Anda di halaman 1dari 47

BAHAN EKSIPIEN

TABLET
Formula tablet
 Zat aktif
 Bahan pengisi
 Bahan pengikat Kualitas obat
 Bahan penghancur
 Bahan pelicin

 Bahan pewarna
 Bahan perasa
Tablet acceptability & stability
 Bahan aroma
 Bahan penyalut
Eksipien
Handbook of Pharmaceutical Excipients:
zat tambahan yang digunakan untuk merubah zat aktif
menjadi bentuk sediaan farmasi yang sesuai untuk
digunakan pada pasien

The International Pharmaceutical Excipients Council (IPEC) :


substansi selain obat atau prodrug yang telah dievaluasi
keamanannya dan dimaksudkan untuk sistem
penghantaran obat untuk berbagai tujuan:
1. Untuk membantu selama proses pembuatan
2. Melindungi, mendukung dan meningkatkan stabilitas dan
bioavailabilitas
3. Membantu dalam identifikasi produk
4. Meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama
distribusi dan penggunaan
Eksipien
IPEC (The International Pharmaceutical Excipients Council)
1. Pengikat
2. Penghancur
3. Pengisi
4. Lubrikan
5. Glidan
6. pembantu pengempaan
7. Pewarna
8. Pemanis
9. Pengawet
10. zat pensuspensi/pendispersi
11. material penyalut
12. pemberi rasa
13. tinta untuk printing.
BAHAN PENGISI
 Diluent/Filler ~ bulking agents
 Fungsi:
1. membuat bulk sehingga mencapai berat rasional
(berat tablet 120-700 mg).
2. memperbaiki kompresibilitas & sifat alir
3. Memperbaiki daya kohesi
 Tidak selalu dibutuhkan untuk obat dosis besar,
seperti aspirin & beberapa antibiotik
 5-80% massa tablet
Syarat:
 Non toksik
 Secara fisiologis harus inert
 Stabil secara fisika & kimia  baik dengan obat
atau dengan bahan tambahan lain.
 Colour compatible(tidak mengganggu distribusi
warna)
 Tidak mengganggu bioavailabilitas obat
Tidak larut air Larut air
Kalsium sulfat Laktosa
Kalsium fosfat dibasic Sukrosa
Kalium fosfat tribasic Dektrosa
Kalsium karbonat Mannitol
Amilum Sorbitol
Modifikasi amilum
Mikrokristalin selulosa
1. Beberapa bahan pengisi dapat
mengurangi bioavailabilitas obat.
 Contoh : Produk Tetrasiklin dengan garam
kalsium sebagai pengisi, bioavailabilitasnya
berkurang hingga separuh dari produk
standart
2. Bahan pengisi dapat menyebabkan tak
tersatukan secara kimia.
 Contoh : interaksi antara gugus amin
tertentu dengan pengisi laktosa
menyebabkan brown effect (tablet
menjadi coklat/memucat)
3. Bahan pengisi yang bersifat absorbent, misalnya
bentonit dan kaolin,tidak boleh digunakan untuk
produk-produk dengan dosis kecil
sepertiglikosida jantung, alkaloid dan produk-
produk estrogen sintetik.
4. Antiepileptic drug sodium phenytoin membentuk
kompleks calcium-phenytoin dengan calcium
sulphate dihydrate.
Dengan laktosa secara signifikan dapat
meningkatkan bioavailabilitas fenitoin.
5. Amine drugs + lactose (diluent)
↓ used with
Metal stearate (Mg stearate)
(Lubricant)

Discoloration of tablet with time
LAKTOSA
 Paling banyak digunakan
 Macam:
1. Laktosa monohidrat – granulasi basah
2. Laktosa anhidrat -- granulasi basah
3. Spray-dried lactosa
 Tidak bereaksi dengan kebanyakan obat (baik
dalam bentuk hidrat mau pun anhidrat)
 Dapat rusak dengan komponen amino, laktat,
asetat, dan pelicin basa.
 Dalam penyimpanan dapat kehilangan
kelembaban
 Memerlukan disintegran
SPRAY-DRIED LACTOSE
 Sifatalir baik
 Jika digunakan untuk kempa langsung –
komposisi: 50%
 Jika dicampur dengan selulosa
mikrokristalin dapat digunakan untuk
metode kempa langsung yang lebih baik
 Memerlukan disintegran yang bersifat
basa atau netral.
Microcrystalline cellulose
 Avicel – digunakan untuk kempa langsung
 Diperoleh dari proses hidrolisis selulosa,
dilanjutkan proses spray drying
 Avicel 101 ~ serbuk
Avicel 102 ~ granul
 Dapat memproduksi tablet yang keras,
namun dapat terdisintegrasi dengan cepat di
dalam air
 Penggunaan: 5-15%
MANITOL
 Paling mahal
 Digunakan pada tablet kunyah
 Relatif non-higroskopik sehingga cocok
utk formulasi vitamin (dimana
kelembaban dapat menjadi masalah)
Modified starch
 Digunakan sbg diluent, binder &
disintegrating agent: Sta-Rx 1500 and
Celutab
 Free flowing
 Dapat dikempa langsung
 Digunakan pada tablet kunyah
 Mengandung lembab 8-10%
 Dapat meningkatkan kekerasan obat
setelah pengempaan
Calcium phosphat
 dibasic calcium phosphate
tribasic calcium phosphate
 Digunakan pada granulasi basah & kempa
langsung
 Bulk density calcium phosphates lebih tinggi
dibandingkan pengisi organik
 Non higroskopis ~ digunakan pada pembuatan
vitamin dan mineral.
 Bersifat abrasive dan dapat menyebabkan
kerusakan tablet
 Sifat yang basa dapat menyebabkan obat
menjadi lebih tidak stabil
BAHAN PENGIKAT
 Binders/binding agents
 Ditambahkan dalam bentuk kering atau
basah pada proses granulasi basah 
membentuk granul.
 Meningkatkan gaya kohesi pada proses
kempa langsung.
 Meningkatkan sifat alir dengan
membentuk granul dengan kekerasan
dan ukuran yang diinginkan.
BAHAN PENGIKAT
 Bahan ini akan menentukan :
 Keseragaman ukuran granul
 Kekerasan tablet
 Waktu hancur
 Dissolusi
 Compressibility
 Density granul
 Kemungkinan terjadinya peristiwa migrasi
bahan obat
 Untuk menaikkan kekompakan kohesi
bagi tablet cetak langsung.
 Bentuk kering
Bentuk cairan -- dalam proses granulasi
basah
 Lebih efektif bila digunakandalam bentuk
larutan yang digunakan dalam granulasi
basah.
Contoh:
1. Natural gum: Acacia, tragacanth
2. Turunan selulosa: HPMC, MC, EC
3. Polimer sintesis: PVP, poliakrilamid
4. Larutan gula: Sukrosa, dekstrosa,
maltosa
5. Protein: Gelatin
6. Lain-lain: wax, water, starch, alcohol
BINDERS KONSENTRASI KONSENTRASI
AKHIR (%) LARUTAN (%)
Acacia 2-5 10-20
Tragakan 1-4 3-10
HPMC 1-5 2-10
Starch (pasta) 2-25 50-85
Gelatin 1-5 5-10
Sorbitol 2-10 10-25
PVP 2-5 5-20
Poliakrilamid 2-5 2-8
PEG 2-5 10-20
Asam alginat & 1-5 5-20
turunan
Untuk 3000 gram pengisi
R/ zat aktif 50 mg
Laktosa 95,5 mg
Larutan gelatin
Penghancur 3 mg
Pengikat 1,5 mg

Berat tablet = 150 mg

Berapa gelatin (mg) yg diperlukan utk 100


tablet?
Untuk 3000 gram laktosa diperlukan 290 mL larutan
gelatin 10%.
290 mL x 10% = 29 gram gelatin

 Untuk 3000 gram laktosa = 29 gram gelatin

29 gram x 95,5 = 0,914 mg


3029 gram

Untuk 1 tablet = 0,914 mg gelatin + 94,586 mg


laktosa
Akasia & tragakan
 Lebihefektif digunakan pada proses
granulasi basah (larutan) dibanding
kempa langsung
 Komposisi dan kekuatan tergantung
sumber
 Rentan terkontaminasi bakteri
 Kekerasan tablet sedang
Gelatin
 Protein alam
 Biasa dikombinasi dengan akasia
 Larutan gelatin dibuat dalam keadaan
panas (pada keadaan dingin akan
membentuk gel)
 Sifat material lebih konsisten
 Asumsi: cairan pada pengikat akan menguap
saat pengeringan  jumlah pada formula
adalah jumlah bahan kering.
 Penggunaan bahan pengikat = quantum statis
 perhitungan digunakan utk “ancer-ancer”
Jumlah bahan pengikat yang dibutuhkan
tergantung:
1. Kualitas bahan pengikat
2. Kualitas komponen lain, terutama bahan
pengisi
 Mekanisme: Liquid bridge & solid bridge
Synthetic polymers
 PVP
 3-15% di dalam alkohol
 Proses pemanasan sebentar
 Kompresibilitas baik
 Recommended: obat yg sensitif terhadap
lembab. Ex: vitamin, tablet efervesen
 Mahal
Modified natural polymers
 Alginat, derivat selulosa (HPMC, MC,
CMC)
 Pada kempa langsung: kemampuan
mengikat
 Dalam keadaan basah: mempunyai sifat
adhesive
 CMC: berinteraksi dengan Mg, Ca, dan
Al.
Pengikat pada kempa
langsung
BAHAN PENGHANCUR
 Disintegrants: bahan atau campuran bahan
yang dapat menyebabkan tablet hancur
ketikatablet kontak dengan cairan saluran
pencernaan.
 Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet,
mengembang danmenyebabkan tablet
pecah menjadi bagian-bagian
 Di luar tubuh: menentukan kekerasan &
kerapuhan tabler
 Di dalam tubuh: melawan bahan pengikat
Cara penambahan bahan penghancur :
 Sebelum granulasi (internal addition)
 Setelah granulasi (eksternal addition)
 Kombinasi

