Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia diselenggarakan secara menyeluruh dan
berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Pembangunan ini semakin penting mengingat kesehatan adalah juga hak asasi
manusia dan sekalgus sebagai investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk
mendukung terlaksananya program pelayanan kesehatan masyarakat luar gedung, maka
pelaksanaan kegiatan ini harus berpedoman pada Sistem Kesehatan Nasional, oleh sebab
itu penjabaran yang nyata dan langsung dapat dinikmati oleh masyarakat. Program
pelayanan kesehatan masyarakat luar gedung adalah suatu program yang menjembatani
kegiatan yang langsung dinikmati oleh masyarakat. Pelaksanaan kegiatan program
kesehatan masyarakat luar gedung ini terdiri dari kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana, pemberantasan penyakit menular, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan
dan gizi masyarakat dan kebijakan puskesmas dalam bidang public health.
Puskesmas sebagai unit pelayanan teknis dinas kesehatan berwenang
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan/distrik. Puskesmas
dituntut mampu melakukan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, dan
kuratif yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas dan memperhatikan kebutuhan
masyarakat. Melihat kondisi geografis dan wilayah kerja puskesmas Lobo maka
dipandang perlu untuk menyelenggarakan suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang
mampu menjangkau seluruh kampung sampai didaerah terpencil. Bentuk kegiatan yang
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang luas tersebut dinamakan puskesmas jalan
kaki (PUSJAKI).
Melalui Puskesmas Jalan Kaki ini, petugas kesehatan di puskesmas Lobo
melakukan pelayanan kesehatan di tiga kampung terpencil di wilayah kerja puskesmas
Lobo yaitu Kampung Werua, Faranyau dan Jarati.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lobo, sehingga dapat tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengobatan dan penjaringan penyakit menular.
b. Melakukan penimbangan bayi dan balita
c. Melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak

1
d. Melakukan pelayanan Imunisasi pada bayi dan wanita usia subur
e. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat baik perorangan maupun
berkelompok
f. Melakukan pelayanan p2M
g. Melakukan POPM Filariasis.
C. Sasaran
Masyarakat pada 3 (Tiga) kampung yang berada di daerah terpencil wilayah
puskesmas Lobo.

D. Biaya
Biaya Puskesmas Jalan Kaki (PUSJAKI) putaran ketiga ini dibebankan pada
APBD Kabupaten Kaimana tahun anggaran 2022.

2
BAB II

ANALISIS HASIL KEGIATAN PUSJAKI

A. Pengobatan
Kegiatan pengobatan pada Pusjaki putaran ketiga yang dilaksanakan di tiga
kampung terpencil yaitu Werua, Faranyau/Sara dan Jarati. Berdasarkan pengamatan dan
angka kesakitan dari setiap kampung, penyakit yang timbul berhubungan dengan perilaku
dan pekerjaan sebagian besar masyarakat. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
merupakan penyakit yang mendominasi, ditemukan pada orang dewasa maupun anak-anak.
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya perilaku hidup sehat merupakan
penyebab mudahnya penularan penyakit ini.
Penyakit ISPA banyak ditemukan pada masyarakat usia produktif, berkisar usia 15-
44 tahun. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
akan pentingnya pola hidup sehat.
Berikut kami paparkan data penyakit yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lobo
khususnya wilayah pedalaman:
.
Tabel 2.1 16 Penyakit di Kampung Werua

No Jenis Penyakit Jumlah (%)


Penyakit
1 Frambusia 7 15,21
2 Dermatositosis 6 13,04
3 Gout Atritis 5 10,86
4 Malaria 5 10,86
5 ISPA 5 10,86
6 Penyakit Sistem Otot dan jaringan 4 8,6
Pengikat
7. Supek Kusta 3 6,52
8. Osteo Atritis 2 4,34
9. Dispepsia non ulcer 2 4,34
10 Rinofaringitis 1 2,17
11 Pioderma 1 2,17
12 Carpal Tunel Sindrom 1 2,17
13 Bronkitis 1 2,17
14 Gastritis 1 2,17
15 Otitis Media Akut 1 2,17
16 Asma 1 2,17
TOTAL 46 100
3
Berdasarkan tabel di atas, penyakit paling banyak adalah Penyakit Frambusia berjumlah
7 orang dan penyakit paling rendah adalah Rinofaringitis, Pioderma, Calpar tunel sindrom,
bronkitis, Gastritis, Otitis Media Akut dan Asma masing-masing berjumlah 1 orang.

