Anda di halaman 1dari 14

Laporan Kegiatan Stase Jaringan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BENDAN


PEKALONGAN

1 – 30 November 2019

Oleh :
Novel Widya Saputra

Pembimbing :
dr. Muh. Khudori, SpA
dr. Tri Kusumawardhani, SpA
dr. Dicky Ari Risandy, SpA

PPDS – l DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FK. UNDIP/RS Dr. KARIADI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan stase jaringan dan menyusun laporan kegiatan
selama di RSUD Bendan selama 1 bulan, terhitung sejak tanggal 1 – 30 November
2019. Stase jaringan di RSUD Bendan merupakan salah satu bagian kurikulum dan
persyaratan dalam melaksanakan Program Pendidikan Dokter Spesialis I di bagian
Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/RSDK.
Kegiatan yang dilaksanakan selama satu bulan meliputi pengelolaan
pasien di PICU, NICU, perinatologi, rawat gabung, bangsal anak, poliklinik,
resusitasi bayi baru lahir di ruang bersalin dan IBS, serta penanganan konsulan
kegawatan di IGD.
Pengalaman mengelola dan permasalahan penatalaksanaan penderita di
RSUD Bendan akan kami sampaikan dalam laporan ini. Ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kami sampaikan kepada:
1. dr. Junaedi Wibawa, Msi.Med, Sp.PK selaku direktur beserta jajarannya atas
kesediaannya memberikan kesempatan kepada kami untuk menimba
pengalaman dan keterampilan di RSUD Bendan.
2. dr. M. Khudori SpA, dr. Tri Kusumawardhani, SpA, dan dr. Dicky Ari
Risandy, MSc, SpA yang dengan penuh kesabaran selalu memberikan arahan
dan bimbingan kepada kami.
3. Seluruh staf dan perawat yang dapat menerima kami dan bekerja sama dengan
baik.
Permohonan maaf saya sampaikan jika selama bertugas telah melakukan
kesalahan maupun kekurangan yang tidak berkenan. Saya berharap semoga laporan
ini bermanfaat bagi penyusun, sejawat residen, maupun pihak – pihak yang terkait.

Pekalongan, November 2019


Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

RSUD Bendan Pekalongan yang terletak di Jalan Sriwijaya, Bendan adalah

RSUD milik Pemerintah Kota Pekalongan yang merupakan rumah sakit tipe C.

Selama menjalankan stase di RSUD Bendan, kami berkesempatan mengelola

penderita rawat inap maupun rawat jalan. Pasien rawat inap di ruang PICU, NICU,

bangsal anak Sekarjagat, ruang perina dan rawat gabung, pasien poli anak dan

menjawab konsulan di IGD serta menolong bayi di VK dan sectio caesaria di IBS.

Kasus infeksi secara keseluruhan merupakan kasus yang paling banyak

ditemui baik di ruang rawat inap maupun rawat jalan. Kasus terbanyak yang ditemui

di rawat jalan adalah infeksi saluran pernafasan atas, sedangkan 5 kasus terbanyak

yang ditemui di bangsal rawat inap adalah diare akut dengan dehidrasi, ISPA,

bronkopneumonia, kejang demam, dan DF/DHF. Kendala yang dijumpai selama

stase adalah keterbatasan pemeriksaan penunjang, sarana serta prasarana yang

tersedia, kurangnya kesigapan dan keterampilan dokter umum serta tenaga medis

terutama dalam kegawatan anak maupun neonatus. Respon time yang buruk dapat

berkontribusi meningkatkan angka kematian dan kecacatan pada pasien. Selain itu

terdapat kekuragan macam ketersediaan susu baik susu isokalorik maupun susu

elemental sesuai usia pasien untuk tatalaksana malnutrisi atau post operatif.

Pengalaman mengelola dan permasalahan serta penatalaksaan penderita di

RSUD Bendan akan kami sajikan dalam bentuk laporan kegiatan rawat jalan dan

rawat inap berdasarkan data yang dikumpulkan dari tanggal 1 – 30 November 2019.

