Anda di halaman 1dari 84

MODUL BERCAK MERAH

KLP 18

Skenario
Seorang ibu rumah tangga berumur 30
tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan kemerahan pada daerah dada
sejak 1 minggu yang lalu.

Kata kunci

Ibu rumah tangga


30 tahun
Bercak kemerahan di dada
Sejak 1 minggu yang lalu

DD
Morbus hansen

Tinea korporis

Gejala

Penunjang

Tatalaksana

Keluhan gatal
Panas pada lesi
Menyebar
Bersisik
Progres penyakit
Mati rasa pada
lesi
Nyeri

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
histopatologis
Pemeriksaan
bakterioskopis
Pemeriksaan
imunologis

Tipe PB:
Rifampicin
DDS

Gatal
Lesi bulat atau
lonjong,
berbatas
tegas,central
healing, eritema
dan skuama.
Kadang2 ada
vesikel dan
papul di tepi.
Jika digaruk
akan
menimbulkan
erosi dan krusta

Lampu wood
KOH 10%
Kultur
(sabaroud dextrose
agar)

Topikal
Allylamine
Imidazole
Asam salisilat 24%
Asam benzoate 612%
Tolnaftate
Butenafin
Cyclopirox

Komplikasi
Deformitas
Psikososial

Tipe MB:
Rifampisin
Klofazimin
DDS

Sistemik
Griseovulfin
500mg/hari
selama 3-4
minggu
Fluconazole
150mg/minggu
Itraconazole
100mg/hari
Terbinafine
250mg/hari

Impetigo

DD

Gejala

Penunjang

Tatalaksana

Komplikasi

Erithrasma

Asimptomatik,
rasa gatal dan
terbakar, lesi
berupa bercak
merah dan daerah
lesi bewarna
kecoklatan

Woods lamp
Kultur

Erythromycin
Tetracyclin
Clindamycin

Rash

Candidiasis

makula atau papul


eritem permukaan
lesi maserasi,
pada daerah tepi
terdapat
papulovesikel / lesi
satelit

KOH 10%
Kultur kerokan kulit

Sistemik:
Fluconazole
Itraconazole
Ketoconazole

Disseminated
candidiasis

papul, nodul,
urtika
Pruritus ,
pruritus
nocturnal
Burrow
Ekskoriasi ,
eritem

Kerokan kulit
Biopsy kulit

Scabies

Topikal:
Ketoconazole
(krim)
Clotrimazole
lozenge
Nystatin (pastiles
dan suspensi oral)
Topikal
Sulfur 6%
Krotamiton 10%
krim / lotion
Benzil benzoat
12% 40%
emultion.
Gammexane 1%
krim / losion.
Oral
Ivermectin single
dose 200
mcg/kg/dl

Esthetics
Infeksi sekunder
Crusted scabies

DD

Herpes zoster

Gejala

Eritema
Vesikel
Tampak pustul
Unilateral
dermatom

Penunjang

Sedian apus tes


Tzanck
Biopsi kulit
Tes serologik

Tatalaksana

Sistemik
Asiklovir,

Valasiklovir,
Famsiklovir
Asam

mefenamat
Prednison

Komplikasi

Neuralgia paska
herpatik
Infeksi sekunder
Kelainan pada mata
Paralisis motorik

Topikal

vesikel bedak
Erosif kompres

terbuka

Ulserasi salap
antibiotik
Insect bite

Papular urtikaria
Gatal
Lesi
berkelompok
atau menyebar
Papul yang
mengalami
eskoriasi dapat
menjadi prurigo
nodularis
Vesikel dan bulla
dapat muncul

pemeriksaan
histopatologis
pemeriksaan darah

Lalat:
Antibiotik
injeksi lidokain
hidroklorida
ekstraksi larva
Nyamuk:
anti-histamin
thiamin
hidroklorida
Steroid topikal

Folikulitis,
Selulitis
Limfangitis

MORBUS HANSEN

ETIOLOGI
PATOGENESIS

Mycobacterium leprae

ANAMNESIS
TAMBAHAN

Gejala utama

Gejala lain

Riwayat

-Keluhan gatal
-Panas pada lesi
-Menyebar
-Bersisik
-Progres penyakit
-Mati rasa pada lesi
-Nyeri
- Demam
-Mialgia
-Malaise
-Mual muntah
-Flu-like syndrome
-Riwayat pengobatan
-Riwayat aktiviti terakhir
-Riwayat penyakit
-Riwayat keluarga
-Lingkungan
-Riwayat sosial
-Riwayat pulang dari tempat endemik

