Anda di halaman 1dari 21

Enzim sebagai

Target Aksi Obat

PRODI FARMASI
UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
2020
Enzim ?

Hubungan enzim dengan obat?


Definisi Enzim

 Protein yang memiliki aktivitas katalisis yaitu


mempercepat reaksi kimia pada sistem biologis

 Enzim hanya sebagai katalis, tidak ikut bereaksi

 Kerja enzim tergantung pada konsentrasi Substrat,


demikian pula produk yg dihasilkan

 Reaksi enzimatis bisa bersifat reversibel atau


ireversibel
 Substrat enzim adalah material yang menjadi
sasaran aksi suatu enzim
 Substrat bereaksi dengan pereaksi menghasilkan
suatu produk
Aksi obat pada
enzim
Obat sebagai Inhibitor kompetitif

 Molekul obat Beraksi pada


sisi aktif (active site) enzim
 Struktur molekul obat ‘fitted’
dgn sisi aktif enzim shg
bersaing dgn substrat utk
menduduki sisi aktifnya

Konformasi enzim memungkinkan obat untuk mengakses


sisi aktifnya  Jumlah enzim atau kompleks enzim-substrat
berkurang  Interaksi obat-enzim menghambat tjdnya
reaksi enzimatis  produk tdk terbentuk
obat sebagai inhibitor non kompetitif
 Molekul obat beraksi pada enzim pada sisi selain sisi
aktif enzim (allosteric site)
 struktur sisi aktif enzim akan berubah namun substrat
masih bisa menempel pada sisi aktif, tetapi kerja enzim
tidak dapat terlaksana

 Mengubah konformasi enzim


substrat atau mengganggu
ikatan enzim substrat 
menghambat tjdnya rx
enzimatis  produk tdk
terbentuk
Obat sebagai inhibitor unkompetitif

 Molekul obat yang hanya dpt


berikatan dgn komplek enzim-
substrat, tidak dengan enzim
bebas
 Hal ini membuat kompleks
ikatan
inhibitor-enzim-substrat 
bersifat tdk aktif
OBAT SEBAGAI
INHIBITOR ENZIM
1. Inhibitor Kolinesterase : Neostigmin

 Kolinesterase  enzim yg mengkatalisis


degradasi asetilkolin menjadi kolin & asetat
 Penghambatan kerja pada enzim
asetilkolinesterase akan ↓ degradasi asetilkolin,
sehingga konsentrasi asetilkolin ↑
 Neostigmin digunakan pada terapi Alzheimer
 Neostigmin  menghambat kerja enzim
kolinesterase shg asetilkolin tidak segera
terdegradasi

Pada pasien Alzheimer  enzim kolin asetil-transferase (CAT) berkurang


sehingga asetilkolin berkurang
2. Inhibitor MAO (Monoamine oksidase)

MAO  enzim yg mengkatalisis oksidasi senyawa monoamin


Terdiri dari : MAO-A dan MAO-B

MAO-A, terdapat di saraf, hati, saluran gastrointestinal, plasenta

MAO-A, bisa menguraikan dopamin sama kuat dengan MAO-B.

MAO-A lbh suka mendegradasi senyawa serotonin, norepinefrin, epinefrin.

MAO-B, terdapat di saraf, platelet darah

MAO-B mendegradasi fenetilamin


Obat Inhibitor MAO
 Mekanisme kerja : menghabat kerja Enzim MAO sehingga
terjadi hambatan pada proses oksidasi senyawa monoamin
 kadarnya tetap terjaga
 Obat ini digunakan untuk meningkatkan kadar
neurotransmitter amin pada kondisi patologis yg
disebabkan karena kekurangan senyawa monoamin, spt
depresi
 Antidepresan gol inhibitor MAO irreversibel: fenelzin,
isokarboksasid, Obat-obat tersebut dapat mengakibatkan efek
samping, termasuk reaksi yg disebut cheese reaction. Sebagai
akibat interaksi dengan makanan yg mengandung asam amino
tiramin. Reaksi ini berupa peningkatan resiko krisis hipertensi
akibat picuan pelepasan nor-epinefrin oleh tiramin yg di uptake
oleh sel saraf
 Obat yang lebih selektif thd subtipe MAO tertentu :
selegilin, pargilin, rasagilin
 Inhibitor MAO-B byk digunakan utk pengobatan penyakit
Parkinson
 Gol inhibitor MAO-B relatif kurang menyebabkan efek
samping dan tdk menyebabkan cheese reaction

Inhibitor MAO-A reversibel: Moklobemid


 Moklobemid digunakan utk pengobatan depresi
 Relatif lebih aman&tdk menyebabkan cheese reaction.
 Sifat reversibel memungkinkan tjd kompetisi antara obat
dan senyawa tiramin, shg tiramin dpt dimetabolisasi dg
cara yg normal.
Mekanisme peningkatan efek kardiovaskuler oleh tiramin / cheese reaction

 Tiramin yang terkandung dlm makanan akan mengalami


inaktivasi “first pass” yg ekstensif oleh MAO yg ada di dinding
usus & hati
 Tiramin yg tdk termetabolisasi akan masuk ke sirkulasi
sistemik, sebagian akan dimetabolisme oleh MAO yg ada di sel
endotel vaskuler
 Jika asupan tiramin ckp tinggi, tiramin akan di uptake oleh
saraf adrenergik & memicu pelepasan noradrenalin yg
menyebabkan efek vasksuler spt hipertensi
 Inhibitor MAO irreversibel akan meningkatkan kadar tiramin yg
masuk dlm sirkulasi, yg memicu pelepasan noradrenalin
 Inhibitor MAO reversibel, tjd kompetisi antara obat dan
senyawa tiramin, shg tiramin dpt dimetabolisasi dg cara yg
normal oleh enzim, sehingg kadar tiramin tdk mencapai level yg
tinggi
3. Inhibitor siklooksigenasi (COX)

 Obat inhibitor COX  AINS (Anti inflamasi Non Steroid)


 Menghambat pembentukan mediator inflamasi, yaitu
prostaglandin
 Prostaglandin mrpk senyawa endogen hasil metabolisme
as.arakidonat.
 Metabolisme as.arakhidonat tjd melalui 2 jalur:
Lipooksigenasi dan siklooksigenasi
 AINS bekerja menghambat enzim siklooksigenasi shg dpt
menghambat produksi prostaglandin.
CATATN : pelepasan asam arakidonat dari membran fosfolipid oleh enzim fosfolipase A2
4. Antimetabolit

Obat dpt berperan sbg substrat palsu bagi enzim shg


menghasilkan produk yg salah dan tidak berfungsi
Contoh:
5-fluorourasil
5-bromourasil
Floxuridin (5-fluorodeoksiuridin)
Sitarabin
5-fluorourasil

Menghambat petumbuhan dan proliferasi sel dg


cara menjadi substrat palsu menggantikan urasil
dalam biosintesis nukleotida timin

Akibatnya,terbentuk nukleotid palsu yg ketika


terinkorporasi ke dalam DNA menyebabkan
penghambatan sintesis DNA dg mekanisme, yg
disebut “kematian kekurangan timin”
(Timin atau 5-metilurasil merupakan salah satu dari dua basa N
pirimidina yang menyusun DNA)

fluorouracil (fluorourasil)  agen kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai