Anda di halaman 1dari 41

TAB LE T

PENDAHULUAN

 Tablet adalah sediaan padat kompak yang


dibuat secara kempa cetak dalam tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya
rata atau cembung, mengandung satu jenis
bahan obat atau lebih dengan atau tanpa
bahan tambahan (FI ed III, 1979).
Keuntungan bentuk sediaan
:tablet
 Proses produksi mudah dengan biaya produksi
(relatif) ringan
 Mudah digunakan pasien, rasa pahit dapat
ditutupi/disalut
 Mudah dalam pengemasan dan distribusi
 Keseragaman kandunagan obat terkontrol
 Stabilitas baik, karena berbentuk sediaan kering
 Hampir semua obat dapat diberikan dalam bentuk
sediaan tablet
 Dapat disalut menjadi tablet salut
Macam-macam tablet

Tablet oral:
 Tablet kempa
 Tablet effervescent
 Tablet hisap
 Tablet salut
 Tablet pelepasan terprogran (sustained release)
Tablet non oral:
 Tablet bucal (di pipi)
 Tablet sub lingual (di bawah lidah)
Proses pencetakan tablet berlapis
Skema mesin tablet single punch
Proses pengisian tablet single punch
Skema mesin tablet rotary
Macam-macam bahan tambahan
:(eksipien) dalam pembuatan tablet

1. Bahan pengisi (filler/diluent)


2. Bahan pengikat (binder)
3. Bahan pengahancur (disintegrant)
4. Bahan pelicin/pelincir
5. Bahan pewarna (coloring agent)
6. Bahan perasa (saporing agent)
7. Bahan pengharum (odoring agent)
8. Dll.
:Fungsi Eksipien

 Membantu proses pentabletan


 Memperbaiki hasil akhir tablet
:Bahan Pengisi (filler/diluent)

Fungsi: Contoh:
 Memperbesar  Laktosa (SDL, laktosa anhidrat,
volume dan tabletosa)
berat tablet  Manitol (rasanya manis): untuk
tablet hisap
 Menaikkan
 Dektrose anhidrat: dapat
bobot jenis mengabsorbsi uap air
granul  Kalsium fosfat: untuk menaikkan
bobot jenis
 Kalsium dihidrogen fosfat: untuk
kompressi langsung
 Mikrokristal selulosa (Avicel)
 Sukrosa, Kaolin, Amilum, Glukosa,
dll.
Bahan Pengikat (binder):
Contoh:
Fungsi:  Pulvis Gu arabicus (PGA) : 5-15%
 Gelatin : 5-20%
 merekatkan
 Sukrosa : 10-50%
partikel serbuk  Amilum : 5-15%
 membentuk  Etil selulosa : 2-5%
 Glukosa : 10-30%
granul dengan  Metal selulosa : 2-10%
cara  Poli etilen glikol : 2-15%
pembentukkan  Poli vinyl pirolidon : 2-15%
 Natrium alginat : 2-10%
jembatan padat  Natrium karboksi metil selulosa: 2-10%

(granulasi basah)  Tragacanth : 0,5-2%

Ket: (%) bahan pengikat menunjukkan persentase dari berat mucilago/solutio


:Bahan Penghancur (disintegrant)

Fungsi: Contoh:
 memudahkan  Amilum (kering) : 2%-10%
 Magnesium aluminium silikat: 1-10%
hancurnya
 Metil selulosa : 2-10%
tablet setelah
kontak  Asam alginate : 5%-10%
dengan  Mikrokristal selulosa : 1-10%

medium  Natrium lauril sulfat : 0,1-0,5%


 Natrium alginat : 5-10%
 Penambahan:  Pektin, agar,dll.
 Internal
 Eksternal  Ket: (%) bahan penghancur menunjukkan
persentase terhadap berat tablet
 Kombinasi keseluruhan.
Mekanisme aksi penghancuran

Penyerapan air
Pengembangan partikel
Deformasi
Teori penolakan partikel
Panas pembasahan
Efek ukuran partikel
Efek struktur molekul (amilosa &
amilopektin)
Bahan Pelicin (glidants, anti-
:adherents & lubricants)
Fungsi: Contoh:
 Memperbaiki fluiditas granul  Talk : 1%-5%
(glidants)  Magnesium stearat : 0,1-1%
 Mengurangi friksi dengan
 Asam stearat : 0,1%-1%
dinding matris (lubricants)
 Mencegah lengketnya
 Silica koloidal : 0,1-0,5%
dengan stampel (anti
 PEG : 2-15%
adherents)  Campuran talk-mg stearat (9:1):
1-2%

 Ket: (%) bahan pelicin menunjukkan


persentase terhadap berat tablet
keseluruhan.
Contoh perhitungan jumlah
:eksipien
Diketahui:
 Bahan pengisi : laktosa
 Bahan pengikat : sol gelatin 10%
 Bahan penghancur : amilum 5%
 Bahan pelicin : talk 1%

Jika dikehendaki berat tablet 700 mg

Hitunglah masing-masing bahan pada formula


berikut apabila dibuat 1000 tablet!
..… Lanjutan

R/ Paracetamol 500 mg
 Laktose …?
 Sol gelatin 10% qs

 Amilum kering …?

 Talk …?
..… Lajutan
Perhitungan:
 Amilum : 5% x 700 mg = 35 mg
 Talk : 1% x 700 mg = 7 mg

Asumsi:
“Setiap 600 g serbuk dibutuhkan 50 ml bahan pengikat ”,
maka:
 Sol gelatin 700/600 x 50 ml : = 58 ml ≈ 60 mg
 Sol gelatin 10% maka jumlah gelatin kering = 10% x
60 ml = 6 ml = 6 g/1000 tab = 6 mg
 Lactose = 700 – (35 + 7 + 6 +500) mg = 700 –
548 mg = 152 mg
Beberapa problema yang sering
:muncul pada pembuatan tablet

1. Capping: laminating
2. Binding
3. Picking & Sticking
4. Mottling
5. Tablet rapuh
6. Permukaan tablet kasar
7. Variasi bobot tablet besar
Capping: laminating .1
 Capping yaitu keadaan Penyebabnya:
ketika lapisan atas atau  Adanya udara yang ikut terkempa,
bawah tablet terbelah sehingga setelah tablet keluar dari
sebagian atau cetakan udara beraksi ikut
mendesak keluar. Hal ini sering
seluruhnya. terjadi apabila partikel bahan
 Laminating yaitu tablet sangat halus.
pecah secara berlapis-  Pengeringan granul kurang
lapis sempurna/terlalu kering.
 Penggunaan stempel (punch) yang
 Hal ini dapat terjadi baru. Gesekan yang belum lancar
segera setelah keluar antara stempel dan matris (die)
dari cetakan atau dapat memacu terjadinya capping.
setelah beberapa waktu
kemudian (dalam
penyimpanan).
Binding .2
 Binding yaitu Penyebabnya adalah:
keadaan ketika
 Granul kurang kering
bahan ditablet
sebagian melekat di  Matris sudah
dinding matris,
akhibatnya tablet
usang/die kotor
sukar didorong  Kerja lubrikan kurang
keluar dari matris baik
sehingga
permukaan tablet
kasar.
Picking & Sticking .3
 Picking yaitu Penyebabnya antara lain:
penempelan  Granul kurang kering
sebagian massa
 Stempel sudah usang
tablet yang melekat
pada stempel/punch.  Pemilihan anti-adherents

kurang tepat
 Sticking yaitu
penempelan massa
tablet pada seluruh
stempel
Mottling .4
 Motling adalah Penyebabnya adalah:
keadaan terjadinya  Obat atau hasil uraiannya
warna yang tidak mempunyai warna yang
merata/bintik- berbeda dengan bahan
bintik pada tambahan dan tidak
permukaan tablet. tercampur homogen
 Terjadi peristiwa migrasi
selama pengeringan
 Penggunaan zat warna dan
pencampuran yang tidak
homogen
Tablet rapuh .5

Tablet rapuh/brittle Penyebabnya adalah:


 Tekanan kompresi
kecil(kurang) atau bisa
juga terlalu besar
 Granul terlalu kering
Permukaan tablet kasar .6

 Permukaan kasar Penyebabnya adalah:


penampilam  Binding
menjadi kuarang  Picking & sticking
menarik
Variasi bobot tablet besar .7

 Standar deviasi Penyebabnya adalah:


(SD) dan/atau CV  Sifat alir (fluiditas)

besar >5% serbuk/granul jelek


 Perbedaan berat jenis
yang besar (vibrasi)
 Homogenitas
campuran kurang baik
Rehat sejenak

Hakikat ramadhan
Pemeriksaan kualitas tablet

Secara umum pemeriksaan kualitas tablet


mencakup:
 Kontrol kualitas bahan baku & pengemas

 Pemeriksaan homogenitas campuran

 Pengamatan kualitas granul seperti sifat alir,


kandungan air dan kompresibilitas.
 Kontrol kualitas akhir: keseragaman bobot,
kerapuhan, kekerasan, waktu hancur, kadar
obat dan kecepatan pelarutan/disolusi.
:Kontrol kualitas Tablet, meliputi

1. Secara Fisis: 2. Secara Kimiawi:


 Tujuannya untuk melihat  Tujuannya untuk
fungsi dari eksipien mengetahui
kandungan/kadar bahan
Kontrol kualitas tablet secara obat/zat aktif tablet
fisis meliputi uji:
 Keseragaman bobot Kontrol kualitas tablet secara
 Kekerasan
kimiawi meliputi:
 Kerapuhan  Uji kandungan aktif,
 Daya serap dan
 Uji disolusi
 Waktu hancur tablet.
Keseragaman bobot tablet .1
 Untuk mengevaluasi pengaruh dari bahan pelicin, bahan
pelicin berhubungan dengan fluiditas serbuk/granul.

Caranya:
 Dua puluh (20) tablet ditimbang satu persatu pada neraca
analitik kemudian hitung harga purata (X) dan koefisien
variasinya.
 Parameter yang digunakan adalah harga CV

SD
 CV (%) = ----- 100%

X
Hasilnya dibandingkan dengan persyaratan keseragaman
bobot menurut Farmakope Indonesia.
Kekerasan tablet .2
 Untuk mengevaluasi pangaruh bahan pengikat, bahan
pengikat akan mempengaruhi kekerasan tablet yakni semakin
baik ikatan antar partikel maka tablet akan semakin kuat.

 Alat yang digunakan adalah Stokes-Monsanto Hardness


Tester atau yang lain (gambar).

Caranya:
 Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi
vertikal. Diputar sekrup pada ujung yang lain sehingga tablet
tertekan. Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah. Tekanan
tablet dibaca pada skala.Di lakukan percobaan
sebanyakminimal 5 kali dan hitung harga puratanya.
Kekerasan tablet biasanya antara 4-6 kg
Alat uji kekerasan tablet
Kerapuhan tablet .3
 Merupakan evaluasi terhadap bahan pengikat,
semakin baik bahan pengikat maka kerapuhan akan
semakin kecil dan sebaliknya.

Caranya:
 Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan dengan aspirator.
Ditimbang seksama dalam neraca analitik kemudian dimasukkan
ke dalam friabilator. Pengujian dilakukan selama 4 menit atau
sebanyak seratus putaran. dikeluarkan tablet dari alat,
dibebasdebukan lagi dan ditimbang. Kerapuhan tablet
dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah
pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100%. Kerapuhan
tablet yang baik antara 0,8 -1%.
Alat uji kerapuhan tablet
Waktu hancur tablet .4
 Merupakan evaluasi terhadap bahan penghancur, bahan
pengancur yang baik akan mempercepat hancurnya tablet.

Caranya:
 Lima (5) buah tablet dimasukkan ke dalam alat uji waktu
hancur (disintegration tester). Setiap tabung diisi 1 tablet.
Kemudian dimasukkan ke dalam penangas air dengan suhu
sebesar 37oC. Diamati kelima tablet hancur, waktu dicatat
pada saat tablet terakhir hancur/larut semua.

Catatan :
 Ketinggian permukaan air penangas sama dengan posisi lubang
ayakan pada bagian bawah alat pada saat tabung naik dalam
kedudukan tertinggi. dijalankan alat sampai semua fraksi pecahan
tablet lewat ayakan yang terletak di bagian bawah alat.
Alat uji waktu hancur tablet
Daya serap tablet .5

 Merupakan evaluasi terhadap bahan


penghancur, bahan pengancur yang baik
akan mempercepat daya serap medium ke
dalam tablet sehingga akan mempercepat
hancurnya tablet.
 Maaf cara dan gambar alat belum sempat di
tulis/gambar.
Uji disolusi .6

 Untuk mengetahui jumlah dan/atau profil


pelepasan zat aktif
 Merupakan evaluasi terhadap
kemampuannya eksipien dalam membantu
pelepasan zat aktif dari sediaan tablet
Alat uji disolusi model dayung
Alat uji disolusi model basket

Anda mungkin juga menyukai