MANIFESTASI KLINIS

-Lesi kulit -hipopigmentasi /eritem


-makula/plak/papul
-simetris/asimetris
-kering/skuama/berkilap
-satu atau lebih
-Keluhan mati rasa pada daerah lesi
-Pembesaran saraf tepi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tatalaksana
Farmakologi

Non farmakologi

komplikasi
Prognosis

Pencegahan

-Pemeriksaan fisik (lesi kulit, pembesaran saraf & sensibilitas)


-Pemeriksaan histopatologis
-Pemeriksaan bakterioskopis
-Pemeriksaan imunologis

Tipe MB:
Rifampisin : 600 mg sekali sebulan
Klofasimin : 300mg/bln (pengawasan) @ 50mg/hari tanpa
pengawasan
DDS : 100mg/hari @ 1-2 mg/kgbb tanpa pengawasan
#pengobatan selama 1 tahun atau 12 dosis dalam 12-18 bulan
Tipe PB:
Rifampisin & DDS : sama seperti tipe MB
#lesi kulit 2-5 diberikan 6 dosis dalam 6-9 bulan
#lesi tunggal : Rifampisin 600 mg , ofloxasin 400 mg & minocin 100
mg dosis tunggal
Kontraindikasi :
Rifampisin : gangguan fungsi hati dan ginjal berat
Klofamizin : nyeri perut berulang
DDS : hanya diberikan jika hb normal

Hygiene
Nutrisi
Memakai alas kaki
Deformitas
Psiko social
Bonam
Meninggalkan kesan hipopigmentasi pada bekas lesi
Deformitas
Hygiene

TINEA CORPORIS

DIAGNOSIS UTAMA

Infeksi oleh dermatofita superfisial terutamanya


T.rubrum dan E.floccosum
Bisa terjadi pada semua peringkat umur
Terutama di daerah tropis dan subtropis

PATOMEKANISMA
PERLEKATAN KE KERATINOSIT
Untuk perkembangan spora

Melalui pelbagai rintangan

PENETRASI MELALUI SEL DAN DIANTARA SEL

Menembusi stratum korneum dengan


kecepatan lebih cepat dari proses desquamasi

Dibantu oleh sekreasi protenaise,lipase dan


enzime mucinolitik sbg nutrisi utk jamur

PERKEMBANGAN RESPON HOST


Terjadi reaksi inflamasi . Infeksi menghasilkan
eritema dan sedikit skuama akibat penin
gkatan pergantian keratinosit

Bergantung kepada status immune pasien

ANAMESIS TAMBAHAN

Pekerjaan apa?
Lingkungan nya bagaimana?
Bercaknya bagaimana?
Gatal atau tidak?
Menyebar ke bahagian lain atau tidak?
Faktor yang memperberat keluhan?
Riwayat keluhan sama?
Riwayat alergi?
Faktor yang memperberat?

GEJALA KLINIS
Prediliksi lesi pada bahagian lengan,
leher, tungkai, dada dan perut.
Gatal
Lesi bulat atau lonjong, berbatas
tegas,central healing, eritema dan
skuama. Kadang2 ada vesikle dan
papul di tepi.
Jika digaruk akan menimbulkan erosi
dan krusta

PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN

INTERPRETASI

Lampu wood

Timbul warna kehijauan pada lesi

KOH 10%

Terlihat hifa panjang dan


artrospora

Kultur
(sabaroud dextrose agar)

Melihat jenis dan koloni jamur

TATALAKSANA FARMAKO
Topikal
Allylamine
Imidazole
Asam salisilat 2-4%
Asam benzoate 6-12%
Tolnaftate
Butenafin
Cyclopirox

Sistemik
Griseovulfin 500mg/hari selama 3-4 minggu
Fluconazole 150mg/minggu
Itraconazole 100mg/hari
Terbinafine 250mg/hari

TATALAKSANA NON
FARMAKO
Meningkatkan hygiene
Mengurangi kelembaban dari tubuh
Hindari pakaian yang panas dan
tidak menyerap keringat

KOMPLIKASI
Impetigo

PROGNOSIS
Bonam

PENCEGAHAN
Menghindari sumber penularan
Menghindari predisposisi lain = DM,
leukemia, kelainan endokrin

ERITHRASMA

DEFINISI
Eritrasma adalah suatu penyakit kulit
infeksi kronis superfisial yang
disebabkan oleh Corynebacterium
minutissimum.

EPIDEMIOLOGI
Eritrasma lebih sering terjadi di
lingkungan yang panas, lembap, atau
individu yang kurang menjaga
kebersihannya, kuat berpeluh,
obesitas, diabetes, lanjut
usia(lansia), dan individu yang lemah
sistem kekebalan tubuh badan.

