Anda di halaman 1dari 65

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

SEKSI PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN KESWA


DINAS KESEHATAN KAB. PANGANDARAN
TAHUN 2023
PENYAKIT TIDAK MENULAR

• Penyakit yang tidak ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya


berjalan perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis).
• Penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit
kronis degeneratif antara lain penyakit Jantung, Stroke, Diabetes Mellitus,
Kanker, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Cedera dan Gangguan Indera dan
Fungsional.
• Penyakit yang disebabkan oleh perilaku dan lingkungan yang tidak sehat.
GAMBARAN PTM
DI INDONESIA

GAMBARAN BEBAN BIAYA KESEHATAN


AKIBAT PTM
3/10
Jenis Penyakit 2016 2017 2018 2019 2020 • Hanya 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi, selebihnya tidak
Kardiovaskular 6.491.761 9.429.312 9.388.702 10.275.991 8.296.354 mengetahui bahwa dirinya sakit karena PTM tidak ada gejala dan
tanda sampai terjadi komplikasi ;
Kanker 2.285.746 3.105.254 2.987.507 3.543.100 3.133.505

Stroke 1.171.127 2.251.576 2.271.338 2.549.057 2.136.374

Gagal Ginjal 1.947.386 2.257.575 2.115.674 2.321.341 1.922.208

Thlassemia 406.673 496.105 430.902 509.199 524.181

Leukemia 152.146 317.670 289.675 361.056 355.103

Sirrhosis Hepatis 196.805 316.313 294.278 310.924 243.561 1/3


Hemofilia 125.926 268.550 306.918 405.670 443.271
• Dari 3 penderita PTM tersebut hanya 1 orang yang berobat
teratur.
Penyebab Kematian Di Dunia Penyebab Kematian Di Indonesia

Penyakit Jantung Iskemik 9,137,791 Stroke 331,342

Stroke 6,552,724 Penyakit Jantung Iskemik 245,343

COPD 3,280,636 Diabetes 106,333

Infeksi Pernafasan Bawah 2,493,199 Sirosis 88,670

Kanker Paru 2,042,439 Tuberkulosis 76,549

Kelainan Neonatal 1,882,438 COPD 71,730

Penyakit Alzheimer 1,623,275 Penyakit Diare 59,589

Diabetes 1,551,170 Penyakit Jantung Hipertensi 50,620

Penyakit Diare 1,534,443 Kanker Paru 49,437

Sirosis 1,472,011 Infeksi Pernafasan Bawah 44,317

Penyakit Ginjal Kronis 1,427,231 Penyakit Ginjal Kronis 42,130

Cidera Jalan 1,198,289 Kelainan Neonatal 38,124

Cidera Jalan 37,004


Tuberkulosis

1,179,766
2
Sumber: IHME Global Burden of Disease, 2019
FAKTOR RISIKO PTM
120

100 93.5 95.5

80

60
Perilaku masyarakat yang
meningkatkan risiko PTM: 40 28.8 29.3 33.5
26.1
Merokok 20

Aktivitas fisik kurang 0


Merokok Aktivitas fisik kurang Kurang makan buah dan sayur

Kurang makan buah dan Data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 2013 2018

sayur
Konsumsi Gula, Garam,
dan Lemak berlebih
4,8% 52,7% 26,7%
Konsumsi gula Konsumsi Garam Konsumsi Lemak
4 sdm/hari 1 sdt/hari 5 sdm/hari
(50 g/hari) (2000 mg/hari) (67 g/hari)

Data Studi Diet Total tahun 2014


HIPERTENSI
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg DAN / ATAU tekanan darah diastolik ≥ 90 mmhg .

 Hipertensi sering terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit.
GEJALA DAN TANDA: GEJALA DAN TANDA:
1. Sakit kepala 1. Pandangan menjadi kabur
2. Kelelahan 2. Mata berkunang-kunang
3. Mual dan muntah 3. Mudah marah
4. Sesak napas 4. Telinga berdengung
5. Napas pendek (terengah-engah) 5. Sulit tidur
6. Gelisah 6. Rasa berat di tengkuk

9
DIABETES MELITUS
adalah suatu penyakit menahun
yang ditandai oleh kadar glukosa
darah yang melebihi nilai normal
secara menahun.

