabelnya dengan mengklik icon Save, selanjutnya isi
nama dari peak tabel yang akan disimpan, lalu klik
OK. Tutup layar peak tabel.
19. Pilih klembali Peak-Peak Parameter…., lalu dalam
layar peak integration parameter pilih peak tabel
yang akan digunakan sesuai dengan yang kita sudah
simpan sebelumnya. Simpan peak integration
parameter agar dapat kita gunakan jika kita
menganalisa sampel yang sama di lain waktu. Klik
icon Save, lalu isi nama filenya dan selanjutnya klik
OK. Tutup layar peak integration parameter.
20. Pilih File-Save-Save current pada menu bar layar
Borwin Chromatography, selanjutnya klik Yes pada
layar pilihan selanjutnya.

Laboratorium Kimia Farmasi 61


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
21. Pilih Peak-Load Peak Result pada menu bar layar
Borwin Chromatography.
22. Membuat hard Copy/Print Out dari analisa yang
dibuat : Klik icon Report Style lalu dalam layar
Report Style atur konfigurasi report. Klik pada
masing-masing objek report dan data yang sesuai
dengan report yangakan dibuat. Simpan report
stylenya lalu tutup layarnya.
23. Klik icon Print Report lalu pilih Style Report yang
udah disiman. Klik icon OK dan hasil laporan akan
terprint.

Laboratorium Kimia Farmasi 62


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Prosedur Operasional Kromatografi Gas (GC)

1. Menghidupkan instrumen GC-MS 2010


2. Hubungkan kabel UPS ke sumber listrik dan tekan
tombol test pada UPS
3. Tekan tombol merah di bagian belakang MS untuk
menghidupkannya dan tekan tombol on di bagian GC
untuk menghidupkan GC-FID, tunggu 1 menit
4. Nyalakan computer, alirkan gas Hidrogen dan
Helium dengan memutar kran utama pada masing-
masing tabung
5. Hubungkan kabel kompresor dengan sumber listrik
dan buka tabung bagian bawah kompresor untuk
menghilangkan endapan air bekas kompresi
sebelumnya (+ 1 menit).
6. Pada layer computer tekan ikon GC solution
kemudian tekan operation lalu enter

II. MEMBUAT METODE ANALISA


1. Pilih menu File > New <Methode File, akan muncul
kotak dialog yang berisi tentang SPL1, Column,
FID1, TCD1, General,
2. Set parameter instrument untuk SPL1 yang harus
diisi adalah Temperature (diisi sesuai dengan Boiling
point dari senyawa/ sampelnya ditambah 200C atau
sesuai dengan metode analisanya), injection mode

Laboratorium Kimia Farmasi 63


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
(diisi split), carrier Flow (diisi 1 atau sesuaikan
dengan metode analisanya), Split ratio (diisi 20/
sesuai dengan perkiraan konsentrasi dari sampel,
jika besar maka split ratio harus diisi minimal 50
tapi jika kecil sekali tidak perlu diisi)
3. Set Parameter untuk column yang harus diisi adalah
Temperature (diisi sesuai boiling point atau sesuai
metode analisanya), Stop Time (stop time diisi
sesuaikan dengan karakteristik sampel, jika belum
diketahui keluarnya peak kapan maka diisi 5 menit)
4. Set Parameter untuk FID1 yang harus diisi adalah
Temperature (diisi lebih tinggi dari temperature
column atau sama dengan temperatur SPL1)
5. Simpan methode yang sudah dibuat dengan memilih
menu File > Save Methode file as (kemudian tuliskan
nama methode nya dengan cara Tulis Kelas,
Golongan, kelompok dan tanggal; contoh AII1120708
= kelas A, golongan II, kelompk 1 dan praktikum
tanggal 12 bulan 07 tahun 08)
6. Kemudian klik ikon download parameter
7. Klik ikon system on, dan tunggu hingga GC siap dan
stabil untuk digunakan (Di komputer dan di monitor
GC akan tertulis Ready jika sudah siap)
8. Kemudian Klik Slope test untuk melihat response
detektor FID (jika hasil slope test berada pada

Laboratorium Kimia Farmasi 64


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
kisaran ribuan maka lakukan Zero Adjust dan jika
zero adjust selesai lakukan slope test lagi sampai
didapatkan nilainya dibawah seribu)

III. INJEKSI STANDAR ATAU SAMPEL


1. Klik Ikon Single run pada bagian kiri layer computer,
kemudian klik sample login
2. Masukkan name dan sampel id dan jika perlu isilah
data description, kemudian klik OK
3. Pilih Ikon Strat, dan pada layer computer akan
tertulis standby
4. Ambil sebanyak 0,5 ul standar/ sampel kemudian
injeksikankan ke dalam injector (kedalaman jarum
masuk ke dalam injector adalah ¾ panjang jarum,
jangan sampai lebih)
5. kemudian tekan tombol strat (berwarna hijau) dan
tarik kembali jarum injeksi
6. Tunggu sampai GC selesai menganalisa

IV. MEMBUAT KURVA KALIBRASI

1. Klik ikon strat windows > All Programs > GC Solution


>GC post run analysis, klik OK
2. Pilih menu File > Load Data File, panggil data
standar yang akan pdiklaibrasi
3. Pilih ikon wizard, klik next

Laboratorium Kimia Farmasi 65


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
4. Pilih Quantitative methode : pilih Corrected Area
Normalization, Calculated by : pilih Area, calib
level pilih 1, curve type : pilih linier, zero : pilih
forced, weighing method : pilih none, unit : tulis %,
x Axis of calib curve : pilih area/ height

Laboratorium Kimia Farmasi 66


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
FORMAT LEMBAR KERJA PRAKTIKUM POTENSIOMETRI
(hanya sebagai contoh, silahkan dibuat sendiri untuk
laporan kerja)
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.

Laboratorium Kimia Farmasi 67


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

NIM : 1.

Laboratorium Kimia Farmasi 68


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

2.

Laboratorium Kimia Farmasi 69


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

2.

Laboratorium Kimia Farmasi 70


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

3.

Laboratorium Kimia Farmasi 71


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

3.
Materi Praktikum :

Laboratorium Kimia Farmasi 72


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Sampel :

Hasil Praktikum :

Hasil Orientasi

DATA HASIL PERHITUNGAN

E 2 E
V (ml) E (mV) E V ( ) Vavg
V Vavg
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........

NB: Jika yang diukur adalah nilai pH, maka E (mV) cukup
diganti dengan pH

Hasil Replikasi

DATA HASIL PERHITUNGAN

E 2 E
V (ml) E (mV) E V ( ) Vavg
V Vavg
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........

Laboratorium Kimia Farmasi 73


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Surakarta, ...............2017
Mengetahui
Dosen Jaga

Laboratorium Kimia Farmasi 74


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Laboratorium Kimia Farmasi 75


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
FORMAT LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
SPEKTROFOTOMETRI UV
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.

NIM : 1.

2.

Laboratorium Kimia Farmasi 76


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

2.

3.

Laboratorium Kimia Farmasi 77


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

3.
Materi Praktikum :
Sampel :
Hasil Praktikum :
1%
Harga E1cm = ......... pelarut
= .........

Larutan stok yang dibuat = .......%

Laboratorium Kimia Farmasi 78


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Penentuan  max
Konsentrasi larutan = .........%

V1 x C1

= V2 x C2
..... x ..... = ..... X .....

V2 =
Diambil ....... ml larutan stok (.......%) ditambah
pelarut (.......) ad ....... ml

Data pencarian  max


 (nm) Absorbansi  (nm) Absorbansi
....... ....... ....... .......
....... ....... ....... .......

Berdasar data di atas, maka  max = .......

Pembuatan Kurva Baku


Dibaca pada  = ....... nm
Volume Volume Konsentra Abs. Abs. Abs. Abs.
larutan stok akhir si larutan 1 2 3 Rata2
(ml) larutan (%)

Laboratorium Kimia Farmasi 79


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
(ml)
....... ....... ....... ...... ...... ...... ......
....... ....... ....... ...... ...... ...... ......
....... ....... ....... ...... ...... ...... ......
....... ....... ....... ...... ...... ...... ......
....... ....... ....... ...... ...... ...... ......
Persamaan regresi linier :

Perhitungan konsentrasi sampel

Data Orientasi :
Dibaca pada  = ....... nm
Berat add Lar. yang FP Abs Abs Abs Abs.
(mg) ...... dibaca .... 1 2 3 Rata
2
ml (... ml X
ad ... ml)
Kertas
kosong .......
Kertas +
zat ....... ...... ....... .... ... ... ... ......
Kertas +
zat sisa .......

Berat zat .......

Konsentrasi sampel =

Data Replikasi :
Berat (mg) Berat (mg) Berat (mg)
A B C

Laboratorium Kimia Farmasi 80


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Kertas kosong ....... ....... .......
Kertas + zat ....... ....... .......
Kertas + zat sisa ....... ....... .......
Berat zat ....... ....... .......

Dibaca pada  = ....... nm

Dilarutk Lar. yang FP Abs. 1 Abs. Abs. Abs.


an dibaca ...... 2 3 Rata2
dlm ..... (... ml .X
..ml ad ... ml)
A ....... ....... ...... ...... ...... ...... .......
B ....... ....... ...... ...... ...... ...... .......
C ....... ....... ...... ...... ...... ...... .......

Konsentrasi sampel =
A........
B.......
C.......

Surakarta, ...............2017
Mengetahui
Dosen Jaga

FORMAT LEMBAR KERJA PRAKTIKUM


SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

Laboratorium Kimia Farmasi 81


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.

NIM : 1.

2.

Laboratorium Kimia Farmasi 82


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

2.

3.

Laboratorium Kimia Farmasi 83


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

3.
Materi Praktikum :
Sampel :

Hasil Praktikum :
1%
Harga E1cm = ......... pelarut
= .........
Larutan stok yang dibuat = .......%
Berat (mg)
Kertas kosong .......

Laboratorium Kimia Farmasi 84


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Kertas + zat .......
Kertas + zat sisa .......
Berat zat .......

Penentuan OT
Konsentrasi larutan = .........%

V1 x C1 = V2 x C2
..... x ..... = ..... X .....
V2 =

Diambil ....... ml larutan stok (.......%) ditambah


pelarut (.......) ad ....... ml

Data pencarian OT Dibaca pada 


= .......

Waktu Absorbansi Waktu Absorbansi


(menit) (menit)
....... ....... ....... .......
....... ....... ....... .......

Berdasar data di atas, maka OT = .......

Penentuan  max
Konsentrasi larutan = .........%

V1 x C1 = V2 x C2
..... x ..... = ..... X .....
V2 =

Diambil ....... ml larutan stok (.......%) ditambah


pelarut (.......) ad ....... ml

Laboratorium Kimia Farmasi 85


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Data pencarian  max
 (nm) Absorbansi  (nm) Absorbansi
....... ....... ....... .......
....... ....... ....... .......
Berdasar data di atas, maka  max = .......

Pembuatan Kurva Baku


Dibaca pada  = ....... nm
Vol. Volume Konsentra Abs. Abs. Abs. Abs.
larutan akhir si larutan 1 2 3 Rata2
stok (ml) larutan (ml) (%)
....... ....... ....... ....... ...... ....... .......
....... ....... ....... ....... ...... ....... .......
....... ....... ....... ....... ...... ....... .......
....... ....... ....... ....... ...... ....... .......
....... ....... ....... ....... ...... ....... .......

Persamaan regresi linier :


Perhitungan konsentrasi sampel
Data Orientasi :

Dibaca pada  = ....... nm


Berat add .. Lar. yang FP Abs Abs Abs Abs.
(mg) .... dibaca ...... 1 2 3 Rata
2
ml (... ml X
ad ... ml)
Kertas
kosong .....

Kertas +
zat ..... ....... ....... ...... .... .... .... ......

Kertas +
zat sisa .....

Berat
zat .....

Konsentrasi sampel =

Data Replikasi :

Laboratorium Kimia Farmasi 86


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Berat (mg) Berat (mg) Berat (mg)
A B C
Kertas kosong ....... ....... .......
Kertas + zat ....... ....... .......
Kertas + zat sisa ....... ....... .......
Berat zat ....... ....... .......

Dibaca pada  = ....... nm


Dilarutk Lar. yang FP Abs. 1 Abs. Abs. Abs.
an dibaca ...... 2 3 Rata2
dlm ..... (... ml .X
..ml ad ... ml)
A ....... ....... ...... ...... ...... ...... .......
B ....... ....... ...... ...... ...... ...... .......
C ....... ....... ...... ...... ...... ...... .......

