Diajukan sebagai tugas Laporan PKL Program Studi Diploma IV Alih Jenjang
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerahnya
laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Teknik Pemeriksaan
Ultrasonografi Abdomen Bawah dengan Klinis Kista Adnexa di RSUD
Cengkareng” dapat dikerjakan dan diselesaikan..
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini bertujuan untuk menerapkan secara nyata teori
yang telah didapatkan dengan parktik di lapangan yang digunakan sehari-hari
keseharian yang ada di RS tempat melaksanakan praktik tersebut.
Sesuai dengan judul di atas, laporan ini hanya membahas tentang teknik
pemeriksaan USG Kandung Empedu dengan menggunakan modalitas USG dan
berfokus pada scanning pemeriksaan Kandung Empedu dengan klinis Cholecystitis
disusun berdasarkan data-data yang diperoleh di RSUD Cengkareng pada bulan 8-
27 Juli 2019.
Dalam penulisan ini banyak kesalahan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat membantu agar membantu saya memperbaiki
penulisan ini.
Akhirnya kata, saya berharap semoga Laporan PKL ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
DISUSUN OLEH:
HALAMAN JUDUL........................................................................................ .
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................4
A. Anatomi dan Fisiologi ............................................................................4
B. Patologi .................................................................................................6
C. Instrumen dan Peralatan USG ................................................................7
D. Persiapan & Teknik Pemeriksaan USG Abdomen Bawah ....................8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................9
A. Hasil .......................................................................................................9
B. Pembahasan ..........................................................................................14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................16
1. Kesimpulan ....................................................................................16
2. Saran ..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................17
A
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Gangguan sistem reproduksi sering sekali dialami oleh wanita akibat
ketidakseimbangan hormon, antara lain kista payudara, mioma uteri, terganggunya siklus
menstruasi, kista adnexa/adnexa dan lain sebagainya. Salah satu kelainan yang terjadi pada
sistem reproduksi wanita adalah kista adnexa.
Angka kejadian kanker adnexa di Indonesia diperkirakan sebanyak 2.314 kasus (5,3%).
Di Indonesia sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan serta penyakit sistem reproduksi misalnya kista
adnexa.(1)
Kista merupakan sebuah kantung non neoplastik yang berisi cairan atau jaringan lebih
padat. Kista adnexa terdiri atas kista tunggal dan kista multiple (penyakit polikistik adnexa),
saat berukuran kecil kista ini tidak bermasalah karena umumnya kista adnexa bersifat fisiologis
tetapi tetap perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui adanya perubahan kista menjadi ganas.
(2)
Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan USG Whole Abdomen yaitu
pemeriksaan bagian abdomen dari hati hingga bagian reproduksi wanita yaitu rahim dan
adnexa. Kedua bagian reproduksi ini wajib dievalusi karena seringnya timbul masalah
hormonal yang menyebabkan kelainan pada rahim dan adnexa. Kista adnexa merupakan
kelainan yang terjadi pada organ reproduksi yang disebabkan baik secara fungsional yaitu
menstruasi dan pertumbuhan sel yang tidak normal, dengan adanya pemeriksaan USG
dijadikan pemeriksaan utama dalam menentukan diagnosa secara cepat dan akurat. Manfaat
lainnya karena USG bersifat tidak menimbulkan rasa sakit (non invasive) yang dapat
mengurangi ketidaknyamanan pasien dan tidak memiliki radiasi yang membahayakan sehingga
aman digunakan khususnya pada ibu hamil dan anak-anak.
Ultrasonografi adalah pemeriksaan non invasive untuk pemeriksaan organ-organ tubuh
bagian dalam manusia dan bebas radiasi serta memberikan hasil diagnostik yang baik.
Ultrasonografi memanfaatkan gelombang suara di luar jangkuan pendengaran manusia, dan
frekuensi yang digunakan dalam ultrasonografi antara 1-30 megahertz (MHz).
(3,4)Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi dan mengentifikasi penyakit pada keseluruhan
bagian abdomen seperti hati, kandung empedu, saluran empedu, pancreas, limpa, ginjal dan
bagian retroperitoneal(4–11).
Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan laporan PKL
dengan judul “ Teknik Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen bawah dengan Klinis Kista
Adnexa/ Ovarium di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana teknik pemeriksaan ultrasonografi Abdomen Bawah dengan klinis kista adnexa/
ovarium di RSUD Cengkareng ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi prosedur, teknik scanning dan hasil gambaran
ultrasonografi abdomen bawah dengan klinis kista Adnexa di RSUD Cengkareng.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeksripsikan dan mengevaluasi prosedur penatalaksanaan pemeriksaan
ultrasonografi abdomen bawah dengan klinis kista adnexa di RSUD Cengkareng.
b. Untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi teknik scanning ultrasonografi abdomen
bawah dengan klinis kista adnexa di RSUD Cengkareng.
c. Untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi hasil gambaran ultrasonografi abdomen
bawah wanita dengan klinis kista adnexa di RSUD Cengkareng.
D. Manfaat Penelitian
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan baik bagi peneliti dan penulis dalam
bidang ultrasonografi, pembaca dan institusi pendidikan sehubungan dengan teknik
pemeriksaan ultrasonografi abdomen bawah dengan klinis kista adnexa di RSUD Cengkareng.
1. Manfaat Teoritis
Memberikan referensi tambahan sebagai bahan bacaan dan sumber informasi bagi
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II khususnya Jurusan
Radiodiagnostik dan Radioterapi
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan acuan dasar dari teknik pemeriksaan ultrasonografi abdomen
bawah dengan klinis kista adnexa serta menambah wawasan bagi peneliti tentang
scaning USG khususnya organ reproduksi wanita.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
Letak uterus berada di belakang kandung kemih jika dilihat dari potongan sagital (12).
Sel telur akan berkembang menjadi embrio ketika terjadi fertilisasi dimana sel telur
melebur dengan sel spema selanjutkan akan menuju ke uterus yang merupakan tempat
terjadinya menstruasi dan juga fertilisasi dimana sel telur akan berkembang menjadi embrio
kemudian akan tertanam pada dinding uterus (endometrium).Adnexa orang dewasa berbentuk
seperti kacang almond dengan ukuran 4 cm × 2 cm × 1,5 cm dan terdiri atas duapasang di
kanan dan kiri. Kedua adnexa memiliki berat sekitar 4 – 8 gram. Adnexa berada dirongga
abdomen bawah bagian atas yang ditahan oleh ligament suspensori dan terbagi atas korteks
luar dan dalam.
Setiap adnexa terdiri atas korteks luar yang berisi folicel, oosit dan sel interstitial dan bagian
dalam medulla yang berisi sel interstitial, jaringan fibrosa, pembuluh darah, saluran limfatik,
dan saraf. Keseluruhan bagian dari organ reproduksi wanita dengan jelas dilihat pada potongan
coronal seperti gambar di bawah ini.(14)
Kista adnexa yang berukuran kecil atau sedang dan terletak di belakang uterus atau kandung
kemih tidak dapat dilihat dengan mudah, terutama jika kandung kemih tersebut hanya terisi
sebagian. Kista adnexa yang besar sering berada di atas fundus uteri pada saat kandung kemih
berada dalam keadaan penuh, dan dapat menyebabkan distorsi kandung kemih akibat tekanan
eksternal. Massa kistik yang berukuran sangat besar dapat dikelirukan dengan kandung kemih,
keduanya harus dapat dikenali.
Kista dermoid ( teratoma kistik ) tampak sebagai massa yang padat atau kompleks dengan
daerah-daerah bayangan akustik yang terjadi akibat kalsifikasi dalam tulang atau gigi. Jika
ragu, lakukan pemeriksaan x – ray abdomen bawah.
Kista ekinokokus pelvic (hidatidosa) memiliki ukuran yang bervariasi, kerapkali multiple dan
terdapat hampir dalam segala posisi, sebagian di antaranya memiliki septa internal. Jika
terdapat kecurigaan ke arah ekinokokosis, lakukan skening USG hepar dan pemeriksaan sinar
– x torax untuk menemukan kista lain.
Kista adalah penyebab paling umum pembesaran adnexa. Umumnya kista timbul pada
permukaan epithelium dan sebagiannya lagi dari folikel adnexa. Kista folikel cenderung tanpa
gejala kista folikel yang berdindingtipis, struktur cairan yangdilapisi secara internal oleh sel
granulosa dan eksternal oleh sel interna teka. Ini terjadi pada semua usia menopause, dapat
berupa unilocular dan mungkin kista tersebut hanya satu atau beberapa dan unilateral atau
bilateral. Kista ini timbul dari folikel adnexa dan mungkin berhubungan dengan kelainan dalam
penghasilan hipofisis ganadotropin. Folikel kista jarang melebihi 5 cm dalam dimensi terbesar.
Dalam keadaan terangsang, sel-sel granular kista memiliki bentuk yang seragam, inti bulat, dan
sedikit sitoplasma. Sel teka kecil dan berbentuk gelondongan dan mengandung7cairan dalam
estrogen atau progesterone yang tinggi.
Gambar
Gambar 2. 32.Kista
2Kista Folikular(16).
Folikular(16).
Kista korpus luteum dapat menyebabkan pendarahan. Hasil korpus luteum kista dari
pemecahanyang tertunda dari rongga pusat. Sintesis progesteron dilanjutkan dengan kista
luteal menghasilkan tidak teraturnya menstruasi. Pecahnya kista dapat menyebabkan
perdarahan ringan ke dalam rongga perut. Kista korpus luteum biasanya unilucolar, berukuran
antara 3 – 5 cm, memiliki dinding kuning. Isi kista bervariasi dari cairan serosanguinus berupa
penggumpalan darah.
Sindrome polikistik adnexa atau dikenal dengan nama Sindrome Stein-Levelthan. Hasil klinis
yang berhubungan dengan sekresi hormon berlebih androgenik, anovulasi persisten dan adnexa
yang mengandung banyak kista subkapsular kecil. Awalnya ini digambarkan sebagai sindrom
amenore sekunder, hirsutisme, dan obesitas.
Namun, presentasi klinis sekarang dapat mengetahui menjadi jauh lebih bervariasi dan
termasuk perempuan amenore yang muncul dinyatakan normal dan, bahkan jarang, memiliki
adnexa kurang bersifat polikistik. Sindrom adnexa polikistikadalah penyebab yang umum dari
ketidaksuburan dan 7% dari perempuan menderita kondisi tersebut.(16)
Menurut Wolters Kluwer (2) kista adnexa biasanya berbentuk kantung yg non
neoplastikpada adnexa yang berisi cairan atau jaringan lebih padat. Kista terdiri atas kista
tunggal dan kista multipel (penyakit polikistik adnexa). Meskipun kista ini biasanya berukuran
kecil dan tidak memiliki gejala, tetap dilakukan evaluasi untuk mengetahui adanya perubahan
kista menjadi ganas. Umumnya kista adnexa bersifat fisiologis, termasuk kista folikular, kista
teka lutein, dan kista korpus luteum. Kista adnexa dapat berkembang setiap waktu antara masa
pubertas hingga masa menopause, termasuk selama kehamilan.
Kista granulosa-lutein, yang terjadi dalam korpus luteum. Bersifat fungsional (yang timbul
selama beberapa variasi selama proses ovulasi), dan terjadinya pembesaran adnexa non
neoplastik karena penimbunan darah yang berlebihan selama fase hemoragik dari siklus
menstruasi.Kista teka-lutein, yang umumnya bilateral dan penuhcairan, berwarna kekuning-
kuningan,biasanya berhubungan dengan mola hidatidosa, choriocarsinoma, atau terapi
hormon. Kista folikular umumnya berbentuk sangat kecil dan timbul dari folikel yang
overdistensi. Ini salah satu penyebab tidak terjadi rupture dan disegel kembali sebelum cairan
diserap.Kista luteal berkembang jika korpus luteum matang tidak normal dan
terusmengeluarkan progesteron. Kista initerdiri dari darah atau cairan yang terakumulasi di
rongga korpus luteum dan biasanya gejal yang muncul lebih dari kista folikel. Ketika kista
tersebut bertahan dalam menopause, mereka mengeluarkan jumlah yang berlebihan dari
estrogen yang disebabkan hipersekresi dari follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH) yang biasanya terjadi selama menopause.
