Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

ABSES PERIANAL

OLEH :
STELLA ARZSA SARAHNAZ
1820211128
 
PEMBIMBING :
dr. Jefferson, Sp.B

 
SMF ILMU BEDAH RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Tk. I R.S. SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA 
2020
Embriologi

 Embriologi traktus Gl mulai


berkembang pada minggu keempat
kehamilan.
 Usus primitif berasal dari endoderm dan
dibagi menjadi tiga segmen: foregut,
midgut, dan hindgut.
 Kedua midgut dan hindgut berkontribusi
pada perkembangan kolon, rektum, dan
anus.
 Midgut berkembang mejadi usus kecil, kolon
asenden, kolon transversum, menerima pasokan
darah dari a. mesenterika superior
 Selama minggu keenam kehamilan, midgut keluar
dari rongga abdomen, dan kemudian berputar 270 °
berlawanan sekitar a. mesenterika kembali ke posisi
akhir di dalam rongga abdomen pada minggu
kesepuluh kehamilan.
 Hindgut berkembang menjadi kolon transversum
distal, kolon desenden, rektum, dan anus proksimal,
 Kesemuanya menerima suplai darah dari arteri
mesenterika inferior
 Lubang anus distal berasal dari ektoderm dan
menerima suplai darah dari arteri pudenda interna.
Garis gyrus membagi hindgut endodermal dari kanal
anus distal ectodermal.
Anatomi Rectum
 Panjang 12 -15 cm.
 Kanalis analis
 Dimulai dari
anorektal junction
sampai ke ambang
analis.
 Panjang 2 - 4 cm.
 Umumnya pada pria
lebih panjang
daripada wanita.

 Bagian anterior : fascia


Denonvilliers   Bagian posterior : fascia
memisahkan rektum presacral  memisahkan
dari prostat & vesikula rektum dari pleksus vena
seminalis pada pria dan presacral dan saraf
dari vagina pada wanita. panggul.
 Linea dentata atau linea
pectinata menandai titik
transisi antara mukosa rektal
kolumnar dengan skuamosa
anoderma.
 1 sampai 2 cm mukosa bagian
proksimal ke linea dentata
memiliki karakteristik
histologis yaitu sel kolumnar,
kuboid, dan epitel skuamosa
dan disebut sebagai zona
transisi dubur.
 Linea dentata dikelilingi oleh
lipatan mukosa membujur,
yang dikenal sebagai kolom
Morgagni (column of
Morgagni) , dimana terdapat
kriptus analis yang kosong.
Kriptus ini merupakan sumber
abses cryptoglandular
 Pada rektum distal, otot polos bagian dalam mengalami penebalan dan terdiri dari
sfingter anal internal yg dikelilingi oleh subkutan, superfisial & sfingter anal
eksterna bagian dalam.
 Sfingter Anal eksterna bagian dalam merupakan perpanjangan dari muskulus
puborectalis.
 Muskulus puborectalis, m. iliococcygeus, dan m. pubococcygeus membentuk
muskulus levator ani pada dasar panggul
Perianorectal Space

 Ruang perianal mengelilingi anus & ke arah lateral


berlanjut dengan lemak pada daerah gluteal.
 Ruang intersfingterik memisahkan sfingter analis
interna dan eksterna. Ini berlanjut dengan ruang
perianal distal & meluas ke dinding rektum.
 Ruang iskiorektalis terletak pada lateral & posterior
dari anus dan dibatasi di sebelah medial oleh sfingter
eksternal, di sebelah lateral oleh ischium, di sebelah
superior oleh muskulus levator ani & di sebelah
inferior oleh septum transversal.
 Ruang iskiorektalis berisi pembuluh darah rektalis
inferior dan limfonodus. Dua ruang iskiorektalis
menghubungkan di posterior di atas ligamentum
anococcygeal tetapi di bawah muskulus levator ani,
membentuk ruang postanal interna.
 Ruang supralevator terletak di atas muskulus levator
ani di kedua sisi rektum dan berhubungan di bagian
posterior.
 Anatomiruang-ruang tersebut mempengaruhi lokasi
dan penyebaran infeksi cryptoglandular. 
Perdarahan :
1. Suplai Arteri
 Arteri rektalis superior muncul dari cabang terminal
dari arteri mesenterika inferior dan suplai dari rektum
bagian atas.
 Arteri rektum medial muncul dari iliaka interna.
 Arteri rektalis inferior muncul dari arteri pudenda
interna, yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna.
2. Suplai Vena

 Drainase vena dari rektum, paralel terhadap suplai


arteri.
 Vena rektalis superior mengalir ke sistem portal
melalui Vena mesenterika inferior.
 Vena rektalis medialis mengalir ke Vena iliaka
interna.
 Vena rektalis inferior mengalir ke vena pudenda
interna, dan kemudian menuju Vena iliaka interna.
 Pleksus submukosa yg menuju kolom Morgagni
(Column of Morgagni) membentuk pleksus
hemoroid & mengalir ke tiga vena tersebut.
Sistem Limfatik

 Drainase limfatik pada rektum paralel terhadap


pasokan vaskularisasi.
 Saluranlimfatik pada rektum bagian atas dan tengah
mengalir ke arah superior menuju limfonodus
mesenterika inferior.
 Saluran limfatik pada rektum bagian bawah mengalir
ke arah superior menuju limfonodus mesenterika
inferior dan ke arah lateral menuju limfonodus iliaka
interna.
Persarafan

 Saraf simpatis dan parasimpatis


mempersarafi daerah anorektal. Serabut
saraf simpatis yang berasal dari L1-L3
bergabung dengan pleksus preaortik.
 Serabut saraf preaortik memanjang ke
bawah aorta untuk membentuk pleksus
hipogastrikus, yang kemudian bergabung
dengan serabut saraf parasimpatis untuk
membentuk pleksus pelvik.
 Sfingter analis interna dipersarafi oleh
serabut saraf simpatis dan parasimpatis,
kedua jenis serabut saraf tersebut
menghambat kontraksi sfingter.
 Sfingter analis eksterna dan muskulus
puborectalis dipersarafi oleh cabang
rektalis inferior dari nervus pudenda
interna.
Fisiologi

 Rektum dan anus ikut berperan dalam proses


defekasi.
 Defekasi adalah mekanisme yang kompleks,
terkoordinasi, yg melibatkan gerakan massa kolon,
tekanan intra-abdomen dan rektum yg meningkat,
dan relaksasi dasar pelvis.
 Distensi rektum menyebabkan refleks relaksasi
sfingter ani interna (refleks penghambatan rektoanal)
yang memungkinkan terjadinya kontak dengan
kanalis analis.
 Jika buang air besar tidak terjadi, rektum
berelaksasi dan refleks defekasi terlewati
(respon akomodasi).
 Hasil defekasi merupakan koordinasi dari
tekanan intra-abdomen yang meningkat,
peningkatan kontraksi rektal, relaksasi otot
puborectalis, lalu terjadi pembukaan pada
kanalis analis.
Abses Perianal
Definisi

 Abses perianal merupakan infeksi jaringan


lunak di sekitar kanalis analis, dengan
pembentukan rongga abses. Keparahan dan
kedalaman abses cukup variabel, dan
rongga abses sering dikaitkan dengan
pembentukan saluran fistula (fistulous
tract).
Epidemiologi

 Kejadian puncak dari abses anorektal pada usia


dekade ketiga dan keempat dalam kehidupan.
 Pria lebih sering terkena daripada wanita, dengan
dominasi laki-laki berbanding perempuan yaitu 2 : 1-
3 : 1. Sekitar 30% pasien dengan abses anorektal
memiliki riwayat abses serupa.
Etiologi

 Obstruksi pada kriptus analis merupakan hasil dari


stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi infeksi,
terbentuk supurasi dan pembentukan abses pada
glandula analis.
 Organisme umum terlibat dalam pembentukan abses
termasuk Escherichia coli, spesies Enterococcus, dan
spesies Bacteroides, namun, tidak ada bakteri tertentu
telah diidentifikasi sebagai penyebab khas dari abses.
Patofisiologi