Bahan penghancur harus kering  daya


absorpsi besar.
Kanji (amylum)
 Merupakan jenis bahan penghancur yang paling
umum digunakan,harganya juga paling murah.
Konsentrasi 5–20 % dari berat tablet
 Amyl jagung (maize starch), Amyl kentang (corn
starch), Amyl beras, Amyl gandum, dll
 Modifikasi Amylum (Sta–Rx 1500) dpt digunakan
sebagai Bhn pengikat, bahan penghancur, bahan
pelincin (lubricant)
Microcrystalin Cellulose
 Contoh : Avicel PH 101 dan PH 102
 Digunakan dalam keadaan kering (untuk granulasi
kering atau cetak langsung)
Explotab (Sodium Starch Glycolate/SSG)
 merupakan cross-linked starch yang sangat baik
digunakan untuk obat-obat yang tidak larut,
misalnya antasida, dicalcium
phosphat,dexamethasone, dll

Kombinasi asam
 Asam sitrat, asam tartrat maupun asam fumarat,
bersama-sama dengansodium bicarbonate,
apabila kontak dengan air menghasilkan gas CO2
yang dapat menyebabkan tablet hancur 
tablet effervescent
Mekanisme
1. Memperbesar gaya kapiler  cepat
menarik cairan masuk  melemahkan
ikatan antar serbuk.
2. Mengembang bila kontak dengan air
3. Bereaksi melepas gas
4. Merusak secara enzimatis

Pengahancur mulai bekerja saat ada air


masuk.
BAHAN PELICIN
 Anti
gesekan yang terjadi pada waktu
penabletan  tidak ikut digranul.
 Gesekan yang terjadi:
1. Tablet vs dinding die
2. Tablet vs dinding punch lubrikan
3. Die vs punch
4. Antar partikel glidan
Bahan Pelicin
1. Lubricants
mengurangi friksi antara permukaan
dinding/tepi tablet dengan
dinding die selama kompresi dan ejeksi
2. Glidants
menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang
akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat
mengisi die dalam jumlah yang seragam
3. Antiadherents
mencegah melekatnya (sticking) permukaan
tablet pada punch atas dan punch bawah
BAHAN PELICIN
 Memudahkan tablet didorong keluar dari
die
 Mencegah tablet melekat pada punch
 Mencegah gesekan antara punch dan
die
 Memperbaiki kecepatan alir (flow rate)
granul
Lubrikan
Glidan
Antiaderen
Perbandingan
Material % Glidan Lubricant Anti
adheren
Mg stearat <1 - Baik sekali Baik
Talk 1-5 Baik Jelek Baik sekali
Asam stearat 1-5 - Baik Jelek
Waxes 3-5 - Baik sekali Jelek
Tepung jagung 5-10 Baik sekali Jelek Baik sekali
Mg stearat
 Bersifat hidrofob  mempengaruhi waktu
hancur dan disolusi tablet.
 Harus diperhatikan:
1. Kadar
berbentuk fines  pada konsentrasi >>> Mg
stearat menyelimuti tablet  tabler lebih
hidrofob  waktu hancur semakin lama.
2. Waktu pencampuran
Fines  sifat kohesifitas >>>  berbentuk
agregat, jika pengadukan >>> agregat pecah
menjadi molekul  melapisi granu  granul
licin  sulit ditablet & tablet rapuh
PEMANIS
Saccharin
 Restricted regulatory acceptability
 Poor aftertaste
 Hypersensitivity reactions; mainly dermatologic
 Paediatrics with allergy to sulphonamides should avoid saccharin
Aspartame Toxicity
 Source of phenylalanine – possibly an issue for phenylketoneurics
 Aspartame has been blamed for hyperactivity in children but as yet
unproven
Sorbitol
 Can induce diarrhoea
PEWARNA
Latihan Soal (20 menit)
1.

Anda mungkin juga menyukai