Gejala yang dirasakan bermacam-macam, seperti rasa tidak nyaman pada panggul, low back
pain (LBP), dyspareunia, atau pendarahan yang tidak normal pada uterus. Pada tahap kista
berukuran besar atau lebih dari satu kista akan mengganggu terjadinya proses ovulasi dan
mempengaruhi frekuensi buang air kecil. Kadang rasa nyeri akut abdominal pain hampir mirip
dengan gejala appendicitis.Sindrome adnexa polikistik adalah gangguan metabolis yang
ditandai oleh beberapa kista adnexa. Wanita yang sedang menjalani terapi pengobatan
infertilitas lebih dari 75 % cenderung memiliki sindrom ini. Aktivitas enzim yang tidak normal
memicu sekresi androgen berlebih dari adnexa dan kelenjar adrenalin. Tanda dan gejalan yang
dapat dikenali dari sindrom ovarian polikistik antara lain rasa tidak nyaman pada panggul, low
back pain (LBP), dyspareuniaatau pendarahan yang tidak normal pada uterus, hirsutisme,
jerawat, rambut rontok dan obesitas.
b. Transduser
Gambar 2.5 Transduser konveks
Transduser yang digunakan adalah transduser dengan jenis konveks tipe C5-1 yang
mempunyai frekuensi 5 MHz untuk pemeriksaan USG Abdomen Bawah.
c. Printer
Printer yang digunakan dalam penelitian ini adalah printer B/W P95 merk Mitsubishi
yang dicetak di atas kertas termal sehingga hasil gambaran yang didapat sama persis dengan
aslinya.
BAB III
Setelah dilakukan pemeriksaan USG Abdomen Bawah wanita, maka didapatkan hasil
gambaran USG Abdomen Bawah wanita terfokus pada organ reproduksi, yaitu uterus dan
ovarium, namun sebelumnya evaluasi organ abdomen seperti hati, kantung empedu, ginjal,
pankreas, pembuluh darah aorta, limpa dan kandung kemih telah dilakukan pada awal
pemeriksaan sebelum melakukan USG abdomen pada pelvis wanita karena pada amprah
permintaan pemeriksaan USG di RSUD Cengkareng untuk USG abdomen pada pelvis wanita
termasuk pada pemeriksaan USG abdomen. Pemeriksaan dilakukan dua kali yaitu sebelum dan
sesudah buang air kecil dikarenakan ukuran kista yang sangat besar dan menyerupai kandung
kemih.
Hasil skening proyeksi transversal didapat gambaran proyeksi transversal tampak
gambaran kandung kemih dan uterus dimana ekogenitasnya berbeda, kandung kemih dan kista
berstruktur anechoic dengan ukuran 10,5 cm x 7,20 cm dan uterus berstuktur hipoechoic
Hasil skening proyeksi longitudinal tampak gambaran kandung kemih dan gambaran
keseluruhan uterus dari fundus hingga. Terlihat kista ovari pada adnexa kanan dengan
struktur anechoic berbentuk bulat berdinding regular dengan ukuran 10,1 cm dan bentuknya
menyerupai kandung kemih sehingga sulit membedakan antara kista dan kandung kemih.
3. Hasil Gambaran
Hasil gambaran kedua sampel didapat gambaran kandung kemih dengan struktur
anechoic berdinding tipis dan reguler serta uterus dengan struktur hipechoic pada
skening transversal. Tampak kista berbentuk bulat berdinding tegas dengan struktur
anechoic dan adanya back enhacement yang berada di bawah kista yang merupakan
cirri khas kista dari gambaran sonopatologi.
Keseluruhan hasil gambaran telah sesuai dengan SOP yang digunakan RSUD
Cengkareng dan dalam buku paduan USG P.E.S Palmer, hanya yang membedakan
letak, ukuran kista dan jenis kista ovarium. Sampel merupakan kista adnexa/ovarium
dengan ukuran 10,5 cm x 7,20 cm x 10,1 cm di adnexa kanan. Dengan ukuran yang
sangat besar ini, maka pengambilan gambar dilakukan sebelum dan sesudah buang air
kecil ( BAK).
6. Hasil Gambaran
Hasil gambaran kedua sampel didapat gambaran kandung kemih dengan struktur
anechoic berdinding tipis dan reguler serta uterus dengan struktur hipechoic pada
skening transversal. Tampak kista berbentuk bulat berdinding tegas dengan struktur
anechoic dan adanya back enhacement yang berada di bawah kista yang merupakan
cirri khas kista dari gambaran sonopatologi.
Keseluruhan hasil gambaran telah sesuai dengan SOP yang digunakan RSUD
Cengkareng dan dalam buku paduan USG P.E.S Palmer, hanya yang membedakan
letak, ukuran kista dan jenis kista ovarium dari kedua sampel.
