Tujuan :
Memfasilitasi pembedahan
Mengendalikan
tekanan
intrakranial dan volume otak
Melindungi jaringan saraf dari
cedera dan iskemia (brain
protection)
Mengurangi
perdarahan
selama pembedahan
Neuroanestes
i
Neurofisiologi
Neurofarmakolo
gi
Pengaruh
anestesi
otak
obat
terhadap
Neurofisiologi
Aliran darah serebral (CBF)
CBF = CPP
MAP ICP (normal
: 80-90
mmHg)
CVR
autoregulasi
Neurofisiologi
Kerusakan sawar darah
otak , perdarahan, edema
PaO2
Neurofisiologi
Faktor yang mempengaruhi CBF
Fakto
r
Utam Autoregul
a
asi
PaCO2
PaO2
Neurofisiologi
Faktor yang mempengaruhi CBF
Fakto
r
Utam Autoregul
a
asi
PaCO2
PaO2
Neurofisiologi
Faktor yang mempengaruhi CBF
Fakto
r
Simpatis
Lain dan
Parasimpa
tis
Hematokri
t
Suhu
vasokonstriksi
parasimpatis vasodilatasi
Peningkatan Ht di atas normal penurunan
aliran darah
Penurunan Ht peningkatan CBF
penurunan penghantaran oksigen
Penghantaran Oksigen optimal Ht 30%
CBF berubah 5% to 7% per 1C
Antara 17C dan 37C, setiap peningkatan 10,
terjadi peningkatan CMR 2x lipat dan
sebaliknya
Pada 20C, EEG isoelektrik
Hipertermia (> 42C) cedera pada sel
neuron
Neurofisiologi
Tekanan Intra Kranial
Darah
CSF (10%)
(4%)
Otak
(86%)
Peningkatan
salah
satu
komponen akan dikompensasi
oleh
penurunan
komponen
lainnya hingga batas kompensasi
dilewati,
maka
penambahan
sedikit
volume
akan
meningkatkan TIK
Neurofisiologi
Mekanisme
kompensasi
terhadap
peningkatan
volume :
1. Perpindahan CSF dari kranial ke spinal
2. Peningkatan absorpsi CSF
3. Penurunan produksi CSF
4. Penurunan volume darah serebral (terutama vena)
Neurofisiologi
Herniasi transtentorial :
- Penurunan kesadaran
- Dilatasi pupil
- Motor posturing
Sindroma
klasik :
- Herniasi
- Herniasi
- Herniasi
herniasi
uncal
sentral
serebelar
yang
Neurofisiologi
Metabolisme Serebral
Konsumsi oksigen otak 20% digunakan untuk
menghasilkan ATP yang berguna untuk aktivitas
neuronal
Cerebral metabolic rate (CMR) konsumsi oksigen
(CMRO2) 33.8 mL/100 g/mnt (50 mL/mnt) pada
dewasa
Karena kebutuhan akan oksigen yang tinggi dan tidak
adanya cadangan oksigen, penghentian 10 detik
perfusi pada otak akan menyebabkan kehilangan
kesadaran (tekanan oksigen < 30 mmHg) bila
berlangsung hingga 3-8 menit gangguan
ireversibel.
Bagian yang paling sensitif terhadap cedera akibat
hipoksia adalah hipokampus dan serebelum.
Neurofisiologi
Metabolisme Serebral
Sel neuron menggunakan glukosa sebagai energi utama
(konsumsi 5 mg/100 g/mnt) 90% dimetabolisme
secara aerob.
CMRO2 pararel dengan konsumsi glukosa
Fungsi otak bergantung pada kontinuitas suplai glukosa
Hipoglikemia dan hiperglikemia mengakibatkan
cedera pada sel saraf
Diperlukan pengontrolan glukosa yang ketat (Gula darah
tidak boleh di bawah 60 dan di atas 150 mg/dl)
Neurofisiologi
Sawar Darah Otak
Merupakan istilah untuk sel endotel yang
membatasi dinding dalam kapiler serebral
berupa tight juction hanya molekul
tertentu yang dapat melewatinya CO2,
O2, molekul larut lemak, sedangkan
protein, ion, dan substansi besar tidak
dapat melewati sawar tersebut
Air dapat masuk dan keluar melalui sawar
darah otak berdasarkan
tonisitasnya( hipertonisitas : air keluar dari
otak, dan sebaliknya)
Neurofisiologi
Sawar Darah Otak
Perubahan pada sawar darah otak dapat
terjadi akibat hipertensi berat, tumor,
trauma,
stroke,
infeksi,
hiperkapnia,
hipoksia, dan aktivitas kejang yang terus
menerus.
