MODUL POTENSIOMETRI
1
A. Pengantar
Potensiometri adalah pengukuran potensial suatu
sistem zat elektroaktif yang terlarut dalam elektroda
indikator yang dihubungkan dengan elektroda standar
membentuk sel galvanik. Sel ini menghasilkan potensial
yang dapat diukur pada kondisi statis. Pengukuran
potensial dari elektroda banyak dipergunakan dalam
ilmu kefarmasian terutama untuk mengukur pH larutan
dan titrasi potensiometrik.
Aplikasi titrasi potensiometrik untuk reaksi
netralisasi menggunakan elektroda gelas; untuk reaksi
reduksi-oksidasi menggunakan elektroda logam inert
seperti platina; untuk reaksi presipitasi menggunakan
elektroda logam perak atau perak halida; dan untuk
B. Tujuan praktikum
Praktikan diharapkan mampu menetapkan
kadar suatu senyawa secara potensiometri serta mampu
mengolah data titrasi potensiometri menggunakan kurva
turunan pertama sampai kedua
- Rumus Perhitungan
2 E E n 1 E n
(Kolom G)................
V avg Vavg n 1 Vavg n
E
(1) V(ml) Vs E; (2) V(ml) Vs ; dan (3) V(ml) Vs
V
2 E
sehingga akan tampak bentuk kurva seperti
V avg
berikut:
E
kurva V(ml) Vs
V
2 E
kurva V(ml) Vs
V avg
2 E
dimana nilai nya melewati titik nol.
V avg
2 E
nilai nya melewati titik nol adalah dari 33,5
V avg
33,5
( x0,1)
33,5 38,5
= 10,40 + 0,047
= 10,45 ml
- Setelah didapat volume titrasi, selanjutnya hitung
kadar senyawa dalam sampel sesuai cara perhitungan
kadar pada titrasi.
D. Aplikasi
Aplikasi 1. Penetapan kadar Vitamin C dalam tablet
secara alkalimetri dengan potensiometri
Lebih kurang 250 mg asam askorbat yang ditimbang
seksama, larutkan dalam aquadest. Titrasi dengan
NaOH 0,1 N.
MODUL SPEKTROFOTOMETRI
2
ULTRAVIOLET
A. Pengantar
Spektroskopi pada dasarnya berkaitan dengan
penyerapan, emisi atau hamburan radiasi
elektromagnetik oleh atom atau molekul (Hollas, 2004).
Sebagian besar molekul obat menyerap radiasi di daerah
ultraviolet (UV). Serapan radiasi UV terjadi melalui
eksitasi elektron-elektron pada struktur molekulnya ke
keadaan tingkat energi yang lebih tinggi (Watson, 2012).
B. Tujuan praktikum
Praktikan diharapkan mampu menetapkan
kadar suatu senyawa menggunakan alat
spektrofotometer UV dengan tahapan dan analisa data
yang benar.
D. Aplikasi
Aplikasi 1. Penetapan kadar parasetamol
1%
Carilah nilai E1cm dari parasetamol (dalam
panjang gelombang UV), lakukan penetapan kadar
E. Penugasan
1%
1. Berapa nilai E1cm dari senyawa yang akan anda
tetapkan kadarnya? (sertakan sumber referensi
yang anda gunakan). (5)
2. Apa pelarut yang anda gunakan untuk melarutkan
sampel anda ? (5)
3. Berapa konsentrasi larutan stok yang akan anda
buat? Jelaskan cara pembuatannya! (25)
4. Berapa konsentrasi larutan standard yang anda
gunakan untuk menetapkan λmax ? Jelaskan cara
pembuatannya dari larutan stok yang anda buat!
(20)
5. Apa yang dimaksud dengan penimbangan
seksama? (10)
6. Mengapa absorbansi sampel harus dibaca pada
λmax ? (15)
A. Pengantar
Spektrofotometri UV-VIS adalah teknik analisis
yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik
ultraviolet dan sinar tampak dengan instrumen
spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995).
Serapan radiasi berenergi tinggi mengakibatkan
pindahnya sebuah elektron ke orbital dengan energi
lebih tinggi. Molekul-molekul yang memerlukan lebih
banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul
yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa
yang menyerap cahaya dalam daerah VIS (yakni senyawa
berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah
dipromosikan daripada senyawa yang menyerap pada
Warna yang
Panjang
Warna yang diserap teramati/ warna
Gelombang
komplementer
(nm)
400 – 435 Ungu (lembayung) Hijau kekuningan
450 – 480 Biru Kuning
480 – 490 Biru kehijauan Oranye
490 – 500 Hijau kebiruan Merah
500 – 560 Hijau Merah anggur
560 – 580 Hijau kekuningan Ungu (lembayung)
580 – 595 Kuning Biru
595 – 610 Oranye Biru kekuningan
610 – 750 Merah Hijau kebiruan
B. Tujuan praktikum
Praktikan diharapkan mampu menetapkan
kadar suatu senyawa menggunakan alat
spektrofotometer Visible dengan tahapan dan analisa
data yang benar.
