Anda di halaman 1dari 7

SUPERIOR LARYNGEAL NERVE BLOCK (BLOK NERVUS LARINGEUS SUPERIOR)

A. ANATOMI NERVUS LARYNGEUS SUPERIOR (NLS) Laring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu Nn. Laringeus Superior dan Nn.

Laringeus Inferior (Nn. Laringeus Rekuren) kiri dan kanan. Nn. Laringeus Superior meninggalkan N. vagus tepat di bawah ganglion nodosum, melengkung ke depan dan medial di bawah A. karotis interna dan eksterna yang kemudian akan bercabang dua, yaitu : a. Cabang Interna ; bersifat sensoris, mempersarafi vallecula, epiglotis, sinus pyriformis dan mukosa bagian dalam laring di atas pita suara sejati. b. Cabang Eksterna ; bersifat motoris, mempersarafi m. Krikotiroid dan m. Konstriktor inferior. (Sofyan, 2011) Pada asalnya dari nervus vagus ( NC X), Nervus laringeus superior (NLS) berjalan bersama nervus vagus ke arah dalam menuju arteri carotis, sebelum menjadi anterior. Cabang interna dari nervus laringeus superior berasal dari NLS lateral dari cornu os hyoid, berjalan bersama nervus laringeus inferior menuju kornu yang lebih besar, kemudian menembus membran thyrohyoid, lalu berjalan di bawah mukosa pada resesus pyriformis (Pittsbourgh Education, 2012).

Gambar 1. Innervasi Laring

Gambar 2. Anatomi Permukaan Laring: (1) kartilago Krikoid; (2) kartilago thyroid; (3)os hyoid; (4) kornu os hyoid (NYSORA, 2009)

B. INDIKASI Untuk menghambat cabang internal (sensoris) dari SLN, mengakibatkan hilangnya

reflek muntah atau respon hemodinamik terhadap laringoskopi atau bronkoskopi(Pittsbourgh Education, 2012).

C. OBAT YANG DIGUNAKAN 2-4 ml Lidocain 1% atau 2%, dengan atau tanpa epinefrine (Pittsbourgh Education, 2012).

D. TEHNIK ANESTESI LOKAL Cabang internal adalah saraf yang diperhatikan dalam blok nervus laringeus superior; dihambat ketika masuk membran thyrohyoid tepat di inferior dari arah kaudal dari os hyoid. Hal ini memberikan anestesi laring dari epiglotis sampai setingkat pita suara (Pittsbourgh Education, 2012).

E. POSISI PASIEN Supine, dengan kepala sedikit ekstensi.

F. PROSEDUR ANESTESI a. non invasif Pasien diminta untuk membuka mulut lebar-lebar, dan lidah digenggam dengan bantalan kassa atau spatula lidah. Forcep dengan sudut (misalnya Jackson-Krause) dilapisi dengan has yang telah direndam dengan obat anestesi dan disisipkan pada lateral lidah dan ke arah bawah ke dalam sinus-sinus piriformis (resesus piriformis suatu cekungan berbentuk seperti buah pirpada dinding laringofaring, lateral terhadap kartilago aritenoid, medial terhadap lamina kartilago tyroid) secara bilateral. Lidi kapas diletakkan di daerah tersebut selama 5 menit (prosedur yang jarang digunakan) (Pittsbourgh Education, 2012).

b. invasif Setelah diberikan secara topikal, teknik yang paling populer digunakan untuk blok NLS melibatkan injeksi bilateral setingkat kornu terbesar dari os hyoid. Ahli anestesi berada pada posisi ipsilateral dari leher pasien. Pasien diposisikan terlentang dengan kepala diekstensikan secara maksimal. Kulit pasien dibersihkan dengan larutan antimikroba yang sesuai (misalnya, betadine). Cornu os hyoid kemudian dipalpasi secara transversal dengan ibu jari dan jari telunjuk diletakkan segera pada sisi leher tepat antara sudut mandibula dan arteri carotis anterior. Ahli anestesi kemudian akan dapat menilai denyut dari arteri karotis yang digeser ke dalam ke arah ujung jari yang meraba arteri karotis tersebut (NYSORA, 2009). Untuk membantu pencariannya, os hyoid diletakkan ke sisi yang akan diblok sarafnya. Satu tangan menggeser arteri carotis ke arah lateral dan posterior. Dengan satu tangan, jarum berukuran 22 atau 23 G 25 mm, dimasukkan ke dalam cornu (cartolago) os hyoid dengan arah ke anterior atas, bertujuan untuk menyesuaikan arah ligamen tyroidea, sampai akhirnya dapat melewati ligamen tersebut. Pada ke dalaman 1-2 cm, dilakukan injeksi lidokain 2% dengan epinefrine sebanyak 2 ml (setelah aspirasi udara dan air hasilnya negatif) ke dalam ruang antara membran tyrohyoid dengan mukosa faring. Tambahan 1 ml kemudian diinjeksikan saat jarung ditarik. Blok diulang untuk sisi sebelahnya (Pittsbourgh Education, 2012)..

Gambar 3. blok nervus Laringeus Superior (NYSORA, 2009)

Gambar 4. Posisi Jarum pada Blok Nervus Laringeus Superior

Komplikasi a. Toksisitas Sistemik Dapat terjadi secara cepat bila digunakan beberapa tehnik yang berbeda. Anestesi topikal juga dapat memasuki sirkulasi secara cepat dibandingkan saat diinjeksikan ke dalam jaringan lainnya, serta dapat diabsorbsi ke dalam saluran pernapasan dan pencernaan. Anestesi lokal harus ditakar secara hati-hati dengan spuit atau cup (bila) untuk memantau dosis yang diterima pasien. Konsentrasi harus dipertimbangkan dengan menggunakan spray atau bentuk sediaan lainnya. Konsentrasi terendah yang memungkinkan harus digunakan untuk mengurangi resiko toksisitas. b. Methemoglobinemia Terjadi saat molekul zat besi (ferrous) dalam hemoglobin diubah menjadi keadaan ferric dimana ion esensial terikat oleh proses oksidasi. Luka atau agen toksik dapat mengubah secara abnormal sejumlah besar hemoglobin menjadi methemoglobin, yang tidak berfungsi sebaliknya sebagai

karier oksigen. Hal ini dapat menyebabkan sianosis, serta berbagai tanda dan gejalan lainnya, lebih lanjut dapat menyebabkan stupor, koma, hingga kematian. c. Terbentuknya Hematome hematom dapat terbentuk pada daerah penusukan, dapat terjadi saat memposisikan jarum untuk menyuntik atau terdapat kerusakan struktur vaskuler. Untuk mencegah terbentuknya hematome atau perdarahan lebih lanjut maka harus mempertahankan kedalaman tekanan yang diberikan. (Pittsbourgh Education, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

Pittsbourgh Education (2012), Airway Block. Tersedia pada: http://www.pitt.edu/~regional/Airway%20Blocks/Airway%20Blocks%20references.htm (diakses pada 22 Februari 2012) NYSORA, (2012) Regional and Topical Anesthesia for Endotracheal Intubation. Tersedia pada : http://www.nysora.com/peripheral_nerve_blocks/head_and_neck_block/3049-regionaltopical-anesthesia-endotracheal-intubation.html (diakses pada 22 Februari 2012) Sofyan, Ferryan (2011), Embriologi, Anatomi, dan Fisiologi,Laring. Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Dan Leher Fakultas Kedokteran Usu Medan . Hal.22-23.

Anda mungkin juga menyukai