HEMOROID
Oleh :
Preseptor :
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Hemoroid adalah pelebaran atau varises satu segmen atau lebih dari vena-
vena hemoroidalis.Hemoroid dibagi dalam dua jenis, yaitu hemoroid interna dan
di sebelah dalam otot sfingter ani dan hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot
sfingter ani. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar
35% penduduk, baik pria maupun wanita yang biasanya berusia lebih dari 25
perasaan yang sangat tidak nyaman.Gejala yang dirasakan, yaitu rasa gatal,
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen
yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
dari ampulla recti ke anus. Dinding lateralnya tetap teraposisi oleh m.levator ani
Canalis ani dibatasi pada bagian posterior oleh corpus anococcygeale, yang
merupakan massa jaringan fibrosa yang terletak antara canalis ani dan os coccygis.
Di lateral dibatasi oleh fossa ischiorectalis yang terisi lemak. Pada pria, di anterior
dan bulbus penis. Pada wanita, di anterior dibatasi oleh corpus perineale, diafragma
dihubungkan satu sama lain pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris
3. Persarafannya sama seperti mukosa rectum dan berasal dari saraf otonom
4. Arteri yang memasok adalah arteri yang memasok usus belakang, yaitu
arteri rektalis superior, suatu cabang dari arteri mesenterica inferior. Aliran
Mesenterica inerior.
mesenterika inferior.
Mukosa paruh bawah kanalis ani berasal dari ektoderm proctodeum dengan
1. Dibatasi oleh epitel berlapis gepeng yang lambat laun bergabung pada anus
interna. Aliran vena oleh v.rektalis inferior, muara dari v.pudenda interna,
superfisialis medialis.
Gambar 2.2 Anatomi normal dan aliran pembuluh darah kolon dan rektum
Aliran darah ke rektum berasal dari cabang arteri mesenterika inferior (arteri
hemoroidal superior) untuk rektum bagian atas, cabang arteri iliaka interna (arteri
hemoroidal medial untuk rektum bagian tengah, dan arteri pudenda interna (arteri
hemoroidal inferior) untuk rektum bagian bawah.Vena dari rektum atas mengalir
ke sistem porta melalui vena mesenterica inferior, rektum medial dan inferior
Selubung otot sangat berkembang seperti pada bagian saluran cerna, dibagi
menjadi lapisan otot luar logitudinal dan lapisan dalam sirkular. Lapisan sirkular
pada ujung atas canalis ani menebal membentuk spincter ani internus involunter.
Sfingter internus diliputi oleh lapisan otot bercorak yang membentuk sfingter ani
ekstenus volunter.4
Gambar 2.3 Anatomi anus
pada ketinggian tulang ekor dan melintas melalui dasar panggul pada fleksura
perinealis. Akhirnya rektum menjadi kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum
mempunyai sebuah proyeksi ke sisi kiri yang dibentuk oleh lipatan kohlrausch.
dan tenia (pita) tidak terdapat pada rektum, dan lapisanotot longitudinal
berkesinambungan. Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat
cukup banyak meluas yakni ampula rektum bila ini terisi maka imbullah perasaan
ingin buang air besar. Di bawah ampula, tiga buah lipatan proyeksi seperti sayap–
sayap ke dalam lumen rektum, dua yang lebih kecil pada sisi yang kiri dan diantara
keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar pada sisi kanan, yakni lipatan
kohlrausch, pada jarak 5–8 cm dari anus. Melalui kontraksi serabut–serabut otot
sirkuler, lipatan tersebut saling mendekati, dan pada kontraksi serabut otot
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis
dengan kulit bagian luar, kulit ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis
sebacea dan kelenjar keringat. Mukosa kolon mencapai dua pertiga bagian atas
oleh simpul pembuluh dan tertutup beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak
pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan tertutup selapis epitel thorax.
dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di
dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat
pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan ( jam 7), kanan belakang (jam 11), dan
kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak primer
tesebut.5,6
eksternus berhubungan secara longgar dan merupakan awal aliran vena yang
kembali bermula dari rektum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid interna
Anoskopi adalah pemeriksaan pada anus dan rektum dengan menggunakan sebuah
a. Hemoroid eksterna
b. Hemoroid interna
berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan
hematoma, walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat
nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus
6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus
2.4 Patofisiologi
Anal canal memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan (cushion) atau
alas dari jaringan mukosa. Bantalan ini tergantung di anal canal oleh jaringan ikat
yang berasal dari sfingter anal internal dan otot longitudinal. Di dalam tiap bantalan
inkontinensia.8
bersamaan dengan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta
yang timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh trauma mukosa lokal atau
superior (v. hemoroidalis) dan diliputi oleh mukosa. Cabang vena yang terletak
pada kolum analis posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat saat paien dalam posisi litotomi
kongenital dinding vena karena sering ditemukan pada anggota keluarga yang
sama. Vena rektalis superior merupakan bagian paling bergantung pada sirkulasi
portal dan tidak berkatup. Jadi berat kolom darah vena paling besar pada vena yang
terletak pada paruh atas canalis ani. Disini jaringan ikat longgar submukosa sedikit
memberi penyokong pada dinding vena. Selanjutnya aliran balik darah vena
dihambat oleh kontraksi lapisan otot dinding rectum selama defekasi. Konstipasi
kronik yang dikaitkan dengan mengedan yang lama merupakan faktor predisposisi.
Hemoroid kehamilan sering terjadi akibat penekanan vena rectalis superior oleh
uterus gravid. Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat menyebabkan
(hemorroidalis) inferior waktu vena ini berjalan ke lateral dari pinggir anus.
Hemorroid ini diliputi kulit dan sering dikaitkan dengan hemorroid interna yang
sudah ada. Keadaan klinik yang lebih penting adalah ruptura cabang-cabang v.
rektalis inferior sebagai akibat batuk atau mengedan, disertai adanya bekuan darah
kecil pada jaringan submukosa dekat anus. Pembengkakan kecil berwarna biru ini
longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectum
mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha
ke daerah v. Iliaka.7
berhubungan dengan adanya udem dan terjadi saat mobilisasi.Hal ini muncul
jaringan sekitarnya. Beberapa hari setelah timbul nyeri, kulit dapat mengalami
dapat mengalami perbaikan dan meninggalkan kulit berlebih yang dikenal sebagai
skin tag. Akibatnya dapat timbul rasa mengganjal, gatal dan iritasi.3
Gejala yang biasa adalah protrusio, pendarahan, nyeri tumpul dan pruritus.
Trombosis atau prolapsus akut yang disertai edema atau ulserasi luar biasa
nyerinya. Hemoroid interna bersifat asimtomatik, kecuali bila prolaps dan menjadi
pendarahan darah segar tanpa nyeri perrektum selama atau setelah defekasi.3
1. Perdarahan
awal dari penyakit ini. Perdarahan berupa darah segar dan biasanya tampak setelah
defekasi apalagi jika fesesnya keras. Selanjutnya perdarahan dapat berlangsung
lebih hebat, hal ini disebabkan karena vascular cushion prolaps dan mengalami
2. Prolaps
Dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini dapat masuk
ini dapat pula terjadi karena terjepitnya tonjolan hemorrhoid yang terjepit oleh
4. Keluarnya Sekret
Walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah, sekret yang menjadi lembab
2.6 Diagnosis
pemeriksaan penunjang.
- Anamnesis
segar pada saat buang air besar, darah yang keluar bisa menetes dan bisa juga keluar
terus menerus dan tidak bercampur dengan feses. Selain itu pasien juga akan
mengeluhkan adanya gatal-gatal pada daerah anus. Serta keluhan adanya massa
pada anus dan membuatnya merasa tidak nyaman, biasanya pada hemoroid interna
derajat II dan hemoroid eksterna. Pasien juga akan mengeluhkan nyeri pada
trombosis. Hemoroid eksterna juga bisa terjadi tanpa gejala atau dapat ditandai
dengan nyeri akut, rasa tak nyaman, atau perdarahan akibat ulserasi dan
thrombosis.8
- Pemeriksaan Fisik
prolaps, biasanya jika berupa prolapsnya hemoroid interna akan terlihat adanya
mukus yang keluar saat pasien disuruh untuk mengedan. Jika pasien mengeluhkan
dari konjungtiva palpebra pasien yang sedikit anemis. Daerah perianal juga
diinspeksi untuk melihat ada atau tidaknya fisura, fistula, polip atau tumor..
Biasanya agak susah meraba hemoroid interna karena tekanan vena yang tidak
tinggi dan biasanya tidak nyeri. Rectal toucher juga dilakukan untuk
- Pemeriksaan Penunjang
laboratorium untuk mendeteksi apakah terjadi anemia pada pasien dan pemeriksaan
dan mengevaluasi tingkat pembesaran hemoroid. Dengan cara ini dapat dilihat
sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan
dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan. Hasil
gambaran vaskular yang menonjol keluar, dan apabila pasien diminta mengejan
perdarahan rektal dan rasa tak nyaman seperti pada fisura anal dan fistula, kolitis,
Diagnosa banding untuk hemoroid dapat bermacam, tabel dibawah ini akan
membaginya berdasarkan gejala klinis yang dapat muncul.
Anal
Rektum
Pada prolaps rektum dapat dibedakan dari prolaps mukosa. Prolaps rektum
terjadi kelemahan dari rektum dan mungkin meliputi 4-20 cm rektum yang keluar
melalui orifisium anus, biasa terjadi pada perempuan astenik dan dikarakteristik
terbalik 2-3 cm dari mukosa rektum yang keluar dari orifisium anus dan tampak
2.8 Tatalaksana
- Terapi medikamentosa
mengejan berlebihan.
secara perlahan disusul dengan tirah baring dan kompres lokal untuk
2. Terapi bedah
menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga
dapat dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat
Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal
dengan tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung
Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah
kerja stapler).
Bedah konvensional
2. Teknik Whitehead
3. Teknik Langenbeck
Bedah Laser
jaringan terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan
dengan nyeri yang minimal.Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena syaraf
rasa nyeri ikut terpatri. Di anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah konvensional,
saat post operasi akan terasa nyeri sekali karena pada saat memotong jaringan,
serabut syaraf terbuka akibat serabut syaraf tidak mengerut sedangkan selubungnya
mengerut.
Sedangkan pada bedah laser, serabut saraf dan selubung saraf menempel
jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut saraf tidak terbuka. Untuk
luka bekas operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6 minggu, luka
akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan 7 .
Bedah Stapler
Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids
(PPH) atau Hemoroid Circular Stapler. Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip
kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan
yang terdapat di saluran anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air
besar. Kerjasama jaringan hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan mengerut
menjamin kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini
karena jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB,
sebuah gelang dari titanium diselipkan dalam jahitan dan ditanamkan di bagian atas
jaringan hemoroid yang berlebih masuk ke dalam stapler. Dengan memutar sekrup
yang terdapat pada ujung alat, maka alat akan memotong jaringan yang berlebih
sendirinya.
mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan
pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit semakin singkat. 3,7,8
Tindakan pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis
ketika mengangkat barang berat, batuk, bersin, mengejan, atau partus. Vena lebar
yang menonjol itu dapat terjepit sehingga kemudian terjadi trombosis. Kelainan
yang nyeri sekali ini dapat terjadi pada semua usia dan tidak ada hubungan dengan
Keadaan ini ditandai dengan adanya benjolan di bawah kulit kanalis analis
yang nyeri sekali, tegang dan berwarna kebiru-biruan, berukuran dari beberapa
milimeter sampai satu atau dua sentimeter garis tengahnya. Benjolan itu dapat
unilobular, dan dapat pula multilokuler atau beberapa benjolan. Ruptur dapat terjadi
pada dinding vena, meskipun biasanya tidak lengkap, sehingga masih terdapat
berkurang dalam waktu dua sampai tiga hari bersamaan dengan berkurangnya udem
akut. Ruptur spontan dapat terjadi diikuti dengan perdarahan. Resolusi spontan
dapat pula terjadi tanpa terapi setelah dua sampai empat hari.4
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas :
Nama : Tn RW
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : BUMN
3.2 Anamnesis :
Pasien laki-laki usia 39 tahun masuk dari IGD RST Reksodiwiryo Padang
Badan terasa sangat letih sejak ± 2minggu sebelum masuk rumah sakit.
• Keluar benjolan dari anus dan tidak dapat masuk kembali sejak ± 2 minggu
• Awalnya tampak benjolan di anus ±10 tahun yang lalu. Benjolan terasa panas.
Dari anus juga terasa keluar benjolan. Benjolan dirasakan muncul terutama saat
buang air besar dan dapat masuk sendiri. Pasien mengaku selama ini dalam 1
tahun ada ± 3-4x mengalami keluhan yang sama. Kemudian sejak ± 2minggu
yang lalu benjolan tidak dapat dapat masuk sendiri maupun tidak dapat
• Pasien juga menyatahkan di sekitar anus ada teraba benjolan dan terasa panas.
• Buang air besar berdarah saat buang air besar keras sejak 10 tahun yang lalu.
Darah segar, menetes, dan tidak bercampur dengan feses. Kemudian sejak 5
hari yang lalu darah yang keluar semakin banyak, keluar saat bab maupun
• Nyeri pada anus terutama saat buang air besar (+) dan saat tersentuh dengan
celana (+)
• Demam (-)
Pasien sudah mengalami keluhan ada benjolan di anus dan dapat masuk sendiri
sejak 10 tahun yang lalu namun sejak 2 minggu yang lalu benjolan tidak dapat
dimasukkan kembali.
Terdapat anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini (Ayah, ibu dan
saudara).
3.7 Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan, & Kebiasaan
PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum : tampak sakit sedang
- Kesadaran : CMC
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 80 x/ menit
- Pernafasan :21 x/ menit
- Suhu : 36,5oC
Status Generalisata
- Kepala :Tidak ada kelainan (normocephal, deformitas tidak ada).
- Mata :Konjungtiva anemis (+/+) dan sklera tidak ikterik. Pupil bulat
- Hidung :Tidak ada kelainan (Deviasi septum tidak ada, pernapasan cuping
- Mulut :Tidak ada kelainan (bibir tidak sianosis, gusi tidak ada perdarahan,
- Leher :Tidak ada kelainan (deviasi trakea tidak ada, tidak ada pembesaran
- Paru-paru :
- Jantung :
- Pemeriksaan Abdomen
Perkusi : Timpani
Regio anal :
RT :
Anus : tenang
Sfingter : menjepit
Mukosa : licin
Ampula : lapang
Externa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (08-03-2022)
• Hb : 12,7 gr/dl
• Leukosit : 6.040/mm3
• Trombosit : 391.000/mm3
• Hematokrit : 40,2 %
• Ur/Cr : 13/0,68
• SGOT/SGPT : 16/40
• CT :4
• BT :2
TATALAKSANA
- Medikamentosa
- IVFD RL 20 tpm
DISKUSI
benjolan dari anus dan tidak dapat masuk kembali sejak ± 2minggu sebelum masuk
rumah sakit. Awalnya tampak benjolan di anus ± 10 tahun yang lalu. Benjolan
dirasakan muncul terutama saat buang air besar dan dapat masuk sendiri. Pasien
mengaku selama ini dalam 1 tahun ada ± 3-4x mengalami keluhan yang sama.