PREDILEKSI
Eritrasma lebih sering terjadi di
daerah intertrigineous misalnya
selah mamae, ketiak, sekitar
periumbilical, kelengkang, dan
interdigitale .

PATOMEKANISME
heat/humidity Corynebacteria
st.corneum poliferate

GEJALA KLINIS
Asimptomatik, tetapi biasanya
disertai rasa gatal atau rasa terbakar
terutamanya bila terjadi di daerah
kelengkang.
Pada awalnya, lesi kulit berwarna
agak-agak pink berskala. Kemudian,
bia sudah lama, bercaknya berwarna
merah dan bagian yang terkena itu
menjadi kecoklatan dan berskala.

PEMERIKSAAN UNTUK MENEGAKKAN


DIAGNOSIS
Woods lamp : non-invasif diagnostic
tool that shines ultraviolet light onto
the skin. In Eritrasma, a bright coralred fluorescence is seen.
Culturing : kerokan kulit di daerah
lesi.

TREATMENT
Erythromycin
Tetracyclin
clindamycin

Prevention
Hygine
Dry skin
Clean clothes

PROGNOSIS
Recurrent is common

CANDIDIASIS

Etiologi
Candida albicans

Epidemiologi
Laki-laki = perempuan
Usia:
Neonatus
>65 tahun

Immunocompromised

Patogenesis
Flora normal pada 50% manusia sehat.
Menyebabkan kandidiasis pada individu
tertentu.
Faktor virulensi:
Molekul adhesi
dapat menyebabkan attachment pada sel
inang

Faktor protease
Merusak bagian luar sel inang

Anamnesis tambahan
Gejala yang dirasakan saat ini
1. Apakah bercak merah disertai gatal atau tidak?
2. Jika ada rasa gatal, gatal terus menerus atau hilang
timbul
3. Kapan gatal dirasakan memberat? (saat melakukan
aktivitas apa)
4. Bercak baru muncul pertama kali atau pernah
sebelumnya?
5. Bercak muncul di bagian tubuh mana saja?
6. Bercak meluas atau tidak?
7. Bercak muncul satu persatu atau langsung banyak?

Riwayat
Riwayat pengobatan
Apakah sudah pernah berobat sebelumnya?

Riwayat seksual
Apakah sudah menikah? Apakah seksual aktif? Apakah pernah
ganti pasangan seksual?

Riwayat penyakit
Apakah mengidap penyakit DM atau penyakit ganas yang
membutuhkan kemoterapi atau mengonsumsi obat
imunosupresan? Apakah seblumnya pernah menglamai diare
yang berlangsung lama atau demam yang tidak diketahui
sebabnya dalam jangka waktu yang lama?

Riwayat keluarga dan pola hidup


Apakah dalam keluarga ada yang pernah meninggal karena
penyakit HIV?, apakah pasien tinggal di daerah yang panas,
apakah pasien sering menggunakan baju yang ketat? berapa
kali pasien mandi dalam sehari? berapa kali pasien mengganti
pakaian sehari?

Riwayat transfusi darah

Pemeriksaan fisik
Effloresensi
Lokasi,batas tegas/tidak, ukuran lesi,
permukaan, kulit yang sehat
- makula atau papul eritem dengan
batas tegas permukaan lesi maserasi,
basah, pada daerah tepi terdapat
papulovesikel / lesi satelit

Pemeriksaan penunjang
KOH 10 %
Untuk lihat yeast dan pseudohifa
candida
Kultur kerokan kulit
Dengan menggunakan SDA yang
sudah ditambahkan antibiotik tertentu
untuk hambat bakteri . Koloni warna
putih hingga kecoklatan dengan
permukaan halus

Penatalaksanaan
Farmakologik
Obat

Dosis

Lama Pemberian

Fluconazole

150 mg

Dosis tunggal

Itraconazole

2 200 mg/hari
200 mg/hari

Sehari
3 hari

Ketoconazole

2 1 tablet

7 hari

Sistemik, Oral

Topikal
Ketoconazole, krim
Clotrimazole lozenge
Nystatin, pastiles dan suspensi oral
Non-Farmakologik
Jaga hygiene dan lakukan pola hidup sehat

Komplikasi
Infeksi berulang candida pada kulit
Jika pasien terus mengalami
immunosupresi pasien bisa
menderita Disseminated candidiasis

Prognosis
Umumnya baik, bergantung pada
berat ringannya faktor predisposisi.
Dapat muncul kembali setelah
pengobatan selesai dilakukan

