Anda di halaman 1dari 11

Nama : Rahima Sangadji

Nim : 18031014122
Tugas : Teknologi sediaan padat

1. Jelaskan jenis excipient dalam pembuatan tablet, kegunaan dan contoh bahannya
2. Jelaskan metode pembuatan tablet.
Jawaban

1. Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu
sediaan untu berbagai tujuan dan fungsi. Eksipien mempunyai peranan yang
penting dalam formulasi tablet karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat
langsung dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien (Sulaiman, 2007).

Kegunaan Eksipien
Pada umumnya, komposisi sediaan solid terdiri atas zat aktif dan eksipien. Fungsi
eksipien dalam sediaan solid menurut anwar (2012) adalah sebagai berikut:

1. Bahan Pengisi (Filler)


Bahan pengisi diperlukan pada sediaan padat khususnya tablet, yang berfungsi
untuk meningkatkan atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa campuran
sehingga dapat dikompresi/dicetak. Selain itu, bahan pengisi pada kapsul berfungsi
untuk mengisi kapsul yang digunakan. Bahan pengisi juga berfungsi untuk menetapkan
berat sediaan yang akan diproduksi, dan memperbaiki laju alir massa sehingga mudah
dikempa. Pemilihan bahan pengisi harus mempertimbangkan syarat-syarat eksipien
yang meliputi inert, stabil secara fisik dan kimia, bebas dari mikroba perusak dan
pathogen, mendukng bioavailabilitas, tersedia dalam perdagangan dan harga relatif
murah.

1. Bahan Pengikat (Binder)


Bahan pengikat merupakan eksipien yang digunakan dalam formulasi sediaan
tablet yang memberikan gaya kohesif yang cukup pada serbuk antar partikel eksipien
sehingga membentuk struktur tablet yang kompak dan kuat setelah pencetakan. Bahan
pengikat tidak boleh menghalangi disintegrasi tablet maupun pelepasan zat aktif untuk
diabsorbsi. Bahan ini dapat ditambahkan dalam bentuk kering, pasta (mucilago), cairan
atau larutan. Penggunaan binder dalam jumlah yang tidak sesuai akan mengakibatkan
berbagai permasalahan, jika jumlahnya kurang dalam tablet akan
menyebabkan capping, lamination, sticking, picking dan filming. Namun bila
penggunaannya berlebihan dapat meningkatkan kekerasan tablet yang mengakibatkan
tablet sukar hancur.

1. Bahan Penghancur (Disintegrant)


Disintegran merupakan eksipien yang berfungsi untuk memfasilitasi hancurnya
tablet ketika terjadi kontak dalam saluran cerna. Disintegran bekerja dengan menarik air
ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian
kecil. Ada beberapa mekanisme aksi disintegran, yaitu:

1. Swelling: Masuknya air ke dalam tablet menyebabkan disintegrant mengembang


dan tekanan diseluruh bagian tablet mengakibatkan ikatan partikel dalam tablet
akan pecah. Sejumlah disintegrant akan  mengembang hingga derajat tertentu,
tetapi swelling atau mengembang bukanlah menkanisme tunggal dari sebuah
disintegrant.
2. Heat of Wetting: disintegran bila terbasahi air atau kelembaban menimbulkan panas
akibat reaksi. Panas menyebabkan udara yang terperangkap dalam tablet bergerak
memperbesar volume yang menimbulkan desakan berupa tekanan pada granul
sehingga tablet menjadi pecah/hancur.
3. Deformation Recovery: Partikel disintegrant akan berubah bentuk saat dikempa
menjadi tablet. Pada saat ada kelembapan, partikel disintegrant akan kembali ke
bentuk semula, sehingga akan merubah bentuk (deformasi) dari tablet, sehingga
tablet pecah.
4. Repulsion Theory: masuknya air secara kapiler ke dalam tablet menyebabkan
rusaknya ikatan hydrogen sehingga ikatan adhesif berkurang diikuti dengan
bertambahnya sifat kohesif intrapartikel. Keadaan ini menyebabkan partikel-partikel
tang berlainan saling tolak menolak dan tablet menjadi hancur.
5. Water Wicking: masuknya air ke dalam tablet diikuti dengan pembentukan lorong-
lorong seperti rajutan atau anyaman di dalam tablet. Air yang terus bergerak
membentuk lorong yang lebih besar sehingga dinding lorong tersebut terkikis.
Keadaan ini menyebabkan tablet menjadi rapuh dan hancur.
1. Bahan Pelincir (Lubrikan)
Suatu pelincir diharapkan dapat mengurnagi gesekan antara dinding tablet
dengan dinding die pada saat tablet akan ditekan ke luar. Mekanisme pelincir ada 2
jenis, yaitu:
1. Pelincir dengan cairan, karena adanya dua permukaan tampak terpisah menjadi
lapisan yang dibatasi oleh cairan yang merupakan fase kontinu (cairan lubrikan).