Tabel 2.2 14 Penyakit di Kampung Faranyau


No Jenis Penyakit Jumlah Penyakit (%)
1 ISPA 7 21,21
2 Gout Atritis 4 12,12
3 Malaria 4 12,12
4 Anemia 4 12,12
5 Penyaakit pada Sistem Otot dan Jarinagn 3 9,09
ikat
6 Pioderma 2 6,06
7 Hipertensi 2 6,06
8 Gastroenteritis 1 3,03
9 Dermatofitosis 1 3,03
10 Osteo Atritis 1 3,03
11 Bronkitis 1 3,03
12 Low Back Pain 1 3,03
13 Diabetes Militus Tipe 2 1 3,03
14 Askariasis 1 3,03
TOTAL 33 100
Berdasarkan tabel di atas, penyakit paling banyak adalah ISPA berjumlah 7 orang dan
penyakit paling rendah adalah Gastroenteritis, Dermatofitosis, OsteoAtritis, Bronkitis, Low
back pain, Diabetes militus Tipe 2 dan Askariasis masing-masing berjumlah 1 orang.
Tabel 2.3 10 Penyakit di Kampung Sara
No Jenis Penyakit Jumlah Penyakit (%)
1 ISPA 5 21,73
2 Pioderma 4 17,39
3 Malaria 4 17,39
4 Gout Atritis 3 13,04
5 Anemia 2 8,23
6 Asma 1 4,34
7 Gastritis 1 4,34
8 Ginggivitis 1 4,34
9 Penyakit pada sistrm otot dan jaringan ikat 1 4,34

4
10 Osteo Atritis 1 4,34
TOTAL 23 100

Berdasarkan tabel di atas, penyakit paling banyak adalah ISPA berjumlah 5 orang
dan penyakit paling rendah adalah Asa, Gastritis, Ginggivitis, Penyakit pada sistem otot dan
jaringan ikat dan Osteo Atritis berjumlah 1 orang.

B. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)


Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada Pusjaki putaran kedua ini dilakukan
di kampung Werua dan Faranyau, sementara di Kampung Werua Seberang dan Sara tidak
ditemukan ibu Hamil. Pelayanan KIA meliputi pemeriksaan Ibu hamil yaitu identitas ibu,
status kehamilan, umur kehamilan, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan,
pengukuran LILA, pengukuran tinggi fundus uteri, perhitungan DJJ, Pemeriksaan HB dan
Pemeriksaan letak janin. Walaupun tidak tercakup semua bumil yang ada di kampung-
kampung itu karena sebagian berada di kebun yang sangat jauh dari kampung tempat
tinggalnya.

Berikut adalah hasil pemeriksaan ibu hamil:


Diagram 2.1 Hasil Pemeriksaan Ibu Hamil (BUMIL)

6 6 Jarati Werua Sara/Faranyau


6
5 4
4 3
3 2 2
2 1
1 0 0
0
Jumlah BUMIL Lila <23,5 Resti

Sumber Data: Data KIA PKM Lobo 2022

Jumlah keseluruhan ibu hamil yang diperiksa berjumlah 16 (Enam belas) ibu,
ditemukan ibu dengan Lila < 23,5 cm sebanyak 1 (satu) ibu, dan 7 (Tujuh) ibu dengan
risiko tinggi.
Tabel 2.4 5 Aseptor KB Suntik
No Nama Aseptor KB Umur Jumlah Umur Alamat Keterangan
Anak Anak
Terahir
1. Ny. Mina Nega 20 Thn 1 1 Thn 4 Bln Werua
2. Ny. Nelce Jafata 26 Thn 4 3 Bln Werua

5
3. Ny. Ida Jafata 23 Thn 5 2 Bln Faranyau
4. Ny. Eti Jafata 24 Thn 4 10 Bln Jarati
5. Ny. Naomi Aturari 27 Thn 4 6 Bln Jarati
Sumber data : Data KB 2022

C. Imunisasi
Pelayanan imunisasi sangatlah penting bagi bayi, ini berguna untuk memberikan
kekebalan tubuh sehingga diharapkan nantinya tidak terkena penyakit-penyakit tertentu
ataupun terkena penyakit-penyakit tertentu tetapi tidak bertambah parah. Berikut data
imunisasi rutin.

Diagram 2.2 Data Imunisasi Rutin


10
10
9 8 8
8
7 6
6 5 55
5
4 3 3 3 3
3 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 000 0 0 0 0 0 0 000 0 000
0

Jarati Werua Sarah

Sumber data: Data Imunisasi PKM Lobo 2022

Berdasarkan diagram di atas, jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG


berjumlah 6 bayi, imunisasi Polio1 berjumlah 9 bayi, imunisasi DTPHb/Hib1 berjumlah 4
bayi, imunisasi Polio2 berjumlah 12 bayi, imunisasi DTPHb/Hib2 berjumlah 12 bayi,
imunisasi Polio 13 bayi, imunisasi DTPHb/Hib3 11 bayi, imunisasi IPV berjumlah 5 bayi,
Imunisasi campak berjumlah 3 bayi, Lulus lengkap tidak ada yang diimunisasi, DPT HB-
HiB Lanjutan berjumlah 2 bayi, Campak lanjutan berjumlah 2 anak.

Diagram 2.3Data Imunisasi TT WUS Hamil dan tidak Hamil

6
4

3 3

2 2 2 2 2 2 2

1 1 1

BUMIL WUS BUMIL WUS BUMIL WUS BUMIL WUS BUMIL WUS
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5

Jarati Werua Sara

Sumber Data: Data Imunisasi PKM Lobo 2022

Berdasarkan diagram di atas, WUS yang diimunisasi TT1 berjumlah 5 (Lima) orang,
WUS yang imunisasi TT2 berjumlah 4 (Empat) orang, BUMIL yang imunisasi 1 (Satu)
orang, WUS yang imunisasi TT3 berjumlah 2 (Dua) orang, WUS yang imunisasi TT4
berjumlah 4 (Empat) orang, WUS yang imunisasi TT5 berjumlah 8 (Delapan) orang .
D. Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena itu promosi kesehatan lebih
diperioritaskan pada kegiatan Pelayanan Kesehatan PUSJAKI sekarang ini dengan tidak
melupakan upaya pengobatan kalau diperlukan. Pada Kegiatan Pelayanan Kesehatan
PUSJAKI putaran III ini, dilakukan penyuluhan berkelompok yaitu tentang filariasis di 3
( Tiga) kampung yang terdiri dari kampung Werua diikuti oleh 12 orang, kampung
Faranyau diikuti oleh 22 (Dua puluh dua) orang, dan kampung Jarati diikuti oleh 13 (Tiga
belas) orang. Disamping Itu dilakukan penyuluhan kesehatan secara perorangan disaat
masyarakat mendapat pelayanan kesehatan baik waktu pengobatan, KIA, Imunisasi dan
pelayanan Gizi.

E. Gizi
Kegiatan pelayanan gizi mencakup penimbangan Berat Badan dan Tinggi
Badan/Panjang Badan pada anak usia 0-59 bulan. Selain itu dilakukan pemberian PMT
berupa biskuat pada semua balita yang berumur 6 sampai 59 bulan yang datang menimbang,
pemberian MP ASI dan Biskuat pada balita yang berstatus gizi buruk menurut Berat Badan
Perumur (BGM) dan berstatus Gizi kurang berdasarkan Berat Badan Pertinggi Badan,
pemberian susu lactamil bumil pada semua bumil dan pemberian Makanan tambahan pada
bumil KEK, pemberian lactamil menyusui pada ibu menyusui yang mempunyai bayi 0-5
bulan serta pemberian tablet tambah darah pada remaja putri sebanyak 4 tablet untuk di
komsumsi selama 1 bulan ( satu tablet perminggu). Perhitungan Penentuan Status Gizi

7
berdasarkan Berat badan pertinggi/ panjang badan (BB /TB), Berdasarkan Berat Badan
Perumur (BB/U) dan Berdasarkan Tinggi Badan Perumur (TB/U) menurut WHO.

Diagram 2.4 Penentuan Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan PerTinggi
Badan atau Panjang Badan (BB/TB) Menurut WHO
29 31 28
25
22
19

4 2 2
0 1 1 0 0 0

Jml Yg Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk


Ditimbang

Jarati Werua Faranyau

Sumber: Data Gizi PUSJAKI III PKM Lobo 2022

Berdasarkan diagram di atas dari 82 jumlah balita yang ikut menimbang terdapat
balita yang mempunyai status gizi sangat Kurus berjumlah 2 (Dua) balita, balita yang
mempunyai status gizi kurus berjumlah 8 ( Delapan) dan balita yang mempunyai status gizi
Normal berjumlah 72 balita, sedangkan balita yang mempunyai status gizi Gemuk tidak ada.