SCABIES

DEFINISI
Scabies adalah infeksi kulit oleh parasit/
anthropoda bernama Sarcoptes scabei.
Prevelensinya 300juta orang terinfeksi per tahun.
Tidak tergantung umur, ras, dll.
Classic scabies
Atypical :
- nodular scabies
- Crusted scabies
- Scabies mimicking immunologically mediated
diseases

PATHOMECHANISM
Transmisi direk / indirek
Parasit/ anthropoda ini menginfeksi
dengan menggali terowongan
(burrow) di kulit hostnya (epidermal).
Betina Sarcoptes scabei.
Ia kan menghasilkan telur di setiap
terowongan, sering waktu malam.
Telur menetas

GEJALA KLINIS
Papul, nodule, urtika
Pruritus, memburuk waktu malam
(nocturnal pruritus), sensitasi sekresi
ekresi mite
Terowongan / burrows
Ekskoriasi, ekzema, eritem
Predileksi : celah jari, flexor
pergelangan tangan, axilla, dada,
genitalia, siku, kaki

ANAMNESIS
Bagaimana hygienenya pasien ?
Adakah keluarga atau orang dekat
pasien mengadakan gejala yang
sama ?
Adakah pasien mengadakan
hubungan sexual sebelum berlaku ?

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kerokan kulit + microscope
Biopsy

Terapi farmako
Sulfur 6%
- Odor, messy and stains
- But it is safe and effective in treatment of
scabies.
- Germicide and fungicide
- It is applied nightly for three night
Krotamiton 10% krim / lotion.
- An Alternative scabicide
- For pregnancy, infant and children
- Is used for 5 days better than 2 days

Benzil benzoat 12% 40% emultion.


- Is used for skin in 24 hours every night
until 1week
- Give pruritus and iritation if over
Gammexane 1% krim / losio.
- scabicide.
- Is used once every week , just for 2 weeks
- Not to pregnancy,baby, the patient of
neorologic disease.

Ivermectin
- Semisintetic from streptomyces
avernilitis
- For Oral , Single dose 200 mcg/kg/d
-Efective for scabies

TERAPI NON FARMAKO


Menjaga kebersihan personal

KOMPLIKASI
Infeksi sekunder
Esthetics
Crusted scabies

PROGNOSIS
Bonam dengan pengobatan

HERPES ZOSTER

DEFINISI
Herpes zoster adalah sutau infeksi
yang dialami oleh seseorang yang
tidak mempunyai kekebalan
terhadap varicella (misalnya
seseorang yang sebelumnya tidak
terinfeksi oleh varicella dalam bentuk
cacar air).

EPIDEMOLOGI
Tiada perbezaan antara lelaki dan
perempuan
Tidak terpengaruh musim
Tersebar di seluruh dunia
Berkait rapat dengan peningkatan
usia (system imun)
Mudah terkena pada penderita
imunosupresi

PATOGENESIS
Virus varisela
zoster masuk di
daerah
nasofaring

Apabila antibodi
menurun,
terjadi
reaktivasi virus

Terjadinya
replikasi dan di
lepaskan ke
darah
(asimptomatik)

Sebagian
menjalar
melalui
ganglion
sensoris dan
berdiam

Virus masuk ke
dalam reticulo
endothelial
system

Terjadi replikasi
kedua dan
tersebar ke kulit
dan mukosa
(simptomatik)

Terjadi herpes
zoster

GEJALA

Dermatom
Bersifat unilateral
Nyeri terbakar dan sensitif
Ada ruam (3-5 hari)

LOKASI LESI

Gambar 1. Herpes
zoster oftalmikus
sinistra.

Gambar 4. Herpes
zoster torakalis
sinistra.

Gambar 2. Herpes
zoster fasialis
dekstra.

Gambar 5. Herpes
zoster sakralis
dekstra.

Gambar 3. Herpes
zoster brakialis
sinistra.

Diagnosis
1. Anamnesis
Keluhan neuralgia
Gejala prodromal( demam,pusing, malaise)
Kelainan kulit ( eritem-> papul->vesikula->
bulla )
Karakteristik erupsi kulit:
-Vesikel berkelompok
-Dasar eritematosa, unilateral
-Kena satu dermatome

2. Pemeriksaan Penunjang
Tes tzanck ( hasil: sel datia inti banyak)
Pemeriksaan cairan vesikula
-Isolasi virus
-Identifikasi morfologi dgn mikroskop
elektron
Pemeriksaan histopatologi
Tes serologik ( immunoglobulin specific
)
Imunofluoresensi ( check antigen virus
HZ)

Penatalaksanaan
Tujuan:
Mengatasi infeksi virus akut
Mengatasi nyeri akut yang ditimbulkan
virus HZ
Mencegah timbulnya neuralgia pasca
herpetik

