Anda di halaman 1dari 15

Peritonitis tuberculosis

Khoirunnisa
1410211070

Definisi
peradangan pada peritoneum parietal
atau visceral yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis

Epidemiologi
Di Negara berkembang tuberculosis
peritoneal masih sering dijumpai termasuk
di Indonesia
sedangkan di negara Amerika dan Negara
Barat lainnya walaupun sudah jarang ada
kecendrungan meningkat dengan
meningkatnya jumlah penderita AIDS dan
Imigran

Patogenesis
PT is usually associated with a primary
focus of tu- berculosis elsewhere. This
primary focus is usually the lung.
As in other forms of extra-pulmonary TB,
fewer bacilli than those found in
pulmonary disease are responsible for
much greater damage.

Patogenesis
Peritoneum dapat dikenai oleh
tuberculosis melalui beberapa cara
1.Melalui penyebaran hematogen terutama
dari paru-paru
2.Melalui dinding usus yang terinfeksi
3.Dari kelenjar limfe mesenterium
4.Melalui tuba falopi yang terinfeksi

Pada kebanyakan kasus tuberkulosis peritoneal terjadi


bukan sebagai akibat penyebaran perkontinuitatum tapi
sering karena reaktifasi proses laten yang terjadi pada
peritoneum yang diperoleh melalui penyebaran
hematogen proses primer terdahulu (infeksi laten
Dorman infection)
Seperti diketahui lesi tuberkulosa bisa mengalami supresi
dan menyembuh. Infeksi masih dalam fase laten dimana
ia bisa menetap laten selama hidup namun infeksi tadi
bisa berkembang menjadi tuberkulosa pada setiap saat.
Jika organisme intrasseluler tadi mulai bermutiplikasi
secara cepat

Klasifikasi

Berdasarkan patologinya
1. Bentuk eksudatif
Bentuk ini dikenal juga sebagai bentuk yang basah atau bentuk asites yang
banyak, gejala menonjol ialah perut membesar dan berisi cairan (asites).
Eksudat dapat terbentuk cukup banyak, menutupi tuberkel dan peritoneum
sehingga merubah dinding perut menjadi tegang,
1. Bentuk adhesif
Disebut juga sebagai bentuk kering atau plastik dimana cairan tidak banyak
dibentuk. Pada jenis ini lebih banyak terjadi perlengketan.
1. Bentuk campuran
Bentuk ini kadang-kaadang disebut juga kista, pembengkakan kista terjadi
melalui proses eksudasi bersama-sama dengan adhesi sehingga terbentuk
cairan dalamkantong-kantong perlengketan tersebut.

(1) wet type with ascites,


(2) encysted (loculated) type with a
localized abdominal swelling
(3) fibrotic type with abdominal masses
composed of mesenteric and omental
thickening, with matted bowel loops felt as
lumps in the abdomen. A combination of
these types is also common.

Man. klinis

CLINICAL FEATURES
Generally the onset is quite insidious, with more than 70% of patients
having had symptoms for more than 4 months before definitive diagnosis.
The most common symptoms are constitutional and include fever, anorexia, weakness, malaise, and weight loss. Abdominal dis- tention caused
either by ascites or by partial obstruction may be present. On examination,
the abdomen is diffusely tender in the majority of patients; however, the
classic doughy abdomen is rarely found. PT should be suspected in highrisk or immunocompromised patients with ascites, fever, unexplained
generalized symptoms, and diffuses abdominal pain or tenderness.

Dx

Px. Penunjang
a. Px lab
Darah:anemia penyakit kronis
leukositosis ringan ataupun leukopenia
LED yang meningkat
cairan asites: umumnya memperlihatkan exudat dengan protein > 3 gr/dl
Pemeriksaan cairan asites lain yang sangat membantu, cepat dan non invasive
adalah pemeriksaan ADA (adenosin deminase actifity), interferon gama (IFN ) dan
PCR. Dengan kadar ADA > 33 u/l mempunyai Sensitifitas 100%. Spesifitas 95%, dan
dengan Cutt off > 33 u/l mengurangi false positif dari sirosis hati atau malignancy
(3,7,9)
Adenosine deaminase (ADA) is an aminohydrolase that converts adenosine to
inosine and is thus involved in the catabolism of purine bases. The enzyme activity is
more in T than in B lymphocytes, and is proportional to the degree of T cell
differentiation. ADA is increased in tuberculous ascitic fluid due to stimulation of Tcells

b. Ultrasonografi :
Pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat dilihat adanya cairan dalam
rongga peritoneum yang bebas atau terfiksasi (dalam bentuk kantongkantong), gambaran sonografi tuberculosis yang sering dijumpai antara lain
cairan yang bebas atau terlokalisasi dalam rongga abdomen, abses dalam
rongga abdomen, masa didaerah ileosaecal dan pembesaran kelenjar limfe
retroperitoneal, adanya penebalan mesenterium, perlengketan lumen usus
dan penebalan omentum, mungkin bisa dilihat dan harus diperiksa dengan
seksama
c. CT Scan :
Adanya peritoneum yang licin dengan penebalan yang minimal dan
pembesaran yang jelas menunjukkan suatu peritoneum tuberculosis
sedangkan adanya nodul yang tertanam dan penebalan peritoneum yang
teratur menunjukkan suatu perintoneal karsinoma

