Fertilitas
Pendahuluan
FERTILITAS kemampuan untuk menghasilkan
keturunan
Organ reproduksi pria maupun pasangannya
berfungsi dengan baik/normal
Pria sperma
Wanita ovum/telur
Anatomi organ genitalia
wanita
INFERTILITAS
INFERTILITAS
5 BL 10 BL 15 BL
1 Year
Honeymoon Years . . . ?
INFERTILITY MANAGEMENT
COUPLE MANAGEMENT
FEMALE MALE
GYNECOLOGY ANDROLOGY
Peluang Keberhasilan
85 - 90 % wanita akan hamil selama 1
thn masa perkawinannya
10 - 15 % menjadi infertil
Klasifikasi
Infertilitas :
Primer belum pernah hamil
Sekunder sdh pernah hamil
Istilah-Istilah
Fekunditas kemampuan pasturi untuk
melahirkan anak hidup
Infekunditas Ketidakmampuan melahirkan
anak hidup
Fertilitas
kemampuan untuk hamil dan
melahirkan anak hidup
Subfertilitas kesulitan hamil
Infertilitas
ketidakmampuan hamil dalam
kurun waktu tertentu
Sterilitas ketidakmampuan hamil sama sekali
INSIDENS
Kel. kongenital
5. Faktor uterus
+ 5 - 10 %
Fungsi uterus :
~ Transportasi sperma
~ Implantasi dan nidas
~ Pemeliharaan hasil kehamilan
E/Infertilitas :
~ Kel. Anatomi :
- Kel. Kongenital
- Adesi intrauteri
- Mioma uteri
- Kerusakan endometrium
~ Polip endometrium
~ Hiperplasia endometrium
6. Faktor peritoneum / endometrium
Endometriosis : + 15 - 25 wanita infertilitas
Infertilitas yang tidak diketahui penyebab : + 70 - 80 %
endometriosis
Patogenesis
Endometriosis
CADANGAN OOSIT
MUTASI
60 30
40 20
20 10
0 0
20-24 25-29 30-34 35-39 40-44
Leon Speroff and Frits marc A. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Ed. VII TH. Lippincott
Williams & Wilknis Philadelphia (2005) p : 1013 - 1056
INFERTILITAS
COMPLICATED
FAKTOR MULTIPLE
LEBIH DARI SATU FAKTOR PADA SATU PASANGAN
FAKTOR TUBA
35 - 50 %
Faktor penyebab
Tersering pada tuba
P.I.D. / S.T.D
Abortus Septik
IUD
Riwayat Operasi Pelvis/Tuba
Apendicitis Perforasi
FAKTOR OVULASI
15 - 20 %
Faktor penyebab
Tersering pada gangguan ovulasi
Kel. Genetik
Hiperprolaktinemia
Hipo/Hiper tiroid
Faktor stress
Berat badan
Peny. Ovarium Polikistik
FAKTOR SERVIKS
2 - 5%
Faktor penyebab
Tersering pada gangguan serviks
5 - 10 %
Faktor penyebab
Tersering pada gangguan uterus
Kel. Anatomi :
Kel. Kongenital
Adesi intrauteri
Mioma uteri
Kerusakan endometrium
Polip endometrium
Hiperplasia endometrium
PERITONEUM / ENDOMETRIUM
25 - 40 %
Endometriosis
Ringan & sedang belum jelas
Berat perlengketan dan distorsi anatomik
Gangguan proses maturasi folikel
Ovum pick up
Transportasi hasil konsepsi
Efek toksik dari cairan peritoneum
Terganggu Fungsi
Infeksi Ovum Pick-Up
Endometriosis Transportasi Fungsi Terganggu
Kel. Bawaan Pertumbuhan
Sel Telur Kel. Hipotalamus
embrio
Pituitari
Hub. Umpan Balik
Ovarium
Terganggu Fungsi
Tumor - Tempat embrio Fungsi Terganggu
Infeksi Tumbuh Pintu Infeksi
Gangguan - Memberi makan Depo Makan Kekebalan
Pertumbuhan Reservoir Polip
Klep Biol. Anatomi
Terganggu
SPERMA Infeksi
Kekebalan
Hormonal
Idiopati
PEMERIKSAAN
Urutannya dari yang sederhana, mudah,
murah kemudian diikuti yang kompleks,
mahal, sulit dan beresiko tapi dpt berubah
sesuai gejala klinik yang menonjol
Pemeriksaan infertilitas :
Anamnesis
Pem. Fisis/ginekologis
Analisis sperma
Deteksi ovulasi
Uji paska sanggama
HSG
Laparoskopi
ANAMNESIS
Umur pasturi
Lama perkawinan, lama usaha untuk
hamil, perkawinan keberapa, apakah
perkawinan sebelumnya
menghasilkan anak
Riw. siklus haid dan umur menarke
Riw. Kehamilan atau persalinan yang lalu,
alat kontrasepsi,penyakit yang diderita,
riw. pembedahan
Kenaikan & penurunan BB
Aktifitas & latihan fisik yang berlebihan
Stress emosional
Apakah ada hirsutisme & galaktorea
Pem. Fisis / Ginekologi
Hirsutisme dan jerawat
Pembesaran kel. Tiroid
Galaktorea
Inspeksi lendir serviks kualitas mukus
PDV tumor uterus / adneksa
Pemeriksaan Infertilitas
1. Analisis Sperma :
Jumlah > 20 juta/ml
Morfologi > 40 %
Motilitas > 60 %
PENATALAKSANAAN INFERTILITAS
BERDASARKAN PENYEBAB
KEL SPERMA
ALAMI + - -
INSEM. + + -
BATAB + + + -
ICSI + + + +