2. Pelincir dengan pelapisan, dihasilkan oleh sifat menempel pada gugus polar molekul
dengan karbon rantai panjang pada permukaan logam dinding dies.
Pemberian lubrikan harus sesuai jumlahnya. Kekurangan lubrikan yang relatif
banyak dapat menyebabkan tablet mengalami goresan pada tepinya, sehingga kurang
halus dan dapat menyebabkan fraktur/pecah pada bagian atas. Kelebihan lubrikan
dapat menyebabkan tablet pecah berkeping-keping saat dikeluarkan.

1. Antilekat (Anti-adherent)
Antilekat bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi bubuk dan granul
pada permukaan punch atau dinding die. Antilekat yang efisien untuk permukaan punch
namun tidak larut air adalah DL-leusin.
1. Bahan Pelicin (Glidant)
Pelicin bertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan
mengurangi gesekan di antara partikel-partikel.glidan cenderung mengurangi
adhesivitas, sehingga mengurangi gesekan antar partikulat dari sistem secara
menyeluruh. Seperti lubrikan, glidan diperlukan pada permukaan partikel sehingga
harus dalam keadaan halus dan secara tepat dimasukkan ke dalam cmapuran massa
tablet. Penggunaan glidan yang terlalu sedikit akan mengakibatkan sticking, yang
ditunjukkan oleh permukaan tablet menjadi lembab. Tahap awal dari sticking biasanya
adalah filming pada permukaan punch. Kondisi yang lebih parah
dari sticking yaitu picking, terjadi ketika bagian permukaan tablet terangkat atau keluar
dan menempel pada permukaan punch.

Contoh eksipien menurut fungsinya antara lain:


1. Pengisi : laktosa
Keuntungan : Laktosa merupakan eksipien yang baik sekali digunakan dalam
tablet yang mengandung zat aktif konsentrasi kecil karena mudah melakukan
pencampuran yang homogen. Harga laktosa lebih murah dari pada bahan pengisi
lainnya (Siregar, 2010).

Umumnya formulasi memakai laktosa menunjukkan laju pelepasan obat yang


baik, granulnya cepat kering, dan waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap
perubahan pada kekerasan tablet. Laktosa menghasilkan kompresibilitas yang baik,
tidak berbau dan bersifat inert (Lachman, 1994).

Kerugian : laktosa tidak dapat bergabung (inkompatibel) dengan asam askorbat,


salisilamida, pirilaminmaleat, dan fenil efrin hidroklorida (Siregar, 2010).

Laktosa adalah bahan yang bersifat kompresibel, sifat alirnya kurang baik, dapat
menyerap kelembapan dari udara sehingga kemungkinan dapat berpengaruh pada sifat
fisik tablet (Sulaiman, 2007). Laktosa dapat berubah warna dengan adanya basa amin
dan Mg-stearat (Lachman, 1994).

2. Pengikat : PVP (Polivinil Pirolidon)


Keuntungan :Sebagai perekat yang baik dalam larutan air atau alkohol,
mempunyai kemampuan sebagai pengikat kering (Banker and Anderson, 1986). 
Berdasarkan penelitian Muktamar (2007), PVP bagus untuk  proses penggranulan, hasil
granul lebih cepat kering, memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum,
menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompatibilitasnya lebih baik sehingga dapat
menghasilkan tablet yang lebih bagus. PVP dapat membentuk ikatan kompleks dengan
bebagai molekul obat sehingga banyak obat-obat yang kelarutannya meningkat dengan
adanya PVP, dimana ikatan PVP lebih lemah sehingga lebih mudah melepaskan
obatnya. Tidak mengeras selama penyimpanan (Lachman, 1994).

Kerugian : jika menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan 


isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul. PVP sifatnya higroskopis
sehingga dapat mengakibatkan  tablet  menjadi basah (Lachman, 1994).

3. Lubrikan : Magnesium stearat


Keuntungan: Menurut penelitian Deniar (2010), magnesium stearate memiliki
keuntunganya itu tidak higroskopis.