Jenis Diabetes
Melitus
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Tanda & Gejala

Keringat dingin

Nyeri dada Rasa


terbakar
Tertekan di
daerah dada

Rasa berat di dada

Rasa mual atau


nyeri ulu hati

11
STROKE
TALASEMIA
PENYAKIT GINJAL KRONIS
KANKE
R
17
19
ASM
A
PPOK
GANGGUAN PENGLIHATAN KELAINAN
REFRAKSI
Gangguan penglihatan yaitu kondisi yang
ditandai dengan penurunan tajam
penglihatan seperti tidak bisa melihat
jauh/dekat dengan jelas, atau penglihatan
kabur.
Beberapa penyakit penyebab gangguan RETINOPATI
penglihatan yang sering ditemui di DIABETIKUM
masyarakat yaitu : GLUKOMA
 kelainan refraksi
 katarak
 glaukoma
 retinopati diabetikum

• Retinopati diabetikum adalah


penyakit mata yang disebabkan Glaukoma adalah
KATARAK syaraf mata mengalami masalah suatu penyakit yang
atau gangguan (bisa berupa ditandai oleh
• Katarak adalah kekeruhan pada perdarahan atau pembengkakan) kumpulan gejala
lensa mata dengan gejala akibat penyakit Diabetus Melitus berupa peningkatan
penurunan tajam penglihatan. yang tidak terkontrol. tekanan bola mata
• Katarak merupakan penyebab • Retinopati diabetikum ditandai yang disertai
terbesar kebutaan di Indonesia dengan penurunan penglihatan, kerusakan saraf mata
dengan proporsi sekitar 78% dari seperti melihat bayangan hitam, dan penyempitan
angka kebutaan. melihat bintik hitam atau rambut lapang pandang.
yang melayang.
GANGGUAN PENDENGARAN GEJALA

JENIS GANGGUAN
PENDENGARAN
BAGAIMANA MENCEGAH TERJADINYA PTM?

• PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yaitu :


• Perilaku hidup sehat seperti : tidak merokok, konsumsi sayur dan buah lebih dari 5 porsi per hari,
konsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok the per orang per hari, konsumsi gula tidak lebih dari 4
sendok makan per orang per hari, konsumsi lemak (minyak) tidak lebih dari 5 sendok makan
perorang perhari, aktifitas fisik minimal 30 menit per hari sebanyak 3-5 kali per minggu, tidak
mengonsumsi alkohol dan kendalikan stres.
• Lingkungan yang sehat : bebas polusi udara, kendaraan yang layak jalan, fasilitas umum untuk
aktifitas fisik seperti tempat bermain dan olahraga.
• Menjaga kondisi tubuh seperti : berat badan ideal, gula darah normal, kolesterol dan tekanan darah
normal.
Apa itu faktor risiko PTM?

 Suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu


terjadinya penyakit tidak menular (PTM) pada seseorang atau kelompok
tertentu
FAKTOR RISIKO PTM

 USIA
 JENIS KELAMIN
 GENETIK

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

 MEROKOK
 KURANG AKTIFITAS FISIK
 POLA MAKAN TIDAK SEHAT
 OBESITAS
 DARAH TINGGI
 PREDIABETES
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PTM DENGAN
MENERAPKAN PERILAKU CERDIK

C : Cek kesehatan secara berkala


E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktivitas fisik
D : Diet sehat seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kelola Stres
Program “PATUH”

P
Periksa Kesehatan secara rutin,
A
Atasi Penyakit dengan pengobatan yang tepat,
T Tetap diet sehat dan gizi seimbang,
U Upayakan beraktivitas fisik dengan aman,
H Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
dimana mengendalikan
Penyakit Tidak Menular ?

http://blog.23andme.com/wp-content/uploads/2012/08/Classroom-Hands-picture.jpg
SYARAT DAN TUGAS
KADER POSBINDU PTM
Syarat menjadi seorang kader;
a. Berasal dari anggota kelompok masyarakat/lembaga/institusi
b. Peduli terhadap masalah penyakit tidak menular dan bersedia melaksanakan kegiatan Posbindu
PTM
c. Pendidikan sebaiknya minimal setingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)
Tugas Kader;
d. Melakukan pendekatan kepada pimpinan kelompok/lembaga/institusi.
e. Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
f. Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah termasuk penentuan jadwal
penyelenggaraan posbindu PTM.
g. Mendorong anggota kelompok masyarakat/kelompok/lembaga/institusi untuk datang ke
posbindu PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat agar hadir, memberikan serta
menyebarluaskan informasi kesehatan, menggali dan menggalang sumber daya termasuk dana
yang berasal dari masyarakat).
h. Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah bila diperlukan. .
i. Melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM
KETENAGAAN
No Tenaga Peranan
1 Koordinator Ketua dari perkumpulan dan penanggungjawab
kegiatan serta berkoordinasi terhadap Puskesmas
dan Para Pembina terkait di wilayahnya.