2. Deteksi ovulasi :
Anamnesis siklus menstruasi
90 % siklus mens teratur :siklus ovulatoar
Pem. Suhu badan basal
meningkat 0,6 - 1oC setelah ovulasi : Bifasik
Uji benang lendir serviks dan uji pakis
Sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks encer,
daya membenang lebih panjang, pembentukan
gbran daun pakis
Estradiol meningkat
Deteksi ovulasi
(lanjutan)
BIOPSI ENDOMETRIUM
HORMONAL
FSH, LH, E2, PROGESTERON,
PROLAKTIN
Biopsi endometrium
Beberapa hari menjelang haid
Endometrium fase sekresi : siklus
ovulatoar
Endometrium fase proliferasi/gbran
Hiperplasia : siklus Anovulatoar
Efek progesteron
Hormonal
Hormon yang mempengaruhi pertum-
buhan dan perkembangan folikel :
* FSH serum: 10 - 60 mIU/ml
* LH serum : 15 - 60 mIU/ml
* Estradiol : 200 - 600 pg/ml
* Progesteron : 5 - 20 mg/ml
* Prolaktin : 2 - 20 mg/ml
USG transvaginal
* Secara serial : adanya ovulasi dan
perkiraan saat ovulasi
* Ovulasi : ukuran folikel 18 - 24 m
LAPARASKOPI :
* Corpus luteum
2. Uji paska sanggama (UPS)
Syarat :
Pem. Lendir serviks + 6 - 10 jam paska sanggama
Waktu sanggama sekitar ovulasi
Menilai :
Reseptifitas
dan kemampuan sperma untuk
hidup pada lendir serviks
Penilaian
UPS : Baik : > 10 sperma / LPB
Jelek : Faktor immunology (antibodi
antisperma)
3. Ultrasonografi (USG)
Untuk menilai :
Uterus : bentuk, ukuran, kelainan
Adneksa : ovarium dan tuba
4. Histerosalpingografi (HSG)
Menilai
Faktor tuba : lumen, mukosa, oklusi,
perlengketan
Faktor uterus : kelainan kongenital (Hipoplasia,
septum, bikornus, Duplex), mioma, polip, adhesi
intrauterin (sindroma asherman)
Dilakukan pada fase proliferasi : 3 hari
setelah haid bersih dan sebelum perkiraan
ovulasi
Patensi tuba dapat dinilai :
HSG
Hidrotubasi (Cairan)
Pertubasi (gas CO2)
Keterbatasan : tidak bisa menilai
Kel. Dinding tuba : kaku, sklerotik
Fimbria : Fimosis fimbria
Perlengketan genitalia Int.
Endometriosis
Kista ovarium
Patensi tuba dapat dinilai :
HSG
Hidrotubasi (Cairan)
Pertubasi (gas CO2)
5. Laparoskopi
Gbran visualisasi genitalia interna scr menyulurh
Menilai faktor :
Peritoneum/endometriosis
Perlengketan genitalia Int
Tuba : patensi, dinding, fimbria
Uterus : mioma
Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus
luteum
Keterbatasan
Tidak bisa menilai : Kelainan kavum uteri dan
lumen tuba
Bersifat invasif dan operatif
DIAGNOSIS FAKTOR PENYEBAB
INFERTILITAS
- SIKLUS
- VT HAID
- HSG - BBT
- LAP DX - LS
- TEST - HISTEROSK. UPS - BIOPSI
RUBIN
ENDOM.
-HSG
- OVA TEST
- LAP DX AN. SPERMA
- USG
- PX HORMO
PENANGANAN
Medika mentosa
Tindakan operasi rekonstruksi
Rekayasa teknologi reproduksi
MEDIKA MENTOSA
1. Obat stimulasi ovarium (Induksi ovulasi)
Klomifen sitrat
Meningkatkan pelepasan gonadotropin FSH & LH
Diberikan pd hari ke-5 siklus haid
1 x 50mg selama 5 hari
Ovulasi 5 - 10 hari setelah obat terakhir
Koitus 3 x seminggu atau berdasarkan USG
transvaginal
Dosis bisa ditingkatkan 150 - 200 mg/hari
3 - 4 siklus obat tdk ovulasi hCG 5000 - 10.000 IU
Epimestrol
Memicu pelepasan FSH dan LH
Hari ke 5 - 14 siklus haid
5 - 10 mg/hari
Bromokriptin
Menghambat sintesis & sekresi prolaktin
Indikasi
: Kdr prolaktin tinggi (> 20 mg/ml) dan
Galaktore
Dosis sesuai kadar prolaktin :
Oligomenore 1,25 mg/hari
Ggn haid berat : 2 x 2,5 mg/hari
Gonadotropin
HMG (Human Menopausal Gonadotropine)
FSH & LH : 75 IU atau 150 IU
Untuk memicu pertumbuhan folikel
Dosisawal 75 - 150 IU/hari selama 5 hari dinilai
hari ke 5 siklus haid
hCG
Catatan :
Untuk pria diterapi => FSH
Testosteron
2. Terapi hormonal pd endometriosis
Supresif ovarium shg terjadi atrofi kel. Endometriosis
Danazol :
Menekan sekresi FSH & LH
Dosis 200 - 800 mg/hari, dosis dibagi 2x pemberian
Progesteron
Desidualisasi endometrium Atrofi jar. Endometritik
Medroksi progesteron asetat 30 - 50 mg/hari
GnRH agonis
Menekan sekresi FSH & LH
Dosis 3,75 mg/IM/bulan
Tidak boleh > 6 bulan : penurunan densitas tulang
TINDAKAN OPERASI REKONSTRUKSI