Kerugian :Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket,  seharusnya digunakan


asam stearat (yang mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga
kalau halus akan terselimuti olehl ubrikan). Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan
maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminatin (Lachman, 1994). Sifat hidrofobik
dari magnesium stearat akan menghalangi proses pecahnya tablet sehingga obat akan
sulit terdispersi dalam medium  air (Deniar, 2010)
4. Glidan : Talk
Kelebihan : dapat memperbaiki daya aliran bahan yang akan ditabletisasi,
mengurangi penyimpangan massa, meningkatkan ketepatan ukuran tabet dan dapat
mengurangi keterikatan antar partikel pada saat di cetak sehingga dapat memberikan
sifat alir yang baik.

kekurangan : tidak dapat dicampurkan dengan komponen ammonium kuartener,


dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet

5. Desintegran :amylum

kelebihan : sebagai bahan penghancur karena granulnya mampu mengembang


apabila kontak dengan air dan amilosa, aksi kapiler yang lebih dominan dari
pengembangan, dan juga dapat menghasilkan gaya tolak antar partikel antara
konstituen tablet apabila kontak  dengan air dan bagian hidrofilik dari amilum
Kerugian :Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum
kering karena dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai
penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70 °C karena pada suhu ini
tidak terjadi gelatinasi dari amylum (Siswandono, 1988). Penggunaan amylum  yang 
terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak karena
kompresibilitasnya sangat jelek. Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan
tablet terdisintegrasi dengan cepat (Lachman, 1994)Tablet yang mengandung amilum
dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang rapuh dan sukar dikeringkan.
6. Absorben : aerosil
Keuntungan :Terdispersi tinggi, memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi dan
terbukti sangat menguntungkan sebagai bahan pengatur aliran. Aerosil dapat
mengatasi lengketnya partikel satu sama lainnya sehingga mengurangi gesekan antar
partikel. Selain itu aerosol mampu mengikat lembab, melalui gugus sianolnya
(menyerap air 40% darimassanya) dan sebagai serbuk masih mampu mempertahankan
daya alirnya yang baik (Voigt, 1984). Penambahan aerosol pada tablet akan
menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat (Lachman,1994).

Kerugian :Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena
aerosol bersifat voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang
menyebabkan waktu hancur lebih lama (Parrott, 1971).
7. Pengawet : metil benzoate
Keuntungan: Metil paraben lebih sering digunakan karena zat ini mudah larut
dalam air sehingga mudah menyatu dengan bahan-bahan lain ketika dalam
pembuatannya, Mencegah pertumbuhan bakteria dan menghindari produk kosmetik
daripada berkulat.

8. Antioksidan : asam askorbat


Keuntungan: mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraseluler (Lachman,
1994).
Kerugian :Pengunaan avicel akan mempercepat oksidasi vitamin C. Metode
dengan granulasi basah akan menyebabkan waktu hancuryang tidak baik (Lachman,
1994).

Pertimbangan dalam Pemilihan Eksipien untuk Tablet


Tujuan Penambahan Eksipien:

1. Menghasilkan pelepasan bahan obat yang baik

2. Mendapatkan sifat – sifat fisik dan mekanik yang baik

3. Memudahkan proses manufaktur

Syarat Eksipien, diantaranya :

1. Inert (secara kimia dan fisiologis)

2. Organoleptis tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa (kecuali corrigenodoris,
coloris dan saporis)

3. Ekonomis : murah dan mudah didapat

4. Sedapat mungkin berfungsi lebih dari 1 (efisien)

Eksipien yang dibutuhkan dalam formulasi sediaan padat begitu banyak (jenis
dan fungsinya),dengan pilihan yang beragam pula. Dalam beberapa decade terakhir,
produsen terus mengembangkan dan meriset berbagai eksipien generasi baru dengan
berbagai sifat kimia-fisikadan keunggulannya. Dalam memilih eksipien, dituntut kejelian
dan kecerdasan dari formulator sehingga dapat dihasilkan suatu tablet yang bermutu
(aman, manjur, acceptable dan stabil).
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih eksipien seperti: sifat
fisika kimia zataktif dan eksipien, proses/metode pembuatan, cara/rute
pemakaian, dosis dan profil pelepasanyang dinginkan, dan lain sebagainya. Semua
pertimbangan tersebut harus dikaji secarakomprehensif, sehingga akan dapat
dihasilkan suatu formula yang baik. Prinsip dasar yang dapatmenjadi landasan adalah
penggunaan eksipien sebaiknya dalam jumlah (jenis dan kuantitas) yang sesedikit
mungkin untuk menghindari interaksi yang lebih besar yang mungkin terjadi
antarkomponen yang ada. Sebaliknya suatu ketika mungkin akan dibutuhkan jumlah
(jenis dan kuantitas) yang besar untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Metode Pembuatan Tablet
  Metode pembuatan tablet secara umum dibagi menjadi 3, yaitu granulasi basah,
granulasikering, dan kempa langsung.
1. Granulasi basah
  Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah
yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Granulasi basah
digunakan untuk zat aktif yang tahan terhadap lembab dan panas.
Prinsip dari metode ini adalah membasahi massa atau campuran zat aktif dan
eksipien dengan larutan pengikat tertentu sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu
pula. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi
atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran
serbuk atau dapat juga bahantersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk
dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup
penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya
akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila
cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampaitercapai dispersi yang
merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperolehmassa basah
atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan
alatpenggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga
luaspermukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah
pengeringan granuldiayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur
yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Tahapan dari granulasi basah ini yaitu: Campur kering, Granulasi dengan
penambahan larutan pengikat, Pengeringan, Pengayakan, Campur massa Pencetakan.
Keuntungan dari metode granulasi basah, yaitu: memperoleh aliran yang baik,
meningkatkan kompresibilitas, mengontrol pelepasan, mencegah pemisahan komponen
campuran selama proses, distribusi keseragaman kandungan, dan meningkatkan
kecepatan disolusi.
Kerugian dari metode granulasi basah, yaitu: banyak tahap dalam proses
produksi yang harus divalidasi, biaya cukup tinggi, zat aktif yang tidak tahan lembab
dan panas tidak dapatdikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dapat
menggunakan pelarut non air.
2. Granulasi kering
  Granulasi kering sering disebut juga dengan slugging , yaitu memproses partikel
zat aktif daneksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih
besar dari serbuk semula(granul). Metode ini digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan
terhadap panas dan kelembaban. Prinsip metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahanpengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui
gay. Pada proses ini komponen- komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak
tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh
massa yang disebut slug.
prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak
dan diaduk untuk mendapatkan granul yang sifat alirnya lebih baik dari campuran awal
bila slug yangdidapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam
jumlah besar granulasikering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut
roller compactor yang memilikikemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller
compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan
yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolikpada salah satu penggiling mesin ini
mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Tahapan dari granulasi kering ini yaitu: Campur kering, Pencetakan menjadi
slug, Pengayakan, Campur massa, Pencetakan.
Keuntungan dari metode granulasi kering, yaitu: Peralatan yang digunakan lebih
sedikit, baikuntuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan kelembaban, dan
mempercepat waktu hancur.
Kekurangan dari metode granulasi kering, yaitu: memerlukan mesin tablet
khusus untuk membuat slug, tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam, dan
proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi
silang.

3. Kempa langsung
  Metode Kempa Langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran zataktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya
dapat digunakanpada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas dan lembab. Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk
metode kempa langsung adalah zat aktif yang sifat alirnya baik, kompresibilitasnya
baik, bentuknya kristal, dan mampumenciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam
massa tablet. Prinsip metode kempa langsung yaitu mencampur zat aktif dengan
eksipien yang memiliki aliran dan kompresibilitas yang baikkemudian dicetak.Tahapan
dari kempa langsung cukuplah singkat yaitu: Campur massa, Pencetakan.
Keuntungan dari metode kempa langsung, yaitu: lebih ekonomis karena validasi
proses lebihsedikit, prosesnya lebih singkat sehingga tidak memakan waktu, tenaga,
dan mesin yangbanyak, dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap
panas dan kelembaban,serta waktu hancur dan disolusinya lebih baik.
Kerugian dari metode kempa langsung, yaitu: perbedaan ukuran partikel dan
kerapatan bulkantara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara
granul yang
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: Dian Rakyat.


Banker, G.S. dan Anderson, N.R. 1994. Tablet In the Theory and Practice
ofIndustrial Pharmacy, Ed III. Diterjemahkan Oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press
Deniar, Winardani. 2010. Optimasi Formula Tablet Dispersible Natrium Diklofenak
Dengan Bahan Penghancur Explotab dan Bahan Pelicin Magnesium Stearat.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Muktamar, Tin Ridha. 2007. Pengaruh Penambahan PVP (PolivinilPirolidon) Sebagai
Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Dan Profil Disolusi Tablet Parasetamol
Dengan Metode Granulasi Basah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Lachman, L, Lieberman, H, A, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III.

Anda mungkin juga menyukai