2 Kader Penggerak Anggota perkumpulan yang aktif, berpengaruh dan


komunikatif bertugas menggerakkan masyarakat,
sekaligus melakukan wawancara dalam penggalian
informasi

3 Kader Pemantau Anggota Perkumpulan yang aktif dan komunikatif


bertugas melakukan pengukuran Faktor risiko PTM

4 Kader Konselor/Edukator Anggota Perkumpulan yang aktif, komunikatif dan


telah menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup
sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi,
motivasi serta menindaklanjuti rujukan dari
Puskesmas

5 Kader Pencatat Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif


bertugas melakukan pencatatan hasil kegiatan .
Posbindu PTM dan melaporkan kepada koordinator
Posbindu PTM.
Wawancara dilakukan untuk menelusuri informasi faktor risiko perilaku dan
riwayat PTM pada keluarga seperti :
Merokok
Minuman alkohol
Stres
Makan2an asin (Anjuran konsumsi garam per org per hari 5 gr setara dg 1 sdt)
Makan2an tinggi lemak (15-30 gr minyak/hari atau 1,5-3 sdm)
Makan dan minum manis (50 gr atau 4 sdm)
Kurang makan sayur dan buah
Kurang aktivitas fisik
Konsumsi sayur dan buah :

Mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi atau lebih dalam sehari


Ukuran 1 porsi sayur : 1 mangkuk kecil (100gr)
Buah : 70gr (sepotong pisang ambon kecil)
Buah dan sayur dihitung sama, misal tidak makan buah tapi makan
sayur 5 mangkuk sehari berarti disebut mengkonsumsi buah dan
sayur 5 porsi
Aktivitas Fisik :

• Aktivitas fisik adalah kegiatan yang menggunakan otot dan tulang


(membakar kalori) pada setiap aktivitas saat bekerja, aktivitas di
waktu luang dan berolahraga seperti berkebun, menyapu,
mengepel, berjalan kaki, bersepeda, atau olahraga lain
• Melakukan aktivitas fisik 10 menit terus menerus atau 30 menit
dalam sehari
KURANG AKTIVITAS FISIK
 Kurang aktivitas fisik merupakan penyebab ke-4 kematian terjadinya penyakit
tidak menular (PTM) di dunia (WHO, 2009)
 Kurang aktivitas fisik berhubungan secara langsung dan tidak langsung
terhadap faktor risiko lain, spt tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kadar
gula yang tinggi, serta terjadinya obesitas pada anak dan orang dewasa
 Diperkirakan terdapat 60 % penduduk dunia terancam terpapar oleh beragam
PTM karena kurangnya aktivitas fisik

AKTIVITAS FISIK LATIHAN FISIK OLAH RAGA


PENGERTIAN :
PENGERTIAN : PENGERTIAN : Salah satu bentuk aktivitas fisik
Setiap gerakan tubuh yang dapat Semua bentuk aktivitas yang dilakukan secara
meningkatkan pengeluaran tenaga fisik yang dilakukan secara terstruktur, terencana, dan
atau energi terstruktur dan terencana, berkesinambungan dengan
dengan tujuan untuk mengikuti aturan2 tertentu dan
meningkatkan kebugaran bertujuan untuk meningkatkan
CONTOH : jasmani kebugaran jasmani dan prestasi
 Membersihkan rumah
 Mencuci CONTOH : CONTOH :
 Menyeterika  Jalan kaki  Sepakbola

 Memasak
 Jogging  Bulutangkis
 Sit-up / Push-up
 Berkebun  Stretching
 Bola basket

 Naik-turun tangga  Senam aerobik  Tenis meja

 Mencuci mobil  Bersepeda  Balap sepeda

 dsb
 dsb  dsb
38
Konsumsi Minuman Beralkohol :

Mengkonsumsi minuman beralkohol yang dapat mengganggu


konsentrasi. Bagi yang akan mengendarai kendaraan bermotor
tidak diperbolehkan mengkonsumsi minuman beralkohol
1
MENGUKUR BERAT BADAN
2

1. Letakkan timbangan pada lantai yang datar.


2. Pastikan jarum tepat pada angka 0 “nol”.
3. Orang yang diukur berdiri tegak lurus, lutut lurus (tidak
ditekuk), tangan lurus ke bawah menghadap ke dalam dan
merapat pada samping tubuh, kepala menghadap ke depan
dengan pandangan mata lurus ke depan dan tidak bergerak.
4. Baca & catat angka yang tertera pada timbangan
MENGUKUR TINGGI BADAN
INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

Rumus :
BB (kg)
IMT = ——— = ———
TB x TB (m2)

65 65
= ———— = —— = 23,89 kg/m2
1 ,65 x 1,65 2,72
TABEL KLASIFIKASI IMT
NILAI UKURAN LINGKAR PERUT
N LINGKAR JENIS KELAMIN KLASIFIKASI
O PERUT
1 < 90 cm Laki-laki Normal
2 > 90 cm Laki-laki Berisiko
3 < 80 cm Perempuan Normal
4 > 80cm Perempuan Berisiko

The Asia Pasific Perspective, WHO 2000


DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA

Sasaran
●Anak Usia 7-15 tahun
●Penduduk usia >15 tahun
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

1 2

• Pemeriksaan tajam penglihatan • Pemeriksaan tajam pendengaran


menggunakan metode hitung jari dengan menggunakan metode berbisik
Penilaian :
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS
pemeriksaan,
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK
LULUS dan disarankan untuk
melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan 19
audiometri.
LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT”
LANGKAH 1

 MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang
yang akan diperiksa.

