Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TOKSISITAS ZAT BERACUN

OLEH : NURI HANDAYANI, M.FARM.,APT


FAKTOR INSTRINSIK ZAT BERACUN

FAKTOR INSTRINSIK MAKHLUK HIDUP


FAKTOR INSTRINSIK RACUN
faktor kondisi
kimia pemejanan

pengolah pengawe
an tan
1. FAKTOR KIMIA
faktor kimia yang mempengaruhi ketoksikan racun
dapat digolongkan menjadi dua, antara lain :
a. Sifat kimia atau fisika-kimia yang secara
individual maupun kolektif menentukan
kemampuan racun melintasi membran biologis.
b. Kekhasan struktur kimia racun, yang
memungkinkan terjadinya reaksi pada tempat aksi
tertentu, atau yang menjadikan rentan terhadap
metabolisme.
2. kondisi pemejanan
kondisi pemejanan ialah semua faktor yang
menentukan keberadaan racun di tempat aksi tertentu
di dalam tubuh, yang berkaitan dengan pemejanannya
pada diri makhluk hidup
kondisi pemejanan meliputi :
a. Jenis
b. Jalur
c. Lama
d. Kekerapan
e. takaran pemejanan racun.
3. pengolahan
Makanan yang masuk kedalam tubuh mungkin berupa
makanan mentah, olahan segar, atau produk makanan jadi.
Makanan mentah mungkin secara alami mengandung zat
toksik atau tercemar oleh berbagai zat toksik seperti
bakteri, insektisida, dan lain-lain. kebersihan dan sanitasi
bahan pangan merupakan faktor penting yang
menentukan ketoksikan makanan mentah.
Makanan olahan segar biasanya diolah menggunakan
panas. Tergantung pada stabilitas racun pangan,
pengolahan dengan panas dapat menimbulkan efek positif
dan negative.
Efek positif didapat jika pengolahan dengan panas
mungkin akan mengurangi atau menghilangkan
ketoksikan racun
Efek negatif pengolahan dengan panas, mungkin
dapat menimbulkan berbagai senyawa toksik.
Misalnya reaksi pencoklatan ( reaksi Millard ) pada
produk ayam goreng, sate kambing dapat
menghasilkan produk pirolisis yang membahayakan
tubuh karena bersifat mutagenik atau karsinogenik.
4. pengawetan
melimpahnya berbagai alat teknologi seperti lemari
pendingan mendorong dan memungkinkan
pembuatan produk makanan yang dapat disimpan
tidak hanya harian , bulanan bahkan tahunan. Dengan
sistem pengawetan yang sedemikian rupa, tentu saja
memberikan banyak manfaat, karena dapat
mengurangi ketoksikan kimia beracun dalam bahan
pangan.
5. pengentalan
Produk makanan jadi yang diolah oleh pabrik, sering
kali menggunakan bahan pengental atau pengisi
lainnya. Berbagai bahan ini dapat mempengaruhi
kekentalan bahan pangan di dalam saluran cerna.
Kemungkinan pelepasan racun dapat dihambat atau
sebaliknya. Sehingga keberadaan bahan pengental
atau pengisi lain juga dapat mempengaruhi
ketoksikan racun karena dapat mempengaruhi
keefektifan absorpsi racun.
6. pengepakan
Pengepakan bahan pangan dalam suatu wadah juga
dapat mencemari makanan yang diisikan ke
dalamnya. Misalnya terjadi pencemaran makanan
oleh bahan pelunak dietilheksilftalat , terjadi migrasi
senyawa melalui wadah plastik ke dalam makanan
yang diisikan kedalamnya.
FAKTOR INSTRINSIK MAKHLUK HIDUP
Faktor intrinsik makhluk hidup adalah kondisi
makhluk hidup yang meliputi berbagai keadaan
fisiologis serta patologis yang dapat mempengaruhi
ketoksikan suatu racun, melalui pengaruhnya atas
keefektifan translokasi racun di dalam tubuh, atau
kerentanan tempat aksi terhadap aksi racun.
kondisi makhluk hidup dapat dibagi menjadi dua
golongan , yaitu
Keadaan fisiologis meliputi : berat badan, umur
suhu tubuh, kecepatan pengosongan lambung,
kecepatan alir darah, status gizi, kehamilan, genetika,
jenis kelamin, irama sirkadian, irama diurnal
Keadaan patologi meliputi : penyakit saluran cerna,
penyakit kardiovaskular, penyakit hati, dan penyakit
ginjal .
Selain faktor keadaan fisiologis diatas, terdapat beberapa
uraian keadaan fisiologis yang belum tercakup dalam
uraian tersebut meliputi :
Kapasitas Fungsional Cadangan
Penyimpanan Racun Dalam Diri Makhluk Hidup
Faktor Genetika
Toleransi dan Resistensi
SELESAI …..
Diskusi kelompok
1. Keracunan makanan kaleng
2. Keracunan tablet diazepam
3. Keracunan narkotika

Anda mungkin juga menyukai