Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi ISPA menyebabkan SN relaps

Podosit, membrana basalis gromerolus dan fenestra endotel glomerolus bersama –


sama menjadi barier filtrasi yang melakukan ultrafiltrasi zat yang akan masuk ke rongga
urinaria. Pada sindrom nefrotik, terdapat kerusakan dari podosit dan kehilangan barier
terhadap protein, sehingga menjadikan banyak serum albumin bocor ke dalam urin.
Patogenesis dari sindrom nefrotik idiopatik dihipotesiskan baik itu immune-mediated, karena
faktor sirkulasi sistemik podocyte-derived, atau pada bentuk langka dan familial karena
varian genetik.1
Sindrom nefrotik idiopatik berkaitan dengan gangguan kompleks pada sistem imun,
terutama imun yang dimediasi oleh sel T. Pada focal segmental glomerulosclerosis (FSGS),
faktor plasma, diproduksi oleh bagian dari limfosit yang teraktivasi, bertanggung jawab
terhadap kenaikan permeabilitas dinding kapiler. Selain itu, mutasi pada protein podosit
(podocin, α-actinin 4) dan MYH9 (gen podosit) dikaitkan dengan focal segmental
glomerulosclerosis (FSGS). Sindrom nefrotik resisten steroid dapat dikaitkan dengan mutasi
kunci gen koding protein podosit antara lain inter alia NPHS1, NPHS2, CD2AP, TRCP6 dan
ACTN4
Presentasi antigen pada limfosit T menciptakan respon imun yaitu tipe 1 (didominasi
oleh interleukin 2) dan tipe 2 (didominasi oleh interleukin 4, 10 dan 13). Sitokin tipe 1
merupakan cell mediated immunity dan sitokin tipe 2 dalam kasus atopi yang akan merubah
sel-B untuk produksi IgG4 dan IgE. Peningkatan produksi sitokin sistemik akan mengganggu
permeabilitas glomerulus menghasilkan proteinuria.
Infeksi adalah salah satu penyebab utama dari terjadinya kejadian relaps dan terapi
yang buruk pada pasien sindrom nefrotik.2 Infeksi dapat menjadi penyebab kejadian relaps
dikarenakan adanya pelepasan sitokin. Sitokin berasal dari sel T naive yang teraktivasi
menjadi Th 1, yang akan mengeluarkan sitokin.3 Sedangkan muatan pada membran
glomerulus dapat hilang dikarenakan adanya pelepasan sitokin yang berlebihan yang
mengakibatkan molekul berukuran besar dapat keluar bersama urin, salah satunya protein.
Mekanisme yang menerangkan kambuh pada penderita SNSS dapat dijelaskan dengan
teori berikut ini: suhu rendah dan kelembaban tinggi seperti pada musim hujan menimbulkan
reaksi hipersensitivitas nonalergi melalui peningkatan jalur T helper 2 (Th-2) sehingga sel
mast dan basofil dirangsang untuk menghasilkan IL-4 dan IL-13. Selain itu, klon limfosit T
abnormal akan melepaskan suatu mediator tertentu (circulating glomerulotoxic lymphokine)
yang bersifat toksik terhadap membran basal glomerulus. Sitokin ini akan menyebabkan
permeabilitas membran glomerulus meningkat, sehingga menyebabkan proteinuria.4
Mekanisme lain yang menerangkan terjadinya proteinuria adalah sitokin seperti
vascular permeability factor (VPF), IL-4, dan IL 13 dapat menyebabkan hilangnya muatan
negatif sialoglikoprotein dan proteoglikan heparan sulfat dalam dinding kapiler glomerulus,
sehingga barier filtrasi glomerulus berkurang dan menyebabkan proteinuria.2

1. Noone DG, Iijima K, Parekh R. Idiopathic nephrotic syndrome in children. Lancet.


2018;392(10141):61-74. doi:10.1016/S0140-6736(18)30536-1
2. Wde P, Melo B, Guimaraes, Carvalho, Mateo, Silva S. The role of the immune system
in idiopathic nephrotic syndorme: a review of clinical and experimental studies.
Inflamm Res. 2014;63(1).
3. Uwaezuoke SN. Steroid-sensitive nephrotic syndrome in children : triggers of relapse
and evolving hypotheses on pathogenesis. Ital J Pediatr. 2015
4. Yap HK, Cheung W, Murugasu B, Keensim S, Serh CC, Jordan SC. Th1 and Th2
cytokine mRNA profiles in childhood nephrotic syndrome: evidence for increased IL-
13 m RNA expression in relaps. J Am Soc Nephrol. 1999;10:529−36.
5. Garin EH, West L, Zheng W. Interleukin-8 alters glomeruiar heparan sulfate
glycosaminoglycan chain size and aharge in rats. Pediatr Nephrol. 2000;14(4):284−7.

Anda mungkin juga menyukai