Anamnesa (Subjective)
Keluhan :
a. Nyeri tersebar secara difus, mual ringan hingga sedang.
b. Nyeri kepala tegang otot biasanya berlangsung selama 30 menit hingga 1 minggu penuh
c. Nyeri kepala seperti kepala berat, pegal, rasa kencang daerah bitemporal dan bioksipital,
nyeri seperti diikat disekeliling kepala.
d. Nyeri tidak berdenyut, tidak disertai mual ataupun muntah
e. Gangguan tidur, sering terbangun pada dini hari, napas pendek, berat badan turun,
palpitasi dan gangguan haid.
f. Nyeri kepala tengang otot yang kronis merupakan manifestasi konflik psokologis yang
mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.
Faktor Resiko : (- )
Pemeriksaan Fisik :
a. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal, pemeriksaan neurologis normal.
b. Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan kepala dan leher serta pemeriksaan neurologis
yang meliputi kekuatan motoric, refleks, koordinasidan sensoris.
c. Pemeriksaan mata untuk mengetahhui adanya peningkatan bola mata.
d. Pemeriksaan daya ingat jangka pendek dan panjang dan mental pasien untuk
menyingkirkan berbagai penyakit serius seperti tumor atau aneurisma dan penyakit
lainnya.
Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang normal.
Anamnesis yang mendukung adalah adanya faktor psikis yang melatar belakangi dan
karakteristik gejala nyeri kepala (tipe, lokasi, frekuensi dan durasi nyeri) harus jelas.
Klasifikasi Menurut lama berlangsungnya dibagi menjadi :
a. nyeri kepala episodik jika berlangsungnya kurang dari 15 hari dengan serangan yang
terjadi kurang dari1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun).
b. Nyeri kepala tegang otot kronis apabila nyeri kepala tegang otot tersebut berlangsung
lebih dari 15 hari selama 6 bulan terakhir
Diagnosis Banding:
a. Migren
b. Cluster-type headache ( Nyeri kepala kuster )
Komplikasi :
Rencana Penatalaksanaan (Plan)
1. Penatalaksanaan
a. Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien.Jelaskan tidak
ada kelainan fisik di dalam rongga kepala. Penilaian adanya kecemasan atau depresi
harus segera dilakukan.
Pengobatan harus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan obat anti cemas
atau anti depresi serta modifikasi pola hidup yang salah, disamping pengobatan nyeri
kepalanya
b. Penghilang sakit yang sering digunakan adalah: acetaminophen dan NSAID seperti
aspirin, ibuprofen, naproxen,dan ketoprofen.
Pengobatan kombinasi antara acetaminophen atau aspirin dengan kafein atau obat sedatif
biasa digunakan bersamaan dinilai efektif untuk menghilangkan sakitnya, tetapi jangan
digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggu dan penggunaannya harus diawasi oleh
dokter
* Respon terapi dalam 2 jam (nyeri kepala residual menjadi ringan atau hilang dalam 2 jam).
Kriteria Rujukan
a. Bila nyeri kepala tidak membaik maka dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis saraf.
b. Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk ke pelayanan
sekunder yang memiliki dokter spesialis jiwa.
Prognosis