3
BAB II
DATA PASIEN
DATA KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
PERIODE BULAN 1 – 30 NOVEMBER 2019

A. RAWAT JALAN
Tabel 1. Kunjungan penderita berdasarkan diagnosis dan jenis kelamin
No Diagnosis Laki - laki Perempuan Jumlah
1 Anemia 11 8 19
2 Asma 8 5 13
3 Aplasia cutis congenital 0 1 1
4 Batuk alergi 0 5 5
5 Batuk kronik berulang 1 2 3
6 Neonatus BBLN 16 15 31
7 Neonatus BBLR 7 8 15
8 Neonatus Infeksi 1 0 2
9 Bronchitis 9 6 15
10 Bronkopneumonia 24 25 49
11 CKD 0 1 1
12 Cerebral palsy 8 6 14
13 Demam dengue 3 3 6
14 Demam berdarah dengue 2 3 5
15 Delay motorik kasar 2 1 3
16 Dermatitis atopi 3 2 5
17 Dermatitis kontak 1 0 1
18 Diare akut 6 3 9
19 Down syndrome 3 4 7
20 Epilepsi 9 8 17
21 Febris 6 9 15
22 Gastritis akut 4 0 4
23 Gizi buruk 6 2 8
24 Global developmental delay 4 5 9
25 Hemofilia A 9 0 9
26 Hemofilia B 1 0 1

4
27 Hiperbilirubinemia 5 2 7
28 ISK 1 2 3
29 ISPA 13 12 24
30 Kejang demam 3 4 7
31 Konstipasi 1 1 2
32 Limfadenopati 1 0 1
33 Parotitis 0 1 1
34 Pioderma 0 1 1
35 Penyakit jantung bawaan 1 4 5
36 Prolonged fever 0 2 2
37 Rhinitis alergi 1 2 3
38 Sindroma nefrotik 6 0 6
39 Speech delay 9 5 14
40 TB paru 13 9 22
41 Thalasemia 7 0 2
42 Vomitus 0 1 1
Jumlah Total 215 180 395
Persentase 54.4% 45.5% 100%

Diagnosis pasien berdasarkan tabel 1 didapatkan jumlah kunjungan yang datang


tiap hari di poliklinik rawat jalan RSUD Bendan sejak tanggal 1 – 31 November
2019 sebanyak 395 pasien dengan jumlah laki – laki 215 pasien (54.4%) dan
perempuan 180 pasien (45.5%). Berdasarkan jumlah kunjungan didapatkan
sebanyak 395 kunjungan dalam waktu enam hari poli dengan rata – rata kunjungan
per hari adalah 25 – 35 pasien. Diagnosis terbanyak adalah kasus
bronchopneumonia, neonates BBLN, ISPA, TB Paru, Epilepsi dan Febris.

B. BANGSAL RAWAT INAP ANAK DAN PICU

Selama bertugas di RSUD Bendan Periode 1 – 30 November 2019, sebanyak 213

pasien anak yang dirawat dengan sebaran menurut diagnosis sebagai berikut:

5
Tabel 2. Jumlah Penderita Berdasar Diagnosis Utama dan Umur
No Diagnosis <1 th 1-5 th 6-12 th >12 th Jumlah

1 Paska Status Konvulsivus 0 1 0 0 1

2 Epilepsi 0 1 0 0 1
3 Kejang Demam Simpleks 1 8 3 0 12

4 Kejang Demam Kompleks 2 7 1 0 10

5 Diare dengan dehidrasi 3 18 0 0 21

6 ISPA/TFA/Faringitis akut 1 7 4 0 12

7 Prolonged Fever 0 0 1 1 2
8 Febris 7 36 8 1 52
9 Dislokasi 0 0 1 1 2
10 Varicella 1 0 0 0 1
11 TB paru 0 2 0 0 2
12 Bronkopneumonia 1 13 2 0 16
13 Asma Bronkhiale 0 1 0 0 1
14 Typhoid Fever 0 3 2 2 7
15 DHF + Typhoid Fever 0 0 0 0 0
16 Dengue Haemorrhagic Fever 0 15 7 0 22
17 Demam Dengue 0 16 4 0 20
18 Infeksi Saluran Kemih 1 0 0 0 1
19 Meningoensefalitis 0 1 1 0 2
20 Anemia 1 0 0 0 1
21 Osteosarcoma 0 0 1 0 1
22 Vomitus 1 6 0 0 7
23 Thalasemia 1 0 2 0 3
24 Abdominal Pain 0 1 1 0 2
Jumlah Total 19 140 35 5 199
0.09% 70.3% 17.6% 0.02% 100%
PICU
1 Gagal nafas, Syok Septik, 0 11 0 0 11
Bronkopneumonia
2 Paska status konvulsivus 0 0 0 0 0

3 Perdarahan Intrakranial 0 0 0 0 0

4 Meningoensefalitis 0 1 2 0 3
Jumlah Total 0 12 2 0 14
0% 85.7% 14.3% 0% 100%

6
Jumlah Pasien Anak Rawat inap 19 152 37 5 213
0.09% 71.3% 17.8% 0.02% 100%

Dari data diatas didapatkan bahwa usia terbanyak pasien anak yang dirawat di

Bangsal anak dan PICU adalah usia 1 – 5 tahun 152 pasien (71.3%). Kasus rawat

inap yang dirawat di bangsal anak yang terbanyak adalah febris sebanyak 52 pasien,

DHF 22 pasien, diare 21 pasien, demam dengue 20 pasien. Dari unit rawat intensif

PICU didapatkan kasus sebagai berikut bronkopneumonia, syok sepsis dengan gagal

napas dan meningoensefalitis.

Tabel 3. Jumlah Penderita Rawat Inap Berdasarkan Diagnosis dan Cara Keluar

No Diagnosis Sembuh/ Dirujuk Pulang Meninggal Jumlah


perbaikan Paksa
Bangsal Anak Sekar Jagat
1 Paska Status Konvulsivus 1 0 0 0 1
2 Epilepsi 1 0 0 0 1
3 Kejang Demam Simpleks 12 0 0 0 12

4 Kejang Demam Kompleks 8 0 0 2 10


5 Diare dengan dehidrasi 21 0 0 0 21
6 ISPA/TFA/Faringitis akut 12 0 0 0 12
7 Prolonged Fever 2 0 0 0 2
8 Febris 52 0 0 0 52
9 Dislokasi 2 0 0 0 2
10 Varicella 1 0 0 0 1
11 TB paru 2 0 0 0 2
12 Bronkopneumonia 14 1 0 1 16
13 Asma Bronkhiale 1 0 0 0 1
14 Typhoid Fever 7 0 0 0 7
15 DHF + Typhoid Fever 0 0 0 0 0
16 Dengue Haemorrhagic 21 1 0 0 22
Fever
17 Demam Dengue 20 0 0 0 20
18 Infeksi Saluran Kemih 1 0 0 0 1
19 Meningoensefalitis 2 0 0 0 2

7
20 Anemia 1 0 0 0 1
21 Osteosarcoma 1 0 0 0 1
22 Vomitus 7 0 0 0 7
23 Thalasemia 3 0 0 0 3
24 Abdominal Pain 2 0 0 0 2
Jumlah total 195 1 0 3 199
97.9% 0.5% 0 1.5% 100%
PICU
1 Gagal nafas, Syok Septik, 8 0 0 3 11
Bronkopneumonia
2 Paska status konvulsivus 0 0 0 0 0

3 Perdarahan Intrakranial 0 0 0 0 0
4 Meningoensefalitis 3 0 0 1 3
Jumlah total 11 0 0 4 14
78.7% 0 0 28.5% 100%
Jumlah Pasien Anak Rawat Inap 206 1 0 7 213
96.7% 0.5% 0% 3.2%
100%
Berdasarkan tabel 3, sebanyak 206 pasien (96.7%) pulang dalam keadaan

sembuh/perbaikan, terdapat 1 pasien (0.9%) yang dirujuk karena fasilitas yang

terbatas, dan sebanyak 7 pasien (3.2%) meninggal selama perawatan.

C. BANGSAL PERINATOLOGI, NICU, RAWAT GABUNG


Selama periode 1 – 30 November 2019, didapatkan sebanyak 117 bayi yang dirawat
di ruang perinatologi dengan data sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin LEVEL I LEVEL II LEVEL III I + II + III

n (%) n (%) n (%) n (%)

Laki-laki 24 35 2 61 (52.1%)

Perempuan 32 22 2 56 (47.8%)

TOTAL 56 (47.8%) 57 (48.7%) 4 (0.03%) 117 (100%)

8
Tabel 5. Distribusi Penderita Berdasarkan Berat Bayi Lahir
BBL LEVEL I LEVEL II LEVEL III I + II + III
(gram) n (%) n (%) n (%) n (%)
<1500 3 0 2 5 (0.04%)
1500 - < 2500 19 2 2 20 (17.1%)
2500 - < 4000 31 53 0 84 (71.7%)
≥ 4000 3 2 0 5 (0.04%)
TOTAL 56 (47.8%) 57 (50.4%) 4 (3.4%) 117 (100%)

Tabel 6. Distribusi Penderita Berdasarkan Tempat Lahir


Tempat Lahir LEVEL I LEVEL II LEVEL III I + II + III
n (%) n (%) n (%) n (%)
RSUD Bendan 56 55 2 113 (96.5%)
Luar RSUD Bendan 0 2 2 4 (3.4%)
TOTAL 56 (47.8%) 57 (50.4%) 4 (3.4%) 117 (100%)

Tabel 7. Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis Persalinan


Cara Lahir LEVEL I LEVEL II LEVEL III I + II + III
n (%) n (%) n (%) n (%)
Spontan 22 21 3 21 (39,6%)
Partus pervaginam 6 1 0 0 (0%)
dengan tindakan
Sectio caesaria 28 35 1 32 (60,4%)
TOTAL 56 (47.8%) 57 (50.4%) 4 (3.4%) 117 (100%)

Tabel 8. Distribusi Penderita Berdasarkan Keadaan Saat Keluar


Keadaan Saat LEVEL I LEVEL II LEVEL III I + II + III
Keluar n (%) n (%) n (%) n (%)
Hidup 56 56 1 113 (96.5%)
Meninggal 0 1 3 4 (3.4%)
TOTAL 56 (47.8%) 57 (50.4%) 4 (3.4%) 117 (100%)

9
Tabel 9. Distribusi Penderita Berdasarkan Diagnosa Utama
Tempat Lahir LEVEL I LEVEL II LEVEL III I + II + III
n (%) n (%) n (%) n (%)
Asfiksia sedang 0 10 0 10 (3.8%)
Neonatus aterm 46 17 0 63 (54.2%)
Neonatal Infeksi 0 10 1 11 (9.7%)
Neonatus preterm 0 6 0 6 (6.4%)
Sindroma aspirasi 0 1 0 1 (1.2%)
meconeum
Asfiksia berat 0 4 1 5 (1.2%)
IUGR 3 0 1 4 (3.5%)
Asfiksia ringan 5 4 0 9 (5.8%)
Neonatal pneumonia 0 4 0 4 (2.4%)
Ikterus neonatorum 0 2 0 2 (2.4%)
Neonatal sepsis 0 3 1 4 (1.2%)
Atresia ani 0 1 0 1 (1.2%)

TOTAL 56 (47.8%) 57 (50.4%) 4 (3.4%) 117 (100%)

Dari tabel 9 berdasarkan diagnosa utama, terbanyak adalah neonatus aterm


sebanyak 63 (54.2%), diikuti oleh neonates infeksi 11 (9.4%), asfiksia sedang 10
(3.8%).

10
BAB III
MASALAH DAN SARAN

Penatalaksanaan pasien bayi dan anak di RSUD Bendan sudah berjalan


dengan baik pada pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Namun terdapat
beberapa hal yang masih menjadi kendala dan perlu perbaikan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat, upaya peningkatan patient safety,
antara lain:
A. Permasalahan
Rawat Jalan :
1. Pasien kurang mendapatkan privasi saat di ruang periksa, karena tiap
panggilan ada 2 pasien di dalam ruangan dokter.
2. Alat EEG di poli rusak/tidak berfungsi semestinya
Saran :
1. Pemanggilan pasien dilakukan satu per satu di dalam
2. Perbaikan pada alat EEG, sehingga dapat membantu diagnosis epilepsi pada
anak.