d. Peritonoskopi / laparoskopi
merupakan cara yang relatif aman, mudah dan terbaik untuk mendiagnosa
tuberculosis peritoneal terutama bila ada cairan asites dan sangat berguna untuk
mendapat diagnosa pasien-pasien muda dengan simtom sakit perut yang tak jelas
penyebabnya.dan cara ini dapat mendiagnosa tuberculosis peritoneal 85% sampai
95%.
Gambaran histopatologi yang dapat dilihat pada tuberculosis peritoneal :
1.Tuberkel kecil ataupun besar dengan ukuran yang bervariasi yang dijumpai
tersebar luas pada dinding peritoneum dan usus dan dapat pula dijumpai permukaan
hati atau alat lain tuberkel dapat bergabung dan merupakan sebagai nodul.
2.Perlengketan yang dapat berpariasi dari ahanya sederhana sampai hebat(luas)
diantara alat-alat didalam rongga peritoneum. Sering keadaan ini merubah letak
anatomi yang normal. Permukaan hati dapat melengket pada dinding peritoneum dan
sulit untuk dikenali. Perlengketan diantara usus mesenterium dan peritoneum dapat
sangat ekstensif.
3.Peritoneum sering mengalami perubahan dengan permukaan yang sangat kasar
yang kadang-kadang berubah gambarannya menyerupai nodul.
4.Cairan esites sering dujumpai berwarna kuning jernih, kadang-kadang cairan tidak
jernih lagi tetapi menjadi keruh, cairan yang hemoragis juga dapat dijumpai.

e. Laparatomi
Dahulu laparotomi eksplorasi merupakan tindakan
diagnosa yangs erring dilakukan, namunsaat ini banyak
penulis menganggap pembedahan hanya dilakukan jika
dengan cara yang lebih sederhana tidak meberikan
kepastian diagnosa atau jika dijumpai indikasi yang
mendesak seperti obstruksi usus, perforasi, adanya
cairan asites yang bernanah

Tata laksana
A. Farmakologi
causal
Kategori I: 2 RHZE/4 RH
Simptomatic
Antipiretic, analgetik
B. Nonfarmokologi
Edukasi
Perbaiki status nutrisi

prognosis
dubia

Anda mungkin juga menyukai

  • Metabolisme Fe Makalah
    Metabolisme Fe Makalah
    Dokumen3 halaman
    Metabolisme Fe Makalah
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Abses Perianal
    Abses Perianal
    Dokumen36 halaman
    Abses Perianal
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Abses Perianal
    Lapsus Abses Perianal
    Dokumen51 halaman
    Lapsus Abses Perianal
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Thalasemia
    Thalasemia
    Dokumen7 halaman
    Thalasemia
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Thymus
    Thymus
    Dokumen4 halaman
    Thymus
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Hemoglobin
    Hemoglobin
    Dokumen7 halaman
    Hemoglobin
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Mutmainah
    Mutmainah
    Dokumen7 halaman
    Mutmainah
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Asmara
    Asmara
    Dokumen7 halaman
    Asmara
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • BPPV
    BPPV
    Dokumen41 halaman
    BPPV
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Asmara
    Asmara
    Dokumen7 halaman
    Asmara
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Mutmainah
    Mutmainah
    Dokumen7 halaman
    Mutmainah
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Siti Maysarah
    Siti Maysarah
    Dokumen6 halaman
    Siti Maysarah
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Siti Maysarah
    Siti Maysarah
    Dokumen6 halaman
    Siti Maysarah
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • OSMK
    OSMK
    Dokumen7 halaman
    OSMK
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • OSMK
    OSMK
    Dokumen7 halaman
    OSMK
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Lapsus THT
    Lapsus THT
    Dokumen25 halaman
    Lapsus THT
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • LAPSUS Abses Pre Auricular
    LAPSUS Abses Pre Auricular
    Dokumen18 halaman
    LAPSUS Abses Pre Auricular
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Mata (Repaired) - 2
    Lapsus Mata (Repaired) - 2
    Dokumen31 halaman
    Lapsus Mata (Repaired) - 2
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • BPPV
       BPPV
    Dokumen35 halaman
    BPPV
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Laporan Jaga Aster Senin 03juni2019
    Laporan Jaga Aster Senin 03juni2019
    Dokumen3 halaman
    Laporan Jaga Aster Senin 03juni2019
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • Lapsus - Bipolar
    Lapsus - Bipolar
    Dokumen30 halaman
    Lapsus - Bipolar
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat
  • APPENDISITIS
    APPENDISITIS
    Dokumen29 halaman
    APPENDISITIS
    Stella Arzsa Sarahnaz
    Belum ada peringkat