SYARAF
Oleh : Sri Lestari, S.Kep
POKOK BAHASAN
1. Kasus Perdarahan Cranial
2. Kasus Tumor cranial
3. Kasus Hidrocephalus
4. Kasus Pembedahan tulang belakang
KONSEP KUNCI
Pengelolaan perioperatif memerlukan pengetahuan yang
mendalam mengenai
1. fisiologi otak yang normal
2. patofisiologi cedera kepala akut
3. tentang fisiologi dan farmakologi dari aliran darah otak,
4. metabolisme serebral
5. tekanan intrakranial.
ALIRAN DARAH OTAK
Aliran darah otak bergantung pada tekanan arteri serebral
dan resistensi pembuluh-pembuluh serebral.
Aliran darah otak rata-rata sekitar 50-54 ml/100 gr/menit.
Pasien cedera kepala dengan tekanan perfusi otak kurang dari 50 mmHg
akan mempunyai prognosa yang buruk.
1. Autoregulasi
2. PaCO2
3. PaO2
1. AUTOREGULASI
Gambaran kusus sirkulasi serebral yaitu aliran darah
serebri secara dinamis berubah untuk memproteksi aliran
darah otak dari tekanan perfusi
Aliran darah otak dipertahankan konstan pada MAP 50-
150 mmHg pengaturan ini disebut autoregulasi
Keadaan yg dapat merubah batas autoregulasi
2. Hematokrit
Mempengaruhi aliran darah otak secara nyata bila hematokrit
meningkat diatas normal
( 33-45% ) aliran darah otak akan menurun
3. Temperatur
Penurunan temperatur tubuh akan memperlambat metabolisme
serebral, menurunkan aliran darah otak
Setiap penurunan temperatur 1C aliran darah otak menurun kira-
kira 5%
TEKANAN INTRAKRANIAL
Isitengkorak terdiri dari jaringan otak (86%),
darah (4%) dan cairan serebrospinal (10%)
Fungsi cairan serebrospinal untuk proteksi,
sokongan dan regulasi kimia otak
Produksi cairan serebrospinal kira-kira 0,35-0,4
ml/menit atau 30 ml/jam atau 500-600 ml/hari.
Tekanan intrakranial normal 5-15 mmHg.
Tekanan ini tidak selalu konstan tergantung pada
pulsasi arteri, respirasi dan batuk
BILA TEKANAN INTRAKANIAL
MENINGKAT DENGAN CEPAT
Terjadi perubahan sistemik
1. Hipertensi
2. Hipotensi
3. Takikardi
4. Bradikardi
5. Perubahan irama jantung
6. Perubahan EKG
7. Gangguan elektrolit
8. Hipoksia
9. Neurogemik Pulmonary Edema
TRIAS CUSHING
Pada pasien dengan tekanan intrakranial
1. Hipertensi
2. Bradikardi
3. Melambatnya respirasi
METABOLISME OTAK
Berat otak hanya 2-3% berat badan
Pada istirahat otak mengkonsumsi 20% oksigen yang diambil
Tekanan darah
Resistensi vaskuler 0
Curah jantung 0 0
Kontraksi jantung 0 0
CVP 0 0
Denyut jantung 0 0
Sensitisasi jantung
terhadap epinefrin 0 0?
1. GCS < 8
2. Pernafasan ireguler
3. RR<10 atau > 40 x/menit
4. Volume tidal <3.5 ml/kgBB
5. Vital capacity < 15 ml/kgBB
6. PaO2<70 mmHg
7. PaCO2 > 50 mmHg
BREATHING
Ventilasikendali untuk mencapai PaCO2
25-30 mmHg untuk operasi tumor otak
Normokapnia PaCO2 35 mmHg pada
cidera kepala
PaO2 100-200 mmHg
Hindari PaCO2 < 20 mmHg
CIRCULATION
Pengendalian tekanan darah adalah faktor yang penting,
karena saat induksi anestesi dapat terjadi hipotensi
Pada saat intubasi, sayatan kulit,membor tulang kepala
dan saat ekstubasi hrs diperhatikan krn meningkatkan
tekanan darah
Faktor mekanis yang meningkatkan tekanan vena
serebral : batuk, mengejan posisi trendelenburg,
obstruksi vena besar di leher, tekanan pada abdomen,
tahanan pengembangan dada, kanulasi vena jugularis
interna dan eksterna, vena subclavia harus dihindari
DRUGS
Pemilihan obat anestesi
memegang peranan penting
karena cidera sekunder dapat
terjadi akibat tindakan dan jenis
obat yang diberikan
ENVIRONMENT
Pengaturan suhu 35 C saat operasi dan
menjadi 36C pascabedah
Bila sebelum temperatur pasien sudah naik
dapat diberikan kompres dingin atau infus
dingin
PEMERIKSAAN PRAANESTESI/
PRABEDAH
Pemeriksaan sama dengan pemeriksaan rutin untuk
tindakan anestesi lain hanya ditambah dengan evaluasi
tekanan intrakranial, efeksamping kelainan serebral terapi
dan pemeriksaan sebelumnya, hasil CT-scan,MRI
Evaluasi neurologik anamnesa ditanyakan apakah ada
riwayat kejang, tanda peningkatan TIK sakit kepala, mual,
muntah penglihatan kabur.
Defisit neurologi fokal, defisit motorik atau sensorik akibat
dari efek penekanan massa, status hidrasi untuk melihat
asupan cairan dan efek pemberian deuritik
EVALUASI NEUROLOGIK PEMERIKSAAN FISIK
Status mental, level kesadaran
Adanya papil edema
Respons cushing’s
Ukuran pupil
Gangguan bicara
GCS
Defisit focal
MONITORING
1. Fungsi serebral dg EEG
2. Hemodinamik serebral/ADO
3. Metabolisme serebral
4. Monitoring sirkulasi dengan EKG, CVP,Arteri line,
Pulmonary arteri
5. Monitoring ventilasi dengan pulse oksimetri, end tidal
CO2, analisa gas darah
6. Monitoring cairan dengan mengukur hematokrit ,
produksi urine, monitor suhu
PREMEDIKASI
Hindari narcotik
Diazepam 0.15 mg/kg PO
Intubasi
PEMELIHARAAN ANESTESI
Anjuran rumatan anestesi
1. Sevofluran 0.5-1.5 vol%, propofol 50-150 mcg/kg/menit
2. Analgesia Fentanyl
3. Posisi head up 10-20 derajat, vena jugularis bebas
4. Mannitol 0.5-0.75 g/kg
5. Normovolemia
Saat pemotongan jaringan otak turunkan dosis narkotik
EKSTUBASI
Bila manipulasi minimal bisa dilakukan ekstubasi
1. Kesadaran pre operatif adekuat
2. Kardiovaskuler stabil
3. Temperatur tubuh normal
4. Oksigenasi adekuat
5. Tidak ada laserasi otak yang luas atau komplikasi
selama pembedahan
6. Tidak ada cidera pada saraf karnial
7. Bukan operasi AVM yang besar