Rawat inap :
1. Kurangnya prasarana pemeriksaan laboratorium kultur masih harus merujuk ke
lab luar RS.
2. Alat emergency seperti endotracheal tube dengan berbagai ukuran untuk anak
masih belum lengkap, kurangnya pearalatan seperti Jackson Reese.
3. Tidak tersedianya umbilical catheter sehingga dapat mengurangi angka
kebocoran infus tali pusat. Begitu pula dengan central venous catheter, apabila
ada pasien yang membutuhkan obat osmolaritas tinggi tidak dapat di kerjakan.
4. Tidak adanya GDS stik di ruangan. Sebaiknya tiap ruangan disediakan. Jadi
tidak harus menunggu petugas lab untuk datang jika ada permintaan gds cito
5. Tenaga perawat dan bidan yang tidak sebanding dengan rasio pasien yang
dirawat
6. Jumlah tenaga dokter spesialis anak dan perawat yang kurang dengan jumlah
pasien dan beban kerja di ruangan rawat inap. Sehingga terkadang program

11
tidak berjalan seperti seharusnya. Hal ini ikut mempengaruhi proses
kesembuhan pasien.
7. Ketersediaan macam – macam susu formula masih sangat terbatas untuk anak
– anak. Sehingga program untuk pemberian susu isokalori untuk tatalaksana
gizi buruk atau susu untuk awal pemulihan setelah operasi tidak bisa diberikan

Saran :
1. Melengkapi sarana penunjang
2. Menyediakan pemeriksaan kultur di RS
3. Menyediakan alat GDS stik di ruangan
4. Menyediakan umbilical catheter dan central venous catheter.
5. Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik antara dokter dan perawat
dalam mengelola pasien untuk mendapatkan hasil pengobatan yang optimal
dengan adanya protap secara tertulis.
6. Dokter umum dan perawat terlibat dalam penatalaksanaan kegawatan bersama
peserta PPDS agar dapat belajar mengenali kegawatan dan penatalaksanaan
kegawatan.
7. Pelatihan sebagai bentuk edukasi dan refresh ilmu kegawatan bagi dokter
umum dan tenaga medis diadakan berkala dan merata.
8. Menambah jumlah perawat di ruangan rawat bangsal.
9. Mengusahakan pengadaan berbagai macam stok susu untuk anak dengan
kebutuhan khusus, mengadakan kordinasi dengan petugas gizi untuk
pengadaan formula 100, Formula 75 untuk tatalaksana gizi buruk pada anak.

IGD
1. IGD sebagai triase bertugas menstabilkan pasien dan pengturan rawat inap
pasien, namun terkadang stabilisasi pasien tidak berlangsung dengan
semestinya di IGD sehingga pasien masuk bangsal masih dalam kondisi belum
stabil.
2. Pengenalan kegawatan oleh dokter umum dan perawat di UGD masih kurang,
sehingga tatalaksana pasien kegawatan kurang cepat.

12
Saran :
1. Pelatihan berkala atau evaluasi berkala oleh dokter spesialis, untuk
meningkatkan kualitas tenaga kesehatan.
2. Dokter umum dan perawat terlibat dalam penatalaksanaan kegawatan bersama
peserta PPDS agar dapat belajar mengenali kegawatan dan penatalaksanaan
kegawatan

13
BAB IV
PENUTUP

Demikian laporan ini kami buat dengan harapan dapat bermanfaat bagi
semua pihak baik sebagai evaluasi kegiatan yang telah dijalani selama 1 bulan pada
1 – 30 November 2019, maupun untuk kemajuan dan peningkatan mutu pelayanan
di RSUD Bendan.
Besar harapan kami untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan di masa mendatang. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
– besarnya atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami dan
mohon maaf yang sebesar – besarnya apabila terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan.

Hormat kami,

Novel Widya Saputra

14

Anda mungkin juga menyukai