Anggota kelompok 2 :
Ajeng Dahlia 2019141001
Dwi jayanti indahisnasari 2019141011
Elvina Erlan 2019141012
Oktaria Pratama Dewi 2019141019
Syilvia Endah puspita 2019141022
POKOK PEMBAHASAN
1. Klasifikasi penyakit
2. Patofisiologi penyakit
3. Tanda gejala
4. Faktor resiko
5. Nama obat
6. Zat berkhasiat
7. Indikasi
8. Cara pemakaian
9. Efek samping
10. Pola hidup hindari penyakit
Klasifikasi Penyakit
DIARE RINGAN, Buang air besar 3 kali sehari, tekanan darah normal dan tidak terjadi penurunan tekanan
darah ketika berdiri, demam ringan atau tanpa demam, haus kering, fan mulut kering tertama dibawah
lidah.
DIARE SEDANG, Buang air besar 4-5 kali sehari,demam lebih dari 38°C, kehilangan kekenyalan kulit,
tekanan darah normal dengan penurunan sedikit tekanan darah saat berdiri, dan mulut kering.
DIARE BERAT, Buang air besar > 6 kali sehari,demam lebih dari 38°C, hypoperfusi seperti syok akibat
penurunan sirkulasi darah, penurunan kesadaran, sakit perut yang sangat, kulit yang dingin dan
lembab.menunjukkan gejala
Patofisiologi penyakit
masukan makanan/minuman yg terkontaminasi
DIARE
Lanjutan...
DIARE
Cortimoxazole
Zinc
Kloramfenikol Oralit
Cortimaxazole
INTERAKSI OBAT
Kotrimoksazol dapat menambah efek dari antikoagulan dan memperpanjang waktu paruh Fenitoin juga dapat mempengaruhi
besarnya dosis obat-obat hipoglikemia. Pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia apabilakotrimoksazol diberikan
bersama-sama dengan obat yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya Pirimetamin. Pemberian kotrimoksazol
bersama dengan diuretik terutama Tiazid dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya trobositopenia.
EFEK SAMPING
Efek samping jarang terjadi pada umumnya ringan, seperti reaksi hipersensitif/alergi, ruam kulit, sakit kepala dan gangguan
pencernaan misalnya mual, muntah dan diare.Walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang fatal pada
kulit atau darah seperti sindrom Steven Johnson, toxic epidermal, necrosis fulminant, hepatic necrosis dan diskrasia darah
lainnya.
Lanjutan…
ZAT BERKHASIAT
cotrimoxazole adalah antibiotik kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole yang digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi bakteri. kombinasi ini dengan perbandingan satu bagian trimethoprim dan lima bagian
sulfamethoxazole.
INDIKASI
trimethoprim dan sulfamethoxazole
CARA PEMAKAIAN
Bayi usia 6 minggu - 6 bulan : 120 mg, 2 kali sehari.
Anak usia 6 bulan - 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari.
Anak usia 6 - 12 tahun :480 mg, 2 kali sehari.
Dewasa dan anak diatas 12 tahun 1960 mg, 2 kali sehari.
Kloramfenikol
INTERAKSI OBAT
• Penurunan efektivitas chloramphenicol dalam membasmi bakteri, bila digunakan bersama rifampicin dan phenobarbital.
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal, jika digunakan bersama obat yang bisa menekan fungsi sumsum
tulang.
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping phenytoin, ciclosporin, dan tacrolimus.
• Penurunan efektivitas ceftazidime cynacobalamin (vitamin B12), dan beberapa vaksin hidup, seperti vaksin BCG, vaksin
kolera, dan vaksin tifoid.
• Penurunan efektivitas antibiotik lain, seperti ceftriaxone, dalam mengatasi infeksi bakteri.
• Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, bila digunakan bersama warfarin.
• Peningkatan efek obat antidiabetes golongan sulfonilurea, seperti gliclazide, glipizide, atau gliquidone, sehingga dapat
terjadi hipoglikemia
EFEK SAMPING
pusing, sakit kepala, mual atau muntah, diare, kebingungan atau linglung, sariawan, sensasi tersengat pada mata atau telinga,
pandangan kabur.
lanjutan
ZAT BERKHASIAT
Chloramphenicol bekerja dengan cara membasmi bakteri penyebab infeksi, atau memperlambat
hingga menghentikan pertumbuhannya. Obat ini efektif menangani infeksi akibat S. typhi, H.
influenzae, E. coli, C. psitacci, serta beragam spesies bakteri Neisseria, Staphylococcus,
Streptococcus, dan Rickettsia
INDIKASI
Mengobati diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri
CARA PEMAKAIAN
Dewasa: 50 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis. Pada infeksi berat, dosis dapat dinaikkan hingga 100
mg/kgBB per hari.
Anak-anak: 25-50 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis. Pada infeksi berat, dosis dapat dinaikkan hingga
100 mg/kg per hari
ZINC
Interaksi obat
Zinc dapat menurunkan apsorbsi obat lain. Obat yang dipengaruhi absorpsinya diantaranya
Adalah penisilamin, ciprofloxacin dan tetrasiklin. Apabila iberikan bersama sebaiknya diberikan
Jarak waktu antar konsumsi obat sedikitnya 2 jam.
Efek Samping
Efe samping ringan yang dapat timbul, antara lain adalah mual, Sakit perut,
Rasa panas di dada (Heartburn), Muntah, Diare, Sakit kepala, Pusing
Lanjutan…
Zat Berkhasiat
zinc
Indikasi
Sebagai pelengkap cairan rehidrasi oral (CRO) untuk mengganti cairan tubuh
dan mencegah dehidrasi pada anak
Cara pemakaian
• bayi 2-6 bulan ½ tablet dispersible (10 mg zinc) 1x sehari selama 10 hari
berturut-turut
• anak 6 bulan – 5 tahun 1 tablet dispersible (20 mg zinc) 1x sehari selama
10 hari,bahkan jika diare sudah berhenti
INTERAKSI OBAT
• Kandungan kalium dan natrium di dalam oralit dapat mengubah konsentrasi ion litium yang terdapat dalam darah.
• obat penghambat ACE, obat diuretik hemat kalium, dan ciclosporin dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia jika
dikonsumsi bersama oralit dalam jumlah yang berlebihan
EFEK SAMPING
Hipertensi
Sakit kepala
Pusing
Letih
Perubahan suasana hati
Rasa tidak nyaman di perut
Kembung
Lanjutan….
ZAT BERKHASIAT
Glukosa anhidrat, kalium klorida, natrium klorida, trisodium sitrat dihidrat
INDIKASI
Meredakan dehidrasi akibat diare dengan cara menggantikan cairan dan garam yang hilang dari tubuh
CARA PEMAKAIAN
Anak 0-1 tahun: 1½ gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas tiap kali diare.
Anak 1-5 tahun: 3 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1 gelas tiap kali diare.
Anak 5-12 tahun: 6 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1½ gelas tiap kali diare.
Di atas 12 tahun: 12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 2 gelas tiap kali diare.
Pola Hidup Hindari Penyakit
Konsumsi probiotik
Sudoyo et al, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.