Diagram 2.5 Penentuan Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan PerUmur
Badan (BB/U) Menurut WHO

35 31
29
30 26
22 23
25

20 17

15

10 6 5 4
5 1
0 0 0 0 0
0
Jml Yg Buruk Kurang Baik Lebih
Ditimbang

Jarati Werua Faranyau

Sumber: Data Gizi PUSJAKI III PKM Lobo 2022

Berdasarkan diagram di atas dari 82 jumlah balita yang ikut menimbang terdapat
balita yang mempunyai status gizi Kurang berjumlah 15 (Lima Belas) balita, dan yang
mempunyai status Gizi Baik berjumlah 66 (Enam Puluh Enam) balita, sedangkan balita yang
mempunyai status gizi Buruk dan Gizi Lebih berjumlah 1 balita.

8
Diagram 2.6 Penentuan Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan PerUmur
(TB/U) Menurut WHO

35 31
29
30

25 22
19
20 17 18

15
10
8
10
2 1 3 3
5 1
0 0
0
Jml Yg Sangat Pendek Pendek Normal Jangkung
Ditimbang

Jarati Werua Faranyau

Sumber: Data Gizi PUSJAKI III PKM Lobo 2022

Berdasarkan diagram TB/U di atas dari 82 jumlah balita yang ikut menimbang
terdapat balita yang mempunyai status gizi Tinggi Badan Sangat Pendek berjumlah 3
( Tiga) balita, dan yang mempunyai status Gizi Tinggi Badan pendek berjumlah 21 balita,
sedangkan balita yang mempunyai status gizi Tinggi Badan Normal berjumlah 54 balita dan
status gizi Tinggi Badan Jangkung berjumlah 4 Balita.

F. Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit menular

Pada kegiatan pusjaki Putaran ketiga yang dilakukan pada tiga kampung di daerah
pedalaman lobo didapatkan kasus penyakit menular seperti berikut dapat di lihat pada tabel
di bawah:

Tabel 2.5 Kasus P2M

9
Jenis MALARIA
No. Kampung Nama Umur Frambusia Keterangan
Kelamin Tersiana Tropika MIX
1 Werua An. Elsy Janouw P 5 thn √
2 An. Batseba janouw P 1 thn √
3 An. Yakobus Naonai L 3 thn √
4 An. Fransina Sisama P 1 thn √
5 An. Tasya Sisama P 5 thn √
6 An. Yusuf Sanamuara L 4 thn √
7 Tn. Obet Nega L 20 thn √
8 An. Ester Sanamuar P 2 thn √ Suspek
9 An. Mariana Nega p 6 thn √ Suspek
10 An. Lea Nega P 4 thn √ Suspek
11 Faranyau An. Arnol Jafata L 3 thn √
12 An. Sarah Urosa P 4 thn √
13 An. Margareta Sasara P 5 thn √
14 An. Yalsem Sinaonda L 10 thn √
15 Jarati An. Loudia Wafena P 1,8 thn √
16 An. Sulis Wafena L 4 thn √
17 An. Yan Aturari L 6 Bln √
18 An. Mada Aturari P 10 thn √

G. Data Sarana Dan Prasarana Kesehatan.


Pada Kampung Sara/Faranyau, Jarati dan Werua sudah ada bangunan Pustu dan petugas
kesehatan telah naik ke tempat tugas.Namun pada kampung Jarati kondisi Pustu sudah mulai
lapuk pada bagian teras dan harus diperbaiki.

BAB III

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

A. Identifikasi Masalah
1. Rekapitulasi Pola Penyakit
Berdasarkan hasil pengobatan selama Pusjaki putaran ketiga didapatkan gambaran
penyakit terbanyak sebagai berikut:
Tabel 3.1 23 Besar Penyakit
No Nama Penyakit Jumlah Persentasi
1 ISPA 17 16,66
2 Malaria 13 12,74
3 Gout Atritis 12 11,76