Prinsip Neuroanestesi
ABCDE Neuroanestesi
A:
B:
Prinsip Neuroanestesi
ABCDE Neuroanestesi
C:
D:
Prinsip Neuroanestesi
Prinsip Neuroanestesi
ABCDE Neuroanestesi
E:
Prinsip Neuroanestesi
Pemeriksaan PraBedah
Sama dengan pemeriksaan rutin untuk
anestesi lain, namun ditambahkan :
Evaluasi tekanan intrakranial
Efek samping kelainan serebral
Terapi
Pemeriksaan penunjang (CT-scan, MRI, dan
sebagainya)
Riwayat operasi < 3 minggu bila dilakukan operasi
ulang pneumocephalus bila sebelum dura dibuka
diberikan N2O
Prinsip Neuroanestesi
Premedikasi
Hindari pemberian opioid (depresi
nafas meningkatkan PaCO2, dapat
mengakibatkan mual muntah yang
meningkatkan TIK)
Premedikasi dengan diazepam 0,10,2 mg/kg per oral, lorazepam atau
midazolam 0,5-0,1 mg/kg im.
Prinsip Neuroanestesi
Monitoring
Monitoring dengan peralatan rutin,
ditambah dengan arterial line, CVP, dan PA
atas indikasi
Prinsip Neuroanestesi
Induksi
Induksi dengan obat anestesi yang tidak
meningkatkan TIK
Target : induksi tanpa menurunkan
tekanan darah secara drastis, dan intubasi
tanpa mengakibatkan lonjakan tekanan
darah.
Prinsip Neuroanestesi
Rumatan Anestesi
Menjaga kestabilan kardiovaskuler
Menurunkan tekanan intrakranial (obat
obatan
:
mannitol,
furosemid,NaCl
hipertonik)
Terapi
cairan
(normovolemia,
normoosmoler, dan tidak menyebabkan
hiperglikemia)
Prinsip Neuroanestesi
Ekstubasi
Fast Track neuroanesthesia
Keuntungan : pemulihan lebih cepat,
dapat menilai fungsi neurologis dan bila
diperlukan intervensi dapat dilakukan
segera,
efek
akibat
anestesi
dan
pembedahan dapat dibedakan, waktu
rawat yang lebih singkat
Prinsip Neuroanestesi
Persyaratan ekstubasi :
Homeostasis
sistemik
normal
(normotermi,
normovolemi,
normotensi,
normokapnia,
normoglikemia, tidak ada hiperosmolar, hematokrit >
25%, tidak ada gangguan koagulasi)
Homeostasis otak baik (metabolisme otak dan aliran
darah otak normal, tekanan intrakranial normal di akhir
operasi, profilaksis antikejang, posisi head up adekuat,
syaraf kranial untuk proteksi jalan nafas intak)
Syarat lain : kesadaran prabedah adekuat, tidak ada
laserasi otak luas, bukan operasi fossa posterior yang
mengenai saraf IX dan XII, bukan reseksi AVM besar
(risiko edema pasca bedah tinggi)
SIMPULAN
Tujuan
neuroanestesi
selain
untuk
memfasilitasi operasi adalah melakukan
proteksi otak (tidak menimbulkan cedera
otak sekunder).
Hal ini dapat dilakukan dengan memahami
neurofisiologi dan neurofarmakologi.
Prinsip neuroanestesi dapat dirangkum
menjadi ABCDE neuroanestesi.
Penatalaksanaan perioperatif yang baik
diharapkan akan menghasilkan luaran yang
baik.
TERIMA