Pengobatan umum
Tidak keluar rumah ( bisa menular)
Usahakan tidak pecah vesikel ( jgn
garuk )

Pengobatan Khusus
Sistemik
Analgetik
Utk kurangi neuralgia (nyeri)
Asam mefenamat 1500mg/day -> 3days

Antiviral
1. asiklovir
MOA: inhibit DNA polymerase pd virus
Dosis : 5x800mg/day -> 7days (per oral)
Intravena -> pasien immunocompromise

2. valasiklovir
Dosis: 3x1000mg/day -> 7days

3. famsiklovir
MOA: inhibitor DNA polymerase
Dosis : 3x200mg/day -> 7days

Kortikosteroid
Indikasi: utk Sindrom Ramsay Hunt
Harus sedini mungkin -> cegah paralisis
Prednison dosis: 3x20mg/day
Slps seminggu, turun dosis bertahap
Digabung dgn obat antiviral

Topikal
Brgntung stadium
Stadium vesikel -> diberi bedak (cegah pecah)
Stadium erosif -> kompres terbuka
Stadium ulserasi -> salep antibiotik

Komplikasi
1. Neuralgia paska herpetik
Rasa nyeri timbul pd daerah penyembuhan

2. Infeksi sekunder
Pd pasien defisiensi imunitas
Vesikel -> ulkus dgn jaringan nekrotik

3. Sindrom Ramsay Hunt


Gangguan pd nervus fasialis & otikus -> Bell palsy
Disertai tinitus, vertigo, ggn pndgran, nistagmus,
nausea

4. Paralisis motorik
1-5% kasus
Di wajah, diafragma, ekstremitas, vesika
urinaria, anus

5. Kelainan pada mata (HZ


oftalmikus)
ptosis paralitik, keratitis, skleritis,
uveitis, korioratinitis dan neuritis optik

INSECT BITE

Epidemiologi
Tersebar di seluruh dunia
Pria = Wanita
Bayi dan anak-anak > dewasa

Etiologi
Kutu, Lalat, dan nyamuk merupakan
serangga tersering menyebabkan
ruam, rasa gatal, dan nyeri akibat
tusukan dan saliva serangga tersebut
Respon individu terhadap serangga
berbeda-beda, pada beberapa pasien
dapat menyebabkan papul urtikaria,
plak, dan papul merah

Patofisiologi
Kebanyakan gigitan serangga tidak
mengandung racun, walaupun banyak
spesies yang menginjeksikan salivanya
saat menggigit. Saliva ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah,
menghambat koagulasi, atau bersifat
anastesi pada luka. Kebanyakan lesi
adalah akibat dari respon imun pasien
terutama reaksi hipersensitivitas.

Anamnesis tambahan
Apakah terasa gatal dan panas
Apakah pernah tergigit serangga sebelumnya
Apakah ada riwayat aktifitas diluar rumah yang
mempunyai resiko mendapat serangan
serangga
Apakah ada riwayat kontak dengan hewan
peliharaan yang diduga sebagai vektor
Apakah ada riwayat penyakit yang sama
sebelumnya
Apakah ada riwayat pengobatan
Apakah ada riwayat keluarga

Tanda klinis
Papular urtikaria, dapat muncul pada
semua bagian tubuh atau terbatas di area
sekitar gigitan
Gatal
Lesi nampak berkelompok atau menyebar
pada kulit
Papul yang mengalami eskoriasi dapat
menjadi prurigo nodularis
Vesikel dan bulla dapat muncul

Pemeriksaan penunjang
Histopatologis : ada edema antara sel-sel
epidermis, spongiosis, parakeratosis serta
sebukan sel PMN
Laboratorium : peningkatan eosinofil
dalam pemeriksaan darah

Tata laksana farmakologik


Lalat
Terapi
Antibiotik
Injeksi lidokain hidroklorida untuk mendorong larva keluar
Ekstraksi larva

Nyamuk
Pencegahan
N,N-diethyl-3-methylbenzamide
Permethrin

Terapi
Antihistamin
Thiamin hidroklorida
Steroid topikal

Pencegahan
Menghindari hewan vektor penyebaran
seperti kucing dan anjing sebagai vektor
kutu
Memakai pakaian tertutup
Penggunaan lotion
Menjaga hygiene

Komplikasi (bila tidak


ditangani)
Luka pada Gigitan serangga dapat
menyebabkan infeksi sekunder seperti
folikulitis, selulitis, atau limfangitis

Prognosis (jika ditangani)


Baik tergantung jenis serangga dan racun
yang masuk kedalam tubuh

Anda mungkin juga menyukai