Contoh:
1%
E1cm klortetrasiklin dalam etanol dengan
penambahan pereaksi campuran asam borat-asam
sulfat = 176 pada 503 nm.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jika
konsentrasi klortetrasiklin 1% b/v diukur pada λ 503
nm, akan didapat A=176, maka jika konsentrasi
klortetrasiklin dijadikan 0,003% b/v (pengenceran
300x), maka A akan didapat ± 0,587.
Untuk membuat larutan klortetrasiklin 0,003% b/v
(3,0 mg dalam 100 ml) diperlukan suatu larutan stok,
karena dengan neraca analitik kepekaan 0,1 mg
minimal penimbangan yang diperbolehkan adalah
100,0 mg.
Misal dibuat larutan stok 100,0 mg klortetrasiklin
dalam 100,0 ml etanol (konsentrasi stok 0,1 % b/v),
maka untuk membuat larutan dengan konsentrasi
0,003% sebanyak 10,0 ml didapat dari perhitungan:
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 0,1% = 10,0 ml x 0,003%
V1 = 0,3 ml atau 300 µl
Sehingga, sebanyak 300 µl larutan stok 0,1%
ditambah pereaksi campuran asam borat-asam
D. Aplikasi
Aplikasi 1. Penetapan Kadar Aspirin (Anonim, 2012)
Lakukan penetapan kadar menggunakan
spektrofotometri Vis dengan tahapan-tahapan diatas.
Part I: Making Standards.
1. Weigh accurately about 100 mg of aspirin
(acetylsalicylic acid) and put it into a 125 mL
Erlenmeyer flask. Add 2.5 mL of a 1 M NaOH
solution to the flask, and heat until the contents
begin to boil (or warm the mixture gently at 50 °C
for ten minutes).
2. Cool the solution and transfer quantitatively the
solution to a 100 mL volumetric flask, and dilute
with distilled water to the mark. This is the stock
solution. It contains the hydrolysis product (salicylic
acid) from a 0.1% solution of aspirin.
E. Penugasan
1%
1. Berapa nilai E1cm dari senyawa yang akan anda
tetapkan kadarnya ? (sertakan sumber referensi
yang anda gunakan) (10)
2. Apa pelarut yang anda gunakan untuk melarutkan
sampel anda ? (10)
A. Pengantar
Metode persamaan simultan dilakukan dengan
mengukur pada 2 atau lebih panjang gelombang yang
mana masing-masing komponen tidak akan mengganggu.
Kromofor yang berbeda-beda dari tiap komponen akan
mempunyai kekuatan absorbsi cahaya yang berbeda pula
pada satu daerah panjang gelombang. Pengukuran
dilakukan pada masing-masing larutan pada tiap panjang
gelombang (menurut banyaknya komponen), sehingga
diperoleh persamaan hubungan antara absorbansi
dengan konsentrasi pada panjang gelombang tersebut.
Dari hukum Lambert-Beer, dapat diketahui bahwa
B. Tujuan praktikum
Praktikan diharapkan mampu menetapkan
kadar senyawa dalam sampel yang mengandung dua
komponen atau lebih, menggunakan alat
spektrofotometer UV dengan metode persamaan
simultan.
D. Aplikasi
Aplikasi 1 dan 2. Penetapan kadar INH dan vit. B6 dalam
sediaan tablet yang mengandung INH-Vit.B 6
dengan metode persamaan simultan
Aplikasi 3 dan 4. Penetapan kadar parasetamol dan
kaffein dalam sediaan tablet yang
mengandung parasetamol-kaffein dengan
metode persamaan simultan
1%
E1cm tiap senyawa dapat dilihat di :
Autherhoff dan Kovar, 2002
DAN
Moffat et al, 2005
(15)
2. Apa pelarut yang anda gunakan untuk senyawa-
senyawa anda ?
(10)
3. Berapa konsentrasi senyawa-senyawa anda yang akan
anda gunakan untuk mencari panjang gelombang
maksimum?