• Yang perlu diperhatikan:


 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat
melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau
dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan
lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
LANGKAH 2

•Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan
telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata
kiri.

Yang diperhatikan:

 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus


sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup
salah satu mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar
tidak mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh
menekan bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan
hitung jari tidak boleh berurutan
Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-
masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan
penglihatan jika benar dalam hitung jari
3 kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari
tersebut salah maka dicurigai
mempunyai gangguan penglihatan.
LANGKAH 4
Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK

Gambar 1
Posisi Pemeriksaan

Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising. Ruangan
sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter.

Pemeriksaan :
1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang yang
akan diperiksa.
2. Pada telinga yang tidak diperiksa,
dilakukan masking yaitu
menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek
sehingga timbul bunyi.
Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada pemeriksaan
telinga kanan
3.Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih
dahulu. Posisi kepala pemeriksa menjauh dari
telinga yang diperiksa.

4.Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri


dari dua suku kata seperti mata, kaki, muka,
susu, kaca dan meminta orang yang diperiksa
untuk mengulang kembali kata-kata tersebut. Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata

5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung


huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah dan
huruf desis yang terdiri dari frekuensi tinggi.
Berikut daftar kata-kata yang digunakan untuk
Tes Bisik Modifikasi.
6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan
langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan pada
telinga sebelah kiri, maka telinga kanan
dilakukan masking.

PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%,
maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
• Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari
80%, maka dinyatakan tidak lulus dan disarankan
untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
menggunakan audiometri. Segera bawa ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa
kembali pendengarannya lebih lanjut.
Meja 4 : Pemeriksaan

http://cloisterliving.files.wordpress.com/2012/08/blood-pressure-monitor-upper-arm.jpg
NILAI TEKANAN DARAH

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 dan < 80


Prehipertensi 121 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi grade 1 140-- 159 atau 90 -- 99
Hipertensi grade ≥ 160 atau ≥ 100
2
Anda termasuk dalam klasifikasi yang mana?

Berapa faktor risiko yang Anda miliki?


(berdasarkan hasil wawancara & pengukuran/pemeriksaan)
02/19/2024 56
Pemeriksaan Gula Darah
Meja 5 : konseling dan edukasi
RUJUKAN
Merupakan bagian dari Sistem Rujukan Kesehatan Nasional.

Bila terdapat peserta yang memiliki kriteria harus dirujuk,


sesegeranya dirujuk ke Puskesmas dengan terlebih dahulu
memotivasi agar mau dirujuk ke Puskesmas.

Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar rujukan ke


Puskesmas sebagai media informasi Petugas Puskesmas dalam
menerima rujukan dari masyarakat.

Pada kondisi tertentu bila memerlukan pendamping rujukan dari


kader Posbindu PTM agar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. .
• Di ……………………………………………….


• Bersama ini kami sampaikan :

• NAMA : ………………………………………………………….
• UMUR : ………………………………………………………….
• JENIS KELAMIN : ………………………………………………………….
• ALAMAT : ………………………………………………………….

• Dengan :

• MASALAH KESEHATAN : ………………………………………………………
• PENANGANAN YANG SUDAH DILAKUKAN : ………………………………………………………

• Mohon untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
• Demikian disampaikan dan sekiranya hasil tindak lanjut dapat disampaikan kepada kami untuk penatalaksanaan berikutnya.
Terima Kasih


• Sukabumi : ……/……./20….

• Yang merujuk,
• Petugas Pelaksana Posbindu PTM ………………………..
KEGIATAN LAINNYA DALAM PENYELENGGARAN POSBINDU

DETEKSI DINI
DAN TATA LAKSANA FAKTOR RISIKO
PENYAKIT TIDAK MENULAR SECARA MANDIRI

Sepeda Gembira Senam Bersama

Demo Masak Menu Sehat


dan seimbang
Penyuluhan melalui Kegiatan Keagamaan
PENCATATAN DAN PELAPORAN

● Menggunakan Aplikasi ASIK (Sehat IndonesiaKu)

27

Anda mungkin juga menyukai