Konsentrasi sampel =
A........
B.......
C.......

Laboratorium Kimia Farmasi 87


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Surakarta, ...............2017
Mengetahui
Dosen Jaga

Laboratorium Kimia Farmasi 88


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Laboratorium Kimia Farmasi 89


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
FORMAT LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
SPEKTROFOTOMETRI UV-MULTIKOMPONEN

Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
NIM : 1.
2.
2.
3.
3.
Materi Praktikum :
Sampel :

Hasil Praktikum : Metode Persamaan Simultan

SENYAWA ....... SENYAWA .......


1%
E1cm ....... 1%
E1cm .......
....... .......
Pelarut Pelarut
Larutan stok ....... (%) Larutan stok .......
yang dibuat yang dibuat (%)
Berat Berat
(mg) (mg)
Kertas kosong ....... Kertas kosong .......
Kertas + zat ....... Kertas + zat .......
Kertas + z. sisa ....... Kertas + z. sisa .......
Berat zat ....... Berat zat .......
Penentuan  max Penentuan  max
Konsentrasi larutan =.....% Konsentrasi larutan =...%

V1 x C1 = V2 x C2 V1 x C1 = V2 x C2
..... x ..... = ..... X ..... ..... x ..... = ..... X .....
V2 = V2 =

Diambil ....... ml larutan Diambil ....... ml larutan


stok (.......%) ditambah stok (.......%) ditambah
pelarut (.......) ad ..... ml pelarut (.......) ad ..... ml
Data pencarian  max Data pencarian  max
 (nm) Abs.  (nm) Abs.

Laboratorium Kimia Farmasi 90


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
....... ....... ...... .......

Berdasar data di atas, maka Berdasar data di atas,


 max senyawa ....... = ....... maka  max senyawa .......
= .......
Pembacaan absorbansi pada  max

Nilai absorbansi Nilai absorbansi


(A) Kons. (A)
Kons.
Seny Pada Pada Seny (%b/v Pada Pada
(%b/v)
λmax 1 λmax 2 ) λmax 1 λmax 2
(...nm) (...nm) (...nm) (...nm)
....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... .......
....... ........ ....... ........
....... ........ ....... ........
Rata-rata ....... ....... Rata-rata ....... .......

Perhitungan nilai ε masing-masing senyawa


senyawa .....pada λ ...nm; ... = εA .1. .....  εA1
= .....
senyawa .....pada λ … nm; .... = εA .1. .....  εA2
= .....
senyawa .... pada λ ... nm; .... = εB .1. .....  εB1
= .....
senyawa .... pada λ ...nm; .... = εB .1. .....  εB2
= .....

Persamaan yang didapat :


A pada λ ....... nm = ....... cA + .......
cB ........................pers (1)
A pada λ ....... nm = ....... cA + .......
cB ........................pers (2)

Pengukuran absorbansi sampel

Data Orientasi :
Berat add .. Lar. yang FP Nilai absorbansi
(mg) ..ml dibaca (A)

Laboratorium Kimia Farmasi 91


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017
Pada Pada
(... ml .......
ad ... ml) X
λmax 1 λmax 2
(....nm) (....nm)
Kertas
kosong ......

Kertas + zat ......


....... ....... ....... ....... .......
Kertas + z.
sisa ......

Berat zat ......


Data Replikasi :
Berat (mg) Berat (mg) Berat (mg)
A B C
Kertas kosong ....... ....... .......
Kertas + zat ....... ....... .......
Kertas + zat sisa ....... ....... .......
Berat zat ....... ....... .......

add ....... Lar. yang FP Nilai absorbansi (A)


ml dibaca .......
Pada λmax Pada λmax 2
(... ml X
1(....nm) (.....nm)
ad ... ml)
A ....... ....... ....... ....... .......
B ....... ....... ....... ....... .......
C ....... ....... ....... ....... .......

Konsentrasi sampel =
A........
B.......
C.......

Surakarta, ...............2017
Mengetahui
Dosen Jaga

Laboratorium Kimia Farmasi 92


Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi 2017

Laboratorium Kimia Farmasi 93

Anda mungkin juga menyukai