10
4 Penyakit sistem otot dan jaringan ikat 8 7,84
5 Frambusia `7 6,86
6 Dermatositosis 7 6,86
7 Pioderma 7 6,86
8 Anemia 6 5,88
9 Osteo Atritis 4 3,92
10 Suspek Kusta 3 2,94
11 Dispepsia non Ulcer 2 1,96
12 Bronkitis 2 1,96
13 Gastritis 2 1,96
14 Asma 2 1,96
15 Hipertensi 2 1,96
16 Rinofaringitis 1 0,98
17 Carpal Tunel Sindrom 1 0,98
18 Otitis Media Akut 1 0,98
19 Gastroenteritis 1 0,98
20 Low Back Pain 1 0,98
21 Diabetes Militus Tipe 2 1 0,98
22 Askariasis 1 0,98
23 Ginggivitis 1 0,98
Total 102 100
Sumber Data: Data Pusjaki III 2022 PKM Lobo

Berdasarkan tabel di atas, penyakit terbanyak adalah Penyakit ISPA berjumlah


17 orang dan penyakit terendah adalah Penyakit Rinifaringitis, Carpal tunel sindrom,
Otitis media Akut, Gastroenteritis, Low back pain, Diabetes Militus tipe 2, Askariasis dan
Ginggivitis masing-masing berjumlah 1 orang.

Diagram 3.1 Penyakit Terbesar Berdasarkan Golongan Umur

Jumlah Kunjungan
44

19 19

12

5 5
1

< 1 Tahun 1-4 Tahun 5-14 Tahun 15-44 45-54 55-65 >65 Tahun
Tahun Tahun Tahun

11
Sumber Data: Data PUSJAKI III 2022 PKM Lobo

Berdasarkan diagram di atas, angka kesakitan terbesar ada pada golongan umur
15-44 tahun berjumlah 44 orang, dan angka kesakitan terkecil pada golongan umur >65
tahun berjumlah 1 orang.

Diagram 3.2 Jumlah Kunjungan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jum lah Kunjunangan


Ber das ar k an Jenis Kelam in
69

33

Laki-Laki Perempuan

Sumber Data: Data PUSJAKI III 2022 PKM Lobo

Berdasarkan diagram di atas, jumlah kunjungan paling banyak adalah yang


berjenis kelamin Perempuan yaitu berjumlah 69 orang, sedangkan yang berjenis
kelamin Laki-laki berjumlah 33 orang.

2. Hasil Kumulatif Masing – Masing Program


a. Pengobatan
Jumlah masyarakat yang mendapatkan pelayanan pengobatan adalah 102 orang.
b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Jumlah Ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan adalah 16 (tenam belas) orang
2) Jumlah Ibu hamil yang mempunyai LILA ≤ 23,5 cm sebanyak 1 (satu) ibu.
3) Jumlah Ibu hamil dengan resiko tinggi berjumlah 7 (tujuh) orang

c. Imunisasi
1. Jumlah bayi dan balita yang mendapat pemberian imunisasi sebanyak 82
2. Jumlah WUS yang mendapat imunisasi TT sebanyak 26 orang.
d. Promosi Kesehatan
Materi promkes yaitu Filariasis jumlah yang mengikuti promkes dari tiga
kampung 47 orang.
e. Gizi

12
1) Jumlah bayi dan balita yang dilakukan penimbangan adalah 82 orang
2) Terdapat 16 balita berstatus gizi Kurang dan 66 balita berstatus gizi baik.
3) Terdapat 2 balita Sangat Kurus dan 8 balita bertstus gizi kurus.
4) Terdapat 15 balita berstatus gizi kurang,baik berjumlah 66 dan 1 balita
berstatus gizi baik.
5) Jumlah Ibu hamil yang mendapat suplemen Fe adalah 16 orang
3. Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular
a. Malaria berjumlah 12 orang Malaria tersiana 6 orang, Malaria tropika 2
orang , Malaria Mix 4 orang.
b. Frambusia berjumlah 6 orang sudah termasuk 3 saspek.
4. Sumber Daya Penunjang.
a. Obat dan Alat kesehatan
Semua Obat dan alat kesehatan dilengkapi dari puskesmas induk.
b. Promosi Kesehatan
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan secara berkelompok dan juga secara
perorangan ketika kegiatan pengobatan, penimbangan, imunisasi dan pemeriksaan
ibu hamil.
c. Akomodasi
1) Selama pelaksanaan Pusjaki puataran III ini kami menggunakan Pustu di
kampung Werua dan Kampung Jarati, Sedangkan pada kampung Faranyau
kita menggunakan Balai desa untuk melakukan pelayanan Kesehatan.
2) Perlengkapan masak, makan dan minum sebagian di bawa dari puskesmas
induk dan sebagian diambil dari rumah-rumah masyarakat.
d. Transportasi
Transportasi yang digunakan selama Pusjaki putaran ketiga adalah Longboat/
motor temple dan mobil truk mengingat kondisi geografis wilayah kerja
Puskesmas Lobo berupa perairan laut, sungai dan gunung.
e. Dokumentasi.
Alat dokumentasi yang digunakan dalam Pusjaki ini adalah satu buah kamera HP.

B. Prioritas Masalah
Pada Pusjaki putaran III ini kegiatan pelayanan kesehatan masih mengacu pada upaya pokok
kesehatan puskesmas. Adapun prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada Pusjaki
berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Promosi kesehatan dengan menambah materi penyuluhan dan alat media peraga yang
disesuaikan dengan permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat.

13
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Peningkatan Pelayanan
Perencanaan yang baik meliputi jadwal kegiatan, komposisi petugas, kelengkapan
obat, dan alat kesehatan serta peralatan dan perlengkapan penunjang lainya, seperti alat alat
komunikasi atau media Promkes dan kelayakan alat transportasi dibahas dan dimatangkan
sebelum pelaksanaan kegiatan. Semua itu merupakan faktor internal Puskesmas sedangkan
faktor eksternal diantaranya koordinasi yang baik dengan pihak aparat Kampung dalam hal
penyampaian informasi ke masyarakat kampung yang akan mendapatkan pelayanan.
Selama pelaksanaan PUSJAKI putaran ketiga, setiap petugas dituntut untuk paham
dan mampu melaksanakan tugas yang sudah ditetapkan saat perencanaan dalam rapat.

14
Dukungan dari kepala-kepala kampung dan aparat-aparat kampung di masing- masing
kampung diperlukan dalam penyampaian informasi dan mengkoordinir masyarakat untuk
datang ke tempat pelayanan.
Orientasi pelayanan kesehatan lebih diutamakan ke upaya yang bersifat promotif
(penyuluhan) dan preventif (pencegahan) seperti penyuluhan kesehatan dan skrining ibu
hamil resiko tinggi dengan tidak melupakan upaya kuratif (pengobatan) kalau diperlukan.
Kebutuhan obat dan alat kesehatan yang memadai disesuaikan dengan jumlah
kampung dan jumlah penduduk yang akan dikunjungi dengan maksud agar nantinya tidak
terjadi kehabisan stok obat. Evaluasi terhadap kegiatan Pusjaki putaran sebelumnya biasa
dijadikan dasar untuk menentukan jumlah obat serta logistik lain yang diperlukan selama
pusjaki.

B. Fasilitas Sarana Dan Prasarana


Pembangunan kesehatan harus merata dan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat dimanapun mereka tinggal. Untuk menunjang hal tersebut maka dirasakan perlu
adanya pustu/polindes dan petugas kesehatan perawat/bidan disetiap kampung atau minimal
perkampungan yang letaknya berdekatan.
Dari tiga kampung kecil hanya dua kampung yang mempunyai bangunan fasilitas
kesehatan dan kampung yang memiliki petugas kesehatan yaitu kampung werua dan
kampung Jarati. Sementara Kampung Faranyau pustu menggunakan rumah pengadaan
kampung, dimana pada pustu Faranyau tidak tersedia WC sehingga membuat petugas
merasa tidak nyaman.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pusjaki putaran III dilaksanakan pada Tiga Kampung terpencil yaitu kampung
Werua, Faranyau dan Jarati.
2. Penyakit tertinggi / terbanyak yaitu Penyakit ISPA.
3. Terdapat ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm sebanyak 1 (satu) ibu dan ibu hamil
dengan resti berjumlah 7 (tujuh) ibu.
4. Terdapat 15 (lima belas) balita yang mempunyai status gizi kurang.
5. Terdapat kasus malaria berjumlah 12 orang dan frambusia berjumlah 6.

15
B. Saran
1. Memperbanyak informasi tentang cara mencegah dan dan pengobatan ISPA, Malaria
dan Frambusia.
2. Penanganan yang berkelanjutan dan intensif untuk para ibu hamil dengan LILA <23,5
cm dan ibu hamil dengan resiko tinggi.
3. Penanganan terhadap balita dengan status gizi Kurang.

16
DOKUMENTASI

17

Anda mungkin juga menyukai