PERIOPERATIF
60
Perempuan
Bayi
50
75
intrasel
40
30
40
ekstra sel
20
20
35
16
16
30
Plasma
Interstitial
Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan pada pembedahan.
Ed.Kedua. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002
Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th ed. Missouri:Elseviermosby; 2005.p3-227
DIFUSI
POMPA
Na-K
OSMOSIS
Penatalaksanaan Terapi
Cairan Pra Bedah
Status cairan harus dinilai dan dikoreksi sebelum dilakukannya
induksi anestesi untuk mengurangi perubahan kardiovaskuler
dekompensasi akut. Penilaian status cairan ini didapat dari :
Anamnesa : Apakah ada perdarahan, muntah, diare, rasa
haus. Kencing terakhir, jumlah dan warnya.
Pemeriksaan fisik. Dari pemeriksaan fisik ini didapat tandatanda obyektif dari status cairan, seperti tekanan darah, nadi,
berat badan, kulit, abdomen, mata dan mukosa.
Laboratorium meliputi pemeriksaan elektrolit, BUN,
hematokrit,
hemoglobin
protein.
Cairan
perioperatif
diberikan dan
dalam
bentuk cairan pemeliharaan :
Dewasa 2 ml/kgBB/jam atau 60 ml + 1 ml/kgBB pada BB >20 kg
Anak 4 ml/kgBB pada 10 kgBB I + 2 ml/kgBB pada 10 kgBB II + 1
ml/kgBB pada BB sisanya
Tanda rehidrasi tercapai produksi urin 0,5 1 ml/kgBB
Wiryana, M. Terapi Cairan Perioperatif. Ilmu Anestesia dan Reanimasi.
Indeks Jakarta. 2010.
Class II
(haemorrhage 800-1500 ml (15-30%))
Class III
(haemorrhage 1500-2000 ml (30-40%))
Class IV
(haemorrhage 2000 ml (48%))
THANK YOU