Kemudian sejak ± 2minggu yang lalu benjolan tidak dapat dapat masuk sendiri
maupun tidak dapat dimasukkan kembali dengan jari tangan. Buang air besar
berdarah saat buang air beras keras sejak 10 tahun yang lalu. Darah segar, menetes,
dan tidak bercampur dengan feses. Kemudian sejak 5 hari yang lalu darah yang
keluar semakin banyak, keluar saat bab maupun setelah bab selama 5 hari berturut
sehingga pasien memakai pembalut. Riwayat buang air besar keras. Pasien jarang
Dari keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang pada pasien menujukkan
ke arah diagnosis kerja hemoroid interna grade 4 sesuai teori dimana terjadinya
prolaps dari hemoroid dan tidak bisa dimasukkan kembali. Riwayat hilang timbul
keluar benjolan ciri khas dari hemoroid interna. Pada pasien ini faktor risiko
misalnya konstipasi menahun dan sering mengejan pada waktu defekasi. Gejala lain
dari hemorid yaitu perdarahan yang tidak nyeri, terjadi prolaps akan menimbulkan
adanya riwayat buang air besar seperti kotoran kambing, diare, perasaan tidak puas
setelah buang air besar, dan tanda–tanda keganasan lainnya seperti adanya
Dari inspeksi pada anus tampak adanya penonjolan di sekeliling anus seperti
kembang, tertutupi oleh mukosa, konsistensi lunak, permukaan mukosa licin, warna
kemerahan. Secara literatur hemoroid interna melalui inspeksi masa yang menonjol
saat posisi litotomi. Hasil colok dubur dapat menunjang diagnosis hemoroid karena
anus tenang, sfingter menjepit, mukosa licin, ampula lapang, dan dilihat di
Handscoon tidak ada feses dan tidak ada darah. Salah satu komplikasi dari
Pilihan terapi utama pada pasien ini adalah terapi bedah hemoroidektomi
hemoroid derajat 3 dan , derajat 2 yang tidak respon dengan terapi medikamentosa,
hemoroid fibrosa. Terapi cairan yang diberikan yaitu ringer laktat sebagai
maintenance kebutuhan cairan pasien dan juga sebagai persiapan pre operatif.
Pasien diberikan makanan cair agar feses tidak keras dan diberikan pencahar untuk
saluran cerna pada saat operasi. Terapi antibiotik digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi kuman saluran cerna karena adanya proses perlukaan hemoroid.
DAFTAR PUSTAKA
1. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid. Dalam: Konsep – konsep Klinis Proses
Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta: EGC: 2005:467
2. Susan Galandiuk MD, Louisville KY. A Systematic Review of Stapled
Hemorrhoidectomy – Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12,
December, 2002,http://archsurg.ama.org/egi/content/extract. last update
Desember 2009.
3. Anonim, 2004, Hemorhoid, http://www.hemorjoid.net/hemoroid galery.html.
Last update Desember 2009.
4. Nelson, Heidi MD., Roger R. Dozois, MD., Anus, in Sabiston Text Book of
Surgery, Saunders Company, Phyladelphia 2001.
5. Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi Hardjasudarma
( alih bahasa ). Berwarna dan teks anatomi Manusia Alat – Alat Dalam, 1998:
232
6. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah,
Ed.2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 – 675.
7. Diagnosing Hemorrhoid Types and Rectal Prolaps, http:\\ www.pph.com
Ethicon Endo-Surgery, Inc. 2003-2005. This site is published by Ethicon
Endo-Surgery, Inc. and is intended for U.S. audiences only.
8. Nisar, P.J. & Scholfield, J.H., 2003. Managing Haemorrhoids. British Medical
Journal; 327: 847-851.
9. Acheson, A.G. & Scholefield, J. H., 2008. Management of Haemorrhoids.
British Medical Journal;336: 380-383.
10. Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi III,
FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
11. Bailey and Love’s. 2013.Short practice of surgery chapter 73 the anus adn
anal canal ;1236-1257
12. Lawrence PF. 2013. Essentials of General Surgery. Fifth edition;300-3005.