Anda di halaman 1dari 33

NEUROINFEKSI

Oleh :
Keky Afrians
201920401011173

Pembimbing :
dr. Intan Nurswida, Sp.S

RSUD Jombang
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
2020
Meningitis
• Meningitis adalah suatu penyakit infeksi dilapisan selaput
otak (meningen).
• Meningitis merupakan suatu kedaruratan medik, sehingga
perlu diagnosa dan pengobatan sedini mungkin untuk
mengurangi risiko kematian dan kecacatan.
Etiologi
a. Virus
b. Bakteri
c. Protozoa
d. Mikosis
e. Riketsia
Patogenesis
Terjadinya suatu infeksi pada selaput otak dapat
melalui beberapa cara yaitu :
a.Hematogen atau bakterimia
b.Secara langsung
c.Laminakribroformis
d.Perluasan langsung dari infeksi
e.Faring
Gejala Klinis
• Bisa terjadi secara akut, maupun kronis (misalnya TBC)
• Gejala utama yang khas adalah trias gejala (panas, sakit
kepala/muntah dan kaku kuduk)
• Anamnesa : demam, sakit kepala, mual dan muntah,
anoreksia, kadang-kadang kejang, dan sakit pada sendi
• Pmx fisik : kaku kuduk, kernig, brudzinski I – IV, kelainan
saraf kranial, gejala neurologi fokal, gangguan kesadaran.
Pada neonatus diperiksa fontanelanya dan adanya tanda
infeksi ekstra kranial
Pmx Penunjang
• Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) yaitu dengan
cara lumbal pungsi
• Pemeriksaan lumbal pungsi merupakan diagnosa pasti
untuk meningitis.
• Pada pemeriksaan LP ada indikasi dan kontra indikasi
Terapi
1. Terapi umum
a. Tirah baring total, cegah dekubitus
b. Pemberian cairan adekuat, terutama untuk pasien
shock
c. Terapi 5B
d. Terapi simtomatik : antikonvulsan, analgetik
2. Terapi spesifik : dengan pemberian antibiotika
-Antibiotika yang dipergunakan harus dengan dosis yang
adekuat, larut dalam lemak, dapat menembus BBB (blood
brain barrier), aktif dalam CSS yang bersifat asam dan
diberikan secara intravena
Meningitis Bakteri (purulenta)
• Meningitis bakteri akut merupakan penyakit infeksi
susunan saraf pusat yang mengenai piamater, arakhnoid,
ruang subarakhnoid dan dapat meluas ke jaringan otak
serta medula spinalis
• Disebabkan oleh bakteri patogen
Etiologi
a. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)
b. Neisseria meningitidis (meningococcus)
c. Haemophilus influenzae (haemophilus)
d. Listeria monocytogenes (listeria)
e. Bakteri lainnya : staphylococcus aureus dan
mycobacterium tuberculosis
Gejala klinis
• Terjadinya akut
• Nyeri kepala hebat
• Panas tinggi
• Disertai kesadaran menurun
Pmx neurologis
• Kaku kuduk
• Kernig
• Brudzinski I – IV
• Kadang-kadang terdapat gangguan saraf otak
Pmx laboratorium
a. Hasil analisa cairan serebrospinal (LP) pada meningitis
bakterial akut sebagai berikut :
- CSS keruh dan berwarna kekuningan (xanthokrom)
- Leukosit meningkat antara 500-35.000/mm3, terutama
PMN
- Kadar gula menurun, < 45mg/1000 ml
- Kadar protein meningkat, > 70 – 80 mg/dl
- Kultur dan pengecatan gram
b. Pemeriksaan darah :
-Darah tepi :
leukosit meningkat/kadang-kadang menurun
Trombosit normal/menurun
-Kultur dan pengecatan gram
-Pemeriksaan seru secara elisa dan bacterial anti body
test, PCR

c. Pemeriksaan tambahan :
-X foto toraks, sinus paranasalis dan mastoid
-CT scan/MRI
-EEG bila disertai kejang
Penatalaksanaan
Terapi meningitis bakterial akut dibagi 2 :
-Terapi umum
-Terapi spesifik

Terapi umum dilakukan dengan menangani keadaan


kegawatannya (5B), sedangkan terapi spesifik dengan
pemberian antibiotik yang tepat. Untuk menurunkan angka
kejadian dan angka kematian diperlukan usaha preventif
Pemberian antibiotika
Faktor yang mempengaruhi aktifitas bakterisidik antibiotika
pada CSS tergantung :
a.Konsentrasi antibiotika
b.Aktifitas CSS yang terinfeksi
c.Derajat penetrasi ke CSS

Waktu pemberian antibiotika :


