NEUROLOGI
Sekunder
Mekanisme
Injuri Primer Serebral, melalui:
Trauma
Iskemia
Inflamasi
Kompressi
Metabolisme
Injuri Otak Sekunder
Hipoperfusi
Global
Regional
Hipoksia
Gangguan elektrolit atau
asam basa
Injuri reperfusi.
Cerebral Blood Flow (CBF)
Normal :
CPP 70 – 100 mmHg.
AUTOREGULASI
Mekanisme Autoregulasi
1. Efek lokal dari ion H+ pada pembuluh darah otak.
Aliran lambat hipoksia atau hiperkapnia
asidosis vasodilatasi serebral dan
peninggian CBF.
Hipokapnia atau alkalosis vasokonstriksi
serebral.
2. Refleks miogenik sebagai respon terhadap
peregangan otot arteri akibat peningkatan aliran
darah.
Gangguan Autoregulasi
TIK meningkat :
stroke, neoplasma, abses, trauma
Kejang :
epilepsi, stroke, infeksi
Penurunan kesadaran :
stroke, neoplasma, infeksi, trauma, epilepsi
Kelemahan/kelumpuhan :
stroke, trauma, infeksi, SGB
Peningkatan TIK
TIK
TIK Normal TIK Normal (>20 mm Hg)
Sakit kepala
Akibat kompresi saraf kranialis, arteri dan vena
Memburuk pada pagi hari.
Diperberat oleh aktivitas.
Muntah
Tidak didahului mual.
Mungkin projektil
Perubahan tingkat kesadaran
Paling sensitif dan indikator penting, tahap awal mungkin
tidak spesifik: gelisah, irritabilitas, letargi.
Perubahan Vital Sign
Cushing’s triad: Peninggian TDS, bradikardi (muncul
belakangan), pola nafas iregular (late sign)
Perubahan suhu
Ocular signs
Pelebaran pupil akibat tekanan pada N III
Refleks pupil melambat dan anisokor.
Penurunan fungsi motorik
Hemiparesis atau hemiplegia
Dekortikasi – gangguan pada traktus motorik
Deserebrasi – kerusakan berat pada mesensefalon dan
batang otak
Terapi penatalaksanaan peningkatan TIK:
Lumbal punksi
Kateter lumbal.
Penatalaksanaan :
Umum : perbaiki fungsi vital: amankan jalan nafas,
awasi tekanan darah dan jalan nafas, pemasangan
jalur intravena, NGT, kateter urine, EKG
Terapi medikamentosa :
Hentikan kejang dan koreksi komplikasi
Tahap premonitoring : diazepam 10 mg iv/per rektal
Tahap 1 tahap kompensasi (0-30 menit)
Diazepam 10 mg iv /per rektal, jika status berlanjut,
ulang pemberian setelah 15 menit
Tahap II tahap dekompensasi (30-60 menit)
Jika status berlanjut setelah 30 menit, maka :
- Rawat intensif
- Fenitoin iv dalam NaCl 0,9 % dosis 15-18 mg/kg kec 50
mg/menit awasi TD dan EKG atau fenobarbital 10-20 mg/kg
sampai 100 mg/menit dengan pengawasan TD dan respirasi
Intrakranial
1. Traumatik: epidural hemorrhage, subdural, intracranial
hemorrhage
2. Infeksi: subdural empyema, brain abscess, meningitis
bakterial dan fungal, viral encephalitis
3. Neoplasma: primer, metasstase
4. Vaskular: infark, intracerebral hemorrhage
Penyebab koma
Metabolik
1. Gangguan asam-basa dan elektrolit:
hyper/hyponatremia, hyper/hypokalemia,
hypermagnesia, hyperkalsemia
2. Penyakit endokrin: DM, hyperosmolar ninketotik,
chusing’s syndrome
3. Koma hepatikum
4. Koma uremikum
5. Ensefalopati anoksia: obstruksi jalan nafas, cardiac
arrest, pulmonary disfunction
6. Defisiensi vitamin: thiamine, niasin
7. Racun dan Intoksikasi: alkohol, heroin, barbiturat,
organic solvent
Diagnosis kesadaran menurun
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik umum
• Pemeriksaan Neurologis
• Pemeriksaan penunjang (Laboratorium,
head CT Scan, MRI)
Pemeriksaan fisik umum
Orientasi baik 5
Verbal
Bingung 4
Bisa membentuk kata tetapi tdk mampu ucapkan kalimat 3
Mengeluarkan suara yang tidak berarti 2
Tidak ada suara 1
Menurut perintah 6
Motorik
Dapat melokalisir rangsang setempat 5
Menolak rangsang nyeri pada anggota gerak 4
Menjauhi rangsang nyeri (fleksi) 3
Ekstensi spontan 2
Tidak ada gerakan samasekali 1
Stroke
“STROKE”
ADALAH
“BRAIN ATTACK”
Iskemik/infark (80%)
STROKE
Perdarahan (20%)
PSA
PIS
Pemeriksaan Klinis
C. Laboratorium darah
D. CT scan & MRI
Penatalaksanaan Umum
Krisis miastenia :
- Eksaserbasi penyakit miastenia gravis dimana kelumpuhan
menyebabkan episode akut kegagalan pernafasan yang
memerlukan alat respirator.
- Kelemahan berat otot2 respiratorik dan/atau
kelemahan berat otot2 jalan napas atas (bulbar myasthenia)
- Merupakan suatu keadaan yang mengancam nyawa.
Etiologi:
Infeksi saluran pernafasan
Pemakaian obat-obatan miastenia
Pemicu
Kontrol tidak teratur
Obat untuk miastenia bulbar :
steroid dan antikolinesterase
Infeksi sistemik spt UTI
Aspirasi
Pembedahan
Lainnya : stres emosional, udara panas,
hipertiroidisme
Gejala:
Kelemahan motorik semakin berat
Kelemahan otot pernafasan
Disfagi
Stridor
Penatalaksaan :
• Identifikasi pencetus
• Respirator
• Terapi disfungsi neuromuskuler
Sindroma Gullain Barre
Gejala klinis:
- Diawali dengan lemah keempat anggota gerak dengan
pola asending
- Disertai dengan kelainan sensorik
Penatalaksanaan :
Etiologi :
Kecelakaan lalu lintas
Jatuh dari ketinggian > 3 X tubuh pasien
Beban aksial tinggi
Kekerasan di daerah spinal
Kecelakaan olah raga
Jenis :
Fraktur, dislokasi, luka tembus,EDH, SDH,
Pada keadaan ini dapat terjadi Syok spinal:
Paralis flasid, gangguan kontrol BAB dan BAK
Hilangnya tonus anal, refleks, kontrol otonom
Penatalaksanaan :
Identifikasi pasien, anamnesa, pemeriksaan fisik
(primary survey dan secondary survey) rujuk
Kesimpulan
Kegawatdaruratan neurologi :
Suatu kondisi di bidang neurologi yang memerlukan
tindakan pengobatan segera dan bila tidak dilakukan
dapat menyebabkan kerusakan lebih berat bahkan
kematian.
Tujuan penatalaksanaan :
Mengoptimalkan peluang pasien untuk hidup,
Meminimalkan sequelle
Menurunkan beban keluarga