(20)
4. Hitunglah kadar INH dan kadar Vitamin B 6 dengan
menyelesaikan kedua persamaan ini dengan cara
eliminasi
(35)
0,545 = 13,08 cINH + 22,6 cVIT.B6 .........pers.(1)
0,422 = 8,9 cINH + 29,3 cVIT.B6 ............pers.(2)
ATAU
Hitunglah kadar parasetamol dan kadar kaffein
dengan menyelesaikan kedua persamaan ini dengan
cara eliminasi
(35)
(20)
MODUL
5
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
A. Pengantar
Kromatografi digunakan untuk
memisahkan substansi campuran menjadi komponen-
komponennya. Semua kromatografi memiliki fase diam
(dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan)
dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Pada
kromatografi lapis tipis, fase diam berupa lapisan yang
seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang
B. Tujuan Praktikum
Pada akhir percobaan, mahasiswa diharapkan
mampu mengidentifikasi suatu senyawa (analisis
kualitatif) dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.
D. Penugasan
1. Jelaskan mekanisme pemisahan yang terjadi pada
sampel anda?
(15)
2. Bagaimana rumus menghitung Rf dan hRf?
(15)
3. Bahan kimia obat apa yang biasa ditambahkan
dalam sediaan jamu sampel?
(10)
4. Bagaimana struktur dan sifat fisika –kimia dari
bahan kimia obat dari sampel yang anda curigai!
(20)
5. Sistem apa (fase gerak dan fase diamnya) yang
anda gunakan untuk menganalisa sampel jamu anda !
(20)
6. Bagaimana cara melakukan analisa dari hasil KLT
sampel anda. Berikan gambarannya sesuai dengan
sampel anda. (20)
MODUL
6
KROMATOGRAFI KOLOM
A. Pengantar
B. Tujuan Praktikum
Pada akhir percobaan, mahasiswa diharapkan mampu
memahami, menjelaskan dan melakukan proses dalam
teknik pemisahan kromatografi kolom.
2. Cara Kerja
a. Siapkan kolom untuk kromatografi
kolom, beri kapas (glass wool) bagiam bawah
kolom dan kran kolom dibuka.
D. Penugasan
1. Jelaskan mengenai kromatografi kolom,
kromatografi cair vakum, dan kromatografi kolom
tekan! (20)
2. Jelaskan teknik-teknik yang dipakai dalam
mempersiapkan kolom! (25)
3. Bagaimana mekanisme pemisahan yang terjadi
pada analit dengan kromatografi kolom? (25)
4. Jelaskan bagaimana melakukan analisis kualitatif
dan kuantitatif untuk senyawa yang dipisahkan
dengan kromatografi kolom! (30)
MODUL
7
KROMATOGRAFI GAS
A. Pengantar
Kromatografi Gas (KG) merupakan metode
yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawa-
senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran,
dan juga untuk melakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif senyawa dalam suatu campuran. KG
merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang
mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi
melalui kolom yang mengandung fase diam dengan suatu
kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya.
Pada umumnya solut akan terelusi berdasarkan pada
peningkatan titik didihnya, kecuali jika ada interaksi
khusus antara solut dengan fase diam.
Ada 2 jenis kromatografi gas: 1)
Kromatografi gas-cair (KGC), fase diam yang digunakan
adalah cairan yang diikatkan pada suatu pendukung
sehingga solute akan terlarut dalam fase diam.
Mekanisme sorpsi-nya adalah partisi. 2) Kromatografi
gas-padat (KGP), fase diam yang digunakan padatan
C. Teknis Kerja
1. Preparasi Sampel
Encerkan sampel dengan mengambil 500 µl
sampel dan diencerkan dengan aqua bidestilata
hingga 5,0 mL. Lakukan 3 kali replikasi.
2. Pembuatan seri larutan baku etanol
Buat 5 seri konsentrasi etanol 1,00%; 2,50%; 5,00
%; 7,50%; 10,0% v/v.
3. Pembuatan kurva baku etanol
Satu mikroliter (1 L) larutan baku dari masing-
masing konsentrasi disuntikkan ke dalam kolom. Luas
kromatogram dari etanol dihitung, kurva baku dibuat
dengan memplotkan luas puncak etanol vs kadar
etanol (% v/v). persamaan kurva baku dicari dengan
regresi linear.
4. Pengukuran kadar etanol dalam sampel
Ambil 1 L dan suntikan ke dalam kolom melalui
tempat injeksi. Luas puncak etanol dari kromatogram
D. Penugasan
1. Tentukan parameter kromatografi gas (suhu
injektor, suhu detektor, suhu kolom, jenis detektor,
jenis kolom, kecepatan gas pembawa, dll) yang
digunakan untuk analisis sampel anda!
(20)
2. Sebutkan jenis dan syarat gas pembawa yang
biasa digunakan pada kromatografi gas!
(10)
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan split
injection, disertai dengan contoh!
(15)
4. Sebutkan dan jelaskan jenis kolom yang biasa
digunakan untuk kromatografi gas! (20)
5. Sebutkan jenis detektor yang digunakan untuk
kromatografi gas! (15)
6. Jelaskan senyawa apa saja yang dapat ditetapkan
kadarnya dengan KG! (20)
MODUL
8
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA
TINGGI
A. Pengantar
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau
biasa juga disebut dengan HPLC (High Performance
Liquid Chromatography) merupakan teknik pemisahan
yang mana solut atau zat terlarut terpisah oleh
perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini
melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-
solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan
fase diam. Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas
campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara
keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi.
Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas
keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat-sifat
komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih
polar daripada fase gerak), kemampuan elusi meningkat
dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara
B. Tujuan Praktikum
Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan
mampu mengdentifikasi dan menetapkan kadar suatu
senyawa menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT/HPLC).
C. Teknis Kerja
1. Preparasi Sampel
Timbang dengan seksama 100,0 mg sampel dan
masukkan ke dalam labu takar 100 mL kemudian
tambahkan pelarut sampai tepat 100,0 mL. Jika
larutan keruh lakukan penyaringan sampai benar-
benar tidak ada partikel.
2. Pembuatan larutan baku
Timbang dengan seksama 10,0 mg senyawa baku
dan masukkan ke dalam labu takar 5,0 mL kemudian
tambahkan pelarut sampai tepat 5,0 mL (diperoleh
konsentrasi larutan baku 0,2 % b/v)
3. Pembuatan seri larutan baku
D. Penugasan
1. Sebutkan dan jelaskan komponen pokok dari
instrumentasi KCKT! (20)
2. Tentukan parameter KCKT (panjang gelombang,
flow rate, fase gerak dengan perbandingannya, fase
diam) yang digunakan untuk analisis sampel anda!
(20)
3. Jelaskan mekanisme sorpsi yang terjadi dari
analisis sampel anda!
(20)
4. Tuliskan rumus dari Resolusi (R) , Efisiensi (N),
HETP dan selektifitas ()!
(20)
5. Jelaskan perbedaan antara fase normal dengan
fase terbalik !
(20)
PUSTAKA ACUAN
LAMPIRAN
NIM : 1.
2.
2.
3.
3.
Materi Praktikum :
Hasil Praktikum :
Hasil Orientasi
E 2 E
V (ml) E (mV) E V ( ) Vavg
V Vavg
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
NB: Jika yang diukur adalah nilai pH, maka E (mV) cukup
diganti dengan pH
Hasil Replikasi
E 2 E
V (ml) E (mV) E V ( ) Vavg
V Vavg
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
Surakarta, ...............2017
Mengetahui
Dosen Jaga
NIM : 1.
2.
2.
3.
3.
Materi Praktikum :
Sampel :
Hasil Praktikum :
1%
Harga E1cm = ......... pelarut
= .........
V1 x C1
= V2 x C2
..... x ..... = ..... X .....
V2 =
Diambil ....... ml larutan stok (.......%) ditambah
pelarut (.......) ad ....... ml
Data Orientasi :
Dibaca pada = ....... nm
Berat add Lar. yang FP Abs Abs Abs Abs.
(mg) ...... dibaca .... 1 2 3 Rata
2
ml (... ml X
ad ... ml)
Kertas
kosong .......
Kertas +
zat ....... ...... ....... .... ... ... ... ......
Kertas +
zat sisa .......
Konsentrasi sampel =
Data Replikasi :
Berat (mg) Berat (mg) Berat (mg)
A B C
Konsentrasi sampel =
A........
B.......
C.......
Surakarta, ...............2017
Mengetahui
Dosen Jaga
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
NIM : 1.
2.
2.
3.
3.
Materi Praktikum :
Sampel :
Hasil Praktikum :
1%
Harga E1cm = ......... pelarut
= .........
Larutan stok yang dibuat = .......%
Berat (mg)
Kertas kosong .......
Penentuan OT
Konsentrasi larutan = .........%
V1 x C1 = V2 x C2
..... x ..... = ..... X .....
V2 =
Penentuan max
Konsentrasi larutan = .........%
V1 x C1 = V2 x C2
..... x ..... = ..... X .....
V2 =
Kertas +
zat ..... ....... ....... ...... .... .... .... ......
Kertas +
zat sisa .....
Berat
zat .....
Konsentrasi sampel =
Data Replikasi :
Konsentrasi sampel =
A........
B.......
C.......
Surakarta, ...............2017
Mengetahui
Dosen Jaga
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
NIM : 1.
2.
2.
3.
3.
Materi Praktikum :
Sampel :
V1 x C1 = V2 x C2 V1 x C1 = V2 x C2
..... x ..... = ..... X ..... ..... x ..... = ..... X .....
V2 = V2 =
Data Orientasi :
Berat add .. Lar. yang FP Nilai absorbansi
(mg) ..ml dibaca (A)
Konsentrasi sampel =
A........
B.......
C.......
Surakarta, ...............2017
Mengetahui
Dosen Jaga