-Meningitis meningokokus  antara 7-10 hari
-Untuk penyebab lainnya  antara 10-21 hari
-Dipertimbangkan juga teoleransi respon individu terhadap
antibiotika
Komplikasi
• Arakhnoiditis yang akan menyebabkan gangguan resorbsi
LCS dan menimbulkan hidrosefalus komunikans
• Abses otak, gejalanya adalah gejala radang ditambah
dengan gejala tumor. Untuk terapi disamping antibiotika
diperlukan pula operasi
Meningitis tuberkulosa
• Meningitis tuberkulosa adalah penyakit infeksi susunan
saraf pusat yang mengenai piameter, arkhnoid, ruang
subarakhnoid yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberkulosa
Gejala klinis
• Panas yang sumer-sumer
• Nyeri kepala
• Kadang mual
• Bila terjadi perluasan infeksi ke otak bisa terjadi kejang
dan kesadaran menurun (mengantuk sampai koma)
Dalam klinis, meningitis tuberkulosa dibagi menjadi 4 fase :
-Fase I : tanda ransangan meningen +, kesadaran baik, saraf
otak tidak tergangggu (gejala fokal negatif )
-Fase II : tanda rangsangan meningen +, kesadaran baik,
terdapat gangguan saraf otak (VI,VII), kadang-kadang
didapatkan hemiparesis (oleh karena arteritis, eksudat yang
menekan pedunkulus serebri, hidrosefalus)
-Fase III : tanda rangsangan meningen +, kesadaran
menurun, terdapat gangguan saraf otak (gejala fokal positif),
kejang-kejang
-Fase IV : sama seperti fase III disertai koma dan shock
Pmx fisik
• Kaku kuduk
• Kernig
• Burdzinski I-IV
• Kadang disertai gangguan saraf otak
• Pada pemeriksaan fundus okuli akan didapatkan choroids
tubercle
Terapi
• Komplikasi :
- Arakhoiditis
- Abses otak

• Prognosis :
Prognosis meningitis TBC tergantung dari :
- Umur : < 3 bulan, > 60 tahun  prognosis jelek
- Kecepatan diagnosis dan penanganan yang tepat maka
prognosis lebih baik.
Meningitis virus
• AIDS/HIV
- HIV merupakan subgroup dari retrovirus. Retrovirus ini
bersifat laten , viraemia persisten, menginfeksi sistem
saraf, serta bersifat melemahkan respon immune dari
inangnya
• Manifestasi klinis
- Gambaran manifestasi klinis pada pasien HIV/AIDS pada
sistem saraf sering kali bersama-sama dengan penyakit
lainnya
- Manifestasi komplikasi neurologis pada pasien HIV/AIDS
berbeda pada anak-anak, hal ini disebabkan karena
sistem imun maupun sistem saraf pada usia anak masih
berkembang
- HIV masuk kedalam sistem saraf melalui 2 cara :
a.Secara langsung menyebabkan gangguan neurologis
b.Secara tidak langsung melalui terjadinya penurunan
kekebalan tubuh pasien, sehingga terjadi infeksi
oportunistik dan keganasan
- Gejala awal yang disebabkan masuknya HIV kedalam
sistem saraf pusat berupa gambaran aseptik meningitis,
seperti adanya : panas, nyeri kepala, neuropati saraf otak,
malaise, kaku kuduk, mual dan muntah

• Diagnosa
- Gejala umum : panas, nyeri kepala, mual, muntah, kaku
kuduk, neuropati, demensia, kadang bisa terjadi kejang,
maka hendaknya dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
dugaan penyakit yang menyertai infeksi HIV/AIDS
- Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan darah
Pungsi lumbal dan analisa CSS
CT scan/MRI kepala dengan kontras ataupun MRI kepala
tanpa kontras

• Tatalaksana
- Antiretrovirus  pasien yang mempunyai gejala
klinis/tanpa gejala dengan imunodefisiensi (CD4 < 350/L)
atau plasma HIV RNA > 55.000 copies/ml12
• Pencegahan
- Terapi pencegahan dapat dihentikan apabila pasien
mendapat terapi antiretrovirus dan kadar CD4 telah
mencapai diatas 200/mm
Komplikasi
Meningitis parasit
• Malaria
- Malaria serebral merupakan komplikasi yang fatal dari penyakit
malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falsiparum, yang
ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopeles betina

• Gejala klinis
- Demam periodik (irreguler) disertai anemia dan pembesaran
limpa (splenomegali)
- Sakit kepala
- Halusinasi visual
- Kesadaran menurun sampai koma yang menetap lebih 30
menit
- Kejang-kejang
- Hipoglikemia
- Laboratorium pada pemeriksaan tetes darah tebal dan
hapusan tipis ditemukan preparat plasmodium
• Kriteria diagnosis
- Demam atau riwayat demam yang sangat tinggi
- Adanya manifestasi serebral penurunan kesadaran
dengan atau tanpa gejala neurologi lain, sedangkan
penyebab lain telah disingkirkan
- Ditemukan sediaan parasit malaris pada darah tepi

• Tatalaksana
- Perawatan umum 5B
- Obat-obat anti malaria
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai