x
35 Modul Anestesi Bedah Saraf - I ………………………………………….. ..............................................281
36 Modul Anestesi Bedah Saraf - II …………………………………………… ..........................................288
37 Modul Penelitian …………………………………………………………….… ......................................296
38 Modul Anestesi Bedah Kardiotorasik - I ………………………………… ..............................................302
39 Modul Anestesi Bedah Kardiotorasik - II ……………………………….. ...............................................311
Indeks ...................................................................................................................................................................320
Daftar Lampiran ...................................................................................................................................................328
xi
PETA KURIKULUM PENDIDIKAN
SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
Tahap
No.
Modul
I II III
1 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi - I
11 Modul Traumatologi - I
12 Modul Traumatologi - II
xii
23 Modul Anestesi Di Luar Kamar Bedah
37 Modul Penelitian
xiii
DAFTAR SINGKATAN
Ca Calcium
CBT Computer Based Test
CPB Cardiopulmonary Bypass
CbD Case based Discussion
Cl Chlorida
COX-2 Cyclooxygenase-2
COX-1 Cyclooxygenase-1
CPAP Continous Positive Airway Pressure
CT-Scan Computed Tomography Scan
CVC Central Venous Catheter
DM Diabetes Mellitus
DO2 Oxygen Delivery
DOPS Direct Observation of Procedural Skills
DPJP Dokter Penanggung Jawab Pasien
DVT Deep Vein Thrombosis
Hb Hemoglobin
HELLP Syndrome Hemolysis Elevated Liver Enzymes and Low Platelet Count
Lab Laboratorium
LCD Liquid Crystal Display
LMA Laryngeal Mask Airway
xiv
ORIF Open Reduction and Internal Fixation
OSCE Objective Structured Clinical Examination
OLV One Lung Ventilation
O2ER Oxygen Extraction Ratio
USG Ultrasonography
VAS Visual Analog Scale
xv
KETERAMPILAN DASAR
MODUL 1: ANESTESIOLOGI - I
(Anatomi, Fisiologi-Patofisiologi, dan Farmakologi)
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dasar yang diperlukan untuk
memahami lebih lanjut ilmu anestesi secara komprehensif.
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:
Untuk memahami ilmu dasar anatomi sistem pernapasan, kardiovaskular, saraf pusat dan perifer,
metabolisme dan ekskresi
Untuk memahami fisiologi dan patofisiologi sistem pernapasan, kardiovaskular, saraf pusat dan perifer,
metabolisme dan ekskresi
Untuk memahami farmakologi sistem pernapasan, kardiovaskular saraf pusat dan perifer, metabolisme,
dan ekskresi
1
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan anatomi jalan napas dan organ pernapasan
Mampu menjelaskan anatomi jantung dan pembuluh darah
Mampu menjelaskan anatomi susunan saraf pusat dan perifer
Mampu menjelaskan anatomi sistem metabolisme dan ekskresi
Mampu menjelaskan fisiologi dan patofisiologi jalan napas dan organ pernapasan
Mampu menjelaskan fisiologi dan patofisiologi jantung dan pembuluh darah
Mampu menjelaskan fisiologi dan patofisiologi susunan saraf pusat dan perifer
Mampu menjelaskan fisiologi dan patofisiologi sistem metabolisme dan ekskresi
Mampu menjelaskan farmakologi yang berpengaruh terhadap jalan napas dan organ pernapasan
Mampu menjelaskan farmakologi yang berpengaruh terhadap jantung dan pembuluh darah
Mampu menjelaskan farmakologi yang berpengaruh terhadap susunan saraf pusat dan perifer
Mampu menjelaskan farmakologi yang berpengaruh terhadap sistem metabolisme dan ekskresi
2
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis
dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cucitangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskusi imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
3
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
4
Anatomi sistem kardiovakular: topografi batas-batas jantung normal,
ruang jantung, septum, katup jantung, sirkulasi koroner, landmark
vena-vena jugularis interna, subklavia, dan femoralis.
Fisiologi sistem kardiovaskular: pengaturan fungsi jantung, tekanan
darah, irama jantung, sirkulasi koroner, dan oxygen delivery.
Patofisiologi sistem kardiovaslular: hipertensi, hipotensi, syok, henti
jantung, aritmia, gangguan konduksi, gangguan sirkulasi koroner,
infark otot jantung, gangguan katup, gangguan septum, sindroma
Eissenmenger, dan anemia.
Farmakologi: inotropik, vasopressor, antihipertensi, antiaritmia,
vasodilator arteri, vasodilator vena, vasodilator pulmoner, darah,
komponen darah, cairan kristaloid, kolloid, dan obat diuretika.
Anatomi sistem saraf pusat, cerebrum, cerebellum, batang otak, medulla
spinalis, sistem ventrikel otak, saraf otak/kranial, saraf perifer, saraf
simpatetik dan saraf parasimpatetik, tulang belakang dan medula
spinalis, pleksus brakhialis, plexus axillaris, ruang subarakhnoid,
ruang epidural dan aliran darah otak.
Fisiologi sistem saraf: kesadaran, motorik, nyeri atau sensorik,
simpatetik dan parasimpatetik, refleks spinal, refleks vagal, sistem
neuro-hormonal, sistem cairan serebrospinal (CSS), pengaturan
tekanan intrakranial (TIK), autoregulasi otak, aliran darah dan
metabolisme otak.
Patofisiologi sistem saraf: kesadaran menurun, serebral metabolik,
peningkatan tekanan intrakranial, kejang, paralisis, gangguan
sistem otonom, termasuk pusat pengaturan sistem vital.
Farmakologi obat anestesi umum inhalasi, intravena, obat anestesi
lokal, analgetik, obat sedasi, anti kejang, neurotropik, diuretik
osmotik, steroid, opioid dan antidotumnya.
Anatomi sistem metabolisme dan ekskresi: anatomi hepatobilier,
aliran darah hepar, saluran pencernaan, ginjal, endokrin
Fisiologi sistem metabolisme dan ekskresi: fungsi hepatobilier,
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein, fungsi saluran
pencernaan, endokrin, renal
Patofisiologi sistem metabolisme dan ekskresi: gangguan fungsi
hepatobilier, kelainan endokrin, gangguan fungsi renal
Farmakologi obat yang berpengaruh terhadap metabolisme dan
ekskresi (fungsi hepatobilier, saluran pencernaan, endokrin, dan
renal)
5
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu menjelaskan anatomi sistem pernapasan: jalan napas atas dan bawah, paru-
paru, rongga toraks, dan otot-otot pernapasan.
2. Mampu menjelaskan fisiologi sistem pernapasan: pengaturan pernapasan, volume
pernapasan, pertukaran gas oksigenasi, ventilasi, dan oxygen delivery.
3. Mampu menjelaskan patofisiologi dan melakukan tatalaksana gangguan sistem
pernapasan: gagal napas oksigenasi dan/atau ventilasi, obstruksi jalan napas atas
dan bawah, gangguan difusi pertukaran gas, prolonged apnea, dan pulmonary arrest.
4. Mampu menjelaskan farmakologi obat pelumpuh otot dan antidotumnya,
bronkodilator, depresan napas, interaksi obat, sekretolitik, antikolinergik, dan
antikolinesterase.
5. Mampu menjelaskan anatomi sistem kardiovakular: topografi batas-batas jantung
normal, ruang jantung, septum, katup jantung, sirkulasi koroner, landmark vena-
vena jugularis interna, subklavia, dan femoralis.
6. Mampu menjelaskan fisiologi sistem kardiovaskular: pengaturan fungsi jantung,
tekanan darah, irama jantung, sirkulasi koroner, dan oxygen delivery.
7. Mampu menjelaskan patofisiologi dan melakukan tatalaksana gangguan sistem
kardiovaslular: hipertensi, hipotensi, syok, henti jantung, aritmia, gangguan
konduksi, gangguan sirkulasi koroner, infark otot jantung, gangguan katup,
gangguan septum, sindroma Eissenmenger, dan anemia.
8. Mampu menjelaskan farmakologi: inotropik, vasopressor, antihipertensi, antiaritmia,
vasodilator arteri, vasodilator vena, vasodilator pulmoner, darah, komponen darah,
cairan kristaloid, kolloid, dan obat diuretika.
9. Mampu menjelaskan anatomi sistem saraf pusat, cerebrum, cerebellum, batang otak,
medulla spinalis, sistem ventrikel otak, saraf otak/kranial, saraf perifer, saraf
6
simpatetik dan saraf parasimpatetik, tulang belakang dan medula spinalis, pleksus
brakhialis, plexus axillaris, ruang subarakhnoid, ruang epidural dan aliran darah otak.
Mampu menjelaskan fisiologi sistem saraf: kesadaran, motorik, nyeri atau sensorik,
simpatetik dan parasimpatetik, refleks spinal, refleks vagal, sistem neuro-hormonal,
sistem cairan serebrospinal (CSS), pengaturan tekanan intrakranial (TIK), autoregulasi
otak, aliran darah dan metabolime otak.
Mampu menjelaskan patofisiologi dan melakukan tatalaksana gangguan sistem saraf:
kesadaran menurun, cerebral metabolik, peningkatan tekanan intrakranial, kejang,
paralisis, gangguan sistem otonom, termasuk pusat pengaturan sistem vital.
Mampu menjelaskan farmakologi obat anestesi umum inhalasi, intravena, obat
anestesi lokal, analgetik, obat sedasi, anti kejang, neurotropik, diuretik osmotik,
steroid, opioid dan antidotumnya.
Mampu menjelaskan anatomi sistem metabolisme dan ekskresi: anatomi
hepatobilier, aliran darah hepar, saluran pencernaan, ginjal, endokrin
Mampu menjelaskan fisiologi sistem metabolisme dan ekskresi: fungsi hepatobilier,
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein, fungsi saluran pencernaan, endokrin, renal
Mampu menjelaskan patofisiologi dan melakukan tatalaksana gangguan sistem
metabolisme dan ekskresi: gangguan fungsi hepatobilier, kelainan endokrin, gangguan
fungsi renal
Mampu menjelaskan farmakologi obat yang berpengaruh terhadap metabolisme dan
ekskresi (fungsi hepatobilier, saluran pencernaan, endokrin, dan renal)
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
7
Nilai Peserta
1. Pre tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Pos tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia
Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
8
KETERAMPILAN
MODUL 2: DASAR ANESTESIOLOGI – II (Manajemen
Jalan Napas)
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dasar tentang teknik pengelolaan
jalan napas dasar (basic airway management technique) dan lanjut (advanced airway management technique)
yang diperlukan untuk memahami ilmu anestesi secara komprehensif.
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:
Menilai kondisi jalan napas.
Melakukan pengelolaan gangguan jalan napas termasuk jalan napas sulit (difficult airway), baik tanpa alat
maupun dengan alat, seperti pemasangan nasopharyngeal airway (NPA), oropharyngeal airway (OPA),
laryngeal mask airway (LMA), video laryngoscope, intubasi endotrakeal, krikotirotomi, percutaneus
dilatational tracheostomy (PDT), dan alat pengisapan (suctioning).
9
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jalan napas
Mampu menjelaskan sumbatan jalan napas dan gangguan pernapasan
Mampu menjelaskan teknik membebaskan jalan napas secara manual dan dengan alat
Mampu menjelaskan indikasi dan kontra indikasi pemasangan LMA, nasopharyngeal airway (NPA),
oropharyngeal airway (OPA), video laryngoscope, fiberoptic bronchoscope, intubasi endotrakea,
penggunaan PDT dan alat pengisapan (suctioning)
Mampu menjelaskan komplikasi pemasangan nasopharyngeal airway (NPA), oropharyngeal airway
(OPA), LMA, video laryngoscope, fiberoptic bronchoscope, pipa endotrakeal, penggunaan PDT dan
alat pengisapan (suctioning)
Mampu menilai dan menjelaskan algoritme difficult airway
10
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
11
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
12
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
4. Mampu melakukan pembebasan jalan napas secara manual seperti head tilt, chin
lift, jaw thrust
5 Mampu melakukan pembebasan jalan napas dengan menggunakan alat seperti
Oral airway devices (Oropharyngeal airways), LMA, nasopharyngeal airway
(NPA), oropharyngeal airway (OPA), video laryngoscope, fiberoptic
bronchoscope, intubasi endotrakea dan penggunaan PDT dan alat pengisapan
(suctioning)
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
13
Nilai Peserta
1. Pre tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Pos tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia
Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 5th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Carin H. Benumof and Hagberg's Airway Management. 3 rded. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia.
8th ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
14
KETERAMPILAN DASAR
MODUL 3: ANESTESIOLOGI – III
(Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut)
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1
2. Nama Modul : Keterampilan Dasar Anestesiologi - III
3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI
4. Tahap : I
5. MetodePembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice
6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, peserta Program Pendidikan
Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif mampu
mengetahui penyebab henti jantung, mendiagnosis henti jantung
dan henti napas, melakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk
Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Lanjut pada pasien
dewasa, anak dan neonatus baik di dalam maupun di luar kamar
operasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan individu dan kerjasama secara tim
melakukan resusitasi jantung paru untuk Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Lanjut dengan baik dan
benar, sebelum terlibat atau terjun melakukan tindakan anestesi.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan:
ȀȀ⸀ȀЀĀȀ̀⸀Ā Menjelaskan penyebab henti jantung dan henti napas
ȀȀ⸀ȀЀĀȀ̀⸀Ā Mendiagnosis henti jantung dan henti napas
ȀȀ⸀ȀЀĀȀ̀⸀Ā Melakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut pasien
dewasa, anak dan neonatus baik didalam kamar maupun diluar kamar operasi
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Ȁ⸀ĀᜀĀᜀ Menjelaskan penyebab henti jantung dan henti napas
Ȁ⸀ĀᜀĀᜀ Menjelaskan diagnosa henti jantung dan henti napas
Ȁ⸀ĀᜀĀᜀ Menjelaskan resiko terjadinya keterlambatan pertolongan henti jantung dan napas
15
Menjelaskan algoritme resusitasi jatung paru (RJP)
Menjelaskan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut
Menjelaskan hasil dari RJP
Mendiagnosis mati batang otak
KeterampilanKlinis (Psikomotor)
Melakukan diagnosa henti jantung dan henti napas
Melakukan RJP dengan langkah yang benar baik di prehospital dan hospital
Melakukan pembacaan EKG pasien henti jantung
Melakukan penilaian hasil dari RJP
Melakukan algoritme resusitasi jatung paru (RJP)
Mampu melakukan defibrilasi sesuai guideline
Mampu melakukan pemberian obat resusitasi dengan benar
Mendiagnosis mati batang otak
Melakukan keputusan untuk menghentikan resusitasi
Mampu melakukan transportasi pasien pasca henti jantung ke ruang perawatan intensif
ĀĀĀĀĀԀЀ Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,
para medis dan nonparamedis
ĀĀĀĀĀԀЀ Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab
ĀĀĀĀĀԀЀ Taat mengisi dokumen medik
ĀĀĀĀĀԀЀ Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non
paramedis secara jujur, terbuka dan baik
Kerjasama
ĀĀĀĀĀԀЀ Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan
kolega, paramedis dan nonparamedis
ĀĀĀĀĀԀЀ Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang
optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
16
C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN
Anatomi, fisiologi dan patofisiologi
Jalan napas dan pernapasan
Kardiovaskular
Farmakologi obat resusitasi
Farmakokinetik
Farmakodinamik
Melakukan praktek RJP yang benar
Penggunaan alat bantu napas, alat pijat jantung dan defibrilator
Pengelolaan pasca henti jantung
Algoritme RJP Bantuan hidup dasar dan Bantuan hidup lanjut
Dewasa
Anak
Neonatus
Pencegahan henti jantung dan henti napas (Early Warning System)
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
17
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
18
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan penilaian kesadaran pada pasien henti jantung dan henti napas
2. Mampu melakukan call for help atau aktivasi sistem emergensi dan minta Automated
External Defibrillator (AED)
3. Mampu melakukan penilaian denyut carotis (tidak lebih dari 10 detik)
4. Mampu melakukan RJP (kompresi dada:bantuan napas = 30:2)
5. Mampu melakukan tindakan defibrilasi dengan AED atau defibrilator
6. Mampu melakukan penilaian keberhasilan RJP setelah 2 menit
7. Mampu melakukan Bantuan Hidup Lanjut
8. Mampu melakukan pengelolaan pasca henti jantung atau (post cardiac arrest care)
Sistem Penilaian
Huruf
Kisaran angka Bobot
mutu
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
19
Nilai Peserta
1. Pre tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Pos tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
AHA Guidelines 2015 CPR and ECC. Part 1-14. Circulation 2015; 132(18)(Supplement)2
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
20
MODUL 4: PENGELOLAAN NYERI
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik akan mampu melakukan pengelolaan nyeri akut dan kronik
termasuk nyeri kanker dengan pendekatan farmakologis, blok saraf dan neuraksial serta tindakan intervensi
dasar.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik akan:
Mampu memahami tentang patofisiologi nyeri dan memahami kerja analgesia dalam menghambat
perjalanan nyeri akut, kronik dan kanker
Mampu memahami dan mengaplikasikan penggunaan analgesia opioid, non-opioid, dan adjuvant
analgesia lainnya pada pengelolaan nyeri akut, kronik dan kanker
Mampu melakukan pengelolaan nyeri akut terutama nyeri pasca bedah dan nyeri akut lainnya dengan
pendekatan farmakologi, blok saraf, blok neuraksial dan teknik patient controlled analgesia
Mampu melakukan pengelolaan nyeri kronik termasuk nyeri kanker dengan pendekatan farmakologi dan
tindakan intervensi dasar tindakan intervensi pain management dasar tertentu seperti injeksi trigger point
21
dan muskuloskletal, blok saraf perifer dan blok saraf neuraksial dengan atau tanpa penuntun ultrasound
dan fluoroskopi.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
ĀĀĀЀĀĀȀĀ Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan tentang definisi, mekanisme dan klasifikasi nyeri
Mampu menjelaskan pathway dari mekanisme nyeri
Mampu menjelaskan farmakologi analgesia opioid, non-opioid dan adjuvant yang digunakan dalam
penanganan nyeri akut, kronik dan kanker
Mampu menjelaskan pendekatan farmakologis, tindakan blok saraf dan neuraksial yang
dipergunakan dalam pengelolaan nyeri akut
Mampu menjelaskan pendekatan farmakologis (sesuai konsep 3-step ladder WHO), tindakan
intervensi dasar dan non farmakologis yang dipergunakan dalam pengelolaan nyeri kronik dan kanker
serta konsep paliatif
Mampu menjelaskan titik tangkap kerja pendekatan farmakalogis maupun non farmakologis pada
nyeri akut, kronik dan kanker dengan konsep analgesia multimodal
Mampu menjelaskan pengelolaan nyeri pada nyeri khusus antara lain nyeri pada luka bakar, trauma,
nyeri herpetik, complex regional pain syndrome dan nyeri kronik lainnya
22
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedisdannon
paramedis secara jujur, terbuka dan baik
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis
dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cucitangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
23
perawatan kanker dan paliatif
Konsep step ladder analgesia
Teknik penanganan nyeri kanker lanjut: pendekatan farmakologi, pendekatan intervensi blok saraf,
blok neuraksial dan blok simpatik.
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
24
F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN
Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan
Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan
audio visual lainnya
Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul
Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul
File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Pernapasan
1. Informed consent
History taking dan pemeriksaan fisik. Prioritas fungsi vital
2.
stabil, pada kasus darurat.
3 Evaluasi tingkat nyeri dan aspek psikologis
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan terkait
4.
prosedur/obat (faal hemostasis, liver profile)
5. Pemilihan teknik penanganan
6. Persiapan alat, bahan dan obat
7. Pelaksanaan tindakan penanganan nyeri
Tindakan Pengelolaan Nyeri (Analgesia Epidural, PCA, Tindakan Intervensi Dasar (Blok Saraf Perifer,
Neuraksial, Injeksi Trigger Point, Muskuloskeletal)
1. Penjelasan prosedur pada penderita
Penderita diatur dalam posisi sesuai dengan tehnik yang
2.
dipilih dan senyaman mungkin
Lakukan desinfeksi dan tindakan asepsis/antisepsis pada
3.
daerah anestesi
Lakukan prosedur tindakan analgesia yang telah
4. direncanakan sesuai standar prosedur operasional
(masing-masing check-list sesuai tindakan)
Perawatan Pasca Tindakan
25
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan pengkajian awal nyeri secara komprehensif, anamnesa,
pemeriksaan fisik, menentukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
tambahan lain sesuai kondisi pasien
2. Mampu melakukan pengkajian ulang nyeri secara komprehensif
3. Mampu mendiagnosa nyeri sesuai dengan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
4. Mampu melakukan monitoring nyeri secara berkala sesuai dengan skala nyeri
5. Mampu melakukan informed consent pengelolaan nyeri secara jelas dan dimengerti
oleh pasien dan keluarga
6. Mampu melakukan persiapan alat, bahan dan obat untuk tindakan pengelolaan
nyeri akut
7. Mampu melakukan tindakan pengelolaan nyeri akut dan penatalaksanaan
komplikasi yang mungkin terjadi
8. Mampu melakukan tindakan pengelolaan nyeri kronik dan penatalaksanaan
komplikasi yang mungkin terjadi
9. Mampu melakukan tindakan pengelolaan nyeri kanker dan penatalaksanaan
komplikasi yang mungkin terjadi
10. Mampu berkomunikasi antar disiplin ilmu dalam menatalaksana nyeri
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
26
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Pos test:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 thed. New York:
McGraw Hill; 2013.
Fishman SM, Ballantyne JC, Rathmell JP. Bonica’s Management of Pain. 4 th ed. Philadelphia: Wolter
KluwerLippincott William Wilkins; 2011.
Katzung BG, Trevor AJ.Basic & Clinical Pharmacology. 13 th ed. United States; McGraw-Hill; 2015.
Macintyre PE, Schug SA. Acute Pain Management: A Pratical Guiede. 4 th ed. Boca Raton Florida; CRC
27
Press; 2014.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
Waldman S. Atlas of Interventional Pain Management. 4 th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015.
28
MODUL 5: KEDOKTERAN PERIOPERATIF - I
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan
evaluasi preoperatif pada pasien-pasien yang akan dilakukan pembedahan dengan comorbid /gangguan fungsi
organ ringan.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu:
Melakukan dan menjelaskan prosedur pemeriksaan preoperatif mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Mampu melakukan dan menjelaskan pemeriksaan perioperatif pada pasien dengan comorbid/gangguan
fungsi organ ringan (kelainan jantung, paru, dan komorbiditas lain)
Mampu melakukan dan menjelaskan informed consent yang adekuat
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif (penatalaksanaan pra- durante dan pasca operatif)
Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pada pasien gangguan fungsi ringan pada jantung, paru
dan otak
Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan diabetes, gangguan fungsi hepar,
insufisiensi adrenal, dan salah gizi (malnutrisi dan obese)
29
Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan gangguan elektrolit
Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan gangguan keseimbangan cairan,
elektrolit dan keseimbangan asam basa
30
Pemeriksaan tambahan lain yang sesuai
Daftar masalah yang timbul
Perencanaan anestesi.
Penatalaksanaan selama pembedahan:
Daftar masalah pascabedah yang timbul
Cara monitoring/evaluasi dan simpulan
Penatalaksanaannya
Penatalaksanaan pasien pascabedah:
Daftar masalah pascabedah yang timbul
Cara evaluasi
Diagnosis
Penatalaksanaannya
Penatalaksanaan perioperatif kelainan fungsi ringan pada jantung, paru dan otak:
Preoperatif (cara evaluasi dan risiko) termasuk pemeriksaan yang diperlukan
Durante operasi
Pascabedah
Penatalaksanaan perioperatif kelainan (diabetes, gangguan fungsi hepar, insufisiensi adrenal, dan salah
gizi (malnutrisi dan obese) :
Preoperatif (cara evaluasi dan risiko)
Selama operasi
Pascabedah.
Penatalaksanaan gangguan elektrolit:
Nilai-nilai normal elektrolit dalam darah
Cara evaluasi, diagnosis, diagnosis banding dan penatalaksanaan gangguan keseimbangan elektrolit
perioperatif (pre, durante dan pascaoperasi), seperti hipernatremi, hiponatremi, hiperkalemi,
hipokalemi
Penatalaksanaan cairan perioperatif
Distribusi cairan pada masing-masing kompartemen tubuh
Cara kerja hormon-hormon yang mempengaruhi absorbsi renal dari natrum dan cairan
serta ekskresinya
Menentukan keseimbangan cairan pada fase awal postoeratif baik dengan cara invasif dan noninvasif
Menetukan kebutuhan cairan pasien 24 jam pascabedah
Menjelaskan kandungan dari berbagai jenis cairan infus
Keseimbangan asam basa perioperatif
Dasar-dasar kelaianan asam basa
Mengenali dan evaluasi gangguan asam basa perioperatif (pre, durante dan postoperasi);
Pemeriksaan analisa gas darah
31
Analisa penyebab gangguan keseimbangan asam basa
Menentukan gangguan keseimbangan asam basa baik yang terkompensasi maupun yang
tidak terkompensasi.
Komunikasi perioperatif dengan pasien dan keluarga
Diskusi
Informed Consent
Penyampaian terjadinya perburukan dan keadaan yang tidak diinginkan.
Etika dan profesionalisme
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
32
Afektif: Penilaian 360o
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
1. Menjelaskan gunanya evaluasi penilaian pasien preoperatif baik
anamnesis, pemeriksaaan fisik, pemeriksaan-pemeriksaan untuk
skrining sebelum tindakan pembedahan baik emergensi maupun
bedah elektif
2. Melakukan anamnesis yang komprehensif preoperatif baik pada
kasus bedah elektif dan bedah emergensi
3 Melakukan evaluasi pasien dengan kelainan jantung menetukan
jenis pemeriksaan yang diperlukan preoperatif
4. Melakukan evaluasi pasien dengan kelainan paru-paru dan
menentukan jenis pemeriksaan yang diperlukan preooperatif
5. Melakukan evaluasi pasien dengan kelainan fungsi : diabetes,
gangguan fungsi hepar, ginjal, disfungsi adrenal, dan malnutrisi
baik preoperatif maupun selama pembedahan
6. Menjelaskan dan menatalaksana adanya gangguan diabetes,
gangguan fungsi hepar, insufisiensi adrenal, dan malnutrisi pada
pascabedah
7. Dapat membuat daftar masalah-masalah yang sering timbul
pascabedah cara evaluasi nya, diagnosisnya, dan menatalaksana
nya masing-masing
8. Mengetahui nilai normal dari kadar elektrolit darah
9. Mengetahui adanya gangguan keseimbangan elektrolit dari
masing-masing jenis elektrolit
10. Mampu menjelaskan diagnosis banding dan penatalaksanaan
dari: hipernatremi, hiponatremi, hiperkalemia, hipokalemia,
perioperatif
11. Mengetahui distribusi cairan pada masing-masing kompartemen
tubuh
33
12. Mengetahui dan mengerti cara kerja hormon-hormon yang
mempengaruhi absorbsi renal dari natrum dan cairan serta
ekskresi nya
13. Cara untuk menentukan keseimbangan cairan pada fase awal
postoeratif baik dengan cara invasive dan non invasif
14. Mampu menentukan kebutuhan cairan pasien 24 jam pascabedah
15. Mempu menjelaskan kandungan dari berbagai jenis cairan infus
16. Mampu mengenali adanya gangguan keseimbangan asam basa
perioperatif melalui pemeriksaan AGD, dan mngenal dasar-
dasar kelainan asam basa
17. Mampu melakukan analisis penyebab gangguan keseimbangan
asam basa
18. Mampu melakukan terapi/ intervensi untuk mengatasi gangguan
keseimbangan asam basa
19. Mampu menentukan gangguan keseimbangan asam basa baik
yang terkompensasi maupun yang tidak terkompensasi.
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
34
3. Mampu melakukan evaluasi preoperatif dan penatalaksanaan selama pembedahan
dan pascabedah pada pasien-pasien bedah dengan kelainan fungsi paru
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
35
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Pos test:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
CbD
DOPS:
OSCE:
Mini-CEX
o
Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5thed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Cohn SL. Perioperative Medicine. London: Springer; 2011.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 thed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier;
2018.
Jaffe RA, Schmiesing CA, Golianu B. Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2014.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
Newman MF, Fleisher LA, Fink MP. Perioperative Medicine Managing for Outcome. Philadelphia:
Saunder; 2008.
Stone DJ, Spiekerman BF, Bogdonoff D, Leisure GS, Mathes DD. Perioperative Care: Anesthesia,
Medicine, and Surgery. 4thed. London: Elsevier; 2004.
36
MODUL 6: KEDOKTERAN PERIOPERATIF - II
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta mampu
melakukan penatalaksanaan gangguan fungsi organ sedang sampai berat.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu:
Menjelaskan dan mengatasi gangguan fungsi organ vital (sistem respiratory dan sistem kardiovaskuler)
Memonitor hemodinamik baik makrosirkulasi maupun mikrosirkulasi serta segala kelainannya seperti
pada syok
Mampu menjelaskan mengenai oxygen delivery (DO2), oxygen consumption (VO2) dan Oxygen extraction
ratio (O2ER), proses penggunaan O2 ditingkat selular, dan segala kelainannya
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif )
Mampu menjelaskan perjalanan O2 dari sistem pernafasan sampai ke tingkat selular
Mampu menjelaskan mengenai oxygen delivery (DO2), oxygen consumption (VO2) dan Oxygen
extraction ratio (O2ER)
Mampu menjelaskan cara memonitoring hemodinamik, mengenal kelainan yang terjadi dan
melakukan intervensinya
Mampu menjelaskan hubungan antara makrosirkulasi dan mikrosirkulasi serta mengetahui teknik
untuk menilai fungsi mikrosirkulasi
37
Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif gangguan cairan, elektrolit dan keseimbangan
asam basa pada pasien dengan kelainan sedang sampai berat
Mampu menjelaskan cara monitoring hemodinamik secara statik dan dinamik dalam menilai fluid
responsiveness
38
POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN
Proses oksigenasi sampai tingkat sistem sel:
Pengertian oksigenasi jaringan;
Perjalanan O2 dari sistem pernafasan sampai ke tingkat selular;
Oxygen delivery (DO2), oxygen consumption (VO2) dan Oxygen extraction ratio (O2ER), proses
penggunaan O2 ditingkat selular beserta aplikasi klinis
Evaluasi dan monitoring fungsi oksigenasi pada perioperatif
Penatalaksanaan perioperatif pasien dengan kelainan oksigenasi di tingkat jaringan dan kelainan fungsi
sistem hemodinamik baik pada makrosirkulasi maupun mikrosirkulasi.
Monitoring hemodinamik:
Non-invasif dan invasif.
Kelainan hemodinamik yang terjadi dan penatalaksanaannya
Kelainan yang terjadi antara makrosirkulasi dan mikrosirkulasi dan penatalaksanaannya
Penilaian baik tidaknya fungsi mikrosirkulasi
Dengan metode statik dan atau dinamik dalam penilaianfluid responsiveness
Pada berbagai jenis syok (hipovolemi, kardiogenik, distributif dan obstruktif) serta penatalaksanaannya.
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
39
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
40
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
Lulus pada
No Kegiatan/langkah klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan penilaian kecukupan oksigenasi jaringan,
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
41
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Pos test:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 thed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Cohn SL. Perioperative Medicine. London: Springer; 2011.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 thed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier;
2018.
Jaffe RA, Schmiesing CA, Golianu B. Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2014.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
Newman MF, Fleisher LA, Fink MP. Perioperative Medicine Managing for Outcome. Philadelphia:
Saunder; 2008.
Stone DJ, Spiekerman BF, Bogdonoff D, Leisure GS, Mathes DD. Perioperative Care: Anesthesia,
Medicine, and Surgery. 4thed. London: Elsevier; 2004.
42
MODUL 7: PERSIAPAN OBAT DAN ALAT
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
Ȁ⸀ĀЀĀȀĀ⸀Ā TUJUAN
PEMBELAJARAN Tujuan
Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan menyiapkan alat
dan obat anestesi untuk pembiusan serta obat untuk mengani kegawatdaruratan pasien yang akan dilakukan
pembiusan.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu:
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan menyiapkan alat dan obat anestesi umum, anestesi regional
maupun anestesi blok perifer
Mampu menyiapkan obat emergensi untuk menangani kegawat daruratan dan komplikasi yang mungkin
terjadi, terhadap pasien yang akan dilakukan operasi darurat maupun elektif.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif )
Mampu memahami dan menjelaskan cara mengidentifikasi kelainan atau penyakit pasien pada saat
preoperatif sehingga dapat mempersiapkan alat dan obat yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
Mampu memahami dan menjelaskan rencana anestesi untuk prosedur bedah yang akan dilakukan
serta alat dan obat-obat yang diperlukan
43
Mampu memahami dan menjelaskan cara mempersiapkan alat dan obat untuk rencana operasi
dengan anestesi umum atau anestesi regional dan anestesi blok perifer
Mampu memehami dan menjelaskan cara kerja mesin anestesi, flowmeter, vaporizer, alat monitor,
kateter intravena, set infus cairan, set transfusi darah, set infus tetes mikro, set infus tetes makro, alat
syringe pump, infusion pump, mesin pengisap (suction), nerve stimulator dan USG serta
kelengkapannya
Mampu memahami dan menjelaskan cara mempersiapkan mesin anestesi, sirkuit nafas (breathing
circuit) mesin anestesi, termasuk penyaring (filter), alat penguap (vaporizer) secara benar, trouble
shooting sederhana, serta cara pemeliharaan mesin dan assesorisnya secara benar;
Mampu memahami dan menjelaskan cara pemasangan dan menginterpretasikan hasil monitor
Mampu memahami dan menjelaskan tanda tanda yang mengarah kegawatan pasien, alat alat dan
obat-obat yang diperlukan untuk mengatasinya
Mampu memahami dan menjelaskan cara penanggulangan nyeri pascabedah, alat dan obat-obat
yang dibutuhkan
Mampu memahami dan menjelaskan alat dan obat yang dibutuhkan untuk transportasi pasien bila
pasien ada indikasi dirawat di ICU
44
Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)
Etika Profesionalisme
Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para
medis dan non paramedis
Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab
Taat mengisi dokumen medik
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non
paramedis secara jujur, terbuka dan baik
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,
paramedis dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
45
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskusI mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Ȁ⸀ĀЀĀĀĀĀ Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Ȁ⸀ĀЀĀĀĀĀ Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Ȁ⸀ĀЀĀĀĀĀ Afektif: Penilaian 360o
46
G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
1. Menentukan jenis alat dan obat yang diperlukan untuk anestesi
umum
2. Menentukan jenis alat alat dan obat yang diperlukan untuk
beberapa jenis anestesi regional dan antidotum untuk intoksikasi
sistemik
3 Menentukan jenis alat monitor yang diperlukan untuk anestesi
umum dan anestesi regional
4. Mengetahui cara untuk penggunaan alat syringe pump dan
infusion pump
5. Menyiapkan mesin anestesi, alat alat monitor, dan syringe dan
infusion pump, mesin pengisap (suction)
6. Menyiapkan alat dan obat untuk tindakan ekstubasi
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
47
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS
Lulus pada
No Kegiatan/langkah klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu menentukan jenis alat dan obat yang diperlukan untuk anestesi umum
2. Mampu menentukan jenis alat alat dan obat yang diperlukan untuk beberapa jenis
anestesi regional dan antidotum untuk intoksikasi sistemik
3. Mampu menentukan jenis alat monitor yang diperlukan untuk anestesi umum dan
anestesi regional
4. Mengetahui indikasi untuk penggunaan alat syringe pump dan infusion pump
5 Mampu melakukan setup mesin anestesi, alat alat monitor, dan syringe dan infusion
pump, mesin pengisap (suction)
6. Mampu menyiapkan alat dan obat untuk tindakan ekstubasi
7. Mampu menyiapkan alat dan obat untuk mencegah dan menangani komplikasi
pascabedah
8. Mampu menyiapkan alat dan obat untuk transportasi pasien kritis ke ICU
pascabedah
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
48
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Pos test:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 thed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5thed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia.
8th ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
49
MODUL 8: ANESTESI UMUM
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1
4. Tahap I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu memberikan teknik anestesi umum intravena,
inhalasi, intramuskuler baik nafas spontan atau kendali, di intubasi atau dengan LMA pada pasien dengan status
fisik ASA I-II.
Tujuan Khusus
50
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan mekanisme kerja terjadinya anestesi umum
Mampu menjelaskan obat dan cara pemberiannya untuk induksi anestesi umum
Mampu memahami dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi selama anestesi antara lain
obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, dan hipertensi
Mampu memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestesi intravena
dan anestetika inhalasi
Mampu memahami dan menjelaskan teknik balans anestesi umum intravena dan inhalasi
Mampu memahami dan menjelaskan teknik anestesi dengan sungkup, LMA, endotracheal
Mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan komplikasi intubasi untuk anestesi umum;
Mampu memahami dan menjelaskan kapan dilakukan ekstubasi serta komplikasi ekstubasi.
Mampu menjelaskan tindakan intubasi ulang bila diperlukan pada kondisi khusus.
51
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
52
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
1. Melakukan pemasangan monitor
2. Melakukan pemasangan jalur vena
3. Melakukan induksi intravena
4. Melakukan induksi inhalasi
5. Menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas
hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi.
6. Melakukan ventilasi dengan sungkup
7 Melakukan pemasangan OPA
8 Malakukan pemasangan LMA dan memeriksa ketepatan posisinya.
9 Melakukan intubasi dan memeriksa ketepatan posisinya
10 Melakukan ventilasi mekanik manual
11 Melakukan ventilasi mekanik dengan ventilator mesin anestesi.
12 Melakukan pengakhiran anestesi
53
Melakukan ekstubasi
Melakukan pengelolaan pasien pasca ekstubasi
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan pemasangan monitor pasien dengan baik dan benar
2. Mampu melakukan pemasangan jalur intra vena yang baik dan benar.
3. Mampu melakukan induksi intravena pada pasien ASA I dan II secara baik
tanpa kompilkasi
4. Mampu melakukan induksi inhalasi pada pasien ASA I dan II secara baik
tanpa kompilkasi
5. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas hipoksemia,
hiperkarbia, hipotensi, hipertensi.
6. Mampu memberikan ventilasi dengan sungkup pada pasien dengan berbagai
kondisi airway.
7. Mampu melakukan pemasangan OPA dengan tepat
8. Mampu melakukan pemasangan LMA dan memeriksa ketepatan posisi
dengan benar.
9. Mampu melakukan intubasi dan memeriksa ketepatan posisi pipa
endotrakheal dengan baik dan benar
10. Mampu melakukan ventilasi mekanik manual dengan baik dan benar selama
induksi anestesi sampai selesai operasi
54
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
11. Mampu memberikan ventilasi mekanik dengan ventilator mesin anestesi
13. Mampu melakukan ekstubasi dengan tepat dan benar tanpa komplikasi
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Pos test:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
CbD
DOPS:
OSCE:
55
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia Fundamentals.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 5thed. New York:
McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 thed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia.
8th ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
56
MODUL 9: ANESTESI REGIONAL - I
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1
4. Tahap I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta Program Pendidikan Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif
tahap I mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan bertanggungjawab pada tindakan anestesi
neuraksial tingkat dasar (blok subaraknoid, blok epidural lumbal, blok kaudal pada dewasa) dan tingkat
menengah (blok kombinasi spinal epidural pada dewasa) untuk berbagai prosedur dengan status fisis ASA I-II,
sesuai standar prosedur operasional (SOP) yang berlaku.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:
Menjelaskan anatomi tulang belakang dan susunan saraf pusat, jaras nyeri, fisiologi Liquor Cerebrospinal
(LCS) pada pasien dewasa
Mempertimbangkan pemilihan obat anestetik lokal berdasarkan farmakologinya
57
Memberi informasi dan edukasi yang baik kepada pasien dan keluarganya tentang prosedur anestesi
neuraksial yang akan dijalani, risiko, komplikasi dan penanggulangannya
Melakukan pengelolaan perioperatif untuk pasien ASA I-II yang menjalani anestesi neuraksial tingkat dasar
(blok subaraknoid, blok epidural lumbal, blok kaudal pada dewasa) termasuk melakukan pemantauan dan
membuat rekam medis yang baik
Melakukan pengelolaan perioperatif untuk pasien ASA I-II yang menjalani anestesi neuraksial tingkat
menengah (blok kombinasi spinal epidural pada dewasa), termasuk melakukan pemantauan dan membuat
rekam medis yang baik
Mendeteksi komplikasi blok neuraksial yang terjadi dan melakukan penanggulangan secara cepat dan
tepat
Melakukan pengelolaan pasca-anestesi neuraksial yang baik termasuk menanggulangi efek samping yang
mungkin terjadi di ruang rawat
Berkomunikasi dengan efektif dengan semua anggota tim kerja atas dasar saling menghargai;
Bersikap professional yang mengacu pada prinsip patient safety.
Memahamidan menjelaskan bila terjadi komplikasi saat induksi, pengelolaan dan saat emergence (bangun)
Memahami dan menjelaskanfarmakokinetik dan farmakodinamik obat anestesi intravena dan anestetika
inhalasi
Memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik opioid, obat pelumpuh otot
Memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik antidotum narkotik dan pelumpuh otot.
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif )
Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi tulang belakang, medula spinalis beserta struktur
penunjang di sekitarnya, termasuk dermatom, miotom dan osteotom yang terkait;
Mampu menjelaskan fisiologi jaras nyeri;
Mampu menjelaskan farmakologi obat anestetika lokal;
Mampu menjelaskan mekanisme kerja anestesi neuraksial terhadap saraf somatik dan autonom serta
manifestasinya terhadap sistim kardiovaskular, respirasi, saluran cerna, saluran kemih dan endokrin;
Mampu menjelaskan berbagai indikasi dan kontra indikasi anestesi neuraksial;
Mampu menyimpulkan dan menjelaskan dampak gangguan koagulasi atau efek obat
antikoagulan/antiplatelet terhadap pelaksanaan anestesi neuraksial;
Mampu mempertimbangkan alternatif obat anestetik lokal dan obat ajuvan yang tepat untuk anestesi
neuraksial;
Mampu mempertimbangkan berbagai aspek teknik pelaksanaan anestesi spinal terkait posisi pasien,
pendekatan jarum menurut anatomi tulang belakang, jenis jarum yang digunakan, dan penggunaan
obat sedasi pada anestesi spinal.
58
Keterampilan Klinis (Psikomotor)
Mampu melakukan anestesi blok subaraknoid, blok epidural lumbal, blok kaudal dan blok kombinasi
spinal epidural pada dewasa sebagai teknik anestesi tunggal untuk pasien klasifikasi ASA 1 dan 2,
dengan indikasi yang tepat dan sesuai standard prosedur operasional yang berlaku;
Mampu mengukur ketinggian blok anestesi neuraksial serta menghubungkannya dengan faktor
kelengkungan tulang belakang, posisi pasien dan barisitas obat anestetik lokal, dan faktor lain yang
mempengaruhi ketinggian blok;
Mampu melakukan pemantauan dengan baik dan benar selama prosedur serta membuat rekam medis
anesthesia dengan baik;
Mampu mengidentifikasi dan melakukan tatalaksana komplikasi anestesi neuraksial.
59
Sirkulasi darah pada medula spinal
Sebaran dermatom, miotom dan osteotomi
Pertumbuhan medula spinalis sejak anak sampai dengan dewasa
Farmakologi obat anestetik lokal
Golongan obat anestetik lokal
Farmakodinamik obat anestetik lokal pada saraf
Farmakokinetik obat anestetik lokal
Intoksikasi anestetik lokal.
Mekanisme kerja anestesi neuraksial
Pada saraf somatik
Pada saraf autonom
Efek pada sistim kardiovaskular
Efek pada sistim respirasi
Efek pada sistim pencernaan
Efek pada sistim saluran kemih
Efek pada sistim metabolik endokrin
Indikasi dan kontraindikasi anestesi neuraksial
Indikasi anestesi neuraksial
Kontraindikasi absolut
Kontraindikasi relatif
Obat pengencer darah dan anestesi neuraksial
Obat antikoagulan oral
Obat antiplatelet
Obat heparin standard (unfractioned)
Obat “Low-molecular-weight heparin”
Pemilihan obat anestetik lokal
Faktor pasien, jenis operasi, teknik operasi dan pemilihan teknik anestesi neuraksial
Faktor yang mempengaruhi penyebaran obat di ruang subrakanoid dan ketinggian blok saraf
Faktor yang mempengaruhi penyebaran obat di ruang epidural/kaudal dan ketinggian blok saraf
Farmakokinetik blok epidural, kombinasi spinal-epidural, dan perbedaannya dengan anestesi spinal.
Obat ajuvan anestetik lokal untuk anestesi neuraksial
Indikasi dan kontraindikasi obat ajuvan
Macam-macam obat ajuvan untuk anestesi neuraksial
Farmakologi obat ajuvan anestetik lokal.
Teknik anestesi neuraksial
Persiapan anestesi neuraksial
Teknik anestesi subaraknoid (spinal)
60
Teknik anestesi epidural lumbal
Teknik anestesi kaudal pada dewasa
Teknik anestesi kombinasi spinal epidural
Macam-macam jarum anestesi neuraksial
Memilih teknik anestesi neuraksial yang tepat untuk suatu prosedur
Mengatur dan mengukur ketinggian blok anestesi neuraksial
Lengkung tulang belakang
Hal yang mempengaruhi ketinggian blok pada anestesi spinal, epidural, kaudal dan kombinasi
spinal-epidural
Mengukur ketinggian blok teknik “pinprick” dan sensasi suhu
Sedasi pada anestesi neuraksial
Keuntungan dan kerugian sedasi untuk anestesi neuraksial
Obat sedasi pilihan
Pemberian penjelasan mengenai anestesi neuraksial
Teknik komunikasi efektif pada pasien
Teknik komunikasi dan diskusi efektif dengan sejawat
Memahami latar belakang psikososial budaya pasien
Prosedur pengisian lembar persetujuan tindak medis.
Komplikasi anestesi neuraksial
Komplikasi segera dan komplikasi lambat (pasca operasi)
Mencegah dan mengatasi hipotensi pasca anestesi neuraksial
Identifikasi dan tata laksana “high-spinal” dan “total-spinal”
Tata laksana blok yang tidak adekuat
Intoksikasi obat anestetik local
Post Dural Puncture Headache
Komplikasi infeksi
Komplikasi lain-lain
C. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
61
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
D. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
Anestesi Subaraknoid
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
62
3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik
ASA
6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan
meminta persetujuan pasien (informed consent)
7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan
sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam
kamar operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan
monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping
yang dapat terjadi
Prosedur Anestesi Subaraknoid
8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan
jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan
9. Memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Memasang monitor standar dan akses intravena
11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor
12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk /
miring)
13. Mengidentifikasi celah L3-L4, L4-L5, L5-S1 dengan
menggunakan garis Tuffier atau teknik lain, kemudian
menentukan titik punksi (pendekatan midline atau paramedian)
14. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang
ditentukan.
15. Melakukan injeksi anestetika lokal pada titik punksi.
16. Melakukan penusukan jarum spinal (dengan/tanpa introduser)
titik pungsi, dengan arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih
(midline atau paramedian) menuju perkiraan letak celah
interlaminar vertebra.
17. Mendorong jarum sampai melewati tahanan ligamentum flavum
dan duramater
18. Mencabut mandrin/stylet jarum, dan memastikan posisi ujung
jarum sudah berada pada ruang subaraknoid, ditandai dengan
adanya cairan serebrospinal yang mengalir lancar keluar dari
jarum spinal.
19. Jika tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dengan
lancar dari jarum spinal, mengulangi langkah No.16-18
20. Menyambungkan jarum dengan spuit berisi obat anestesi lokal
yang sudah dipersiapkan. Aspirasi sedikit cairan serebrospinal ke
dalam spuit, bila lancar, suntikkan obat anestesi lokal secara
perlahan sambil dilakukan aspirasi berulang untuk memastikan
ujung jarum tetap pada ruang subaraknoid selama penyuntikan.
63
21. Mencabut jarum dan mengembalikan posisi pasien sesuai dengan
yang diinginkan.
Pemeliharaan Anestesi Subaraknoid
22. Memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi perubahan
yang terjadi.
23. Mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya.
Dapat pula dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.
24. Menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan
teknik “pin prick”, suhu, maupun teknik lain.
25. Melakukan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
Pascabedah
26. Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
27. Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat
28. Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan
29. Melakukan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan
komplikasi yang dapat terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Melakukan perkenalan dan membuka hub.dokter-pasien
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik
ASA
6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan
meminta persetujuan pasien (informed consent)
7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan
sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam
kamar operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan
monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping
yang dapat terjadi.
Prosedur Anestesi Epidural
8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan
jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan
64
9. Memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Memasang monitor standar dan akses intravena
11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor
12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk /
miring)
13. Melakukan identifikasi celah intervertebra dengan menggunakan
garis Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi
(pendekatan midline atau paramedian)
14. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang
ditentukan
15. Melakukan injeksi anestetika lokal pada titik punksi
16. Melakukan penusukan jarum epidural pada titik punksi, dengan
arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau
paramedian) menuju perkiraan letak celah interlaminar vertebra.
17. Mencabut mandrin/stylet jarum lalu menyambung jarum epidural
dengan spuit dan dorong jarum menembus ligamentum flavum
sambil melakukan identifikasi ruang epidural dengan teknik
“Loss of Resistance” atau “hanging drop”.
18. Memastikan letak ujung jarum tidak pada ruang subaraknoid
(tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dari jarum
dengan deras) dan memperhatikan kedalaman jarum.
19. Memasang kateter epidural sesuai kedalaman yang diinginkan (3-
5 cm di dalam ruang epidural), dan mampu menilai apakah ujung
kateter telah masuk melewati ujung jarum. Jika kateter sukar
didorong masuk padahal ujung kateter telah melewati ujung
jarum, jangan menarik kateter keluar tanpa menarik jarum
epidural, lalu ulangi langkah No.15-18. Jika kateter dapat masuk
ke ruang epidural dengan mudah, cabut jarum epidural tanpa
mencabut kateternya, lalu perhatikan kedalaman kateter sampai
ke permukaan kulit.
20. Menyesuaikan panjang kateter dalam ruang epidural sesuai
keinginan dengan cara menarik kateter jika diperlukan.
Perhatikan penanda kedalaman pada kateter epidural.
21. Menghubungkan kateter epidural dengan alat pengunci dan filter
epidural.
22. Membalut area pungsi dan fiksasi kateter epidural dengan tepat.
23. Mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.
Pemeliharaan Anestesi Epidural
24. Memastikan ujung kateter epidural pada posisi yang tepat,
dengan melakukan aspirasi dan pemberian test dose
25. Jika saat aspirasi didapatkan darah maupun cairan bening diduga
cairan serebrospinal, jangan memberikan obat melalui kateter
(termasuk test dose), cabut kateter dan ulangi langkah 16-23.
65
26. Jika saat aspirasi tidak didapatkan apapun keluar dari kateter,
injeksikan obat test dose perlahan ke dalam kateter.
Catatan: setiap kali memasukkan obat ke dalam kateter epidural
harus disertai kewaspadaan perubahan kondisi pasien yang
mungkin terjadi, antara lain ditandai dengan perubahan tanda
vital pada monitor dan adanya keluhan pasien.
27. Menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan
teknik “pin prick”, suhu, maupun teknik lain.
28. Melakukan identifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak
adekuat
29. Memberikan tambahan obat epidural, sambil terus memonitor
tanda vital pasien secara berkala dan identifikasi perubahan yang
terjadi selama operasi.
30. Mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya.
Dapat pula dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.
Pascabedah
31. Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
32. Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat
33. Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan
34. Memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan
komplikasi yang dapat terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
66
DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS
Anestesi Subaraknoid
Lulus pada
Kesempatan ke
No Kegiatan/Langkah Klinis
1 2 3 4 5
Persiapan Praanestesi
1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien
2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA
6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta
persetujuan pasien (informed consent)
7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum
pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat
premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan
efek samping yang dapat terjadi
Prosedur Anestesi Subaraknoid
8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan
ukuran jarum yang akan digunakan.
9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Mampu memasang monitor standar dan akses intravena
11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor.
12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)
13. Mampu mengidentifikasi celah L3-L4, L4-L5, L5-S1 dengan menggunakan garis
Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi (pendekatan midline atau
paramedian)
14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan.
15. Mampu melakukan injeksi anestetik lokal pada titik punksi.
16. Mampu melakukan penusukan jarum spinal (dengan/tanpa introduser) titik punksi,
dengan arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian) menuju
perkiraan letak celah interlaminar vertebra.
17. Mampu mendorong jarum sampai melewati tahanan ligamentum flavum dan
duramater
18. Mampu mencabut mandren/stylet jarum, dan memastikan posisi ujung jarum sudah
berada pada ruang subaraknoid, ditandai dengan adanya cairan serebrospinal yang
mengalir lancar keluar dari jarum spinal.
19. Jika tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dengan lancar dari jarum
spinal, mampu mengulangi langkah no.16-18
67
Anestesi Subaraknoid
Lulus pada
Kesempatan ke
No Kegiatan/Langkah Klinis
1 2 3 4 5
20. Mampu menyambungkan jarum dengan spuit berisi obat anestesi lokal yang sudah
dipersiapkan. Aspirasi sedikit cairan serebrospinal ke dalam spuit, bila lancar,
suntikkan obat anestesi lokal secara perlahan sambil dilakukan aspirasi berulang
untuk memastikan ujung jarum tetap pada ruang subaraknoid selama penyuntikan.
21. Mampu mencabut jarum dan mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang
diinginkan.
Pemeliharaan Anestesi Subaraknoid
22. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi perubahan yang
terjadi.
23. Mampu mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya. Dapat pula
dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.
24. Mampu menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik “pin
prick”, suhu, maupun teknik lain.
25. Mampu melakukan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
Pasca Bedah
26. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
27. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat
28. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan
29. Mampu melakukan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang
dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya
68
Anestesi Blok Epidural
Lulus pada Kesempatan
No Kegiatan/Langkah Klinis ke
1 2 3 4 5
Prosedur Anestesi Epidural
8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan
ukuran jarum yang akan digunakan
9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Mampu memasang monitor standar dan akses intravena
11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor
12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)
13. Mampu melakukan identifikasi celah intervertebra dengan menggunakan garis
Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi (pendekatan midline atau
paramedian)
14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan
15. Mampu melakukan injeksi anestetik lokal pada titik punksi
16. Mampu melakukan penusukan jarum epidural pada titik punksi, dengan arah jarum
sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian) menuju perkiraan letak
celah interlaminar vertebra.
17. Mampu mencabut mandren/stylet jarum lalu menyambung jarum epidural dengan
spuit dan dorong jarum menembus ligamentum flavum sambil melakukan
identifikasi ruang epidural dengan teknik “Loss of Resistance” atau “hanging drop”.
18. Mampu memastikan letak ujung jarum tidak pada ruang subaraknoid (tidak ada
cairan serebrospinal yang mengalir keluar dari jarum dengan deras) dan
memperhatikan kedalaman jarum.
19. Mampu memasang kateter epidural sesuai kedalaman yang diinginkan (3-5 cm di
dalam ruang epidural), dan mampu menilai apakah ujung kateter telah masuk
melewati ujung jarum. Jika kateter sukar didorong masuk padahal ujung kateter telah
melewati ujung jarum, jangan menarik kateter keluar tanpa menarik jarum epidural,
lalu ulangi langkah No.15-18. Jika kateter dapat masuk ke ruang epidural dengan
mudah, cabut jarum epidural tanpa mencabut kateternya, lalu perhatikan kedalaman
kateter sampai ke permukaan kulit.
20. Mampu menyesuaikan panjang kateter dalam ruang epidural sesuai keinginan dengan
cara menarik kateter jika diperlukan. Perhatikan penanda kedalaman pada kateter
epidural.
21. Mampu menghubungkan kateter epidural dengan alat pengunci dan filter epidural.
22. Mampu membalut area punksi dan fiksasi kateter epidural dengan tepat.
23. Mampu mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.
Pemeliharaan Anestesi Epidural
24. Mampu memastikan ujung kateter epidural pada posisi yang tepat, dengan
melakukan aspirasi dan pemberian test dose
69
Anestesi Blok Epidural
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
70
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New York:
McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Hadzic A. NYSORA Textbook of Regional Anesthesia and Acute Pain Management. United States: Mc
Graw-Hill; 2007.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
71
MODUL 10: ANESTESI REGIONAL - II
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1
4. Tahap I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi
Intensif tahap magang mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan bertanggungjawab pada
tindakan anestesi neuraksial tingkat menengah (blok epidural torakal, blok kaudal pada pediatrik) dan tindakan
blok saraf tepi tingkat dasar pada dewasa untuk berbagai prosedur dengan status fisik ASA I-III, sesuai standar
prosedur operasional (SOP) yang berlaku. Selain itu Residen juga mampu menjelaskan prinsip manajemen
nyeri berbasiskan anestesi regional.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:
Menjelaskan anatomi tulang belakang dan susunan saraf pusat, jaras nyeri, fisiologi LCS pada pediatrik
Mempertimbangkan pemilihan obat anestetik lokal beserta ajuvan berdasarkan farmakologinya
Memberi informasi dan edukasi yang baik kepada pasien dan keluarganya tentang prosedur anestesi
72
regional yang akan dijalani, risiko, komplikasi dan penanggulangannya, untuk kasus pada pasien
populasi khusus (pediatrik, lansia, gangguan ginjal, gangguan hormonal, gangguan jantung dan paru)
Melakukan pengelolaan perioperatif untuk pasien ASA 1-3 yang menjalani anestesi neuraksial tingkat
menengah (blok epidural torakal pada dewasa dan blok kaudal pada pediatrik) termasuk melakukan
pemantauan dan membuat rekam medis yang baik
Melakukan pengelolaan perioperatif untuk pasien ASA 1-3 yang menjalani blok saraf tepi tingkat dasar
untuk ekstremitas atas (blok interskalenus, blok supraklavikular, blok aksilar, blok pergelangan tangan dan
jari-jari), untuk ekstremitas bawah (blok femoralis, blok sciatik, blok popliteal, blok pergelangan kaki dan
jari-jari kaki), termasuk melakukan pemantauan dan membuat rekam medis yang baik
Mendeteksi komplikasi blok neuraksial dan blok saraf tepi yang terjadi dan melakukan penanggulangan
secara cepat dan tepat
Mampu menyimpulkan dampak gangguan koagulasi atau efek obat antikoagulan/antiplatelet terhadap
pelaksanaan anestesi blok saraf perifer
Melakukan pengelolaan pasca-anestesi regional yang baik termasuk mencegah dan menanggulangi efek
samping yang mungkin terjadi di ruang rawat
Berkomunikasi dengan efektif dengan semua anggota tim kerja atas dasar saling menghargai;
Bersikap professional yang mengacu pada prinsip patient safety
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menggambarkan anatomi tulang belakang, medula spinal dan struktur sekitarnya pada
pediatrik
Mampu menggambarkan secara skematik pleksus brakhialis dan pleksus lumbosakralis pada
dewasa
Mampu menjelaskan persarafan dinding toraks dan dinding abdomen, serta persarafan kepala dan
leher
Mampu menjelaskan fisiologi konduksi saraf perifer, prinsip kerja nerve stimulator dan
ultrasonografi dalam identifikasi saraf perifer
Mampu menjelaskan fisiologi blok epidural torakal dan blok perifer dalam menghilangkan nyeri
Mampu menjelaskan alasan pemilihan obat anestesi lokal dan ajuvannya pada blok epidural torakal
dan blok perifer dalam menghilangkan nyeri
Mampu menganalisis pemilihan pasien, prosedur dan jenis operasi yang tepat untuk tiap jenis blok
saraf perifer
Mampu menyebutkan langkah-langkah blok epidural torakal dan blok perifer dasar dengan bantuan
stimulator saraf
Mampu menjelaskan cara mengantisipasi, mengenal, dan mengatasi komplikasi blok epidural
torakal dan blok saraf perifer dasar
73
j. Mampu menganalisisdan menjelaskandampak gangguan koagulasi atau efek obat
antikoagulan/antiplatelet terhadap pelaksanaan anestesi blok saraf perifer
Memahami prinsip dasar manajemen nyeri berbasiskan anestesi regional
Mampu menyebutkan pilihan anestesi regional yang tepat untuk mengatasi nyeri kronik dan nyeri
kanker
74
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)
Fisiologi bloksaraf perifer (blok interskalenus, blok supraklavikular, blok aksilaris, blok femoralis,
blok sciatik, blok popliteal, blok pergelangan tangan dan kaki, blok jari-jari tangan dan kaki)
Farmakologi dan pemilihan obat anestesi lokal dan ajuvannya pada blok epidural torakal dan blok perifer
dalam menghilangkan nyeri
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Farmakologi obat anestesi lokal pada blok epidural torakal dan blok saraf perifer
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Farmakologiobat ajuvan pada blok epidural torakal dan blok saraf perifer
Pemilihan pasien, prosedur dan jenis operasi yang tepat untuk tiap jenis blok saraf
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Indikasi dan kontraindikasi blok epidural torakal
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Pemeriksaan pra anestesi dan pemilihan jenis blok saraf sesuai faktor pasien, jenis
operasi, dan teknik operasi
75
Teknik blok epidural torakal dan blok perifer dasar (blok interskalenus, blok supraklavikular, blok aksilaris,
blok femoralis, blok sciatik, blok popliteal, blok pergelangan tangan dan kaki, blok jari-jari tangan dan
kaki)
Teknik blok epidural torakal: Loss of resistance, hanging drop
Obat antiplatelet
C. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
76
g. Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
D. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
Anestesi Subaraknoid
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik
ASA
77
6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan
meminta persetujuan pasien (informed consent)
7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan
sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar
operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan monitoring
untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping yang dapat
terjadi
Prosedur Anestesi Subaraknoid
8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan
jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan
9. Memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Memasang monitor standar dan akses intravena
11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor
12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)
13. Mengidentifikasi celah L3-L4, L4-L5, L5-S1 dengan menggunakan
garis Tuffier atau teknik lain, kemudian menentukan titik punksi
(pendekatan midline atau paramedian)
14. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang
ditentukan.
15. Melakukan injeksi anestetika lokal pada titik punksi.
16. Melakukan penusukan jarum spinal (dengan/tanpa introduser) titik
pungsi, dengan arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline
atau paramedian) menuju perkiraan letak celah interlaminar
vertebra.
17. Mendorong jarum sampai melewati tahanan ligamentum flavum dan
duramater
18. Mencabut mandrin/stylet jarum, dan memastikan posisi ujung jarum
sudah berada pada ruang subaraknoid, ditandai dengan adanya cairan
serebrospinal yang mengalir lancar keluar dari jarum spinal.
19. Jika tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dengan
lancar dari jarum spinal, mengulangi langkah No.16-18
20. Menyambungkan jarum dengan spuit berisi obat anestesi lokal yang
sudah dipersiapkan. Aspirasi sedikit cairan serebrospinal ke dalam
spuit, bila lancar, suntikkan obat anestesi lokal secara perlahan
sambil dilakukan aspirasi berulang untuk memastikan ujung jarum
tetap pada ruang subaraknoid selama penyuntikan.
21. Mencabut jarum dan mengembalikan posisi pasien sesuai dengan
yang diinginkan.
Pemeliharaan Anestesi Subaraknoid
22. Memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi perubahan
yang terjadi.
23. Mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya.
78
Dapat pula dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.
Menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik
“pin prick”, suhu, maupun teknik lain.
Melakukan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
Pascabedah
Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat
Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan
Melakukan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi
yang dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik
ASA
6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan
meminta persetujuan pasien (informed consent)
7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan
sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar
operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan monitoring
untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping yang dapat
terjadi.
Prosedur Anestesi Epidural
8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan
jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan
9. Memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Memasang monitor standar dan akses intravena
11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor
12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)
13. Melakukan identifikasi celah intervertebra dengan menggunakan
garis Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi
(pendekatan midline atau paramedian)
79
Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang
ditentukan
Melakukan injeksi anestetika lokal pada titik punksi
Melakukan penusukan jarum epidural pada titik punksi, dengan arah
jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian)
menuju perkiraan letak celah interlaminar vertebra.
Mencabut mandrin/stylet jarum lalu menyambung jarum epidural
dengan spuit dan dorong jarum menembus ligamentum flavum sambil
melakukan identifikasi ruang epidural dengan teknik “Loss of
Resistance” atau “hanging drop”.
Memastikan letak ujung jarum tidak pada ruang subaraknoid (tidak ada
cairan serebrospinal yang mengalir keluar dari jarum dengan deras)
dan memperhatikan kedalaman jarum.
Memasang kateter epidural sesuai kedalaman yang diinginkan (3-5 cm
di dalam ruang epidural), dan mampu menilai apakah ujung kateter
telah masuk melewati ujung jarum. Jika kateter sukar didorong masuk
padahal ujung kateter telah melewati ujung jarum, jangan menarik
kateter keluar tanpa menarik jarum epidural, lalu ulangi langkah
No.15-18. Jika kateter dapat masuk ke ruang epidural dengan mudah,
cabut jarum epidural tanpa mencabut kateternya, lalu perhatikan
kedalaman kateter sampai ke permukaan kulit.
80
29. Memberikan tambahan obat epidural, sambil terus memonitor tanda
vital pasien secara berkala dan identifikasi perubahan yang terjadi
selama operasi.
30. Mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya.
Dapat pula dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.
Pascabedah
31. Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
32. Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat
33. Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan
34. Memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan
komplikasi yang dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik
ASA
6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan
meminta persetujuan pasien (informed consent)
7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan
sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar
operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan monitoring
untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping yang dapat
terjadi.
Prosedur Blok Saraf Tepi
8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan
jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan. Termasuk alat
pemandu (ultrasound dan/atau stimulator saraf)
9. Memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Memasang monitor standar dan akses intravena
11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor.
12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok yang akan
dilakukan
81
Mengidentifikasi landmark sesuai blok, dan membuat penanda pada
kulit pasien.
Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang
ditentukan.
Menginjeksi anestetik lokal pada titik punksi.
Melakukan penusukan jarum blok pada titik punksi, dengan arah jarum
sesuai pendekatan dan metode yang dipilih menuju target saraf.
Memastikan letak ujung jarum tepat dan sedekat mungkin pada target
saraf.
Bila dipandu dengan stimulator saraf: didapatkan gerakan twitching
sesuai otot yang dipersarafi target saraf pada kuat arus antara 0,3-0,5
mA dengan durasi rangsangan 0,1-0,3 ms.
Bila dipandu dengan ultrasound: didapatkan gambaran/image ujung
jarum tepat pada tepi saraf target
Menghubungkan jarum dengan spuit, lakukan aspirasi. Jika didapatkan
darah, jangan suntikkan obat anestetik lokal. Jika hasil aspirasi
negatif, suntikkan obat anestetik lokal dengan konsentrasi dan volume
yang tepat secara perlahan-lahan, diselingi tindakan aspirasi berulang
setiap menyuntikan 5 mL obat.
Hentikan penyuntikan jika pasien mengeluh nyeri saat penyuntikan
obat anestetik lokal.
Memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi komplikasi
terutama tanda-tanda intoksikasi obat anestetik lokal.
Membalut area punksi.
Mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.
Pemeliharaan Blok Saraf Tepi
Menilai kecukupan blok yang adekuat untuk operasi dengan
menggunakan teknik “pin prick”, suhu, maupun penilaian kekuatan
motorik pada area yang terblokade
Mengidentifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
Memperhatikan anggota tubuh pasien yang diblok selama operasi agar
tidak terjadi penekanan atau malposisi
Pascabedah
Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat
Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan
Memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi
yang dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya, termasuk
memperhatikan anggota tubuh pasien yang diblok selama agar tidak
terjadi penekanan atau malposisi.
82
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
Anestesi Subaraknoid
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
Persiapan Praanestesi
1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien
2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA
6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta
persetujuan pasien (informed consent)
7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum
pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat
premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan
efek samping yang dapat terjadi
Prosedur Anestesi Subaraknoid
8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan
ukuran jarum yang akan digunakan.
9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Mampu memasang monitor standar dan akses intravena
11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor.
12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)
13. Mampu mengidentifikasi celah L3-L4, L4-L5, L5-S1 dengan menggunakan garis
Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi (pendekatan midline atau
paramedian)
14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan.
83
Anestesi Subaraknoid
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
15. Mampu melakukan injeksi anestetik lokal pada titik punksi.
16. Mampu melakukan penusukan jarum spinal (dengan/tanpa introduser) titik punksi,
dengan arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian) menuju
perkiraan letak celah interlaminar vertebra.
17. Mampu mendorong jarum sampai melewati tahanan ligamentum flavum dan
duramater
18. Mampu mencabut mandren/stylet jarum, dan memastikan posisi ujung jarum sudah
berada pada ruang subaraknoid, ditandai dengan adanya cairan serebrospinal yang
mengalir lancar keluar dari jarum spinal.
19. Jika tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dengan lancar dari jarum
spinal, mampu mengulangi langkah no.16-18
20. Mampu menyambungkan jarum dengan spuit berisi obat anestesi lokal yang sudah
dipersiapkan. Aspirasi sedikit cairan serebrospinal ke dalam spuit, bila lancar,
suntikkan obat anestesi lokal secara perlahan sambil dilakukan aspirasi berulang
untuk memastikan ujung jarum tetap pada ruang subaraknoid selama penyuntikan.
21. Mampu mencabut jarum dan mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang
diinginkan.
Pemeliharaan Anestesi Subaraknoid
22. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi perubahan yang terjadi.
23. Mampu mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya. Dapat pula
dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.
24. Mampu menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik “pin
prick”, suhu, maupun teknik lain.
25. Mampu melakukan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
Pascabedah
26. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
27. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat
28. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan
29. Mampu melakukan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang
dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya
84
Anestesi Blok Epidural
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
Persiapan Praanestesi
1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hub.dokter-pasien
2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA
6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta
persetujuan pasien (informed consent)
7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum
pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat
premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan
efek samping yang dapat terjadi.
Prosedur Anestesi Epidural
8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan
ukuran jarum yang akan digunakan
9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi
10. Mampu memasang monitor standar dan akses intravena
11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor
12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)
13. Mampu melakukan identifikasi celah intervertebra dengan menggunakan garis Tuffier
atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi (pendekatan midline atau
paramedian)
14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan
15. Mampu melakukan injeksi anestetik lokal pada titik punksi
16. Mampu melakukan penusukan jarum epidural pada titik punksi, dengan arah jarum
sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian) menuju perkiraan letak
celah interlaminar vertebra.
17. Mampu mencabut mandren/stylet jarum lalu menyambung jarum epidural dengan
spuit dan dorong jarum menembus ligamentum flavum sambil melakukan identifikasi
ruang epidural dengan teknik “Loss of Resistance” atau “hanging drop”.
Mampu memastikan letak ujung jarum tidak pada ruang subaraknoid (tidak ada cairan
18. serebrospinal yang mengalir keluar dari jarum dengan deras) dan memperhatikan
kedalaman jarum.
85
Anestesi Blok Epidural
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
19. Mampu memasang kateter epidural sesuai kedalaman yang diinginkan (3-5 cm di
dalam ruang epidural), dan mampu menilai apakah ujung kateter telah masuk
melewati ujung jarum. Jika kateter sukar didorong masuk padahal ujung kateter telah
melewati ujung jarum, jangan menarik kateter keluar tanpa menarik jarum epidural,
lalu ulangi langkah No.15-18. Jika kateter dapat masuk ke ruang epidural dengan
mudah, cabut jarum epidural tanpa mencabut kateternya, lalu perhatikan kedalaman
kateter sampai ke permukaan kulit.
20. Mampu menyesuaikan panjang kateter dalam ruang epidural sesuai keinginan dengan
cara menarik kateter jika diperlukan. Perhatikan penanda kedalaman pada kateter
epidural.
21. Mampu menghubungkan kateter epidural dengan alat pengunci dan filter epidural.
22. Mampu membalut area punksi dan fiksasi kateter epidural dengan tepat.
23. Mampu mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.
Pemeliharaan Anestesi Epidural
24. Mampu memastikan ujung kateter epidural pada posisi yang tepat, dengan melakukan
aspirasi dan pemberian test dose
25. Jika saat aspirasi didapatkan darah maupun cairan bening diduga cairan serebrospinal,
tidak memberikan obat melalui kateter (termasuk test dose), cabut kateter dan ulangi
langkah 16-23.
26. Jika saat aspirasi tidak didapatkan apapun keluar dari kateter, mampu minjeksikan
obat test dose perlahan ke dalam kateter.
Catatan: setiap kali memasukkan obat ke dalam kateter epidural harus disertai
kewaspadaan perubahan kondisi pasien yang mungkin terjadi, antara lain ditandai
dengan perubahan tanda vital pada monitor dan adanya keluhan pasien.
27. Mampu menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik “pin
prick”, suhu, maupun teknik lain.
28. Mampu melakukan identifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
29. Mampu memberikan tambahan obat epidural, sambil terus memonitor tanda vital
pasien secara berkala dan identifikasi perubahan yang terjadi selama operasi.
30. Mampu mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya. Dapat pula
dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.
Pascabedah
31. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
32. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat
33. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan
34. Mampu memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang
dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya
86
Anestesi Blok Saraf Tepi
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
Persiapan Praanestesi
1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien
2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan
5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA
6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta
persetujuan pasien (informed consent)
7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum
pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat
premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan
efek samping yang dapat terjadi.
Prosedur Blok Saraf Tepi
8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan
ukuran jarum yang akan digunakan. Termasuk alat pemandu (ultrasound dan/atau
stimulator saraf)
9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi
10 Mampu memasang monitor standar dan akses intravena
11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor.
12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok yang akan dilakukan
13. Mampu mengidentifikasi landmark sesuai blok, dan membuat penanda pada kulit
pasien.
14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan.
15. Mampu menginjeksi anestetik lokal pada titik punksi.
16. Mampu melakukan penusukan jarum blok pada titik punksi, dengan arah jarum sesuai
pendekatan dan metode yang dipilih menuju target saraf.
17. Mampu memastikan letak ujung jarum tepat dan sedekat mungkin pada target saraf.
Bila dipandu dengan stimulator saraf: didapatkan gerakan twitching sesuai otot yang
dipersarafi target saraf pada kuat arus antara 0,3-0,5 mA dengan durasi rangsangan
0,1-0,3 ms.
Bila dipandu dengan ultrasound: didapatkan gambaran/image ujung jarum tepat pada
tepi saraf target.
18. Mampu menghubungkan jarum dengan spuit, lakukan aspirasi. Jika didapatkan darah,
jangan suntikkan obat anestetik lokal. Jika hasil aspirasi negatif, suntikkan obat
anestetik lokal dengan konsentrasi dan volume yang tepat secara perlahan-lahan,
diselingi tindakan aspirasi berulang setiap menyuntikan 5 mL obat.
Hentikan penyuntikan jika pasien mengeluh nyeri saat penyuntikan obat anestetik
local.
87
Anestesi Blok Saraf Tepi
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
19. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi komplikasi terutama
tanda-tanda intoksikasi obat anestetik lokal.
20. Mampu membalut area punksi.
21. Mampu mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.
Pemeliharaan Blok Saraf Tepi
22. Mampu menilai kecukupan blok yang adekuat untuk operasi dengan menggunakan
teknik “pin prick”, suhu, maupun penilaian kekuatan motorik pada area yang
terblokade.
23. Mampu mengidentifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat.
24. Mampu memperhatikan anggota tubuh pasien yang diblok selama operasi agar tidak
terjadi penekanan atau malposisi.
Pascabedah
25. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.
26. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat.
27. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan.
28. Mampu memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang
dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya, termasuk memperhatikan anggota
tubuh pasien yang diblok selama agar tidak terjadi penekanan atau malposisi.
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
88
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New York:
McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Hadzic A. NYSORA Textbook of Regional Anesthesia and Acute Pain Management. United States: Mc
Graw-Hill; 2007.
Hadzic A. Hadzic’s Peripheral Nerve Block and Anatomy for Ultrasound-Guided Regional Anaesthesia. 2nd
ed. United States: Mc Graw-Hill; 2012.
Marhofer P. Ultrasound Guidance in Regional Anesthesia: Principles and Pratical Implementation. 2 nd ed.
U.K: Oxford University Press; 2010.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
89
MODUL 11: TRAUMATOLOGI - I
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis -1
4. Tahap I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan
penatalaksanaan awal pada pasien trauma.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola
kegawatan pasien trauma:
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan ( Kognitif )
Mampu menilai dengan cepat kegawatan pada pasien trauma
Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan jalan nafas
Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan gangguan pernafasan
Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan syok
Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan penurunan kesadaran
90
Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan kejang
Mampu menjelaskan penatalaksanaan resusitasi cairan
Mampu menjelaskan indikasi dan cara menggunakan defibrilator
Mampu menjelaskan monitoring kontinyu invasif dan non invasif
Mampu merencanakan tindakan yang perlu untuk menanggulangi kegawatan pasien trauma (airway,
breathing, syock, defibrilasi)
Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan keracunan dan penyalahgunaan obat
Mampu menjelaskan pemakaian obat-obat emergensi dan alat-alat bantu emergensi
Mampu menjelaskan tata laksana stabilsasi, tansportasi dan rujukan pasien trauma
Mampu menjelaskan peranan anestesi sebagai bagian yang solid dari tim emergensi
91
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis
dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
92
echocardiografi
Pemeriksaan abdomen: luka tembus abdomen yang memerlukan eksplorasi bedah, mampu
melakukan pemasangan pipa nasogastrik pada trauma tumpul abdomen
Pemeriksaan dubur (anal-toucher)
Pemasangan kateter kandung kemih bila tidak ada darah di meatus externus urethrae
Pemeriksaan pelvis dan ekstremitas
Pemeriksaan AMPLE
A: Allergy
M: Medication
P: Past Illness / Pregnancy
L: Last meal
E: Event
Pemeriksaan tambahan, seperti laboratorium, rontgen foto, dan CT- Scan.
Penilaian cedera leher, trauma kepala, dada, abdomen, pelvis, tulang belakang dan ekstremitas
Identifikasi trauma multipel, abdomen merupakan bagian tersering yang mengalami cedera. Evaluasi
awal terhadap pasien trauma abdomen tetap harus menyertakan A (Airway and C-Spine), B
(Breathing), C (Circulation), dan D (Disability dan penilaian neurologik) dan E (Exposure)
Jenis trauma abdomen, trauma penetrasi luka tembak, luka tusuk atau trauma non penetrasi,
kompressi, hancur (crash), sabuk pengaman (seat belt), cedera akselerasi/ deselerasi
Indikasi dan kontraindikasi DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)
Masalah khusus fraktur tulang pelvis
Pemeriksaan tonus sfinkter anus, darah dalam rektum, pemeriksaan darah di meatus urethrae
eksterna
Stabilisasi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi dengan segera dan immobilisasi tulang leher
Penilaian tanda tanda fungsi vital dan derajat kesadaran (GCS) secara berulang ulang
Tnda tanda klinis trauma tulang belakang, posisi netral pada waktu pemeriksaan pasien trauma
tulang belakang, ”log rolling”, in-line immobilization, pemasangan stiff cervical colllar
Gangguan fungsi otonom pada cedera medula spinalis
Keadaan-keadaan yang harus diperiksa pada pasien dengan trauma ekstremitas (warna dan suhu kulit,
perabaan nadi distal, tempat tempat yang berdarah, deformitas ekstremitas, gerakan ekstremitas secara
aktif dan pasif, gerakan ekstremitas tak wajar dan ada krepitasi, derajat nyeri bagian yang cedera)
Diagnosis sindroma kompartemen pada ekstremitas, penyebab dan terjadinya pada kasus trauma
ekstermitas yang bagaimana dan menjelaskan kerusakan jaringan pada sindroma kompartemen akibat
hipoksemia dan akibat reperfusi
Pengelolaan cedera ekstremitas dengan tetap memelihara aliran darah ke jaringan perifer, mencegah
infeksi dan nekrosis kulit, mencegah kerusakan pada syaraf perifer
93
m. Penghentian perdarahan eksternal, immobilisai dan mengatasi nyeri
METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
94
Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul
File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
1. Melakukan survei primer, resusitasi dan stabilisasi
2. Melakukan survei sekunder
3. Melakukan persiapan dan pelaksanaan transportasi pasien trauma
yang memerlukan pembedahan dan yang tidak memerlukan
pembedahan
4. Melakukan koordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam
semua proses diatas.
5. Melakukan monitoring baik non invasif maupun invasif pada
pasien trauma yang memerlukannya.
6. Melakukan prolong life support baik untuk pasien trauma yang
akan dilakukan pembedahan atau akan masuk ruangan, atau
sebelum perrawatan di ICU
7. Mempersiapkan tindakan anestesi pada pasien tauma yang akan
dilakukan pembedahan
8. Melakukan perlindungan fungsi organ penting seperti jantung,
paru-paru, otak dan medula spinalis, ginjal, dan organ lain
9. Melakukan prosedur rujukan pasien trauma
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memu:askan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
95
Nama peserta didik Tanggal
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
96
Nilai Peserta
1. Pre tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Pos tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 thed. New York:
McGraw Hill; 2013.
Cline DM, Ma OJ, Meckler GD, Tintinalli JE, Stapezynski JS, Yealy D. Tintinalli’s Emergency Medicine:
A Comprehensive Study Guide. 8th ed. Philadelphia: Mcgraw-Hill: 2015.
Lee CY. Manual of Anaesthesia Singapore: McGraw-Hill; 2006.
Ruskin KJ, Rosenbaum SH. Anesthesia Emergencies. 2nd ed. Oxford: University Press; 2015.
Scher CS. Anesthesia for Trauma New Evidence and Challenges. New York: Springer; 2014
97
MODUL 12: TRAUMATOLOGI - II
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis -1
Studi/Jenjang
2. Nama Modul Anestesia Traumatologi - II
4. Tahap I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan lanjut
pasien trauma dengan pembedahan dan pengelolaan pascabedah.
Tujuan Khusus
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan pengelolaan pasien setelah melalui survei primer dan sekunder
Mampu menjelaskan pengelolaan pasien untuk menjalani berbagai pemeriksaan lanjut seperti
98
laboratorium lengkap, radiologi, CT Scan, dan pemeriksaan diagnostik canggih lainnya (invasif atau
noninvasif) untuk persiapan anestesia jika diperlukan pembedahan
Mampu menjelaskan kebutuhan anestesi yang khusus untuk berbagai pembedahan penyelamatan
(damage control surgery) dan kebutuhan anestesi lainnya
Mampu menjelaskan teknik hemodilusi dan transfusi masif
Mampu menjelaskan teknik hipotermia dan mengatasi hipertemi
Mampu menjelaskan pengelolaan pasien pascabedah:
Bantuan nafas
Bantuan sirkulasi
Kendali tekanan intra-kranial
Renal support
Dukungan nutrisi
Analgesia (lihat Modul 4-Pengelolaan Nyeri)
Penanganan sepsis
99
Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab
Taat mengisi dokumen medik
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan
nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik
Kerjasama
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan
kolega, paramedis dan nonparamedis
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang
optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
C. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
100
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
D. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
101
F. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Evaluasi Pasien Trauma Pasca Resusitasi (setelah melalui survei primer dan sekunder)
1. Mengenali respon fisiologi pasca resusitasi
2. Menilai hasil pemeriksaan neurologi termasuk skala GCS
3. Menilai hasil pemeriksaan darah
4. Menilai hasil pemeriksaan fungsi ginjal
5. Menilai hasil pemeriksaan fungsi hati
6. Menilai hasil pemeriksaan fungsi endokrin
7. Menilai hasil pemeriksaan diagnostik canggih lainnya (invasif atau
noninvasif) seperti foto sesuai lokasi trauma, CT scan, FAST, DPL,
dan lain-lain
8. Menilai hasil EKG
9. Menentukan status fisik ASA
Pengelolaan di Kamar Operasi
10. Melakukan persiapan pasien
11. Melakukan persiapan obat-obatan anestesi dan emergeni
12. Melakukan persiapan alat (STATICS, mesin anestesi, alat
emergensi dan alat monitor)
13. Melakukan pemasangan alat-alat monitor
14. Melakukan teknik anestesi khusus sesuai kebutuhan untuk berbagai
pembedahan penyelamatan (damage control surgery) dan anestesi
lainnya seperti teknik hemodilusi, transfusi masif, hipotermia dan
pengelolaan hipertemi
15. Melakukan pemantauan selama anestesi dan mengatasi komplikasi
yang terjadi
Pengelolaan pascabedah
16. Melakukan pengelolaan pascabedah: bantuan nafas, bantuan
sirkulasi, kendali tekanan intra-kranial, renal support, dukungan
nutrisi, dan penanganan sepsis
17. Melakukan pengelolaan nyeri
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
102
Nama peserta didik Tanggal
103
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pre tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Pos tes:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
104
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 thed. New York:
McGraw Hill; 2013.
Cline DM, Ma OJ, Meckler GD, Tintinalli JE, Stapezynski JS, Yealy D. Tintinalli’s Emergency Medicine:
A Comprehensive Study Guide. 8th ed. Philadelphia: Mcgraw-Hill: 2015.
Lee CY. Manual of Anaesthesia. Singapore: McGraw-Hill; 2006.
Ruskin KJ, Rosenbaum SH. Anesthesia Emergencies. 2nd ed. Oxford: University Press; 2015.
Scher CS. Anesthesia for Trauma New Evidence and Challenges. New York: Springer; 2014.
105
MODUL 13: INTENSIVE CARE - I
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis -1
Studi/Jenjang
2. Nama Modul Intensive Care - I
3. Mata Kuliah Sesuai SNP KATI
4. Tahap I
5. Metode Belajar Mandiri, Bedside Practice
Pembelajaran
6. Deskripsi Modul Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program Pendidikan
Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif memiliki pengetahuan dan
keterampilan dasar meliputi penilaian klinis pasien dengan indikasi masuk ICU,
mampu menilai kebutuhan pemeriksaan penunjang untuk diagnostik pasien
kritis, mampu melakukan resusitasi dan stabilisasi awal pasien yang dirawat di
ICU serta melakukan monitoring pasien kritis.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan dan keterampilan dasar penilaian
klinis pasien dengan indikasi masuk ICU, mampu menilai kebutuhan pemeriksaan penunjang untuk diagnostik
pasien kritis, mampu melakukan resusitasi dan stabilisasi awal pasien yang dirawat di ICU serta melakukan
monitoring pasien kritis.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta di didik diharapkan:
Mampu memahami indikasi pasien yang membutuhkan perawatan intensif sesuai prioritas dan skoring
sistem
Mampu melakukan penilaian klinis awal pasien ICU
Mampu melakukan prosedur diagnostik
Mampu memahami tanda pasien yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi awal di ICU
Mampu melakukan monitoring pasien yang dirawat di ICU
Mampu memilih dan menentukan pemeriksaan penunjang awal yang dibutuhkan oleh pasien sakit kritis
Mampu melakukan pendampingan pada transportasi pasien sakit kritis
106
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan kriteria seleksi pasien yang membutuhkan perawatan ICU:
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Skala prioritas pasien sakit kritis untuk memperoleh perawatan ICU
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Koordinasi antardisiplin pasien masuk ke perawatan ICU
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Pengelolaan administratif pasien kritis
Mampu menjelaskan resusitasi dan stabilisasi awal:
Tanda dan gejala yang mengancam jiwa (termasuk cardio-pulmonary arrest) pada pasien kritis
Pengelolaan awal pasien emergensi sepert gawat dan gagal napas akut, status astmatikus, PPOK
eksaserbasi akut, hipertensi emergensi, infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok,
gangguan irama jantung dan penurunan kesadaran
Manfaat dan tujuan pemeriksaan penunjang
Tanda dan gejala reaksi anafilaksis dan anafilaktoid
Mampu menjelaskan investigasi, interpretasi data dan diagnosis
Mampu menjelaskan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Indikasi ventilasi mekanik dasar
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Deteksi pneumotorak
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Indikasi dan cara pemberian kristaloid, koloid, darah dan produk darah serta
indikasi pemberian inotropik dan vasopressor
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mencegah cedera otak sekunder dan neuroproteksi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Investigasi gangguan fungsi ginjal
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Investigasi gangguan fungsi hati dan saluran cerna
Mampu menjelaskan bantuan nutrisi:
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Prinsip penilaian status nutrisi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Pemberian nutrisi enteral dan atau parenteral
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Pemasangan pipa naso-orogastrik dan atau intravena
Mampu menjelaskan pemantauan dan penilaian klinis:
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Indikasi dan indikasi-kontra penggunaan alat monitor
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Prinsip kerja monitor non-invasif dan invasif
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Penggunaan core temperature
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Pemberian sedasi dan penilaiannya
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Penilaian tingkat nyeri pada pasien sakit kritis termasuk pasien yang sedang
menggunakan ventilator
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Cara penilaian tingkat kesadaran pasien sakit kritis
Mampu menjelaskan penggunaan alat secara aman berdasarkan:
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan nafas, terapi oksigen,
humiidifikasi, nebulizer dan ventilator mekanik
107
Prinsip kerja dan penggunaan monitor
108
eksaserbasi akut, hipertensi emergensi, infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok,
gangguan irama jantung dan penurunan kesadaran
Manfaat dan tujuan pemeriksaan penunjang
Tanda dan gejala reaksi anafilaksis dan anafilaktoid
Mampu melakukan investigasi, interpretasi data dan diagnosis
Mampu melakukan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:
Indikasi ventilasi mekanik
Deteksi pnemotorak
Indikasi dan cara pemberian kristaloid, koloid, darah dan produk darah serta indikasi pemberian
inotropik dan vasopressor
Mencegah cedera otak sekunder dan neuroproteksi
Investigasi gangguan fungsi ginjal
Investigasi gangguan fungsi hati dan saluran cerna
Mampu melakukan bantuan nutrisi:
Prinsip penilaian status nutrisi
Pemberian nutrisi enteral dan atau parenteral
Pemasangan pipa naso-orogastrik dan atau intravena
Mampu melakukan pemantauan dan penilaian klinis:
Indikasi dan indikasi-kontra penggunaan alat monitor
Prinsip kerja monitor non-invasif dan invasif
Penggunaan core temperature
Pemberian sedasi dan penilaiannya
Penilaian tingkat nyeri pada pasien sakit kritis termasuk pasien yang sedang menggunakan
ventilator
Cara penilaian tingkat kesadaran pasien sakit kritis
Mampu menggunakan alat secara aman berdasarkan:
Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan nafas, terapi oksigen, humiidifikasi,
nebulizer dan ventilator mekanik
Prinsip kerja dan penggunaan monitor
Mampu melakukan transportasi pasien kritis meliputi:
Transfer pasien kritis
Cara pemantauan dan penanganan saat transportasi pasien kritis
Mampu melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan
Mampu melakukan interpretasi awal pemeriksaan penunjang dasar
Hematologi rutin, kimia darah, urinalisis, gas darah dan elektrolit
EKG
Test fungsi paru, foto torak,
109
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Rongent: kepala, vertebra dan iga, CT Scan, MRI
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Fungsi endokrin: diabetes dan gangguan tiroid
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Dan lain-lain
110
Internasional Patient Safety Goals (IPSG)
Akses Vaskuler
Akses pembuluh darah vena perifer
Akses pembuluh darah vena sentral
Akses pembuluh darah arteri
Gangguan Respirasi
Obstruksi jalan nafas
Gagal nafas
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
Asthma
Terapi oksigen
Humidifikasi dan terapi inhalasi
Ventilasi Mekanik:
Prinsip ventilasi mekanik
Ventilasi mekanik non-invasif
Mode ventilasi mekanik
Pemantauan pasien dengan bantuan ventilasi mekanik
Gangguan Hemodinamik:
Syok
Resusitasi cairan dan transfusi darah dan komponen
Sindroma gagal jantung akut
Henti jantung
Obat-obat regulasi hemodinamik
Neurocritical Care:
Penilaian tingkat kesadaran dan nyeri
Pemberian sedasi dan analgesi
Pengelolaan pasien cedera kepala sedang-berat
Pengelolaan hipertensi intrakranial
Pengelolaan stroke
Pengelolaan gangguan neuromuskuler
Pengelolaan cedera medula spinalis
Obstetric Critical Care:
Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP
Perdarahan peripartum
Peripartum heart disease
Dan lain-lain
111
Gangguan fungsi organ lainnya:
Gangguan fungsi hati dan saluran cerna
Gangguan fungsi ginjal
Koagulopati
Analisis dan interpretasi gangguan elektrolit dan asam-basa:
Natrium
Kalium
Klorida
Magnesium
Fosfat
Asam basa
Dan lain-lain
Gangguan Suhu Tubuh:
Hipotermi
Hipertermi
Inflamasi dan Infeksi
Inflamasi, infeksi dan disfungsi organ
Pneumonia
Infeksi intraabdominal
Sepsis dan syok sepsis
Antibiotik
Klasifikasi dan mekanisme kerja
Farmakokinetik antibiotik
Farmakodinamik antibiotik
Nutrisi dan metabolisme:
Kebutuhan nutrisi pasien kritis
Nutrisi enteral
Nutrisi parenteral
Monitoring
Intoksikasi:
Farmakologi toksin dan antidotum
Pengelolaan intoksikasi
C. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
112
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
D. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
113
F. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
1. Melakukan seleksi pasien yang membutuhkan perawatan
ICU:
a. Skala prioritas pasien sakit kritis untuk memperoleh
perawatan ICU
b. Koordinasi antar disiplin pasien masuk ke perawatan
ICU
c. Pengelolaan administratif pasien kritis
2. Menjelaskan resusitasi dan stabilisasi awal:
a. Tanda dan gejala yang mengancam jiwa (termasuk
cardio-pulmonary arrest) pada pasien kritis
b. Pengelolaan awal pasien emergensi seperti gawat dan
gagal napas akut, status astmatikus, PPOK eksaserbasi
akut, hipertensi emergensi, infark miokard akut, gagal
jantung, hipotensi, syok, gangguan irama jantung dan
penurunan kesadaran
c. Manfaat dan tujuan pemeriksaan penunjang
d. Tanda dan gejala reaksi anafilaksis dan anafilaktoid
3. Melakukan investigasi, interpretasi data dan diagnosis
4. Melakukan support sistem organ dan prosedur praktis
terkait:
a. Indikasi ventilasi mekanik
b. Deteksi pnemotorak
c. Indikasi dan cara pemberian kristaloid, koloid, darah
dan produk darah serta indikasi pemberian inotropik dan
vasopressor
d. Mencegah cedera otak sekunder dan neuroproteksi
e. Investigasi gangguan fungsi ginjal
f. Investigasi gangguan fungsi hati dan saluran cerna
5. Melakukan bantuan nutrisi:
a. Prinsip penilaian status nutrisi
b. Pemberian nutrisi enteral dan atau parenteral
c. Pemasangan pipa naso-orogastrik dan atau intravena
6. Melakukan pemantauan dan penilaian klinis:
a. Indikasi dan indikasi-kontra penggunaan alat monitor
b. Prinsip kerja monitor non-invasif dan invasif
114
c. Penggunaan core temperature
d. Pemberian sedasi dan penilaiannya
e. Penilaian tingkat nyeri pada pasien sakit kritis termasuk
pasien yang sedang menggunakan ventilator
f. Cara penilaian tingkat kesadaran pasien sakit kritis
7. Menggunakan alat secara aman berdasarkan:
a. Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan
nafas, terapi oksigen, humiidifikasi, nebulizer dan
ventilator mekanik
b. Prinsip kerja dan penggunaan monitor
8. Menjelaskan patofisiologi:
a. Obstruksi jalan nafas
b. Gagal nafas tipe I dan II (pneumonia, asma, edema
paru, efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)
c. Syok (kardiogenik, hipovolemi, distributif dan
obstruktif)
d. Sepsis dan syok sepsis
e. Hipertensi dan hipotensi
f. Gangguan fungsi ginjal
g. Gangguan kesadaran (delirium dan coma)
h. Cedera medula spinalis
i. Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa
j. Keracunan akut
k. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP, perdarahan
peripartum, peripartum heart disease, dan lain-lain
l. Koagulopati
9. Melakukan transportasi pasien kritis meliputi:
a. Transfer pasien kritis
b. Cara pemantauan dan penanganan saat transportasi
pasien kritis
10. Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan
11. Melakukan interpretasi awal pemeriksaan penunjang dasar:
a. Hematologi rutin, kimia darah, urinalisis, gas darah dan
elektrolit
b. EKG
c. Test fungsi paru, foto torak,
d. Rongent: kepala, vertebra dan iga, CT Scan, MRI
115
Fungsi endokrin: diabetes dan gangguan tiroid
Dan lain-lain
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
116
serta indikasi pemberian inotropik dan vasopressor
d. Mencegah cedera otak sekunder dan neuroproteksi
e. Investigasi gangguan fungsi ginjal
Investigasi gangguan fungsi hati dan saluran cerna
5. Mampu melakukan bantuan nutrisi:
a. Prinsip penilaian status nutrisi
b. Pemberian nutrisi enteral dan atau parenteral
c. Pemasangan pipa naso-orogastrik dan atau intravena
6. Mampu melakukan pemantauan dan penilaian klinis:
a. Indikasi dan indikasi-kontra penggunaan alat monitor
b. Prinsip kerja monitor non-invasif dan invasif
c. Penggunaan core temperature
d. Pemberian sedasi dan penilaiannya
e. Penilaian tingkat nyeri pada pasien sakit kritis termasuk pasien yang
sedang menggunakan ventilator
f. Cara penilaian tingkat kesadaran pasien sakit kritis
7. Mampu menggunakan alat secara aman berdasarkan:
a. Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan nafas, terapi
oksigen, humiidifikasi, nebulizer dan ventilator mekanik
b. Prinsip kerja dan penggunaan monitor
8. Mampu menjelaskan patofisiologi:
a. Obstruksi jalan nafas
b. Gagal nafas tipe I dan II (pneumonia, asma, edema paru, efusi pleura
dan pneumotorak (simple, tension)
c. Syok (kardiogenik, hipovolemi, distributif dan obstruktif)
d. Sepsis dan syok sepsis
e. Hipertensi dan hipotensi
f. Gangguan fungsi ginjal
g. Gangguan kesadaran (delirium dan coma)
h. Cedera medula spinalis
i. Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa
j. Keracunan akut
k. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP, perdarahan peripartum,
peripartum heart disease, dan lain-lain
l. Koagulopati
9. Melakukan transportasi pasien kritis meliputi:
a. Transfer pasien kritis
117
b. Cara pemantauan dan penanganan saat transportasi pasien kritis
10 Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan
11. Melakukan interpretasi awal pemeriksaan penunjang dasar:
a. Hematologi rutin, kimia darah, urinalisis, gas darah dan elektrolit
b. EKG
c. Test fungsi paru, foto torak,
d. Rongent: kepala, vertebra dan iga, CT Scan, MRI
e. Fungsi endokrin: diabetes dan gangguan tiroid
f. Dan lain-lain
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pre tes:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Pos tes:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
CbD
DOPS:
OSCE:
118
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
AHA Guidelines 2015 CPR and ECC. Part 114. Irculation 2015; 132(18)(Supplement)2
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Bersten AD, Soni N. Oh’s Intensive Care Manual. 6 th ed. Philadelphia: Butterworth Heinemann Elsevies;
2014.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5thed. New York:
McGraw Hill; 2013.
Marino PL. Marino’s the ICU Book. 4th ed. Philadelphia: Woters Kluwer; 2014.
Rhodes A, Evans LE, Alhazzani W, Levy MM, Antonelli M, et.al.Surviving Sepsis Campaign: International
Guidelines for Management of Sepsis and SepticShock: 2016. Intensive Care Med. 43: 304-377.
Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink M. Textbook of Critical Care. 7th ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2017.
119
MODUL 14: INTENSIVE CARE - II
INFORMASI UMUM
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan lanjut meliputi
pengelolaan dan tindakan medis terhadap gangguan fungsi organ, palliative care dan end of life care.
Tujuan Khusus
Setelah melalui modul ini peserta didik diharapkan:
Mampu mengelola perawatan pasien pasca resusitasi termasuk Post Cardiac Arrest Care
Mampu melaksanakan proses diagnostik lanjut dan melakukan interpretasinya
Mampu melakukan pengelolaan pasien kritis dengan disfungsi organ multiple dan memberikan terapi yang
rasional
Mampu mengambil keputusan untuk penghentian perawatan dan discharge
Mampu melakukan prosedur - prosedur terkait pada palliative care dan end of life care
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
a. Mampu menjelaskan pengelolaan pasca resusitasi dan stabilisasi awal:
Pengelolaan lanjutan pasca bantuan hidup dasar dan lanjut (Post Cardiac Arrest Care)
Pengelolaan lanjutan kegawatdaruratan medis (gagal nafas akut, asthma akut, PPOK, hipertensi,
infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok, gangguan irama jantung, penurunan
kesadaran)
120
Mampu menjelaskan penilaian klinis:
Hubungan reaksi inflamasi dalam kaitan disfungsi sistem organ
Dampak terapi obat terhadap fungsi sistem organ
Hubungan infeksi dengan respons inflamasi
Patogenesis disfungsi organ multipel
Prinsip pencegahan disfungsi organ multipel
Pengelolaan pasien multitrauma
Pengelolaan pasien sepsis dan syok sepsis
Mampu menjelaskan investigasi, interpretasi data dan diagnosis:
Seleksi pemilihan pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis
Interpretasi pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis
Mampu menjelaskan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:
Modus ventilasi mekanik lanjut (NIV, VCV, PCV, SIMV, PSV, BiPAP, APRV, CPAP dan
lain-lain)
Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik
Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya
Prinsip weaning dari ventilasi mekanik
Pengelolaan pneumotoraks
Indikasi bronkoskopi
Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik, vasodilator, dan vasokonstriktor
Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah
Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi ginjal
Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal
Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada pasien ICU
Prinsip pengelolaan DVT
Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial
Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis
Pengelolaan pressure sores (decubitus)
Mampu menjelaskan penggunaan antibiotik:
Terapi antibiotik yang rasional
Pencegahan resistensi
Kultur dan uji sensitivitas
Mampu menjelaskan pemantauan dan pengukuran klinis:
Interpretasi informasi dari alat monitor
Prinsip kerja monitor invasif
Identifikasi penyebab error alat
Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring tingkat keparahan penyakit.
121
Mampu menjelaskan penggunaan alat secara aman meliputi:
Prinsip kerja dan cara penggunaan ventilator invasif dan non-invasif dan asessorisnya
Prinsip kerja dan cara penggunaan aksesoris monitor
Mampu menjelaskan kondisi medis dan pengelolaannya meliputi:
Patofisiologi dan pengelolaan ARDS
Patofisiologi dan pengelolaan nosocomial pneumonia
Patofisiologi dan pengelolaan ventilator- associated pneumonia
Patofisiologi dan pengelolaan PPOK
Pengelolaan edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)
Patofisiologi dan pengelolaan efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)
Patofisiologi dan pengelolaan syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan distributif
Pengelolaan hipertensi dan hipotensi
Patofisiologi infark miokard akut
Patofisiologi gagal jantung kiri dan kanan
Patofisiologi hipertensi pulmonal
Patofisiologi dan pengelolaan gangguan irama jantung
Pengelolaan awal gangguan ginjal akut dan kronik
Pengelolaan gangguan kesadaran (confusion dan coma)
Patofisiologi dan pengelolaan stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic
Patofisiologi dan pengelolaan kejang dan status epileptikus
Pengelolaan cedera medula spinalis
Patofisiologi penyakit neuro-muskular
Patofisiologi dan pengelolaan brain stem death
Patofisiologi gangguan koagulasi
Patofisiologi dan pengelolaan kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid, gangguan
suprarenal, dan lain-lain)
Patofisiologi dan pengelolaan gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
Pengelolaan lanjutan keracunan akut
Pengelolaan lanjutan preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP
Patofisiologi dan pengelolaan gangguan jantung pada kehamilan
Patofisiologi dan pengelolaan awal sepsis
Patofisiologi dan pengelolaan hipotermi dan hipertermi.
Mampu menjelaskan prinsip pelaksanaan palliative care:
Mampu menjelaskan end of life care meliputi prinsip-prinsip etika dasar dan decision making:
Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care
Prinsip decision making pada perawatan end of life care
Prinsip with-holding dan withdrawing therapy
122
Cara menilai atau mengukur quality of life
Mengelola pasien dengan mati batang otak yang dipersiapkan untuk donor organ
123
Mampu memberikan antibiotik:
Terapi antibiotik yang rasional
Pencegahan resistensi
Kultur dan uji sensitivitas
Mampu melakukan pemasangan akses vaskuler perifer dan sentral (baik menggunakan landmark
anatomi maupun panduan USG):
Kateter vena sentral
Kateter double lumen untuk akses hemodialisis
Artery line
Mampu melakukan pemantauan dan pengukuran klinis:
Interpretasi informasi dari alat monitor
Prinsip kerja monitor invasif
Identifikasi penyebab error alat
Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring tingkat keparahan penyakit.
Mampu menggunakan alat secara aman meliputi:
Prinsip kerja dan cara penggunaan ventilator invasif dan non-invasif dan asessorisnya
Prinsip kerja dan cara penggunaan aksesoris monitor
Mampu melakukan pengelolaan meliputi:
ARDS
Nosocomial pneumonia
Ventilator-associated pneumonia
PPOK
Edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)
Efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)
Syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan distributif
Hipertensi emergensi
Infark miokard akut
Gagal jantung kiri dan kanan
Hipertensi pulmonal
Gangguan irama jantung
Gangguan ginjal akut dan kronik
Gangguan kesadaran (confusion dan coma)
Stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic
Cedera kepala sedang-berat
Kejang dan status epileptikus
Cedera medula spinalis
Penyakit neuro-muskular
124
Gangguan koagulasi
Kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid, gangguan suprarenal, dan lain-lain)
Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
Keracunan akut
Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP
Gangguan jantung pada kehamilan
Hipotermi dan hipertermi
Mampu melakukan palliative care
Mampu melakukan end of life care meliputi prinsip-prinsip etika dasar dan decision making:
Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care
Prinsip decision making pada perawatan end of life care
Prinsip with-holding dan withdrawing therapy
Cara menilai atau mengukur quality of life
Mengelola pasien dengan mati batang otak yang dipersiapkan untuk donor organ
125
Pengelolaan lanjutan kegawatdaruratan medis (gagal nafas akut, asthma akut, PPOK, hipertensi,
infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok, gangguan irama jantung, penurunan kesadaran)
Inflamasi, infeksi dan disfungsi sistem organ:
Hubungan reaksi inflamasi dalam kaitan disfungsi sistem organ
Dampak terapi obat terhadap fungsi sistem organ
Hubungan infeksi dengan respons inflamasi
Patogenesis disfungsi organ multipel
Prinsip pencegahan disfungsi organ multipel
Pengelolaan pasien multitrauma
Pengelolaan pasien sepsis dan syok sepsis
Pemeriksaan penunjang:
Seleksi pemilihan pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis
Interpretasi pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis
Support sistem organ:
Modus ventilasi mekanik lanjut (NIV, VCV, PCV, SIMV, PSV, BiPAP, APRV, CPAP dan
lain-lain)
Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik
Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya
Prinsip weaning dari ventilasi mekanik
Pengelolaan pneumotoraks
Indikasi bronkoskopi
Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik, vasodilator, dan vasokonstriktor
Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah
Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi ginjal
Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal
Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada pasien ICU
Prinsip pengelolaan DVT
Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial
Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis
Pengelolaan pressure sores (decubitus)
Antibiotik:
Terapi antibiotik yang rasional
Pencegahan resistensi
Kultur dan uji sensitivitas
Akses vaskuler perifer dan sentral (baik menggunakan landmark anatomi maupun panduan USG):
Kateter vena sentral
Kateter double lumen untuk akses hemodialisis
126
Artery line
Pemantauan dan pengukuran klinis:
Interpretasi informasi dari alat monitor
Prinsip kerja monitor invasif
Identifikasi penyebab error alat
Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring tingkat keparahan penyakit
Penggunaan alat secara aman:
Prinsip kerja dan cara penggunaan ventilator invasif dan non-invasif dan asessorisnya
Prinsip kerja dan cara penggunaan aksesoris monitor
Pengelolaan diagnosis klinis:
ARDS
Nosocomial pneumonia
Ventilator-associated pneumonia
PPOK
Edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)
Efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)
Syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan distributif
Hipertensi emergensi
Infark miokard akut
Gagal jantung kiri dan kanan
Hipertensi pulmonal
Gangguan irama jantung
Gangguan ginjal akut dan kronik
Gangguan kesadaran (confusion dan coma)
Stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic
Cedera kepala sedang-berat
Kejang dan status epileptikus
Cedera medula spinalis
Penyakit neuro-muskular
Gangguan koagulasi
Kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid, gangguan suprarenal, dan lain-lain)
Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
Keracunan akut
Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP
Gangguan jantung pada kehamilan
Hipotermi dan hipertermi
Palliative care:
127
End of life care:
Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care
Prinsip decision making pada perawatan end of life care
Prinsip with-holding dan withdrawing therapy
Cara menilai atau mengukur quality of life
Mengelola pasien dengan mati batang otak yang dipersiapkan untuk donor organ
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
128
F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN
Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan
Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan
audiovisual lainnya
Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul
Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul
File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif
129
b. Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik
c. Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya
d. Prinsip weaning dari ventilasi mekanik
e. Pengelolaan pneumotoraks
f. Indikasi bronkoskopi
g. Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik,
vasodilator, dan vasokonstriktor
h. Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah
i. Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi
ginjal
j. Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal
k. Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada
pasien ICU
l. Prinsip pengelolaan DVT
m. Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial
n. Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis
o. Pengelolaan pressure sores (decubitus)
5. Memberikan antibiotik:
a. Terapi antibiotik yang rasional
b. Pencegahan resistensi
c. Kultur dan uji sensitivitas
6. Melakukan pemantauan dan pengukuran klinis:
a. Interpretasi informasi dari alat monitor
b. Prinsip kerja monitor invasif
c. Identifikasi penyebab error alat
d. Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring
tingkat keparahan penyakit
7. Menggunakan alat secara aman berdasarkan:
a. Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk
jalan nafas, terapi oksigen, humidifikasi, nebulizer
dan ventilator mekanik
b. Prinsip kerja dan penggunaan monitor
8. Melakukan pengelolaan meliputi:
a. ARDS
b. Nosocomial pneumonia
c. Ventilator-associated pneumonia
130
d. PPOK
e. Edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)
f. Efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)
g. Syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan
distributif
h. Hipertensi emergensi
i. Infark miokard akut
j. Gagal jantung kiri dan kanan
k. Hipertensi pulmonal
l. Gangguan irama jantung
m. Gangguan ginjal akut dan kronik
n. Gangguan kesadaran (confusion dan coma)
o. Stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic
p. Cedera kepala sedang-berat
q. Kejang dan status epileptikus
r. Cedera medula spinalis
s. Penyakit neuro-muskular
t. Gangguan koagulasi
u. Kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid,
gangguan suprarenal, dan lain-lain)
v. Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
w. Keracunan akut
x. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP
y. Gangguan jantung pada kehamilan
z. Hipotermi dan hipertermi
9 Melakukan palliative care
131
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur
standar atau penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama
penilaian oleh pelatih
Nama peserta didik Tanggal
132
BiPAP, APRV, CPAP dan lain-lain)
b. Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik
c. Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya
d. Prinsip weaning dari ventilasi mekanik
e. Pengelolaan pneumotoraks
f. Indikasi bronkoskopi
g. Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik, vasodilator, dan
vasokonstriktor
h. Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah
i. Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi ginjal
j. Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal
k. Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada pasien ICU
l. Prinsip pengelolaan DVT
m. Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial
n. Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis
o. Pengelolaan pressure sores (decubitus)
5. Mampu memberikan antibiotik:
a. Terapi antibiotik yang rasional
b. Pencegahan resistensi
c. Kultur dan uji sensitivitas
6. Mampu melakukan pemantauan dan pengukuran klinis:
a. Interpretasi informasi dari alat monitor
b. Prinsip kerja monitor invasif
c. Identifikasi penyebab error alat
d. Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring tingkat
keparahan penyakit
7. Mampu menggunakan alat secara aman berdasarkan:
a. Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan nafas, terapi
oksigen, humiidifikasi, nebulizer dan ventilator mekanik
b. Prinsip kerja dan penggunaan monitor
8. Mampu melakukan pengelolaan meliputi:
a. ARDS
b. Nosocomial pneumonia
c. Ventilator-associated pneumonia
d. PPOK
e. Edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)
f. Efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)
133
Syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan distributif
Hipertensi emergensi
Infark miokard akut
Gagal jantung kiri dan kanan
Hipertensi pulmonal
Gangguan irama jantung
Gangguan ginjal akut dan kronik
Gangguan kesadaran (confusion dan coma)
Stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic
Cedera kepala sedang-berat
Kejang dan status epileptikus
Cedera medula spinalis
Penyakit neuro-muskular
Gangguan koagulasi
Kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid,
gangguan suprarenal, dan lain-lain)
Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
Keracunan akut
Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP
Gangguan jantung pada kehamilan
Hipotermi dan hipertermi
9. Mampu melakukan palliative care
10. Mampu melakukan end of life care meliputi prinsip-prinsip etika dasar
dan decision making:
a. Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care
b. Prinsip decision making pada perawatan end of life care
c. Prinsip with-holding dan withdrawing therapy
d. Cara menilai atau mengukur quality of life
e. Mengelola pasien dengan mati batang otak yang dipersiapkan untuk
donor organ
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
134
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
AHA Guidelines 2015 CPR and ECC. Part 114. Irculation 2015; 132(18)(Supplement)2
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Bersten AD, Soni N. Oh’s Intensive Care Manual. 6 th ed. Philadelphia: Butterworth Heinemann Elsevies;
2014.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 thed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Marino PL. Marino’s the ICU Book. 4th ed. Philadelphia: Woters Kluwer; 2014.
135
Rhodes A, Evans LE, Alhazzani W, Levy MM, Antonelli M, et.al.Surviving sepsis campaign: international
guidelines for management of sepsis and septicshock: 2016. Intensive Care Med. 43: 304-377.
Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink M. Textbook of Critical Care. 7 th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2017.
136
MODUL 15: ANESTESI BEDAH THT - I
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1
2. Nama Modul : Anestesi Bedah THT - I
3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI
4. Tahap : I
5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice
6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini,diharapkan Peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif
mampu melakukan pengelolaan perioperatif untuk prosedur bedah
THT yang sederhana dan tanpa comorbid yang berat.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mempunyai cukup pengetahuan mampu melakukan
pengelolaan perioperatif untuk prosedur bedah THT yang sederhana dan tanpa comorbid yang berat.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu:
Mengelola pelaksanaan perioperatif untuk prosedur bedah THT yang sederhana dan tanpa comorbid
yang berat
Memilih tekhnik anesesi yang aman dan tepat
Mengatasi komplikasi yang terjadi pada saat perioperatif
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Menjelaskan anatomi jalan nafas atas, laring hingga trakea dan telinga
Menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring dan penanganannya
Menjelaskan teknik hipotensi
Menjelaskan interaksi katekolamin dengan zat volatil, terutama Halothane
Menjelaskan pengaruh pemberian obat vasokonstriktor infiltrasi terhadap sistem kardiovaskular
Menjelaskan kejadian insiden PONV pascabedah telinga
Menjelaskan teknik anestesi tonsilektomi, risiko dan komplikasi serta penanganannya
Menjelaskan efek pemakaian N2O pada bedah telinga tengah
137
Keterampilan Klinis (Psikomotor)
Melakukan penilaian terhadap anatomi jalan nafas atas, laring hingga trakea dan telinga
Melakukan tatalaksana bila terjadi spasme laring
Melakukan teknik hipotensi
Melakukan penanganan akibat interaksi katekolamin dan zat volatil, terutama Halothane
138
Anatomi telinga
Fisiologi dan patofisiologi telinga
Tonsil
Anatomi tonsil
Derajat hipertrofi tonsil
Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Patofisiologi sleep apnea
Mengenali tanda-tanda OSA
Persiapan pra anestesi
Pengelolaan pasien pra anestesi meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
Penentuan ASA
Premedikasi
Anestesi
Penggunaan anastetika topikal pada jalan napas
Penggunaan blok saraf pada jalan napas
Pengaruh obat vasokonstriktor infiltrasi terhadap kardiovaskular dan penatalaksaannya
Teknik hipotensi terkendali
Efek pemakaian N2O pada bedah telinga tengah
Teknik anestesi tonsilektomi dan pembedahan THT superfisial/sederhana
Mekanisme spasme laring dan penanganannya
Manajemen cairan intraoperatif
Penatalaksanaan pasca anestesi
OSA, PONV: patofisiologi, pencegahan dan pengelolaannya
Risiko dan komplikasi operasi tonsilektomi serta penanganannya
Mekanisme spasme laring dan penangannya
Pengelolaan nyeri pascaoperasi
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
139
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
140
DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Pra Anestesi
1. Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
2. Penentuan klasifikasi status fisik berdasarkan ASA
3. Persiapan alat, mesin anestesi, STATICS, dan obat
4. Premedikasi
5. Pemasangan monitor
Anestesi
6. Induksi Anestesi umum (intubasi, sungkup, TIVA, LMA)
7. Rumatan dan pengakhiran anestesi
8. Anestesi intravena
9. Pemberian cairan dan tranfusi
10. Komplikasi dan penanganannya
Penatalaksanaan Pasca Anestesi
11. Pengawasan ABC dan tanda vital
12. Penanganan OSA, PONV dan nyeri pascabedah
Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
141
4. Mampu memberikan premedikasi
5. Mampu menentukan klasifikasi ASA
6. Mampu membuat perencanaan teknik dan obat anestesi
7. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, STATICS, dan obat-obatan
8. Mampu melakukan pemasangan monitor
9. Mampu memberikan obat induksi, perlumpuh otot dan analgetika
10. Mampu mengelola jalan napas (intubasi, LMA, needle cricothyroidotomy)
11. Mampu melakukan pemberian anestesi topikal pada jalan napas (termasuk injeksi
transkrikoid)
12. Mampu melakukan blok saraf untuk jalan nafas
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
142
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia
Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Stuart – Smith K. Perioperative Medicine – Current Controversies. Switzerland: Springer; 2016.
Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13 th ed. United States; McGraw-Hill; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
143
MODUL 16: ANESTESI BEDAH THT - II
INFORMASI UMUM
1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mempunyai cukup pengetahuan dan kemampuan melakukan
pengelolaan perioperatif untuk prosedur bedah THT yang kompleks atau disertai penyakit penyerta yang berat.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu:
Melakukan anestesi untuk operasi THT yang kompleks
Melakukan anestesi untuk operasi THT dengan risiko tinggi secara aman
Melakukan tatalaksana bila terjadi komplikasi
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Menjelaskan tingkat kesulitan jalan nafas
Menjelaskan urutan langkah-langkah tindakan pan-endoskopi (laringoskopi, esofagoskopi,
bronkoskopi, dan lain-lain)
Menjelaskan pemilihan teknik, alat dan obat anestesi yang akan digunakan
Menjelaskan komplikasi pada tindakan pan-endoskopi serta cara pemantauannya
144
Menjelaskan pengendalian hemodinamik pada saat laringoskopi dan bronkoskopi kaku
Menjelaskan risiko dan komplikasi tonsilektomi serta penanganannya
Menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring dan penanganannya
Menjelaskan algoritma penanganan jalan nafas sulit
Menjelaskan teknik tonsilektomi emergensi pada abses peritonsilar dengan trismus
Menjelaskan prosedur trakeostomi perkutan dan krikotirotomi emergensi
Menjelaskan prinsip ventilasi jet venturi pada bedah laser, laring dan trakea
145
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
146
Blok saraf untuk jalan napas
Pengaruh obat vasokonstriktor local oleh operator terhadap kardiovaskular dan penatalaksaan
masuknya secara tak sengaja infiltrasi epinefrin ke dalam intravaskular
Teknik hipotensi kendali
Mengelola jalan napas
Efek pemakaian N2O pada bedah telinga tengah
Teknik pembiusan tonsilektomi
Mekanisme spasme laring dan penangannya
Apneic oxygenation dan kecepatan peningkatan PaCO2
Manajemen cairan intraoperatif
Ventilasi jet venture
Penatalaksanaan pasca anestesi
PONV: patofisiologi, pencegahan dan pengelolaannya
Risiko dan komplikasi operasi tonsilektomi serta penanganannya
Mekanisme spasme laring dan penangannya
Pengelolaan nyeri pascaoperasi
Komunikasi perioperatif
Diskusi dengan pasien dan keluarga
Informed consent dengan pasien dan keluarga
Penyampaian terjadinya perburukan dan keadaan yang tidak diinginkan dengan pasien dan keluarga
Koordinasi yang baik dengan tim bedah
Etika dan profesionalisme
Bekerja sesuai standar yang berlaku
Menerapkan kaidah-kaidah patient safety
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
147
g. Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
148
Anestesi intravena
Pemberian cairan dan tranfusi
Komplikasi dan penanganannya
Penatalaksanaan Pascabedah
Pengawasan ABC dan tanda vital
Penanganan OSA dan PONV serta nyeri pasca bedah
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
149
14. Mampu mengelola jalan napas bersama saat prosedur pan-endoskopi
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Posttest:
MCQ
150
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia
Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Stuart – Smith K. Perioperative Medicine – Current Controversies. Switzerland: Springer; 2016.
Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13 th ed. United States; McGraw-Hill; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
151
MODUL 17: ANESTESI BEDAH ORTOPEDI - I
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu melakukan pengelolaan anestesi untuk prosedur
bedah ortopedi sederhana baik kasus terencana maupun kasus emergensi (misalnya reposisi patah tulang
tertutup, debridement patah tulang terbuka, Open Reduction Internal Fixation (ORIF) anggota gerak bawah
dan lain-lain).
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta mampu melakukan:
Evaluasi perioperatif pasien bedah ortopedi baik kasus terencana maupun emergensi
Mampu melakukan penatalaksanaan komplikasi/penyulit yang terjadi pada evaluasi preoperatif
Merancang pelaksanaan anestesi dan memilih teknik anestesi yang paling aman dan sesuai dengan kasus
bedah ortopedi sederhana
Mampu melakukan monitoring intraoperatif dan penatalaksanaan penyulit yang terjadi selama operasi dan
pascabedah
152
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan pemeriksaan perioperatif pada pasien ortopedi dan membuat rencana anestesi
yang tepat untuk prosedur bedah ortopedi sederhana
Mampu menjelaskan tindakan anestesi umum dan regional meliputi penggunaan sungkup, intubasi,
regional SAB, Epidural, CSE, PNB, TIVA untuk operasi fraktur anggota gerak, hip fracture
Mampu menjelaskan masalah umum pada pasien trauma serta menjelaskan persiapan preoperatif
untuk pembedahan ortopedi emergensi
Mampu menjelaskan pengelolaan masalah terjadi selama pembedahan ortopedi, misalnya syok
perdarahan, oklusi arteri perifer
Mampu menjelaskan penyulit dari penyakit yang ditemukan pada pasien ortopedi
153
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang
optimal d. Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
154
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang
2. Penentuan ASA
3. Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4. Pemasangan monitor
5. Premedikasi
Anestesi
6. Anestesi umum (sungkup, TIVA intubasi dan LMA)
155
Anestesi subarahnoid
Anestesi epidural
Penatalaksanaan Pascabedah
Pengawasan ABC dan tanda vital
Penanganan mual muntah dan nyeri pasca bedah
Keterangan:
Memuaskan : : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
156
Menjelaskan komplikasi dan penanganannya:
Penatalaksanaan Pascabedah
Pengawasan ABC dan tanda vital
Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
157
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th Ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th Ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
158
MODUL 18: ANESTESI BEDAH ORTOPEDI - II
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu melakukan anestesi pada tindakan ortopedi khusus
seperti pada pembedahan tulang belakang, total knee replacement, total hip replacement, tumor, arthroskopi,
pembedahan saraf ekstremitas.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta mampu melakukan:
Evaluasi perioperatif pasien bedah ortopedi khusus baik kasus terencana maupun emergensi;
Penatalaksanaan komplikasi/penyulit yang terjadi pada evaluasi perioperatif kasus orthopedi khusus
Perencanaan anestesi dan pemilihan teknik anestesi yang paling aman dan tepat pada kasus orthopedi
khusus
Pemantauan intraoperatif dan penatalaksanaan akan komplikasi yang terjadi selama operasi ortopedi
khusus;
Penatalaksanaan masa pulih sadar dan nyeri pasca bedah ortopedi khusus.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Menjelaskan tindakan anestesi pada bedah orthopedi khusus
Menjelaskan masalah perioperatif yang ditemukan pada pasien ortopedi khusus
159
Menjelaskan masalah yang dapat terjadi selama pembedahan ortopedi khusus baik berkenaan dengan
posisi, prosedur, obat (syok perdarahan, bone cement implantation syndrome, mismatch ventilation
akibat posisi lateral pada total hip replacement dan intoksikasi obat anestesi lokal)
Menjelaskan masalah yang dapat terjadi pasca pembedahan ortopedi khusus akibat teknik anestesi
dan tindakan bedah seperti kelumpuhan saraf phrenicus pada pembedahan tulang cervical,
penggunaan blok saraf perifer kontinyu plus perineural infus lokal anestesi pada total knee
replacemnet dengan arthroplasty dan lain-lain
160
C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN
Evaluasi Preoperatif kasus bedah ortopedi khusus seperti: pembedahan tulang belakang, total knee
replacement, total hip replacement, tumor, arthroskopi, pembedahan saraf ekstremitas
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Menentukan pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan perioperatif pasien pasca bedah ortopedi khusus:
Daftar masalah perioperatif
Diagnosis
Penatalaksanaannya
Penatalaksanaan komplikasi pada bedah ortopedi khusus, baik karena penyakit maupun akibat penyakit
penyerta yang terjadi :
Preoperatif (evaluasi dan penatalaksanaan) seperti:
Perdarahan
Kelumpuhan saraf
Rheumatic arthritis
Penyakit penyerta
Spinal shock syndrome
Durante operasi (evaluasi dan penatalaksanaan) seperti:
Perdarahan;
Bone cement implantation syndrome.
Postoperatif (evaluasi dan penatalaksanaan) seperti:
Hematom epidural
Cedera spinal dan susunan saraf pusat
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
161
g. Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang
2. Penentuan ASA
3. Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4. Pemasangan monitor
Anestesi
5. Anestesi umum (intubasi, LMA)
6. Anestesi subarahnoid
7. Anestesi epidural
162
Teknik combine spinal epidural (CSE)
Tehnik Blok Saraf Tepi
Anestesi intravena
Pemberian cairan dan tranfusi
Komplikasi dan penanganannya
Penatalaksanaan Pascabedah
Pengawasan ABC dan tanda vital
Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
163
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
164
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th Ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Farag E. Anesthesia for Spine Surgery. Cambridge. Cambridge University Press; 2012.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th Ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
165
MODUL 19: ANESTESI BEDAH DARURAT
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan
evaluasi dan pengelolaan perioperatif pada pasien-pasien yang akan menjalani pembedahan darurat.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik diharapkan mampu:
Melakukan persiapan obat dan alat untuk melakukan anestesi operasi bedah darurat
Melakukan persiapan pemberian anestesi untuk operasi bedah darurat
Memberikan anestesi untuk bedah darurat
Mengatasi komplikasi anestesi untuk operasi bedah darurat
Melakukan informed consent yang adekuat
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mengetahui alat monitoring dan obat-obatan apa yang perlu di ada di kamar operasi bedah darurat
Memahami persiapan anestesi untuk operasi bedah darurat
Memahami teknik anestesi untuk operasi bedah darurat baik anestesi umum atau anestesi regional
166
Memahami komplikasi anestesi untuk operasi bedah darurat
Memahami kasus-kasus yang dilakukan operasi bedah darurat
167
Proteksi korda spinalis
Pengelolaan jalan nafas sulit
Resusitasi
Syok hipovolemia
Resusitasi hemostatik
Resusitasi cairan
Transfusi darah
Pengelolaan pascabedah
Pendekatan dalam ekstubasi pada kasus gawat darurat
Manajemen cairan pascabedah
Manajemen nyeri pascabedah
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttesi (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
168
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
169
Pemberian oksigen pascabedah dengan kanul binasal atau simpel
mask/non rebreathing mask yang tepat pada kasus bedah darurat
Pemberian cairan pascabedah yang tepat pada kasus bedah darurat
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
170
Mampu mengatur posisi pasien pascabedah yang tepat pada kasus bedah darurat
Mampu memberikan oksigen pascabedah dengan kanul binasal atau simple mask/non
rebreathing mask yang tepat pada kasus bedah darurat
Mampu memberikan cairan pascabedah yang tepat pada kasus bedah darurat
Mampu memberikan analgetik pascabedah yang tepat pada kasus bedah darurat
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
171
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th Ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Cline DM, ma OJ, Meckler GD, Tintinalli JE, Stapezynski JS, Yealy D. Tintinalli’s Emergency Medicine:
A Comprehensive Study Guide. 8th ed. Philadelphia: Mcgraw-Hill: 2015.
Ruskin KJ, Rosenbaum SH. Anesthesia Emergencies. 2nd ed. Oxford University Press; 2015.
172
MODUL 20: ANESTESI BEDAH MINIMAL INVASIF
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan
bertanggungjawab pada tindakan invasif minimal di kamar operasi atau di luar kamar operasi, sesuai kaidah
dalam referensi dan standar prosedur operasional yang berlaku.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik:
Mampu menjelaskan jenis tindakan invasif minimal beserta keuntungan dan kerugiannya
Mampu menilai dan memutuskan kelayakan pasien untuk menjalani prosedur invasif minimal
Mampu menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan, kondisi klinisnya serta risiko
yang dihadapi
Mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang baik dan sesuai dengan kondisi pasien serta jenis
tindakan invasif minimal yang akan dilakukan, termasuk tatalaksana pascabedahnya
Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai dengan kondisi pasien dan prosedur invasif minimal
yang dilakukan
173
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan ( Kognitif )
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mampu menjelaskan anatomi rongga abdomen, rongga toraks, anatomi dan fisiologi
normal kardiovasular dan paru dan fisiologi hemodinamika
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mampu menyimpulkan berbagai jenis tindakan invasif minimal, indikasi,
keuntungan serta risiko komplikasi akibat tindakan laparoskopik, terkait insuflasi gas dan lain-lain
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mampu mengenali penyakit penyerta pasien yang dapat memengaruhi jalannya
anestesi dan prosedur minimal invasif
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mampu mendeskripsikan prosedur invasif minimal, baik laparoskopik maupun
intervensi transkateter, elemen esensial, bahaya dan pertimbangan keamanan pasien
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mampu memahami dampak insuflasi gas dan perubahan posisi trendelenburg, anti-
trendelenburg, lateral atau litotomi terhadap perubahan fisiologi pasien
f. Mampu mengenali dan menangani segera komplikasi yang terjadi selama prosedur invasif minimal
174
medis dan non paramedis
Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab
Taat mengisi dokumen medik
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedisdannon
paramedis secara jujur, terbuka dan baik
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,
paramedis dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberianobat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)
175
Trendelenburg
Anti-Trendelenburg
Lateral dekubitus
Pemberian penjelasan mengenai tindakan anestesi pada laparoskopi dan risikonya dalam anestesi
Penjelasan kepada pasien
Diskusi dan penjelasan kepada mitra kerja mengenai severity penyakit dan risiko anestesi;
Penulisan lembar persetujuan medis.
Penilaian dan persiapan pasien pra-anestesi untuk tindakan minimal invasif
Pemeriksaan fisis dan penunjang
Penilaian risiko perioperatif
Persiapan prabedah.
Pemilihan teknik dan obat anestesi
Teknik anestesi
Obat anestesi.
Pemantauan hemodinamik invasif
Indikasi, kontra indikasi, teknik, komplikasi arterial line
Indikasi, kontra indikasi, teknik dan komplikasi kateter vena sentral.
Rencana pengelolaan pascabedah
Manajemen nyeri pascabedah
Perawatan intensif.
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
176
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
Evaluasi Praoperasi
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Konsultasi
5. Kesimpulan status fisik ASA
Persiapan Praoperasi
6. Informed consent
7. Persiapan di ruang perawatan (antara lain puasa, dan lain-lain)
8. Persiapan di kamar persiapan operasi (antara lain premedikasi,
infusi dan lain-lain)
177
9. Persiapan di kamar operasi (antara lain posisi, alat pantau dan lain-
lain)
Tindakan Anestesi
10. Induksi konvensional atau ”rapid sequence induction”
11. Pemasangan sonde lambung, ETT atau LMA atau jalan napas
yang lain sesuai kebutuhan.
12. Pemeliharaan anestesi
13. Penatalaksanaan ventilasi mekanik
14. Pemantauan intraoperatif
15. Manajemen cairan dan transfusidarah
16. Pemulihan anestesi
Perawatan Pascaanestesi
17. Penilaian skor Aldrette di ruang pulih
18. Terapi PONV
19. Manajemen nyeri akut
Keterangan:
Memuaskan : : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
Nama peserta didik Tanggal
178
7. Mampu melakukan pemberian cairan dan tranfusi selama anestesi
8. Mampu melakukan pemanatauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi, oksigenasi.
Tekanan darah, laju nadi, segmen ST, irama jantung, saturasi Hb (SpO 2), ventilasi
(ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu tubuh selama anestesi
9. Mampu melakukan pengakhiran anestesi
10. Mampu melakukan manajemen pascabedah di ruang pulih, termasuk oksigenasi
11. Mampu menangani PONV
12. Mampu melakukan manajemen nyeri akut
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Posttest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
CbD
DOPS:
OSCE:
Mini-CEX
o
Penilaian 360
179
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13 th ed. United States; McGraw-Hill; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
Phillips N. Berry & Kohn’s Operating Room Technique, 13 th ed. Canada: Elsevier; 2013.
180
MODUL 21: KEDOKTERAN EMERGENSI - PPGD
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai
kegawatdaruratan medis dan mampu mengenali dan mendiagnosisnya, serta mampu melakukan tatalaksana
pertolongan pertama untuk mempertahankan hidup pasien, stabilisasi dan transportasi pasien dengan
kegawatdaruratan medis untuk pertolongan selanjutnya atau merujuk pasien dengan kegawatan medis ke
tempat rujukan (Kamar operasi, HCU, ICU atau RS rujukan).
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik diharapkan:
Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai kegawatdaruratan medis yang terjadi di berbagai tempat,
kasus trauma ataupun nontrauna, kegawatdaruratan yang terjadi melalui hipoksia, gangguan jalan napas
dan pernapasan, syok, serangan jantung, kejang, kesadaran menurun, dan lain-lain
Mampu melakukan tatalaksana pertolongan pertama untuk mempertahankan hidup pasien dengan
kegawatdaruratan medis dengan menguasai jalan napas dan pernapasan, memperbaiki sirkulasi,
menstabilkannya dengan bantuan napas buatan dan penggunaan obat-obat vasoaktif-inotropik positif
181
Mampu mentranspor pasien tersebut ke tempat fasilitas pertolongan lanjutan (Kamar operasi, HCU, ICU
atau RS rujukan)
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mengetahui kegawatdaruratan medis yang diakibatkan oleh hipoksia, gangguan jalan napas,
gangguan pernapasan (gagal napas), gangguan sirkulasi, atau syok, gangguan asam basa dan
ganggguan keseimbangan elektrolit, kejang, kesadaran menurun
Mengetahui kegawatdaruratan medis akibat trauma maupun non trauma
Mengetahui farmakologi obat-obat untuk menguasai jalan napas dan pernapasan
Mengetahui farmakologi obat-obat inotropik positif dan vasoaktif (adrenalin, noradrenalin,
dobutamin, dopamin, vasopressin, digoksin)
Resusitasi cairan menggunakan cairan kristaloid, koloid, produk darah maupun transfusi darah.
182
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
183
Overdosis opioid dan obat-obat sedatif
Keracunan alkohol dan metanol
Keracunan pestisida, sianida dan sejenisnya.
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
184
audiovisual lainnya
Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul
Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul
File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif.
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik: Tanggal:
185
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS
Lulus pada
No Kegiatan/langkah klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mempunyai pengetahuan mengenai kegawatdaruratan medis yang diakibatkan oleh
hipoksia, gangguan jalan napas, gangguan pernapasan (gagal napas), gangguan
sirkulasi, atau syok, gangguan asam-basa dan ganggguan keseimbangan elektrolit,
kejang, kesadaran menurun
2. Mempunyai pengetahuan mengenai kegawatdaruratan medis akibat trauma
maupun nontrauma
3. Mempunyai pengetahuan mengenai farmakologi obat-obat untuk menguasai jalan
napas dan pernapasan
4. Mempunyai pengetahuan mengenai farmakologi obat-obat inotropik positif dan
vasoaktif (adrenalin, noradrenalin, dobutamin, dopamine, vasopressin, digoksin)
5. Mempunyai pengetahuan mengenai resusitasi cairan menggunakan cairan
kristaloid, koloid, produk darah maupun transfusi darah
6. Mampu melakukan manajemen jalan napas dan pernapasan pada kasus-kasus
dengan kegawatdaruratan medis
7. Mampu melakukan tatalaksana dalam memperbaiki sirkulasi dan perfusi darah ke
seluruh tubuh pada kasus-kasus dengan kegawatdaruratan medis
8. Mampu melakukan tatalaksana stabilisasi respirasi dan hemodinamik pasien
dengan kegawatdaruratan medis
9. Mampu melakukan tatalaksana transport pasien dengan kegawat-daruratan medis
dari UGD ke kamar operasi, atau HCU atau ke ICU atau ke RS rujukan
10. Mampu berkomunikasi dengan baik dan efisien dengan TS bidang keahlian lain
yang terkait dengan kegawatdaruratan medis yang terjadi
11. Mampu memberikan informasi dengan baik dan efisien kepada pasien atau
keluarga pasien tentang kegawatdaruratan medis yang terjadi
12. Mampu menjelaskan mengenai tindakan pertolongan pertama yang harus
dikerjakan untuk menyelamatkan jiwa pasien dengan kegawat-daruratan medis
kepada pasien atau keluarga pasien, yang kemudian mendapat persetujuan tindakan
medis yang diperlukan
13. Mampu melakukan tatalaksana pertolongan pertama pada pasien dengan
kegawatdaruratan medis dengan baik dan menjunjung tinggi profesi kedokteran.
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
186
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
AHA Guidelines 2015 CPR and ECC. Part 114. Irculation 2015; 132 (18) (Supplement) 2.
Cline DM, Ma OJ, Meckler GD, Tintinalli JE, Stapezynski JS, Yealy D. Tintinalli’s Emergency
Medicine: A Comprehensive Study Guide. 8th ed. Philadelphia: Mcgraw-Hill: 2015.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink M. Textbook of Critical Care. 7 th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2017.
187
MODUL 22: ANESTESI BEDAH RAWAT JALAN
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik mampu melakukan persiapan preoperatif pasien rawat jalan
dengan baik dan cermat, melakukan pembiusan umum maupun regional yang baik dan tepat, melakukan
pemantauan dan tatalaksana pascaoperasi pasien rawat jalan.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik diharapkan:
Mampu menilai kelayakan pasien untuk menjalani anestesi bedah rawat jalan
Mampu melaksanakan pengelolaan perioperatif pasien menjalani anestesi bedah rawat jalan, termasuk
membuat rekam medis yang baik
Mampu memberi penjelasan yang adekuat kepada pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pembedahan, tentang risiko dan kemungkinan komplikasi anestesi pada bedah rawat
jalan
Mampu melakukan pemantauan perioperatif standar dan memilih tambahan pemantauan lain yang perlu,
melakukan interpretasi pemantauan pada pasien yang menjalani anestesi bedah rawat jalan dengan tepat
Mampu melakukan pengelolaan pascaanestesi pasien ambulatori/bedah rawat jalan
188
Mampu menilai saat tepat bagi pasien rawat jalan untuk step down dan saat tepat untuk dipulangkan
dengan menggunakan Modified Aldrete Score, Post Anesthesia Discharge Scoring System (PADSS)
Mampu menjelaskan kepada pasien perawatan pascaanestesi bedah rawat jalan setelah pasien pulang,
termasuk kebutuhan obat analgesia dan yang harus dihubungi bila terjadi efek samping/ komplikasi
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan kriteria pemilihan pasien untuk bedah rawat jalan;
Mampu menjelaskan pemeriksaan praoperatif pasien untuk bedah rawat jalan, meliputi pemeriksaan
fisis dan penunjang yang tepat
Mampu menjelaskan status fisis pasien rawat jalan berdasarkan klasifikasi ASA
Mampu menjelaskan kondisi pasien yang tidak sesuai untuk operasi rawat jalan dan risikonya, seperti
bayi prematur dan eks-prematur, pasien dengan riwayat gangguan respirasi seperti ISPA, riwayat
apnea, spasme bronkus, pasien dengan penyakit jantung seperti CHF, kelainan jantung kongenital,
pasien dengan riwayat hipertermia maligna, pasien obesitas morbid, pasien dengan keganasan,
gangguan jalan napas sulit, operasi besar yang memungkinkan kehilangan banyak darah, yang
membutuhkan pemantauan dan penanganan nyeri khusus pascaoperasi;
Mampu menjelaskan persiapan praoperatif bedah rawat jalan seperti puasa dan premedikasi;
Mampu menjelaskan rencana anestesi umum seperti anestesi intravena, sungkup, LMA atau intubasi
ETT, atau anestesi regional seperti spinal, epidural, kaudal maupun blok perifer untuk bedah rawat
jalan yang akan dilakukan
Mampu menjelaskan persiapan alat anestesi umum maupun regional dan obat-obatan dengan masa
kerja yang sesuai untuk anestesi rawat jalan
Mampu menjelaskan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesi rawat jalan;
Mampu menjelaskan cara pemulihan pembiusan yang cepat (fast track anesthesia) untuk pasien
rawat jalan
Mampu menjelaskan penatalaksanan nyeri, mual muntah pascabedah untuk pasien rawat jalan;
Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat timbul pascabedah rawat jalan
Mampu menjelaskan kriteria pasien keluar dari PACU/ruang pulih fase 1 ke ruang pulih fase 2
(dengan Modified Aldrete Score), pulang kerumah (PADSS) atau harus dirawat pascabedah rawat
jalan
189
Mampu menilai kondisi pasien yang tidak sesuai untuk bedah rawat jalan dan risikonya, seperti bayi
prematur dan ex-premature, pasien dengan riwayat gangguan respirasi seperti ISPA, riwayat apnea,
spasme bronkus, pasien dengan penyakit jantung seperti CHF, kelainan jantung kongenital, pasien
dengan riwayat hipertermi maligna, pasien obesitas morbid, pasien dengan keganasan, gangguan jalan
napas sulit, operasi besar yang memungkinkan kehilangan banyak darah, yang membutuhkan
pemantauan dan penanganan nyeri khusus pascaoperasi
Mampu melakukan persiapan praoperatif bedah rawat jalan seperti puasa dan premedikasi
Mampu melakukan anestesi umum seperti anestesi intravena, sungkup, LMA atau intubasi ETT,
anestesi regional seperti spinal, epidural atau kaudal untuk operasi pasien rawat jalan yang akan
dilakukan
Mampu melakukan persiapan alat anestesi umum maupun regional
Mampu melakukan pemberian obat-obat dengan masa kerja singkat yang sesuai untuk anestesi
rawat jalan
Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesi rawat jalan
Mampu melakukan tatalaksanan nyeri, mual muntah pascabedah untuk pasien rawat jalan
Mampu mengenali tanda-tanda dan mengatasi komplikasi yang dapat timbul pascabedah rawat
jalan;
Mampu menilai kondisi pasien keluar dari PACU/ ruang pulih fase 1 ke ruang pulih fase 2 dengan
Modified Aldrete Score atau pulang (dengan PADSS), atau dirawat pascabedah rawat jalan
190
C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN
Gambaran umum anestesi bedah rawat jalan
Definisi bedah rawat jalan
Jenis bedah rawat jalan
Standar staf, sarana dan prasarana pelayanan bedah rawat jalan
Seleksi pasien yang layak untuk anestesi rawat jalan
Kriteria ASA
Kriteria pasien pediatri
Kriteria comorbid
Persiapan prabedah
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Informed consent
Persiapan prabedah (di rumah sakit dan di rumah).
Pemilihan anestesi
Intravena
Inhalasi
Regional
Pengelolaan intraoperatif
Pemantauan
Rekam medis
Pengelolaan pascabedah
Pemantauan
Pengelolaan nyeri
Pengelolaan PONV
Discharge planning
Modified Aldrette Score
PADSS
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
Bahan acuan sesuai daftar pustaka;
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul;
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning);
191
Small group discussion;
Case based Discussion (CbD);
Problem based learning (PBL);
Bedside teaching;
Task-based medical education;
Peer assisted learning (PAL).
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
Evaluasi Praoperasi
1. Melakukan anamnesis
2. Melakukan pemeriksaan fisik
3. Melakukan pemeriksaan penunjang yang sesuai
192
4. Melakukan konsultasi
5. Membuat kesimpulan status fisik ASA
Persiapan Praanestesi
6. Melakukan informed consent
7. Melakukan persiapan di ruang perawatan (antara lain puasa dan
lain-lain)
8. Melakukan persiapan di kamar persiapan operasi (antara lain
premedikasi, infusi dan lain-lain)
9. Melakukan persiapan di kamar operasi (antara lain posisi, alat
pantau dan lain-lain)
Tindakan Anestesi
10. Melakukan induksi konvensional atau Rapid Sequence Induction
11. Melakukan pemasangan sonde lambung, endotracheal tube (ETT)
atau Laryngeal Mask Airway (LMA) atau jalan napas yang lain
sesuai kebutuhan.
12. Melakukan pemeliharaan anestesi
13. Melakukan penatalaksanaan ventilasi mekanik
14. Melakukan pemantauan intraoperatif
15. Melakukan manajemen cairan dan transfusi darah
16. Melakukan pemulihan anestesi
Perawatan Pascaanestesi
17. Melakukan penilaian skor Aldrete modifikasi di ruang pulih
18. Memberikan terapi Postperative Nausea and Vomiting (PONV)
19. Melakukan manajemen nyeri akut
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
193
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS
Lulus pada
No. Kegiatan/langkah klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
Persiapan Praanestesi
1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
informed consent
2. Mampu menentukan kelayakan anestesi bedah rawat jalan
3. Mampu menjelaskan risiko, efek samping, serta persiapan anestesi di
rumah
4. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, STATICS (lihat daftar
singkatan), dan obat-obat
Anestesi
5. Mampu melakukan tindakan anestesi umum (intubasi, LMA, TIVA) atau
anestesi regional (blok neuraksial, blok saraf perifer)
6. Mampu melakukan manajemen pemberian cairan dan tranfusi
7. Mampu melakukan pemantauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi,
oksigenasi.
tekanan darah, laju nadi, saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila ada),
dan jumlah urin.
8. Mampu melakukan tindakan pengakhiran anestesi, kestabilan
hemodinamik, oksigenasi, dan perdarahan
9. Mampu mengantisipasi dan menatalaksana komplikasi yang terjadi
intraoperatif (bila ada)
Penatalaksanaan Pascaanestesi
10. Mampu melakukan pemantauan di ruang pulih
11. Mampu mengenali komplikasi dan penanganannya: nyeri, mual muntah
pascabedah, perdarahan dan sebagainya
12. Mampu menetapkan kriteria untuk layak step down
13. Mampu menetapkan kriteria untuk layak dipulangkan
14. Mampu memberikan penjelasan / edukasi pasien dan keluarga tentang
analgetika dan tatalaksana lain sesudah pulang
194
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th Ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
195
MODUL 23: ANESTESI DI LUAR KAMAR BEDAH
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif
mampu melakukan persiapan perioperatif pada pasien yang
dilakukan anestesi di luar kamar bedah. Mampu memberikan sedasi,
anestesi umum maupun anestesi regional yang baik dan tepat,
termasuk pembuatan informed consent.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan
anestesi di luar kamar bedah, evaluasi preoperatif pada pasien-pasien yang akan dilakukan pembedahan,
penatalaksanaan postoperatif, dan penatalaksanaan gangguan elektrolit cairan dan asam basa perioperatif.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik diharapkan
Mampu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan anestesi di luar kamar bedah, mulai dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Mampu melakukan ppengelolaan perioperatif pada pasien dengan komorbiditas serta pengisian informed
consent yang adekuat.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengerti cara-cara melakukan evaluasi preoperatif pada pasien yang akan dilakukan
tindakan anestesi di luar kamar operasi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengerti cara-cara melakukan penatalaksanaan pascabedah pasien yang dilakukan
anestesi diluar
196
kamar operasi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui alat, monitor dan obat-obatan apa yang diperlukan di tempat
Electroconvulasive Therapy (ECT), endoskopi, radiologi, dan lain-lain
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui teknik anestesi untuk Computed Tomography (CT) Scan
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui teknik anestesi untuk Magnetic Resonance Imaging (MRI)
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui teknik anestesi untuk neuroradiologi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui teknik anestesi untuk terapi radiasi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui teknik anestesi untuk endoskopi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui tekik anestesi untuk tindakan kuretase
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui teknik Monitored Anesthesia Care (MAC)
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui teknik anestesi Electroconvulasive Therapy (ECT)
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui interaksi obat anestesi dengan obat psikiatri
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mengetahui teknik anestesi untuk tindakan kuretase
197
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan
nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,
paramedis dan nonparamedis;
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
Bahan acuan sesuai daftar pustaka;
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul;
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
198
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL).
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
199
2. Melakukan penatalaksanaan selama tindakan dan pasca-tindakan
pada pasien-pasien yang dilakukan anestesi di luar kamar operasi
3. Menjelaskan teknik anestesi untuk CT-scan
4. Menjelaskan teknik anestesi untuk MRI
5. Menjelaskan teknik anestesi untuk untuk neuroradiologi
6. Menjelaskan teknik anestesi untuk endoskopi
7. Menjelaskan teknik anestesi untuk terapi radiasi
8. Menjelaskan teknik anestesi Monitored Anesthesia Care (MAC)
9. Menjelaskan teknik anestesi untuk ECT
10. Menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat anestesi
dan obat psikiatri
11. Menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras untuk
radiodiagnostik
12. Mengisi informed consent pada semua kasus kasus tindakan
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
200
3. Mampu melakukan teknik anestesi untuk CT-scan
4. Mampu melakukan teknik anestesi untuk MRI
5. Mampu melakukan teknik anestesi untuk untuk neuroradiologi
6. Mampu melakukan teknik anestesi untuk terapi radiasi
7. Mampu melakukan teknik anestesi MAC
8. Mampu melakukan teknik anestesi untuk ECT
9. Menjelaskan teknik anestesi untuk endoskopi
10. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat anestesi dan obat
psikiatri
11. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras untuk radiodiagnostik
12. Mampu mengisi informed consent pada semua kasus kasus tindakan
13. Mampu berkomunikasi antar disiplin ilmu dalam tatalaksana tindakan anestesi di
luar kamar operasi
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Posttest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
CbD
201
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th Ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
202
MODUL 24: ANESTESI BEDAH MATA
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti modul ini peserta didik mampu untuk melakukan pelayanan anestesi untuk berbagai prosedur
bedah mata baik untuk operasi rawat jalan maupun rawat inap, mencakup evaluasi pasien perioperatif,
merencanakan tindakan anestesi pada pembedahan sampai masa pemulihan, serta mencegah komplikasi yang
mungkin terjadi dan penatalaksanaan pascabedah.
Tujuan Khusus
Setelah mendapat modul ini peserta didik mampu menjalankan tindakan anestesi pada pasien bedah mata,
tindakan anestesi yang dapat menimbulkan komplikasi pada mata atau melakukan tindakan pada pasien dengan
penyakit lainnya pada mata.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Memahami anatomi mata dan inervasi yang dapat berhubungan dengan anestesi
Memahami fisiologi tekanan intraokuler dan hal-hal yang mempengaruhinya
Memahami farmakologi dan dampak fisiologi obat-obat topikal yang biasa digunakan dalam
203
prosedur bedah mata serta interaksinya dengan obat-obat anestetika
Memahami seleksi pasien untuk bedah mata rawat jalan
Memahami persiapan prabedah, antara lain:
Puasa pada pasien dewasa dan pediatri
Premedikasi
Persetujuan setelah menerima informasi yang adekuat
Memahami pemantauan standar yang harus ada pada setiap prosedur bedah mata
Memahami teknik anestesi yang benar untuk berbagai prosedur bedah mata
Memahami risiko dan komplikasi berbagai prosedur bedah mata
204
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
a.Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
205
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD).
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX.
Afektif: Penilaian 360o
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
206
Nama peserta didik Tanggal
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
207
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
Kumar CM, Jaichandran VV. Principles and Practice of Ophthalmic Anaesthesia, New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publisher; 2017.
208
MODUL 25: ANESTESI BEDAH OBSTETRI - I
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan
perioperatif pasien obstetri dan ginekologi tanpa penyulit serta penanganan pascabedah di ruang pulih sadar.
Tujuan Khusus
Setelah melalui modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:
Melakukan perioperatif pasien Obstetri tanpa penyulit
Melakukan perioperatif pasien Ginekologi tanpa penyulit
Melakukan pemilihan teknik anestesi yang aman dan tepat
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:
Menjelaskan perubahan fisiologi, farmakologi pada wanita hamil
Menjelaskan tentang sirkulasi uteroplasenta
Menjelaskan tentang kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea
sebelumnya
Menjelaskan farmakologi dan interaksi obat antara oksitosin, metilergometrin, magnesium sulfat,
indometasin, prostaglandin, steroid yang biasa dipakai pada pasien obstetri dengan obat anestesi
209
Menjelaskan penatalaksanaan preoperatif termasuk premedikasi dan puasa untuk pasien obstetri dan
ginekologi elektif
Menjelaskan persiapan alat dan obat untuk anestesi umum dan subaraknoid (lihat prosedur anestesi
umum dan subaraknoid)
Menjelaskan indikasi anestesi umum dan regional untuk pasien obstetri dan ginekologi tanpa
penyulit
Menjelaskan rencana anestesi umum (intubasi, LMA) untuk prosedur seksio searea, termasuk teknik
rapid sequence induction dan penatalaksanaan jalan napas pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur
anestesi umum);
Menjelaskan rencana anestesi TIVA untuk tindakan kuretase
Menjelaskan tentang aortocaval compression dan supine hypotension syndrome serta
penanganannya
Menjelaskan pengelolaan bayi baru lahir
Menjelaskan penatalaksanaan post-partum, penanganan nyeri dan mual muntah pascabedah.
Melakukan tindakan anestesi umum (intubasi, LMA) untuk prosedur bedah seksio searea, termasuk
teknik rapid sequence induction dan penatalaksanaan jalan napas pada ibu hamil
Melakukan pemberian anestesi TIVA untuk tindakan kuretase
Melakukan penangan aortocaval compression dan supine hypotension syndrome
Melakukan pengelolaan bayi baru lahir
Melakukan penatalaksanaan post-partum, penanganan nyeri dan PONV
210
Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab;
Taat mengisi dokumen medik;
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan
nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis
dan nonparamedis;
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka
211
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaahartikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD).
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX.
Afektif: Penilaian 360o
212
G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik: Tanggal:
213
5. Mampu melakukan anestesi umum (intubasi, LMA)
6. Mampu melakukan anestesi subaraknoid
7. Mampu melakukan anestesi intravena
8. Mampu memberikan cairan dan transfusi
9. Mampu mengenali komplikasi dan mengatasinya
10. Mampu melakukan pengawasan Airway, Breathing, Circulation (ABC) dan tanda
vital pascabedah
11. Mampu melakukan penanganan PONV dan nyeri pascabedah
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Posttest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
CbD
DOPS:
OSCE:
Mini-CEX
o
Penilaian 360
214
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia
Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Bisri T, Wahjoeningsih, Suwondo SB, Anestesi Obstetri. Kolegium Anestesiologi dan Terapi
Intensif,2013.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Chesnut DH, Polley LS, Tsen LC, Wong CA.Chesnut’s Obstetric Anesthesia: Principles and Practice. 5 th
ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2014.
Datta S, Kodali BS, Segal S. Obstetric Anesthesia Handbook. 5th ed. New York: Springer; 2010.
215
MODUL 26: ANESTESI BEDAH OBSTETRI - II
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien obstetri dan
ginekologi dengan penyulit serta penanganan pascabedah di ruang pulih sadar dan perawatan intensif.
Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien obstetri dan ginekologi dengan penyulit.
Mampu melakukan penanganan pascabedah di ruang pulih sadar dan perawatan intensif.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu
Menjelaskan tentang variabilitas denyut jantung janin, persalinan kurang bulan (prematur), dan
asfiksia neonatus
Menjelaskan tentang kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea
sebelumnya, perdarahan ante, intra dan postpartum
Menjelaskan tentang preeklamsia, eklamsia, sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low
Platelet Count (HELLP)
216
Menjelaskan tanda-tanda emboli air ketuban dan penatalaksanaannya
Menjelaskan tanda aspirasi pneumonia dan sindrom Mendelson
Menjelaskan tentang sindrom Meigs pada kasus tumor ginekologi
Menjelaskan kelainan atau penyakit pada pasien obstetri-ginekologi dengan risiko tinggi yang akan
mempengaruhi jalannya pembedahan
Menjelaskan persiapan alat dan obat (anestesi dan emergensi) untuk anestesi umum dan regional
Mampu menjelaskan indikasi anestesi umum atau regional untuk kasus obstetri dan ginekologi
dengan penyakit penyerta dan komplikasinya
Menjelaskan rencana anestesi regional untuk prosedur bedah obstetri dan ginekologi
Menjelaskan rencana anestesi umum untuk prosedur bedah obstetri dan ginekologi termasuk teknik
Rapid Sequence Induction (RSI) dan penatalaksanaan jalan napas sulit pada ibu hamil
Menjelaskan penatalaksanaan cairan dan tranfusi darah pada kasus obstetri-ginekologi
Menjelaskan resusitasi bayi baru lahir
Menjelaskan penatalaksanaan anestesi operasi nonobstetri pada pasien obstetri
Menjelaskan penatalaksanaan anestesi operasi ginekologi laparoskopi
Menjelaskan tentang Intrathecal Labor Analgesia (ILA) dan Patient Controlled Epidural Analgesia
(PCEA) untuk persalinan pervaginam
Menjelaskan tindakan resusitasi ibu hamil
Menjelaskan penatalaksanaan post-partum dan pascabedah termasuk penanganan nyeri dan PONV
Mampu menjelaskan indikasi perawatan intensif pascabedah
Keterampilan Klinis(Psikomotor)
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu
Melakukan penilaian variabilitas denyut jantung janin, persalinan kurang bulan (prematur), dan
asfiksia neonatus
Melakukan pengelolaan kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea
sebelumnya, perdarahan ante, intra dan postpartum
Melakukan pengelolaan preeklamsia, eklamsia, sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and
Low Platelet Count (HELLP)
Melakukan penilaian adanya emboli air ketuban dan penatalaksanaannya
Melakukan pengelolaan pada pasien dengan aspirasi pneumonia dan sindrom Mendelson
Melakukan pengelolaan sindrom Meigs pada kasus tumor ginekologi
Melakukan pengelolaan perioperatif pada pasien obstetri dan ginekologi dengan penyakit yang
mempunyai risiko tinggi dan akan mempengaruhi jalannya pembedahan
Melakukan persiapan alat dan obat (anestesi dan emergensi) untuk anestesi umum dan regional
Melakukan anestesi umum atau regional untuk kasus obstetri dan ginekologi dengan penyakit
penyerta dan komplikasinya
217
Melakukan anestesi umum untuk prosedur bedah obstetri dan ginekologi termasuk teknik Rapid
Sequence Induction (RSI) dan penatalaksanaan jalan napas sulit pada ibu hamil
Melakukan penatalaksanaan cairan dan tranfusi darah pada kasus obstetri-ginekologi
Melakukan resusitasi bayi baru lahir
Melakukan penatalaksanaan anestesi operasi nonobstetri pada pasien obstetri
Melakukan penatalaksanaan anestesi operasi ginekologi laparoskopi
Melakukan Intrathecal Labor Analgesia (ILA) dan Patient Controlled Epidural Analgesia (PCEA)
untuk persalinan pervaginam
Melakukan tindakan resusitasi ibu hamil
Melakukan penatalaksanaan post-partum dan pascabedah termasuk penanganan nyeri dan PONV
Melakukan perawatan intensif pascabedah
218
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,
paramedis dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist,pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
219
Penegakan diagnosis
Manajemen perioperatif
Asma bronchial:
Gejala dan tanda
Penegakan diagnosis
Manajemen perioperatif
Hamil kembar:
Gejala dan tanda
Penegakan diagnosis
Manajemen perioperatif
Obesitas:
Gejala dan tanda
Penegakan diagnosis
Manajemen perioperatif
Emboli cairan amnion:
Gejala dan tanda
Penegakan diagnosis
Manajemen perioperatif
Resusitasi ibu hamil.
Kehamilan multipara:
Manajemen perioperatif
Pneumonia aspirasi dan sindrom Mendelson
Gejala dan tanda
Penegakan diagnosis
Manajemen perioperatif
Pasien hamil yang akan menjalani bedah nonobstetri:
Algoritmen pasien hamil yang akan menjalani bedah nonobstetri
Pengaruh obat-obat tokolitik terhadap manajemen anestesi
Pemantauan kesejahteraan janin intraoperatif
Manajemen perioperatif
Tumor ginekologi:
Sindrom Meigs
Manajemen perioperatif pasien risiko tinggi
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
220
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaahartikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD).
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX.
Afektif: Penilaian 360o
221
G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
222
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK
Lulus pada
No Kegiatan / langkah klinik Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
praanestesi
2. Mampu menentukan klasifikasi ASA
3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS (lihat daftar
singkatan) dan obat-obatan
4. Mampu melakukan pemasangan monitor
5. Premedikasi
6. Mampu melakukan anestesi umum (intubasi, LMA)
7. Mampu melakukan anestesi subaraknoid
8. Mampu melakukan anestesi intravena
9. Mampu memberikan cairan dan transfusi
10.. Mampu mengenali komplikasi dan mengatasinya
11. Mampu melakukan pengawasan Airway, Breathing, Circulation (ABC) dan tanda
vital pascabedah
12. Mampu melakukan penanganan PONV dan nyeri pascabedah
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
223
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia
Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Bisri T, Wahjoeningsih, Suwondo SB, Anestesi Obstetri. Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif,
2013.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Chesnut DH, Polley LS, Tsen LC, Wong CA. Chesnut’s Obstetric Anesthesia: Principles and Practice. 5 th
ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2014.
Datta S, Kodali BS, Segal S. Obstetric Anesthesia Handbook. 5th ed. New York: Springer; 2010.
Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier;
2018.
Foley MR, Strong TH, Garite TJ. Obstetric Intensive Care Manual. 4th ed. New York.
224
MODUL 27: ANESTESI BEDAH UROLOGI
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti modul ini, peserta didik akan mampu melakukan anestesi pada tindakan diagnostik dan/atau
bedah urologi, sistoskopi, bedah prostat, onkologi urologi, operasi batu ginjal terbuka, dan operasi
ureterorenoscopy (URS).
Tujuan Khusus
Setelah melalui modul ini peserta didik mempunyai kemampuan kognitif, psikomotor, komunikasi dan
keterampilan interpersonal dan profesionalisme terkait anestesi pada tindakan diagnostik dan/atau bedah
urologi, sistoskopi, bedah prostat, onkologi urologi, operasi batu ginjal terbuka, dan operasi ureterorenoscopy
(URS).
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan indikasi untuk pembedahan urologi
Mampu menjelaskan persiapan preanestesi untuk pembedahan urologi, termasuk pasien gagal ginjal
dengan hemodialisis regular
Mampu menjelaskan implikasi perioperatif gagal ginjal akut/kronik
Mampu menjelaskan konsekuensi fisiologik operasi endoskopik prostat
225
Mampu menjelaskan posisi untuk nefrektomi
Mampu menjelaskan implikasi perdarahan vena cava inferior karena keganasan ginjal
Mampu menjelaskan implikasi penyakit primer yang menyertai bedah urologi termasuk distress
pernapasan, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes
Mampu menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah dengan obat Nonsteroidal
Antiinflammatory Drugs (NSAIDs) dan opioid epidural/sistemik
Mampu menjelaskan anestesi regional untuk bedah urologi mayor
Mampu menjelaskan implikasi Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Mampu menjelaskan gejala-gejala dan tanda-tanda sindrom Transurethral Resection of the Prostate
(sindrom TURP).
226
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang
optimal. d. Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
227
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD).
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
228
Menjelaskan implikasi ESWL.
Menjelaskan gejala-gejala dan tanda-tanda sindrom TURP.
Melakukan pengelolaan jalan napas normal atau dengan
derajat kesulitan sedang memakai bag-mask ventilation, LMA,
dan pipa endotrakeal.
Mengoperasikan alat-alat pemantauan secara benar dan
menjelaskan risiko dan keuntungan penggunaan pemantauan
13.
invasif. Mampu melakukan dan mempertahankan akses
vena.
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
Nama peserta didik Tanggal
229
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK
Lulus pada
No Kegiatan/langkah klinik Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan anestesi untuk bedah batu buli-buli
2. Mampu melakukan anestesi untuk URS
3. Mampu melakukan anestesi pada TURP
4. Mampu melakukan anestesi pada Transurethral Resection of Bladder
Tumor (TURB)
5 Mampu melakukan anestesi pada batu ginjal dan posisi ginjal
6 Mampu melakukan anestesi pada ileal conduit
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
230
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
Gainsburg DM, Bryson EO, Frost EAM. Anesthesia for Urologic Surgery. New York: Springer; 2014.
231
MODUL 28: ANESTESI DAN PENYAKIT KHUSUS
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik dapat melakukan anestesi dan perioperative care pada pasien
dengan kasus/penyakit khusus.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memahami patofisiologi, diagnosis, dan terapi berbagai
kasus/penyakit khusus. Dengan demikian peserta didik mengetahui pertimbangan dan penatalaksanaan anestesi
sehingga dapat merencanakan pemilihan teknik, obat, perawatan, dan monitoring yang akan dipergunakan
dengan tepat.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan patofisiologi gangguan hormon tiroid ,dan gangguan metabolisme karbohidrat
Mampu menjelaskan patofisiologi malnutritionobesitas
Mampu menjelaskan perubahan tubuh pada adiksi narkotik
Mampu menjelaskan patofisiologi COPD dan Asthma Bronchiale
Mampu menjelaskan perubahan fungsi sistim tubuh akibat perubahan degeneratif pada usia lanjut
Mampu merencanakan anestesi dan postoperative care untuk pasien dengan hipertiroid dan Diabetes
mellitus
232
Mampu merencanakan anestesi dan postoperative care untuk pasien dengan obesitas
Mampu merencanakan anestesi dan postoperative care untuk pasien dengan adiksi narkotik
Mampu merencanakan anestesi dan perioperative care untuk pasien dengan PPOK dan asma
bronkiale
Mampu merencanakan anestesi dan postoperative care untuk pasien geriatri
Mampu mengatasi komplikasi yang terjadi selama anestesi dan masa perioperatif pasien dengan
penyakit khusus.
233
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Koma miksedema
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Hipertiroidisme: pengobatan dan pertimbangan anestesi preoperatif, intraoperatif, postoperatif
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Diabetes Mellitus
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Malnutrisi
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Obesitas
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Adiksi Narkotik:
Opioid
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Alkoholisme
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Kokain
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
234
Barbiturat
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
Asma Bronkiale
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
PPOK
Pertimbangan anestesi preoperatif
Pertimbangan intraoperatif
Pertimbangan postoperatif
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
235
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
236
d. Adiksi narkotik
e. PPOK dan Asma bronkiale
f. Perubahan respon tubuh karena usia lanjut dan penyakit
penyerta
4. Melakukan manajemen pascaoperatif pada kasus khusus:
a. Hipertiroid dan Diabetes Mellitus
b. Malnutrisi
c. Obesitas
d. Adiksi narkotik
e. PPOK dan Asma bronkiale
f. Perubahan respon tubuh karena usia lanjut dan penyakit
penyerta
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
237
Mampu melakukan perawatan pascaoperasi dengan memperhatikan ke khususan masing-
masing kasus
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
238
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Fleisher LA. Anesthesia and Uncommon Diseases. 6th ed. Philadelphia: Elsevier; 2012.
Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier;
2018.
Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13 th ed. United States; McGraw-Hill; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
Stone DJ, Spiekerman BF, Bogdonoff D, Leisure GS, Mathes DD. Perioperative Care: Anesthesia,
Medicine, and Surgery. 4th ed. London: Elsevier; 2004.
Yao FSF, Malhotra V, Fong J, Skubas NJ. Yao & Artusio’s Anesthesiology Problem-Oriented Patient
Management. 8th ed. New York: Wolters Kluwer; 2016.
239
MODUL 29: ANESTESI DAN UNCOMMON DISEASES
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik dapat melakukan anestesi dan perioperative care pada pasien
dengan penyakit langka.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:
Memahami patofisiologi berbagai penyakit langka
Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat yang dikonsumsi pasien untuk jangka panjang
Merencanakan pemilihan teknis, obat, perawatan, dan monitoring yang akan dipergunakan
Memberikan asuhan medik perioperatiof penyakit langka dengan baik
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu merencanakan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
mendiagnosis pasien penyakit langka yang akan mengalami pembedahan untuk penyakit primer atau
penyakit lain yang menyertai
Mampu menjelaskan patofisiologi penyakit-penyakit langka
Mampu menjelaskan anestesi dan perawatan pasca anestesi untuk pasien penderita penyakit langka
240
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Mampu menjelaskan komplikasi yang terjadi selama anestesi dan masa perioperatif
pasien dengan penyakit langka.
241
Tetralogi of Fallot
Thalasemia.
Penatalaksanaan anestesi penyakit langka;
Pheochromocytoma
Malignant hyperthermia
Miastenia Gravis
Sindrom Marfan
Tetralogi of Fallot
Thalasemia
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
242
c. Mini-CEX
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
243
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK
Lulus pada
No Kegiatan/langkah klinik Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan evaluasi preoperatif secara komprehensif, anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tambahan lain
sesuai kondisi pasien
2. Mampu melakukan persiapan dan optimalisasi pra anestesi untuk pasien dengan
kasus langka
3. Mampu melakukan pemilihan teknik anestesi yang tepat dengan
mempertimbangkan konsiderasi pada pasien dengan kasus langka
4. Mampu melakukan monitoring selama operasi dan mampu mengantisipasi serta
mengatasi perubahan hemodinamik yang terjadi akibat perubahan fisiologi maupun
tindakan anestesi pada pasien dengan kasus langka
5. Mampu melakukan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang terjadi akibat
perubahan fisiologi maupun tindakan anestesi pada pasien dengan kasus langka
6. Mampu melakukan perawatan pascaoperasi dengan memperhatikan ke khususan
masing-masing kasus
7. Mampu mengenali dan mengatasi komplikasi yang terjadi pascaoperasi
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
244
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Andropoulos DB, Stayer S, Mossad EB, Miller-Hance WC. Anesthesia for Congenital Heart Disease. 3th
ed. New Jersey: John Wiley & Sons; 2015.
Fleisher LA. Anesthesia and Uncommon Diseases. 6th ed. Philadelphia: Elsevier; 2012.
McConachie I. Anesthesia for The High-Risk Patient. 2nd ed. Cambridge: Cambridge University Press;
2009.
Yao FSF, Malhotra V, Fong J, Skubas NJ. Yao & Artusio’s Anesthesiology Problem-Oriented Patient
Management. 8th ed. New York: Wolters Kluwer; 2016.
245
ANESTESI BEDAH ONKOLOGI
MODUL 30:
DAN BEDAH PLASTIK
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti modul ini, peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan
pelayanan anestesiologi untuk berbagai prosedur bedah onkologi dan bedah plastik.
Tujuan khusus
Setelah melalui modulini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuanevaluasi pasien preoperatif,
merancang pelaksanaan anestesi, pemberian anestesi intraoperatif, monitoring pasien, dan penatalaksanaan masa
siuman (emergence) dan pemulihanuntuk berbagai prosedur bedah onkologi dan bedah plastik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan anesthesia untuk bedah onkologi umum, bedah rekonstruksi atau bedah
plastik, prosedur flap, abdominoplasty, breast reduction, skin grafting
Mampu mengidentifikasi masalah preoperatif yang umum ditemukan pada pasien onkologi dan
plastik/rekonstruksi dan membuat rencana anesthesia yang tepat untuk prosedur bedah yang paling
sering
Mampu mengidentifikasi dan mengelola masalah masalah umum pada pasien onkologi dan bedah
246
rekonstruksi trauma serta menjelaskan persiapan preoperative untuk pembedahan
onkologi/rekonstruksi termasuk puasa dan penggunaan antasid, antagonis H2 dan antiemetik
Mampu merencanakan dan memilih alat dan obat anestetika local untuk semua prosedur anastesi
regional, sesuai dengan lama, lokasi prosedur bedah, dan beratnya penyakit;
Mampu menjelaskan dasar farmakologi anestetika lokal, termasuk hal khusus yang menentukan
onset, durasi, potensi dan toksisitas
Mampu membahas topik topik anastesi yang khusus untuk bedah onkologi dan rekonstruksi
Mampu menjelaskan masalah penyakit penyerta, seperti penyakit respirasi, hipertensi, penyakit
arteri koroner, diabetes mellitus dan penyakit endokrin/metabolik yang lain
Mampu menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan patient controlled analgesia
(PCA) menggunakan beberapa jenis opiat dengan teknik, subarachnoid, epidural, kateter saraf perifer
kontinyu, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)
Mampu menjelaskan tehnik hemodilusi dan konservasi darah perioperatif
247
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis
dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
248
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
249
2. Melakukan anamnesis yang komprehensif preoperatif baik pada
kasus bedah onkologi umum, bedah rekonstruksi atau bedah
plastik, prosedur flap, abdominoplasty, breast reduction, skin
grafting
3. Menentukan jenis pemeriksaan preoperatif yang diperlukan sesuai
dengan indikasi dan dapat menginterpretasi hasilnya
4. Merencanakan algoritme pada kasus intubasi sulit
5. Melakukan informed consent dengan jelas dan baik terutama
dalam kasus intubasi sulit
6. Menyiapkan kelengkapan alat-alat dan obat-obat untuk tindakan
anastesi yang telah direncanakan, termasuk mesin anastesi, cairan,
darah, alat, dan obat-obat resusitasi secara umum, serta peralatan
dalam kasus intubasi sulit.
7. Menyiapkan jenis pemantauan selama anastesi
8. Menyiapkan pengaturan posisi pasien selama operasi
9. Merencakan teknik khusus: seperti teknik hipotensi bila diperlukan
10. Menjelaskan tehnik hemodilusi dan konservasi darah perioperatif
11. Mengetahui tanda-tanda dan melakukan antisipasi terhadap
keadaan emergensi
12. Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan
patient controlled analgesia (PCA) menggunakan beberapa jenis
opiat, pada teknik subarachnoid, epidural, kateter saraf perifer
kontinyu, dan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)
13. Mengetahui indikasi pasien masuk ICU
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
250
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan anastesi umum dengan alat dan obat yang benar dan mengelola
pasien intraoperatif dengan sesedikit mungkin intervensi oleh staf
2. Mampu melakukan anastesi regional dengan alat dan obat yang benar dan
mengelola pasien intraoperatif dengan sesedikit mungkin intervensi oleh staf
3. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk bedah onkologi
kepala dan leher
4. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk bedah plastik
kepala dan leher
5. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk prosedur flap
6. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk abdominoplasty
7. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk breast reduction
dan reconstruction.
8. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk skin grafting
9. Mampu mengelola difficult airway pada bedah onkologi dan bedah plastik daerah
kepala leher
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
251
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Georgiou A, Thompson C, Nickells J. Applied Anatomy for Anesthesia and Intensive Care. Spain:
Cambridge University Press; 2014.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
252
MODUL 31: KOMUNIKASI DAN PROFESIONALISME
INFORMASI UMUM
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu berkomunikasi efektif dan bersikap professional,
menghargai pasien sesuai prinsip dasar etik dan disiplin kedokteran,patuh pada hukum dan aturan, bertindak
dengan berorientasi pada keselamatan pasien sesuai standar pelayanan anesthesia dan terapi intensif.
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu berkomunikasi efektif kepada pasien, keluarga
pasien, teman sejawat dan mitra kerja pada periode perioperatif (konseling medik, informed consent medik dan
penelitian, konsultasi) dan pada situasi khusus (penyampaian berita buruk, menghadapi pasien marah) serta
bersikap profesional dalam pelayanan anestesiologi dan terapi intensif berdasarkan etika dan disiplin
kedokteran.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mengerti dan dapat menjelaskan mengenai hukum dan aturan pelayanan anestesia dan terapi intensif
Mengerti dan dapat menjelaskan mengenai standard pelayanan dan etika profesi anestesia dan terapi
intensif
253
Mengerti dan dapat menjelaskan mengenai etika pelayanan medik dan etika penelitian
Mengerti dan mamahami standard keselamatan pasien dalam pelayanan anestesi dan terapi intensif
Mampu menjelaskan dan memahami dasar komunikasi kedokteran secara verbal-nonverbal
Mengerti dan mampu menjelaskan proses komunikasi pada wawancara atau konseling medik.
254
pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi
[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)
255
Komunikasi pada situasi khusus
Definisi berita buruk
Penyampaian berita buruk
Komunikasi dengan pasien marah
Komunikasi pada situasi emergensi
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
256
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
Nama peserta didik Tanggal
257
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
1. Mampu meragakan standar keselamatan pasien dalam pelayanan anestesi
dan terapi intensif
2. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi
3. Mampu membuat informed consent penelitian
4. Mampu memperagakan praktek keselamatan pasien pada pelayanan
anestesi dan terapi intensif
5. Mampu memperagakan komunikasi efektif pada wawancara medik
6. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi dengan teman sejawat
dan mitra kerja
7. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi pada penyampaian
berita buruk
8. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi dengan pasien
9. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi pada situasi emergensi
10. Mampu mencatat dan melaporkan dokumen medik anestesi dan perawatan
intensif yang lengkap dan benar
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
258
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
1. Burnard P. Acquiring Interpersonal Skills. A Handbook of Experienitial Learning for Health
Professionals. 2nd ed. Stanly Thornes Pub; 1996.
Comert M, Zil JM, Christalle E, Dirmaler J, Harter M, Scholl I. Assessing communication skills of medical
students in objective structured clinical examinations (OSCE): a systemic review of rating scales.
https:/doi.org/10.1371/journal.pone.0152717.
McTeigue J, Lee C. Legal and Ethical Issues for Health Professions. 3 rd ed. St. Louis Missouri: Elsevier;
2015.
PP Perdatin. Standar Pelayanan Profesi dan Etika Profesi. Jakarta 2003.
Staender S, Mellin-Olsen J.S, Pelosi P, Van Aken H. Safety in anaesthesia. Clinical Anaesthesiology 2011;
25 (2).
UU Praktek Kedokteran RI no 29 Tahun 2004.
259
MODUL 32: ANESTESI BEDAH PEDIATRI - I
INFORMASI UMUM
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu mengelola dan melaksanakan prinsip-prinsip dasar
anestesi pediatrik, baik elektif maupun darurat serta dapat mengatasi berbagai penyulit yang mungkin terjadi.
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:
Memiliki pengetahuan mengenai etika dan komunikasi, anatomi, fisiologi, patofisiologi, farmakologi, dan
prinsip-prinsip teknik anestesi pada bayi dan anak;
Melatih kemampuan dan keterampilan dalam memberikan anestesi untuk prosedur pembedahan bayi dan
anak yang sederhana, mencakup evaluasi dan penilaian kondisi pasien preoperatif, merancang
penatalaksanaan anestesi, melakukan tindakan anestesi intraoperatif, pemantauan selama operasi,
penatalaksanaan masa siuman dan pemulihan serta penanggulangan nyeri pascabedah;
Melatih kemampuan untuk mengatasi kondisi kedaruratan dan komplikasi tindakan anestesi pada bayi dan
anak.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan perbedaan anatomi, fisiologi, farmakologi dan psikologis pada bayi anak dan
orang dewasa
260
Mampu menjelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan pada kunjungan praanestesi, meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang, premedikasi, puasa pada bayi dan anak
Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien bayi dan anak dengan infeksi saluran
nafas atas
Mampu menjelaskan jenis dan ukuran ETT, LMA, laringoskop, sistem sirkuit nafas beserta peralatan
pelengkap lain (cunam Magill, stilet,jalan nafas oro/nasofarings, dll) yang dipakai untuk anestesi
bayi, dan anak
Mampu menjelaskan pemberian cairan perioperatif bayi dan anak, seperti jumlah dan jenis cairan
yang diberikan
Mampu menghitung volume darah total dan banyaknya perdarahan yang boleh hilang selama
operasi dan kapan membutuhkan transfusi darah
Mampu menjelaskan obat premedikasi apa saja, cara pemberiannya serta penyulit yang bisa
ditimbulkan dari pemberian obat premedikasi untuk bayi dan anak
Mampu menjelaskan cara induksi kasus bedah sederhana untuk bayi dan anak
Mampu menjelaskan bagaimana melaksanakan pemulihan yang mulus dan mengatasi nyeri
pascabedah pada kasus sederhana bayi dan anak
Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring, spasme bronkus, edema glotis pada bayi
dan anak
Mampu menjelaskan cara mencegah dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glotis
yang terjadi pada bayi dan anak
Mampu menjelaskan penatalaksanaan analgesia regional kaudal epidural, dosis dan jenis obat
analgetik lokal apa saja yang dapat dipakai untuk bayi dan anak serta penyulit yang bisa ditimbulkan
261
Mampu melakukan analgesia regional kaudal epidural pada bayi
Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri pascabedah pada bayi dan anak
Mampu mengenali dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glotis dan trakea pada
bayi dan anak
262
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
263
G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Melakukan pembuatan informed consient
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
Nama peserta didik Tanggal
264
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS
Lulus pada
No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke
1 2 3 4 5
Persiapan Pra Anestesi
1. Mampu melakukan pembuatan informed consient
2. Mampu melakukan persiapan puasa
3. Mampu melakukan Pendekatan psikologis, anamnesa/ heteroanamnesa dan
pemeriksaan fisis, pemeriksaan tambahan
4. Mampu melakukan Pemeriksaan alat (mesin anestesi, gas anestesi,
pengisap, dan pemantau) dan obat (anestesi dan emergensi)
5. Mampu melakukan pemasangan infus dan pengelolaan cairan dan darah
Anestesi
6. Mampu melakukan premedikasi, induksi, intubasi dan tindakan anestesi
(umum dan regional)
7. Mampu melakukan pengaturan posisi yang diperlukan dalam tindakan
pembedahan dan anestesi serta memperhatikan penyulit yang potensial
terjadi akibat perubahan posisi
8. Mampu melakukan pemilihan obat anestesi yang sesuai dengan
kebutuhan/comorbid penderita
9. Mampu melakukan rumatan anestesi
Pascaanestesi
10. Perawatan dan pemantauan di ruang pulih, serta penatalaksanaan nyeri
pascabedah
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
265
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Cote CJ, Leman J, Anderson B. A Practice of Anesthesia for Infants and Children. 5 th ed. Canada:
Elsevier; 2013.
Davis PJ, Chadis FP. Smith’s Anesthesia for Infants and Children. 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2017.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Jacob R, Janette T. Understanding Paediatric Anaesthesia. 5 th ed. New Delhi. Wolves Kluwers; 2015.
Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13 th ed. United States; McGraw-Hill; 2015.
Lerman J. Neonatal Anesthesia. New York: Springer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
266
MODUL 33: ANESTESI PEDIATRI - II
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan prinsip-prinsip dasar dan teknik lanjutan
anestesi pediatrik, mampu mempersiapkan, memberikan anestesi dan mengelola pasca-anestesi elektif maupun
darurat untuk berbagai tindakan bedah pediatrik dengan kondisi penyulit dan kelainan jalan nafas.
Tujuan khusus
Setelah melalui sesi ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan aspek
kognitif, psikomotor, komunikasi, etika dan profesionalisme terkait.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesi untuk kasus bayi dan anak dengan sepsis, kelainan
jalan nafas, kesulitan intubasi dan ventilasi seperti labiopalatognatoskisis bilateral komplit, Pierre
Robin, tumor gigi mulut dan jalan nafas;
Mampu menjelaskan hal penting apa saja yang harus diperhatikan pada kasus bayi dengan kelainan
kongenital dan anomali seperti hernia diafragmatika, omfalokel, gastroskisis, fistel trakeo-esofagus.
Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesi untuk kasus bayi dengan kelainan kongenital dan
267
anomali seperti hernia diafragmatika, omfalokel, gastroskisis, fistel trakeo-esofagus;
Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring, spasme bronkus, edema glotis dan trakea
pada bayi dan anak;
Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya hipotermia pada kasus pediatrik, cara mencegah, cara
mengatasi dan komplikasi apa saja yang dapat ditimbulkannya;
Mampu menjelaskan cara mencegah dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glotis
dan trakea yang terjadi pada bayi dan anak;
Mampu menjelaskan penatalaksanaan analgesia regional, dosis dan jenis obat analgetik lokal apa
saja yang dapat dipakai untuk bayi dan anak.
268
Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)
Etika Profesionalisme
Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis
dan non paramedis
Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab
Taat mengisi dokumen medik
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non
paramedis secara jujur, terbuka dan baik
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis
dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untukpelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).
269
Apnea
Gangguan tekanan darah
Lama pulih sadar.
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
270
audiovisual lainnya
Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul
Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul
File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
271
Nama peserta didik Tanggal
7. Mampu mengenali dan mengatasi Posisi pasien saat intubasi dan Obat induksi,
pelumpuh otot, analgetika
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
272
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Cote CJ, Leman J, Anderson B. A Practice of Anesthesia for Infants and Children. 5 th ed. Canada:
Elsevier; 2013.
Davis PJ, Chadis FP. Smith’s Anesthesia for infants and Children. 9 th ed. Philadelphia: Elsevier; 2017.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Jacob R, Janette T. Understanding Paediatric Anaesthesia. 5th ed. New Delhi. Wolves Kluwers; 2015.
Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13 th ed. United States; McGraw-Hill; 2015.
Lerman J. Neonatal Anesthesia. New York: Springer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
273
MODUL 34: ANESTESI GERIATRI
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu menilai, merencanakan dan melakukan tatalaksana
anestesi dan mampu mengelola pasien geriatri pasca anestesi dengan aman dan menjunjung tinggi etika profesi.
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu menilai fungsi-fungsi organ, menetapkan status fisik
pasien geriatri sesuai dengan klasifikasi dari ASA, mengidentifikasi risiko anestesi maupun risiko operasi dan
mampu mengantisipasinya, mampu merencanakan dan melakukan tatalaksana anestesi dan pasca anestesi dan
pasca operasi pada pasien-pasien geriatri, bila perlu merujuk pasien-pasien geriatri dalam kondisi kritis ke ICU.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan perubahan anatomi, fisiologi dan metabolisme pada pasien geriatri
Mampu menjelaskan patofiologi penurunan fungsi organ-organ jantung, paru, ginjal, hepar, dan otak
pada pasien geriatri
Mampu menjelaskan perubahan efek obat-obat anestesi pada pasien geriatri
Mampu menjelaskan perubahan psikologis pasien-pasien geriatri.
274
Keterampilan Klinis (Psikomotor)
Mampu menilai fungsi-fungsi organ pasien geriatri
Mampu menetapkan status fisik pasien geriatri sesuai dengan klasifikasi dari AS
Mampu mengidentifikasi risiko anestesi maupun risiko operasi yang berpotensi terjadi pada pasien
geriatri
Mampu mengantisipasi risiko-risiko anestesi dan risiko-risiko operasi pada pasien geriatri
Mampu merencanakan anestesi yang aman pada pasien geriatri
Mampu memberikan anestesi yang aman pada pasien geriatri
Mampu mengelola pasien geriatri pasca anestesi dan pasca operasi, mengatasi komplikasi dan menilai
kondisi pasien menggunakan skor Aldrette, skala Bromage, VAS dan pengawasan spesifik yang
terkait dengan operasinya
Mampu merujuk (stabilisasi dan transportasi) pasien geriatri pasca anestesi-pasca operasi dengan
kondisi kritis ke ICU
275
Fungsi metabolisme dan endokrin
Fungsi renal
Fungsi gastrointestinal
Sistem saraf pusat
Sistem muskuloskeletal
Perubahan farmakologis pada geriatri:
Obat anestetika inhalasi
Obat anestetika non volatile (intravena)
Pelumpuh otot
Tatalaksana anestesi pada geriatri:
Penilaian risiko anestesi pada geriatri
Evaluasi preoperatif (terutama mengenai hal-hal berikut: persetujuan, manifestasi penyakit yang
kurang jelas dan kurang spesifik, status kognitif, delirium, malnutrisi, depresi, immobilisasi,
dehidrasi dan nyeri kronis)
Tatalaksana anestesi intraoperatif:
Anestesi umum
Anestesi regional
Hipotermia
Tatalaksana pasien pascaoperasi:
Manajemen nyeri akut post operatif
Lambat bangun
Manajemen komplikasi post operatif
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
276
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
277
farmakologi obat anestesi dan tatalaksana anestesi pada pasien
geriatri.
6. Pembimbingan dalam simulasi dengan manekin di Skills Lab
mengenai tatalaksana anestesi umum pada pasien geriatri.
7. Pembimbingan dalam simulasi dengan manekin di Skills Lab
mengenai tatlaksana anestesi regional (SAB, block epidural, blok
saraf perifer) pada pasien geriatri.
8. Pembimbingan dan diskusi dalam simulasi dengan manekin di Skills
Lab mengenai tatlaksana pasien post anestesi-post operasi dan
komplikasi yang mungkin pada pasien geriatri.
9. Pembimbingan dalam kamar operasi (bedside practice) anestesi
umum pada pasien geriatri.
10. Pembimbingan dalam kamar operasi (bedside practice) anestesi
regional (SAB) pada pasien geriatri.
11. Pembimbingan dalam kamar operasi (bedside practice) anestesi
regional (blok epidural) pada pasien geriatri.
12. Pembimbingan dalam kamar operasi (bedside practice) anestesi
regional (blok saraf perifer) pada pasien geriatri.
13. Pembimbingan dalam ruang pulih sadar (bedside practice) untuk
pasien-pasien geriatri pasca anestesi-pasca operasi dengan anestesi
umum dan anestesi regional
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
memuaskan penuntun
(T/D) Tidak Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
diamati pelatih
Nama peserta didik Tanggal
278
2. Mampu menjelaskan patofiologi penurunan fungsi organ-organ jantung, paru,
ginjal, hepar, dan otak pada pasien geriatri.
3. Mampu menjelaskan perubahan efek obat-obat anestesi pada pasien geriatri.
4. Mampu menjelaskan perubahan psikologis pasien-pasien geriatri.
5. Mampu menilai fungsi-fungsi organ pasien geriatri.
6. Mampu menetapkan status fisik pasien geriatri sesuai dengan klasifikasi dari
American Society of Anaesthesiologist (ASA).
7. Mampu mengidentifikasi risiko anestesi maupun risiko operasi yang berpotensi
terjadi pada pasien geriatri.
8. Mampu mengantisipasi risiko-risiko anestesi dan risiko-risiko operasi pada pasien
geriatri.
9. Mampu merencanakan anestesi yang aman pada pasien geriatri.
10. Mampu memberikan/melakukan tatalaksana anestesi yang aman pada pasien
geriatri.
11. Mampu mengelola pasien geriatri pasca anestesi dan pasca operasi, mengatasi
komplikasi dan menilai kondisi pasien menggunakan skor Aldrette, skala
Bromage, VAS dan pengawasan spesifik yang terkait dengan operasinya.
12. Mampu merujuk (stabilisasi dan transportasi) pasien geriatri pasca anestesi-pasca
operasi dengan kondisi kritis ke ICU.
13. Mampu memberikan informasi dengan baik kepada pasien geriatri dan keluarganya
mengenai kondisi fisik, risiko dan manajemen anestesi yang aman untuk
mendapatkan persetujuan tindakan anestesi
14. Mampu berkomunikasi dengan baik dan efisien kepada mitra profesi (cutting
specialist dan konsulen profesi lain).
15. Mampu menerapkan nilai-nilai tertinggi etika dan kemanusiaan ketika memberikan
tindakan anestesi kepada pasien geriatri.
16. Mampu menjelaskan kepada pihak pasien, mitra propfesi dan MKDKI bila terjadi
risiko dan komplikasi anestesi maupun komplikasi operasi.
17. Mengetahui keterbatasan diri dan mengkonsultasikan pasien kepada teman sejawat
yang lebih berkompeten dalam bidang-bidang subspesialistik yang terkait.
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
279
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical
Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5 th Ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
Dodds C, Kumar C, Veering B. Oxford Textbook of Anaesthesia for the Elderly Patient. Oxford: Oxford;
2014.
280
MODUL 35: ANESTESI BEDAH SARAF- I
INFORMASI UMUM
4. Tahap : I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan
perioperatif pasien dengan cedera otak traumatik serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi.
Tujuan khusus
Setelah melalui modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:
Pengelolaan perioperatif pasien dengan cedera otak traumatik
Pengelolaan komplikasi yang terjadi mulai pra rumah sakit, rumah sakit (unit gawat darurat, unit
diagnostik, kamar bedah, PACU, ruang rawat inap, unit terapi intensif dan lain-lain)
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:
Menjelaskan neurofisiologi dan neurofarmakologi
Menjelaskan penilaian preoperatif pasien untuk operasi intrakranial
Menjelaskan patofisiologi kelainan intraserebral pada trauma kepala
Menjelaskan bagaimana mengidentifikasi peningkatan tekanan intrakranial
281
Menjelaskan pemantauan prosedur untuk anestesi operasi intrakranial
Menjelaskan persiapan pengelolaan jalan nafas pada operasi servikal
Menjelaskan pemilihan anestesi untuk bedah saraf
Menjelaskan cara pendekatan kegawatan pada kraniotomi
Menjelaskan rencana anestesi untuk pemantauan neurofisiologi
Menjelaskan tindakan untuk mengatasi peningkatan tekanan intrakranial
Menjelaskan cara proteksi otak perioperatif
282
C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN
Aliran darah otak:
Pengaruh autoregulasi terhadap aliran darah otak
Pengaruh PaCO2 terhadap aliran darah otak
Pengaruh PaO2 terhadap aliran darah otak
Pengaruh simpatis dan parasimpatis terhadap aliran darah otak
Pengaruh hematokrit terhadap aliran darah otak
Pengaruh temperatur terhadap aliran darah otak
Tekanan Intrakranial:
Anatomi isi tengkorak
Cairan serebrospinal
Tekanan intrakranial normal
Volume intrakranial
Hubungan antara tekanan intrakranial dan mortalitas pada cedera kepala.
Metabolisme serebral:
Anatomi dan fisiologi otak
Basal metabolic rate otak
Cerebral Metabolic Rate (CMR)
Pengelolaan hipertensi intrakranial:
Metode untuk mengendalikan hipertensi intrakranial
Osmotik diuretik
Steroid
Pengelolaan ventilasi
Pengelolaan cairan dan tekanan arteri
Posisi
Obat yang menimbulkan vasokonstriksi serebral
Pengendalian temperatur
Drainase cairan serebrospinal
Pemantauan neurofisiologi dan neurofarmakologi:
Pemantauan sistemik (tekanan darah, MAP, laju jantung, respirasi, SpO 2, etCO2, CPP, temperatur)
Pemantauan intrakranial (tekanan intrakranial, aliran darah otak, metabolisme otak dan oksigenasi
otak)
Cedera servikal:
Menegakkan diagnosis
Proteksi medula spinalis servikal
Perubahan posisi leher yang berpotensi memperburuk kondisi cedera servikal (cedera sekunder
medula spinalis)
283
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
284
G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang
2. Menentukan klasifikasi ASA
3. Melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS dan obat
4. Melakukan pemasangan monitor
5. Premedikasi
Anestesi
6. Melakukan induksi, rumatan dan pengakhiran anestesi umum
7. Melakukan monitoring dan komplikasi yang mungkin pada pasien
geriatri.
8. Melakukan pemberian cairan dan tranfusi
9. Mengenali komplikasi dan penanganannya
10. Melakukan ekstubasi
Penatalaksanaan Pascabedah
11. Melakukan pengawasan ABC dan tanda vital
12. Melakukan penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
Keterangan:
Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh
pelatih
285
3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, dan obat
4. Mampu melakukan pemasangan monitor
5. Mampu melakukan induksi, rumatan dan pengakhiran anestesi umum
6. Mampu melakukan monitoring
7. Mampu melakukan pemberian cairan dan tranfusi
8. Mampu mengenali komplikasi dan penanganannya
9. Mampu melakukan ekstubasi
10. Mampu melakukan pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah
11. Mampu melakukan penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Posttest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
CbD
DOPS:
OSCE:
Mini-CEX
o
Penilaian 360
286
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Bisri T. Neuroanestesi dan Critical Care: Cedera Otak Traumatika. Bandung: Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran; 2012.
Bisri T. Dasar-dasar Neuroanestesi. Bandung: Olah Saga Citra; 2012.
Cottrell JE, Patel P. Cottrell and Patel Neuroanesthesia. 6 th ed. Edinburg: Elsevier; 2017.
Matta BF, Menon DK, Smith M. Core Topics Neuroanesthesia and Neurointensive Care. Cambridge:
Cambridge University Press; 2011.
Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia. 5 th ed, Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2012.
Torbey MT. Neuro Critical Care. New York: Cambridge University Press; 2010.
287
MODUL 36: ANESTESI BEDAH SARAF- II
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan perioperatif
pasien dengan tumor otak supratentorial, perdarahan intraserebral nontrauma, operasi di luar otak akan tetapi
pasiennya mengalami kelainan otak, serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi.
Tujuan khusus
Setelah melalui modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:
Pengelolaan perioperatif pasien dengan tumor otak supratentorial
Pengelolaan perioperatif perdarahan intraserebral nontrauma
Pengelolaan operasi di luar otak akan tetapi pasiennya mengalami kelainan otak
Pengelolaan komplikasi yang terjadi mulai pra rumah sakit, rumah sakit (unit gawat darurat, unit diagnostik,
kamar bedah, ruang pulih sadar pasca anestesi, ruang rawat inap, unit terapi intensif, dan lain-lain)
288
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:
Menjelaskan neurofisiologi dan neurofarmakologi
Menjelaskan penilaian preoperatif pasien untuk operasi tumor supratentorial
Menjelaskan penilaian preoperatif pasien perdarahan intraserebral nontrauma
Menjelaskan penilaian preoperatif untuk operasi di luar otak akan tetapi pasiennya menderita
kelainan otak
Menjelaskan patofisiologi kelainan intraserebral akibat tumor supratentorial
Menjelaskan bagaimana mengidentifikasi peningkatan tekanan intrakranial
Menjelaskan pemantauan untuk prosedur intrakranial
Menjelaskan pemilihan anestesi untuk bedah saraf
Menjelaskan cara pendekatan kegawatan pada kraniotomi
Menjelaskan cara merencanakan anestesi yang memungkinkan dilakukan pemantauan
neurofisiologi
Menjelaskan cara mengatasi peningkatan tekanan intrakranial
Menjelaskan proteksi otak selama periode perioperatif
289
Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab
Taat mengisi dokumen medik
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non
paramedis secara jujur, terbuka dan baik
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis
dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)
290
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
291
G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tidak Tidak
No Penuntun Memuaskan
memuaskan diamati
Persiapan Praanestesi
1. Melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang
2. Menentukan klasifikasi ASA
3. Melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS dan obat
4. Melakukan pemasangan monitor
5. Premedikasi
Anestesi
6. Melakukan induksi, rumatan dan pengakhiran anestesi umum
7. Melakukan monitoring, pemantauan dan penanganan komplikasi
yang mungkin terjadi
8. Melakukan pemberian cairan dan tranfusi
9. Mengenali komplikasi dan penanganannya
10. Melakukan ekstubasi
Penatalaksanaan Pascabedah
11. Melakukan pengawasan ABC dan tanda vital
12. Melakukan penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
Nama peserta didik Tanggal
292
5. Mampu melakukan induksi, rumatan dan pengakhiran anestesi umum
6. Mampu melakukan monitoring
7. Mampu melakukan pemberian cairan dan tranfusi
8. Mampu mengenali komplikasi dan penanganannya
9. Mampu melakukan ekstubasi
10. Mampu melakukan pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah
11. Mampu melakukan penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan:Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
Posttest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
CbD
DOPS:
OSCE:
Mini-CEX
o
Penilaian 360
293
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Bisri T. Dasar-dasar Neuroanestesi. Bandung: Olah Saga Citra; 2012.
Bisri DY, Bisri T. Anestesi untuk tumor otak: supratentorial-infratentorial. Bandung: Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran 2016.
Cottrell JE, Patel P. Cottrell and Patel Neuroanesthesia, 6 th ed. Edinburg: Elsevier; 2017.
Le Roux PD, Levine JM, Kofke WA. Monitoring in Neurocritical Care. Philadelphia: Elsevier Saunders;
2013.
Lee K. The NeuroICU Book. New York: Mc Graw Hill; 2012.
Matta BF, Menon DK, Smith M. Core Topics Neuroanesthesia and Neurointensive Care. Cambridge:
Cambridge University Press; 2011.
Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia. 5 th ed, Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2012.
Torbey MT. Neuro Critical Care. New York: Cambridge University Press; 2010.
294
MODUL 37: PENELITIAN
INFORMASI UMUM
6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif
mampu merancang usulan penelitian, melakukan penelitian,
membuat laporan hasil penelitian dan menulis naskah yang
dipublikasi pada jurnal kesehatan terakreditasi dalam bidang ilmu
anestesiologi dan terapi intensif, resusitasi dan critical care.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu menjadi seorang ilmuwan dan peneliti dalam bidang
anestesiologi, resusitasi dan critical care.
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik menguasai pengetahuan:
Mengenai filsafat ilmu,
Metodologi penelitian,
Ilmu statistik kesehatan dan epidemiologi klinik,
Merancang dan membuat usulan penelitian
Merancang dan melaksanakan penelitian
Membuat karya tulis ilmiah dan mempublikasikannya dalam jurnal nasional terakreditasi dalam bidang
anestesiologi, resusitasi, critical care atau yang berkaitan.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan pengertian dan aplikasi filsafat ilmu
Mampu menjelaskan metodologi penelitian dalam ilmu kedokteran
295
Mampu menjelaskan dan menerapkan ilmu statistik untuk penelitian
Mampu menjelaskan epidemiologi klinik
Mampu menjelaskan tata cara pembuatan usulan penelitian
Mampu menjelaskan tata cara membuat Tesis
Mampu menjelaskan tata cara publikasi di jurnal nasional terakreditasi.
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretestt
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
297
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
298
Seminar Laporan Hasil Penelitian
Ujian Karya Akhir
Artikel dalam jurnal nasional yang terakreditasi
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
Nama peserta didik Tanggal
299
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Doi SAR, William GM. Methods of Clinical Epidemiology. Berlin – Heidelberg: Springer-Verlag, 2013.
Friedman LM, Furberg CD, DeMets DL, Reboussin DM, Granger CB. Fundamentals of Clinical Trials. 5 th
ed. New York: Springer; 2015.
300
Sastroasmoro S dan Ismael, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi 2, Jakarta; Sagung Seto;
2002.
Satake EB. Statistical Methods and Reasoning for the Clinical Sciences. Evidence-Based Practice. San
Diego: Plural Publishing; 2015.
Supino P G, and Borer J.S. Principles of Research Methodology. Berlin: Springer-Verlag; 2012.
301
MODUL 38: ANESTESI BEDAH KARDIOTORASIK - I
INFORMASI UMUM
4. Tahap : II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan
bertanggungjawab pada berbagai kondisi patologis mediastinum dan toraks, sesuai kaidah dalam referensi dan
standar prosedur operasional yang berlaku.
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:
Melaksanakan persiapan praoperatif pasien bedah toraks, elektif maupun emergensi
Menentukan pasien yang layak menjalani ventilasi satu paru
Menguasai teknik anestesi dengan ventilasi satu paru
Menguasai teknik anestesi pada pasien dengan massa mediastinum, termasuk penderita myasthenia gravis
dan sindroma vena cava superior
Melakukan pemantauan untuk bedah toraks, termasuk yang menggunakan teknik ventilasi satu paru,
invasif maupun tidak
Mengelola pascaanestesi pasien bedah toraks, termasuk pengelolaan nyeri pascabedah
.
302
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi paru normal
Mampu menjelaskan patofisiologi berbagai kelainan paru dan hubungannya dengan anestesi
Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan kelainan paru, termasuk persiapan
prabedah yang baik
Mampu menjelaskan fisiologi pada ventilasi satu paru
Mampu menjelaskan indikasi, indikasi kontra dan komplikasi ventilasi satu paru
Mampu menjelaskan teknik anestesi, peralatan dan pemantauan yang diperlukan pada ventilasi satu
paru
Mampu menjelaskan berbagai lokasi massa mediastinum dan konsekuensi fisiologiknya
Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan massa mediastinum
Mampu menjelaskan teknik anestesi pada massa mediastinum
Mampu menjelaskan patofisiologi sindrom vena cava superior
Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan sindrom vena cava superior
Mampu menjelaskan patofisiologi myasthenia gravis dan implikasinya pada teknik anestesi
Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien myasthenia gravis
Mampu menjelaskan kegawatan torasik yang mengancam nyawa, termasuk traumatoraks
Mampu menjelaskan teknik anestesi pada bedah emergensi trauma toraks
Mampu menjelaskan pengelolaan pascabedah dan tatalaksana nyeri pasien bedah toraks.
303
Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)
Etika Profesionalisme
Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis
dan non paramedis
Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab
Taat mengisi dokumen medik
Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku
Komunikasi
Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non
paramedis secara jujur, terbuka dan baik
Kerjasama
Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis
dan nonparamedis
Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
Keselamatan Pasien
Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,
komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk
cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)
304
Penekanan vena cava superior
Penekanan aorta dan arteri pulmonalis
Penekanan serabut saraf
Myasthenia Gravis
Epidemiologi, etiologi dan diagnosis
Tatalaksana perioperatif
Gangguan pertukaran gas di paru
Atelektasis
Efusi pleura
Infeksi paru
Tumor paru
Trauma paru
Hipertensi pulmonal
Definisi dan patofisiologi
Diagnosis dan prognosis
Tatalaksana
One Lung Ventilation (OLV)
Perubahan fisiologi pada OLV
Metode membuat OLV
Indikasi dan indikasi kontra OLV
Manajemen anestesi selama OLV
Pemberian penjelasan mengenai massa mediastinum atau kelainan paru dengan mempertimbangkan latar
belakang sosial, budaya dan pendidikan
Penjelasan kepada pasien
Diskusi dan penjelasan kepada mitra kerja mengenai beratnya penyakit dan risiko anestesi
Penulisan lembar persetujuan medis.
Penilaian dan persiapan pasien pra-anestesi untuk pembedahan toraks
Pemeriksaan fisis dan penunjang
Penilaian risiko perioperatif
Persiapan prabedah
Pemilihan teknik dan obat anestesi
Teknik anestesi
Obat anestesi
Rencana pengelolaan pascabedah
Manajemen nyeri pascabedah
Perawatan intensif
Persiapan anestesi pasien dengan massa mediastinum
305
Persiapan prabedah
Rencana anestesi dan pemilihan obat yang sesuai, rencana pemantauan
Rencana pascabedah
Persiapan anestesi pasien dengan kelainan paru
Persiapan prabedah
Rencana anestesi dan pemilihan obat yang sesuai, rencana pemantauan;
Rencana pascabedah
Pembuatan rencana tertulis manajemen perianestesi pasien dengan massa mediastinum atau kelainan paru
Intubasi Double Lumen Tube (DLT)
Indikasi dan kontraindikasi
Jenis DLT
Teknik intubasi DLT
Pemantauan hemodinamik invasif
Indikasi, kontra indikasi, teknik, komplikasi arterial line
Indikasi, kontra indikasi, teknik dan komplikasi kateter vena sentral
Interpretasi hasil pemantauan.
Manajemen pasca-anestesi
Komplikasi pascabedah toraks
Manajemen nyeri
Deteksi komplikasi pascabedah dan penanggulangan
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Bahan acuan sesuai daftar pustaka
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
306
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
307
pernafasan. tekanan darah, nadi, saturasi Hb, (SpO2), ventilasi
(ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu
11. Pengakhiran anestesi, masa siuman
12. Tindakan ekstubasi
13. Komplikasi dan penanganannya
3. Pengelolaan Pascabedah
14. Transportasi pasien ke ICU.
15. Pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah.
16. Penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular, kesadaran,
metabolik, gastrointestinal (mual muntah) dan nyeri pascabedah
17. Penetapan kriteria untuk laik / boleh kembali ke ruang
perawatan
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
308
7. Mampu melakukan pemantauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular,
pernafasan, tekanan darah, nadi, saturasi Hb (SpO2), ventilasi (EtCO2 bila
ada), jumlah urin, suhu
8. Pengakhiran anestesi, masa siuman
9. Tindakan ekstubasi
10. Komplikasi dan penanganannya
3. Pengelolaan Pascabedah
11. Menjelaskan mengenai rekomendasi yang terkait dengan tindakan anestesi
dan risiko
12. Mampu melaksanakan tindakan ekstubasi
13. Dapat menjeaskan komplikasi yang dapat terjadi dan mampu menjelaskan dan
melaksanaka penanganannya
14. Mampu melakukan transportasi pasien ke ICU dengan baik dan
bertanggungjawab.
15. Mampu melaksanakan pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah
16. Mampu melaksanakan penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular,
kesadaran, metabolik, gastrointestinal (mual muntah) dan nyeri pascabedah
17. Mampu menetapkan kriteria laik pasien boleh kembali ke ruang rawat.
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
Nilai Peserta
Pretest:
MCQ
EMQ
Mini-CEX
Essay terkendali
309
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia
Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th Ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
310
MODUL 39: ANESTESI BEDAH KARDIOTORASIK - II
INFORMASI UMUM
4. Tahap : III
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik tahap mandiri mampu melakukan persiapan prabedah kardiak,
pengelolaan perioperatif pasien dengan kelainan jantung untuk bedah nonkardiak serta mampu melakukan
pemasangan, pemantauan dan interpretasi monitor hemodinamik invasif, mendeteksi kegawatan kardiovaskular
dan meresponnya dengan tindakan dan atau obat-obatan kardiovaskular yang tepat sesuai kaidah dalam
referensi dan standar prosedur operasional yang berlaku.
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:
Mampu menilai kelayakan pasien untuk menjalani bedah kardiak dan bedah non kardiak pada pasien
dengan kelainan kardiovaskular
Mampu melaksanakan pengelolaan perioperatif pasien dengan kelainan kardiovaskular untuk bedah non
kardiak
Mampu melakukan persiapan praoperatif pasien bedah kardiak di bawah supervisi konsulen (Konsultan
Anestesi Kardiovaskular)
Mampu memberi penjelasan yang adekuat kepada pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pembedahan, tentang risiko dan kemungkinan komplikasi yang berhubungan
dengan kelainan kardiovaskular pasien, anestesi, CPB maupun teknik pembedahannya sendiri
311
Mampu melakukan pemasangan dan interpretasi pemantauan untuk bedah jantung, invasif maupun tidak
Mampu mendeteksi dan melakukan tindakan penyelamatan dengan cepat dan tepat pada kegawatan
kardiovaskular dan respirasi
Mampu menggunakan obat-obat kardiovaskular secara tepat
Mampu melakukan pengelolaan pascabedah jantung
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keilmuan (Kognitif)
Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung normal
Mampu menjelaskan pembagian penyakit-penyakit jantung
Mampu menjelaskan tentang penyakit jantung koroner beserta patofisiologi, risiko dan komplikasi
dihubungkan dengan anestesi
Mampu menjelaskan berbagai kelainan katup jantung beserta patofisiologinya
Mampu menjelaskan berbagai penyakit jantung bawaan yang sering dijumpai beserta
patofisiologinya
Mampu menjelaskan berbagai jenis operasi kardiak, terbuka maupun tertutup
Mampu menjelaskan persiapan prabedah kardiak dewasa dan anak
Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada penderita kelainan kardiovaskular pada pembedahan non
kardiak
Mampu menjelaskan secara garis besar anestesi pada pembedahan koroner
Mampu menjelaskan secara garis besar anestesi pada pembedahan katup jantung
Mampu menjelaskan secara garis besar anestesi pada pembedahan penyakit jantung bawaan
Mampu menjelaskan prinsip kerja dan komplikasi teknik Pintas Jantung-Paru (Cardiopulmonary
Bypass)
Mampu menjelaskan pemantauan hemodinamik yang diperlukan sebelum, selama dan sesudah
bedah jantung
Mampu menjelaskan prinsip perawatan pascabedah jantung
Mampu menjelaskan keadaan yang dimaksud dengan kedaruratan kardiovaskular perioperatif
Mampu menjelaskan obat-obat kardiovaskular dan penggunaannya
312
Mampu melakukan pemantauan invasif, yaitu kateter vena sentral dan arterial line
Mampu melakukan teknik anestesi dan pemantauan dengan ventilasi satu paru
Mampu melakukan intubasi dengan Double Lumen Tube
Mampu melakukan anestesi pada pasien dengan massa mediastinum
Mampu melakukan anestesi pada bedah emergensi toraks
Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesi bedah toraks
Mampu melakukan penatalaksanan pascabedah toraks, termasuk tatalaksana nyeri
Mampu mengenali tandatandadan mengatasi komplikasi yang dapat timbulpascaoperasi toraks
313
Karakteristik sirkulasi pulmonal.
Ventilation-perfusion mismatch
Deadspace;
Shunt.
Perbedaan distribusi ventilasi dan perfusi di paru
Massa mediastinum anterior, superior, posterior, medial
Infeksi paru/Trauma paru/Tumor paru
Dampak mekanik massa mediastinum
Penekanan jalan nafas
Penekanan vena cava superior
Penekanan aorta dan arteri pulmonalis
Penekanan serabut saraf
Myasthenia Gravis
Epidemiologi, etiologi dan diagnosis;
Tatalaksana perioperatif.
Gangguan pertukaran gas di paru
Atelektasis
Efusi pleura
Infeksi paru
Tumor paru
Trauma paru.
Hipertensi pulmonal
Definisi dan patofisiologi
Diagnosis dan prognosis
Tatalaksana.
One Lung Ventilation (OLV)
Perubahan fisiologi pada OLV
Metode membuat OLV
Indikasi dan indikasi kontra OLV
Manajemen anestesi selama OLV.
Pemberian penjelasan mengenai massa mediastinum atau kelainan paru dengan mempertimbangkan latar
belakang sosial, budaya dan pendidikan
Penjelasan kepada pasien
Diskusi dan penjelasan kepada mitra kerja mengenai beratnya penyakit dan risiko anestesi
Penulisan lembar persetujuan medis.
Penilaian dan persiapan pasien pra-anestesi untuk pembedahan toraks
Pemeriksaan fisis dan penunjang
314
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Penilaian risiko perioperatif
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Persiapan prabedah.
Pemilihan teknik dan obat anestesi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Teknik anestesi
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Obat anestesi.
Rencana pengelolaan pascabedah
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Manajemen nyeri pascabedah
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Perawatan intensif.
Persiapan anestesi pasien dengan massa mediastinum
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Persiapan prabedah;
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Rencana anestesi dan pemilihan obat yang sesuai, rencana pemantauan;
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Rencana pascabedah.
Persiapan anestesi pasien dengan kelainan paru
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Persiapan prabedah;
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Rencana anestesi dan pemilihan obat yang sesuai, rencana pemantauan;
ЀĀȀĀ⸀ĀЀĀȀ Rencana pascabedah.
Pembuatan rencana tertulis manajemen perianestesi pasien dengan massa mediastinum atau kelainan paru
Intubasi Double Lumen Tube (DLT)
Indikasi dan kontraindikasi;
Jenis DLT;
Teknik intubasi DLT.
Pemantauan hemodinamik invasif
Indikasi, kontra indikasi, teknik, komplikasi arterial line;
Indikasi, kontra indikasi, teknik dan komplikasi kateter vena sentral;
Interpretasi hasil pemantauan.
Manajemen pasca-anestesi
Komplikasi pascabedah toraks;
Manajemen nyeri;
Deteksi komplikasi pascabedah dan penanggulangan.
D. METODE PEMBELAJARAN
Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes
Bahan acuan sesuai daftar pustaka
Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul
Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul
Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan
315
Belajar dua arah (student centered learning)
Small group discussion
Case based Discussion (CbD)
Problem based learning (PBL)
Bedside teaching
Task-based medical education
Peer assisted learning (PAL)
Simulasi dengan manikin di skills lab
Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme
Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)
Bimbingan khusus
Workshop/pelatihan terstruktur
Kuliah tamu
E. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)
Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)
Psikomotor
DOPS
OSCE
Mini-CEX
Afektif: Penilaian 360o
316
3. Persiapan alat, mesin anestesi, STATICS, obat
4. Pemasangan pemantauan noninvasif
5. Interpretasi hasil pemantauan
Anestesi
6. Anestesi umum (intubasi ETT)
7. Insersi CVC
8. Insersi kanula arteri
9. Pemberian cairan dan tranfusi
10. Pemanatauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi, oksigenasi.
Tekanan darah arteri, laju nadi, segmen ST, ritme jantung. Saturasi
Hb (SpO2), ventilasi (EtCO2 bila ada), jumlah urin, suhu inti
11. Pengakhiran anestesi, kestabilan hemodinamik, oksigenasi,
perdarahan
12. Transportasi pasien ke ICU
Penatalaksanaan Pascabedah
13 Tekanan darah arteri, CVP, PAP (kalau ada), SpO2, EtCO2 (kalau
ada), perdarahan, produksi urin, pemeriksaan laboratorium, Xray,
kesadaran/ neurologik, usaha nafas.
14 Komplikasi dan penanganannya
Low cardiac output syndrome, krisis hipertensi pulmonal,
tamponade jantung, aritmia
15 Penetapan kriteria untuk layak ekstubasi, layak keluar ICU.
Keterangan:
( ) Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
( ) Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian
oleh pelatih
317
H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS
Lulus pada Kesempatan
No Kegiatan/Langkah Klinis ke
1 2 3 4 5
1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang, informed
consent
2. Mampu menentukan ASA dan NYHA
3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi STATICS, obat
4. Mampu melakukan pemasangan pemantauan noninvasif
5. Mampu menginterpretasi hasil pemantauan
6. Mampu melakukan anestesi umum (intubasi ETT)
7. Mampu melaukan insersi CVC
8. Mampu melakukan insersi kanula arteri
9. Mampu melakukan pemberian cairan dan tranfusi selama anestesi
10. Mampu melakukan pemantauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi, oksigenasi.
Tekanan darah arteri, laju nadi, segmen ST, irama jantung, saturasi Hb (SpO2),
ventilasi (EtCO2 bila ada), jumlah urin, suhu inti selama anestesi
11. Mampu melakukan pengakhiran anestesi, manajemen kestabilan hemodinamik,
oksigenasi, pendarahan
12. Mampu melakukan transportasi pasien ke ICU
13. Mampu melakukan pemantauan pascabedah berupa: tekanan darah arteri, CVP,
PAP (kalau ada), SpO2, EtCO2 (kalau ada), pendarahan, produksi urin,
pemeriksaan laboratorium, Xray, kesadaran/ neurologik, usaha nafas
14. Mampu menjelaskan komplikasi dan melakukan penanganannya: Low cardiac
output syndrome, krisis hipertensi pulmonal, tamponade jantung, aritmia.
Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 C+ 2,5
Catatan: Sesuai IPDS
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 40%
2. Pengetahuan 30%
3. Keterampilan 30%
Total 100%
318
Nilai Peserta
1. Pretest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
2. Posttest:
a. MCQ
b. EMQ
c. Mini-CEX
d. Essay terkendali
e. CbD
3. DOPS:
4. OSCE:
5. Mini-CEX
o
6. Penilaian 360
Peserta dinyatakan: Tanda tangan & Nama penguji
Lulus
Tidak Lulus
DAFTAR PUSTAKA
Andropoulos DB, Stayer S, Mossad EB, Miller-Hance WC. Anesthesia for Congenital Heart Disease. 3th
ed. New Jersey: John Wiley & Sons; 2015.
Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia
Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5 th ed. New
York: McGraw Hill; 2013.
Kaplan J, Reich D, Savino J. Kaplan's cardiac anesthesia. 6th ed. St. Louis, Mo.: Saunders/Elsevier; 2011.
Kaplan JA, Reich DL, Savino JS. Kaplan’s Cardiac Anesthesia: New York: The Echo Era. 6 th ed. St.
Louis Missouri: Elsevier; 2011.
Lake C, Booker P. Pediatric cardiac anesthesia. 4th ed. Lipincott William & Wincott; 2004.
Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th
ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.
319
INDEKS
A
Airway 9, 91, 223
Advance Life Support (ALS) 268
Acute lung injury (ALI) 183
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) 122, 124, 127, 130, 133, 183
Asidosis respiratorik 183
Asidosis metabolik 226, 229
Alkalosis respiratorik 183
Alkalosis metabolic 226, 229
Aldrete score 189, 190, 193
Ambulatori 188
Ample 93
American Society of Anesthesiologists (ASA) 279
Anestesi 9, 15, 25, 31, 43
Anestesi umum 5, 7, 43
Anestesi Intravena 44, 141, 214,307
Anestesi regional 43, 166
Analgetika 21, 142, 272
Arterial line 176, 303
Analgesia 23, 100, 261
Asfiksia neonates 216
Atelektasis 305, 314
Aortocaval compression 210
B
Breathing 44, 91, 167, 213, 233
Bromage 275, 279
Bronkospasme 183
Bronkopneumonia 183
Bronchoscope 9, 13
Bedah rawat jalan 188
Blok perifer 43, 73, 189
Blok neuraksial 21, 58, 73, 194
Bedah mata 203
Bedside teaching 3, 17, 46, 113, 316
Bedah prostat 225
C
Circulation 93
Cairan serebrospinal (CSS) 5, 63, 75, 283
Cardiopumonary bypass (CPB) 312
Cardiac arest 18, 120
Caudal block 45
Computerized Tomography (CT)-Scan 200
Case based Discussion (CbD) 3, 39, 306, 313
Continuing Professional Development (CPD) 238, 247
Cox 2 inhibitor 23
Cerebral Metabolic Rate 283
CT scan 100
CVP 290, 317
CVC 317, 318
COPD 111, 232
320
CMV 139
CSE 153, 156, 163
D
Darurat 45, 166
Delivery O2 (DO2) 37, 38
Diluar kamar bedah 196
Dobutamin 182, 186
Dopamin 182, 185
Double lumen tube (DLT) 303, 306, 313
Difficult airway 9, 247, 251
Disability 93
Direct Observation of Procedural Skills (DOPS) 4, 8, 18,
101 Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL) 93, 103 Deep vein
thrombosis (DVT) 110, 121, 133
E
Emergensi 181
Efusi 108, 122, 183, 305
Endotracheal Tube (ETT) 178, 261
Epidural 5, 25
Efusi pleura 108, 127, 133, 305, 314
Evaluasi 360o 4, 6
End Tidal CO2 (ETCO2) 219, 326
Extended Medical Question (EMQ) 5, 13, 14, 239, 330
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) 254, 227
Epidural block 49
F
Fast track anesthesia 213
FAST 114
Fluid responsiveness 42
G
Geriatri 310
Glidescope 12
GCS 105, 318, 325
H
High Care Unit (HCU) 205
Hanging drops 85, 97
Heparin 85
HELLP syndrome 122, 245
Hipotensi 15, 108
Hipertensi 15, 108
I
Intensive Care Unit (ICU) 49, 117, 136, 138, 135, 183
Intrathecal Labor Analgesia (ILA) 245
ICP 326
Intrakranial 324, 325
Intubasi 51
In-line immobilization 105
321
K
Kardiotorasik 337, 348
Komunikasi 281
L
Laringoscope 113
Laryngeal Mask Airway (LMA) 10, 11,12, 48, 54, 55, 57, 157, 169, 200
Liquid Crystal Display (LCD)
Loss of resistance 85, 97
Log rolling 105
M
Mata 228
Marfan syndrome 269
MKDKI 311
Minimal invasif 196
Multiple Choice Question (MCQ) 5, 14, 200, 329
Mini-CEX (Clinical Evaluation Exercise) 200, 335
Meigs syndrome 245
Malignant hyperthermia 269
Minimum Alveolar Concentration (MAC) 55
MAC awake 55
MRI 318, 325
Monitor anesthesia care 222
Myasthenia Gravis 269, 340
N
Nasopharyngeal Airway (NPA) 10
NIV 137
Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAIDs) 27, 254, 275
NYHA 342, 353
Nyeri 25
Nutrisi 143
O
Obstetri 235, 244
Onkologi 274
Osmotik 319
Objective Structured Clinical Examination (OSCE) 5,13, 191, 249, 337
One Lung Ventilation (OLV) 340
Oropharyngeal Airway (OPA) 10, 54, 57
Ortopedi 173
ORIF 173
P
PACU 175, 183, 255
Patient Controlled Analgesia (PCA) 25, 27, 275
Patient Controlled Epidural Analgesia (PCEA) 245
Paru 340
Parasetamol 27
Pediatri 290, 299
Penelitian 331
Phaechromocytoma 269
Pinprict 64, 69, 99
Post Anesthesia Discharge Scoring System (PADSS) 213
Perioperatif 33,41
322
Percutaneus dilatational tracheostomy (PDT) 10, 12, 13
Periferal blok 49
Primary survey 107
Prolong life support 107
Postanesthesia Care Unit (PACU) 29, 327
Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) 153, 313
Peer assisted learning (PAL) 191, 302, 303
Profesionalisme 281
PPOK 128, 137
R
Rawat jalan 212
Rumah Sakit (RS)
Rapid Sequence Induction 200, 218, 245
Resusitasi Jantung Paru (RJP) 2, 350
S
SAB 182
Safety 82, 83
Saraf 317
Syok hipovolemik 15, 122
Syok distributive 122
Syok kardiogenik 122
Syok obstruktif 122
Syok septik 122
Spinal 64
Scope, Tubes, Airway device, Tape, Connector, and Suction (STATICS) 11, 169, 170, 177, 321, 343, 345,
219, 240, 241, 250, 301
Subarachnoid block 49, 67
Standar Nasional Pendidikan (SNP) 14, 15, 21, 29, 311
Standar Operasional Prosedur (SOP) 227
Seksio sesarea 211, 218
Secondary survey 107
Steroid 319
Stiff cervical collar 105
Swan Ganz 351
SOFA 139
SOFA quick 139
T
Tetralogi Fallot 269
Thalasemia 270
THT 152, 162
Tiroid 262
Trendelenburg 198
Trigger point 27
Transfusion-Related Acute Lung Injury (TRALI) 207
Trauma 102, 110
Total Intravenous Anesthesia (TIVA) 55, 219
Tekanan intraocular 205
Tekanan Intrakranial (TIK) 5, 7, 283, 290
Transurethral Resection of the Prostate (TURP) 254, 255
U
Uncommon diseases 268
Unit Gawat Darurat (UGD) 206, 208
323
Ureteroplacental blood flow 237
Urologi 253
URS 253
USG 48, 137
V
VAS 311
Vasopressin 325
Vagal 15
Ventilasi mekanik 118, 121,128
VO2 43
W
WHO 26
324
DAFTAR LAMPIRAN
325
Lampiran 1
Yang paling sering menyebabkan sumbatan jalan napas pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran:
Stridor
Lidah jatuh ke belakang
Cairan saliva
Perdarahan
Jawab: b
326
Lampiran 2
Jackson-Rees system
327
Lampiran 3
Jelaskan patofisiologi obstruksi jalan napas atas pada pasien tidak sadar?
328
Lampiran 4
FORMULIR MINI-CEX
329
Lampiran 5
330
Lampiran 6
331
Lampiran 7
332
333
Lampiran 8