 Abses perirektal merupakan gangguan anorektal


yang muncul dan didominasi akibat dari obstruksi
kriptus analis.
 Anatomi normal menunjukkan terdapat 4-10
glandula analis pada linea dentata. Glandula analis
berfungsi untuk melumasi kanalis analis.
 Obstruksi pada kriptus analis merupakan hasil dari
stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi infeksi,
terbentuk supurasi dan pembentukan abses pada
glandula analis.
 Abses biasanya terbentuk di ruang intersphincteric &
dapat menyebar di sepanjang ruang. Setelah infeksi
mendapat akses ke ruang intersphincteric, memiliki
akses mudah ke ruang perirectal yg berdekatan.
 Perpanjangan infeksi dapat melibatkan ruang
intersfingterik, ruang iskiorektalis, ruang
supralevator. Dalam beberapa kasus, abses tetap
terkandung dalam ruang intersphincterik.
 Setelah abses terdrainase, secara spontan maupun
secara bedah, komunikasi abnormal antara lubang
anus dan kulit perianal disebut fistula ani.
A = Infeksi dari usus menyerang kriptus analis atau kelenjar analis lain. Proses primer ini
terjadi pada linea dentata ; B dan C = Infeks menyebar ke jaringan perianal dan perirektal
secara tidak langsung melalui system limfatik atau secara langsung melalui struktur
kelenjar ; D = Terbentuk abses ; E = Abses pecah spontan, menorehkan lubang pada
permukaan kulit perianal dan terbentuk fistula komplit ; F = Abses kolaps, meninggalkan
traktus fistula. Sumber : Skandalakis Surgical Anatomy 2004.
 Seiring membesarnya abses, abses dapat menyebar ke beberapa arah.
 Abses perianal adalah manifestasi paling umum dan muncul sebagai
pembengkakan yg terasa nyeri di ambang analis.
 Abses perianal dapat menyebar melalui sphincter eksternal di bawah tingkat
puborectalis menghasilkan abses iskiorektalis. Abses ini dapat menjadi sangat besar
dan mungkin tidak terlihat di daerah perianal.
Daerah Penyebaran Infeksi Pada
Perianal Space

Schwartz’s: Principles of Surgery 9th Edition. 2010


Manifestasi Klinis

 Pasien dengan abses perianal biasanya mengeluhkan


ketidaknyamanan di daerah perianal dan pruritus.
 Nyeri perianal sering diperburuk oleh gerakan dan
tekanan perineum yang meningkat dari duduk atau
saat buang air besar.
 Pasien dengan abses iskiorektalis sering
mengeluhkan dengan demam, menggigil, dan nyeri
parah dan rasa penuh di daerah perirektal
Diagnosis
 Colok dubur
 Endoskopi (transrektal dan trannasal)
 Laboratorium
 Radiologi
 Nyeri di daerah anal adalah keluhan yang
paling umum presentasi. Berjalan, batuk,
atau mengedan dapat memperberat rasa
nyeri.
 Sebuah massa sering terdeteksi dengan
inspeksi daerah perianal atau dengan
pemeriksaan rektal digital.
 Kadang-kadang, pasien dapat disertai
dengan demam, retensi urin, atau sepsis yg
mengancam jiwa.
Tatalaksana

Kebanyakan abses perianal dapat


didrainase di bawah anestesi. Insisi kulit
dan insisi subkutan dibuat di bagian atas
yang paling menonjol dari abses dan eksisi
‘dog ear’ untuk mencegah penutupan
prematur.
Tatalaksana
 Kebanyakan abses
perianal dapat
didrainase di bawah
anestesi.
 Insisi kulit dan insisi
subkutan dibuat di
bagian atas yg paling
menonjol dari abses dan
eksisi ‘dog ear’ untuk
mencegah penutupan
prematur
 Abses intersfingterik didrainase dengan membagi
sfingter intera pada tingkat abses.
 Abses intermuskular dan abses supralevator, selama
bukan perluasan dari abses iskiorektal, dapat
didrainase ke dalam rektum bagian bawah & kanalis
analis bagian atas.
 Abses ischiorektal dapat dilakukan drainase lokal luas
melalui insisi cruriform (bentuk salib) melalui kulit
dan jaringan subkutan yg melapisi ruang yg terinfeksi.
Komplikasi

 Fistula anorektal terjadi pada 30-60% pasien dengan


abses anorektal. Fistula Anorectal muncul sebagai
akibat obstruksi dari kripta anal, yg teridentifikasi
dengan adanya drainase dari kanal anal atau dari kulit
disekitar perianal.
 Penyebab lainnya dari fistula perianal merupakan
multi faktor, termasuk penyakit divertikular, IBD,
keganasan dan infeksi, seperti tuberkulosis dan
actinomikosis.
Daftar Pustaka

 Bernard M. Jaffe and David H.Berger. Colon, Rectum and Anus.


Brunicardi F. Charles et all. Schwartz’s: Principles of Surgery 9th
Edition. 2010.
 http://www.scribd.com/doc/79580953/PERIANAL-ABSES
 http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001519.
htm
 http://emedicine.medscape.com/article/191975-overview
 Andre Hebra and Joh Geibel. Perianal Abscess.
http://emedicine.medscape.com. November 2010.

Anda mungkin juga menyukai