Anda di halaman 1dari 22

Pendahuluan

Vasoaktif Inotropik
 Golongan obat yang bekerja  Obat yang berpengaruh
pada sistem pembuluh darah terhadap kontraksi otot
(arteri atau vena) jantung
 Dapat menyebabkan  Inotropik positif atau
vasokonstriksi atau inotropik negatif
vasodilatasi

1/21/2020 2
Obat vasoaktif dan inotropik  bagian dari obat
SSO
 Sistem saraf otonom (SSO) mengatur kerja
jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau
tanpa kehendak kita misal : detak jantung,
berkedip, dll

 Obat Otonom : obat yang bekerja memengaruhi


SSO atau memengaruhi reseptor otonom pada sel
efektor yang dikontrol oleh SSO

1/21/2020 3
Saraf

SSP SS Perifer

Divisi Aferen (Sensorik) Divisi Eferen (Motorik)

S. Otonom S. Somatik

S. Simpatik S. Parasimpatik
(adrenergik) (kolinergik)

Gambar 1. Organisasi Saraf dalam Tubuh Manusia

Munaf S, Kamaluddin MT, Prinsip Dasar Obat Obat SSO. Kumpulan kuliah farmakologi.2004(2):328

1/21/2020 4
 Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu
berlawanan (antagonis)

 Dilihat dari cara kerjanya simpatik merangsang kerja


organ, sedangkan parasimpatik menghambat kerja
organ

1/21/2020 5
Perbedaan saraf simpatis dan parasimpatis

Simpatis (fight or flight) Parasimpatis (rest and digest)


 Me↓ aliran darah kulit & GIT  Me ↑
 Me↑ aliran darah otot & paru  Me ↓
 Me ↑ HR & kontraktilitas otot  Me ↓
jantung
 Vasodilatasi pembuluh darah  Konstriksi
koroner
 Kontriksi spincter usus dan  Relaksasi
urinaria
 Me↓ peristaltik  Me ↑
 Dilatasi pupil  Kontriksi
 Dilatasi bronkus  Konstriksi

1/21/2020 6
Terminologi
Obat simpatomimetik :
Obat yang mempunyai efek seperti transmitter pada sistem
saraf simpatis

obat adrenergik :
Sesuai dengan jenis transmiter ujung syaraf simpatis yaitu
noradrenalin

secara kimiawi tersusun dari cathecol (benzen dg 2 gugus
hidroksil) dan amine  obat golongan katekolamin

Bekerja pada reseptor yang sesuai :
 α-adrenergic (agonis α) : pada reseptor α
 β-adrenergic (agonis β): pada reseptor β
 Dopaminergic : pada reseptor DA
 Reseptor 1-adrenergik :
Terdapat pada daerah pasca sinaps otot polos pembuluh
darah dan miokardium, sel kelenjar
Bila distimuli : Konstriksi otot polos vaskuler

 Reseptor  2-adrenergik
Terdapat pada pembuluh darah besar baik arteri
maupun vena.
Bila distimuli : melawan aktivitas reseptor 1
 Dilatasi otot polos vaskuler
 Reseptor 1-adrenergik :
Bila distimuli : langsung berefek pada jantung
- inotropik : memperbaiki kontraktilitas
- kronotropik : meningkatkan HR

 Reseptor 2-adrenergik :
Bila distimuli :
relaksasi otot jantung, dilatasi pembuluh darah koroner
dan dilatasi pembuluh darah otot, bronkodilatasi,
relaksasi GIT dan uterus
Obat-obat simpatomimetik
(katekolamin)
INOTROPIK : VASOPRESOR
Obat yg memodulasi Obat yg menyebabkan
kekuatan kontraksi otot kontraksi otot arteri dan
jantung kapiler
Dopamin Dopamin dosis tinggi
Dobutamin diklasifikasikan Norepinefrin
Epinefrin Vasopresin

NATURAL : SINTETIS :

- EPINEFRIN -DOBUTAMIN
- NOREPINEFRIN -FENYLEFRIN
- DOPAMIN -EFEDRIN
Dose
dependent

Secara langsung menstimuli : Secara tidak langsung :

- Reseptor β1  agonis β1 Menstimuli jalur enzimatik yang


- Reseptor α1  agonis α1 menghasilkan norepinefrin
- Reseptor DA (dopaminergik)

 Pada dosis rendah (<5 mcg/kg/mnt) :


berinteraksi dengan reseptor DA di vascular bed ginjal, mesenterium
dan koroner  vasodilatasi
 Pada dosis menengah (5-10 mcg/kg/mnt) :
berinteraksi secara langsung dengan reseptor β1 dan tidak langsung
dengan melepas NE di ujung-ujung syaraf
 Pada dosis tinggi (>10 mcg/kg/mnt)
Berinteraksi dengan reseptor α1 pembuluh darah
 Farmakokinetik
 Variasi klirens berdasar kecepatan infus dan usia  pada anak < 2
th klirens lebih cepat 2x dibanding yang lebih tua  kadang perlu
dosis lebih tinggi
 Farmakodinamik
 Efek hemodinamik dependen terhadap dosis
 Indikasi
 Syok sepsis refrakter cairan  dopamin pilihan pertama
 Gangguan fungsi jantung dan hipotensi pasca resusitasi
 Bayi prematur yang mengalami gagal sirkulasi dan hipotensi
 Efek samping
 Aritmia
 Nekrosis jaringan bila ekstravasasi  perlu akses vena sentral
INODILATOR

Agonis β yang kuat Antagonis α


(terutama β1)

 Inotrop (+), kronotrop terbatas, vasopresor


minimal, dapat menurunkan PVR
 Jarang dipakai sebagai obat tunggal pada syok
sepsis  pada warm shock dikombinasi dengan
NE
 Indikasi
 Gangguan fungsi ventrikel kiri
 Syok sepsis
 Syok kardiogenik
 Dosis : 2,5 – 10 mcg/kgBB/mnt
 Pada dosis rendah (< 5 mcg/kgBB/mnt) :
 PVR ↓
 Curah jantung ↑
 Tekanan darah ↑
 Takikardi (-)
 Pada dosis tinggi (>5 mcg/kgBB/mnt) : takikardi (+)
 Efek samping
 Aritmia
 Menghambat fungsi trombosit
Dosis rendah(0.05-0.3 mcg/kg/mnt) Dosis tinggi(0.3-1 mcg/kg/mnt)

Agonis β1 dan β2 Agonis α

-Inotropik vasokonstriktor
-Kronotropik
- relaksasi otot  dilatasi
pembuluh darah

Inotropik pilihan untuk ditambahkan pada kasus cold


shock yang resisten dopamin dan gagal dengan
pemberian dobutamin
 Indikasi
 Penurunan CO
 Hipotensi sistemik

 Efek samping :
 Aritmia ventrikuler
 Hipokalemia (krn uptake K ke dalam sel meningkat)
 Hiperglikemia
 Nekrosis jaringan bila ekstravasasi  perlu akses vena
sentral
 Indikasi : syok refrakter cairan dg cardiac output tinggi
dan SVR rendah
 Vasopresor katekolamin : norepinephrin & fenilefrine
 memiliki efek inotropik positif
 Vasopresor non katekolamin : metilen biru &
vasopresin
Agonis α yang kuat Agonis β1
Efek minimal pada β2
 Farmakokinetik
 Waktu paruh sangat pendek
 Dosis : mulai 0,1 mcg/kgBB/mnt
 Farmakodinamik
 Me ↑ SVR, tekanan darah dan diuresis
 Memperbaiki perfusi pada pasien dengan : CI normal atau tinggi
tetapi tekanan darah rendah
 Indikasi
 Warm shock
 Me ↑ aliran darah koroner dengan meningkatkan diastole
 Efek samping
 Nekrosis jaringan bila ekstravasasi  perlu akses vena sentral
 Adalah obat yang bekerja untuk menurunkan SVR dengan cara
mendilatasikan (melebarkan diameter) pembuluh darah
 Contoh :
 Nitroprusid
 Nitrogliserin
 Prostaglandin
 Prostasiklin
 Indikasi : Bila volume sekuncup kurang tetapi terjadi
vasokonstriksi sistemis  contoh : kasus syok dengan tekanan
darah normal dan SVR tinggi, tidak membaik dengan cairan dan
inotropik
 Nitroprusid
 Dosis : 0,5 mcg/kgBB/mnt dinaikkan bertahap hingga 10
mcg/kgBB/mnt  hati – hati hipotensi!!!
 Nitrogliserin
 Dosis < 1 mcg/kgBB/mnt : vasodilatasi arteri koroner
 Dosis 1 mcg/kgBb/mnt : vasodilatasi paru
 Dosis 3 mcg/kgBb/mnt : vasodilatasi sistemik
 Dopamin  Adrenalin
1 ml = 40 mg (mcg x bb x 60 x 24) :
(mcg x bb x 60 x 24) : (1000 (1000)
x 40) Dalam 24 ml, jalan 1
Dalam 24 ml, jalan 1 ml/jam
ml/jam
 Noradrenalin
 Dobutamin (mcg x bb x 60 x 24) :
1 ml = 50 mg (1000)
(mcg x bb x 60 x 24) : (1000 Dalam 24 ml, jalan 1
x 50) ml/jam
Dalam 24 ml, jalan 1
ml/jam
1/21/2020 21
1/21/2020 22

Anda mungkin juga menyukai