Sampel 1 merupakan kista fungsional dengan ukuran 0,3 cm di adnexa kanan, ini adalah
kista umum yang dimiliki oleh setiap wanita dan akan membesar saat menstruasi,
sedangkan sampel 2 merupakan kista kompleks berukuran 12 cm di adnexa kanan dan
9 cm di adnexa kiri, dikatakan kista kompleks karena menurut SOP RSUD Cengkareng
dan panduan buku USG P.E.S Palmer ukurannya > 3 cm.
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi kasus teknik pemeriksaan ultrasonografi pelvis dengan
klinis kista ovarium di RSUD Cengkareng dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Penelitian dilakukan menggunakan alat USG merk Philips HD15 Pure Wave
dengan transduser konveks tipe C5-1 yang memiliki frekuensi 5 MHz serta persiapan
pasien yang benar akan membantu skening lebih efektif dan menghasilkan gambaran
yang akurat.
Teknik pemeriksaan ultrasonografi dengan klinis kista ovarium dilakukan dengan dua
teknik skening, yaitu teknik skening proyeksi transversal dan longitudinal, ditambahan
dengan teknik skening longitudinal dengan memanipulasi pergerakan transduser ke
kanan dan kiri dari MSP tubuh untuk mengevaluasi kedua adnexa dengan cepat dan
efektif. Penekanan transduser saat pemeriksaan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Hasil gambaran dari teknik skening ultrasonografi pelvis dengan klinis kista
adnexa/ ovarium yang sangat besar dilakukan sebelum dan sesudah buang air kecil
untuk membedakan gambar kista dan buli.
B. SARAN
Secara keseluruhan hasil gambaran USG yang baik ditunjang dari jalannya
prosedur persiapan pasien dan teknik skening.
Pada prosedur persiapan, hendaknya petugas Radiologi menginfokan pada
pasien segera melapor jika mengalami gangguan ataupun kelainan sehingga tidak dapat
melaksanakan persiapan pasien beberapa jam sebelum pemeriksaan agar cepat
ditangani dan mengurangi ketidaknyamanan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012;
7. Hua Y, Meng XF, Jia LY, Ling C, Miao ZR, Ling F, et al. Color Doppler imaging
evaluation of proximal vertebral artery stenosis. AJR Am J Roentgenol [Internet].
2009;193(5):1434–8. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&d
opt=Citation&list_uids=19843764%5Cnhttp://www.ajronline.org/cgi/reprint/19
3/5/1434.pdf
11. Avegno J. Evaluating the Patient with Right Upper Quadrant Abdominal Pain.
Emerg Med Clin NA [Internet]. 2016;34(2):211–28. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.emc.2015.12.011
12. Rogers K. The Reproductive System. First. New York: Britannica; 2011.
13. Rizzo DC. Fundamental Of Anatomy and Physiology. Fourth. USA: CENGAGE
Learning; 2015.
14. Waugh, Anne; Grant A. Anatomy and Physiology in Health and Illness. Ninth.
Philadephia, USA: Elsevier Inc; 2001.
17. Gupta, LC; Sahu U. Diagnostic Ultrasound. Second. New Delhi: Jaypee Brother
Medical; 2007.
19. Hagopian, Ellen J; Machi J. Abdominal Ultrasound for Surgeons. First. New
York: Springer; 2014.
20. Chudleigh, Trist; Smith ACS. Obstetric and Gynaecological Ultrasound : How,
Why, and When [Internet]. Fourth. United Kingdom: Elsevier Inc; 2007.
Available from:
https://books.google.co.id/books?id=jC68DAAAQBAJ&pg=PA235&dq=Obstet
ric+and+Gynaecological+Ultrasound :+How,+Why,+and+When.+Fourt&hl=id
&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=Obstetric and Gynaecological
Ultrasound %3A How%2C Why%2C and When. Fourt&f=false
21. Noble VE et al. Manual Of Emergency and Critical Care Ultrasound. First. United
Kingdom: Cambridge; 2007.
22. Merz E. Ultrasound in Obstetrics and Gynecology. Second. Germany: Thieme;
2011.
24. Chudleigh, Trist ; Thilaganathan B. Obstetric Ultrasound : How, Why and When.
In: Third. Philadephia, USA: Elsevier Inc; 2004.