Anda di halaman 1dari 33

ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN

GINA AULIA, M.FARM., APT


KANDUNGAN ZAT OBAT

R/ ZAT AKTIF (BAHAN OBAT)


ZAT EKSIPIEN (BAHAN TAMBAHAN)
Bahan aktif obat
•Tiap bahan atau campuran bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi dan
apabila digunakan dalam pembuatan obat akan menjadi zat aktif obat tersebut
•Bahan tersebut bertujuan untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau memberikan efek
langsung lain dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan, pengobatan atau pencegahan
penyakit, atau untuk memengaruhi struktur dan fungsi tubuh

Bahan awal
•Semua bahan, baik yang berkhasiat atau tidak berkhasiat, yang berubah atau tidak berubah,
yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut akan
tertinggal di dalam produk ruahan
Produk Antara
• Tiap bahan atau campuran bahan yang
masih memerlukan satu atau lebih tahap
pengolahan lanjutan untuk menjadi produk
ruahan.
• Contoh: granul tablet yang belum dicetak
Produk Ruahan
•Bahan yang telah selesai diolah dan
masih memerlukan kegiatan
pengemasan untuk menjadi obat
jadi.
•Contoh: tablet yang telah dicetak
Produk Jadi
•Produk (Obat) yang telah melalui
seluruh tahap proses pembuatan
•Telah selesai diolah dan dikemas,
siap dipasarkan.
EKSIPIEN

Eksipien: Suatu bahan, bukan berupa zat aktif, yang telah dievaluasi
dengan benar keamanannya dan termasuk dalam sistem
pengantaran obat (drug delivery system) untuk:
 Membantu dalam memroses sistem pengantaran obat selama
pembuatan obat tersebut;
 Melindungi, mendukung atau meningkatkan stabilitas obat,
ketersediaan hayati (bioavailability), atau akseptabilitas pasien;
 Membantu identifikasi produk; atau
 Meningkatkan atribut lain yang berkaitan dengan keamanan dan
efektifitas obat selama penyimpanan atau penggunaan.:
EKSIPIEN

Eksipien adalah zat yang digunakan sebagai bahan


tambahan/pendukung dalam suatu formula sediaan, bersifat inert
dan tidak mempunyai efek farmakologi.

Sifat eksipien yang diperlukan:


 Stabil secara fisik dan kimia
 Bebas mikroorganisme pathogen
 Dapat mendukung bioavailabilitas
 Tersedia dlm perdagangan
 Harga terjangkau sehingga tidak menyebabkan harga obat
menjadi semakin mahal
Sediaan obat mengandung:
 Eksipien utama: fungsi memfasilitasi kondisi massa suatu
sediaan obat agar memudahkan proses produksi atau
memperbaiki pola disolusi zat berkhasiat, sehingga
dihasilkan produk yang bermutu
 Cth: bahan pengisi, pengikat, penghancur, glidan,
lubrikan
 Eksipien pendukung: untuk menyempurnakan sediaan
yang dibuat, cth: zat warna, perasa, pengawet, dll
TUJUAN PENGGUNAAN EKSIPIEN

 Bahan pembantu selama proses pembuatan


sediaan berlangsung
 Mencegah, mendukung atau meningkatkan
stabilitas dan bioavailabilitas
 Membantu identifikasi produk
 Meningkatkan atribut lainnya seperti keamanan,
efektivitas produk obat selama penyimpanan atau
penggunaan
PERSYARATAN EKSIPIEN

 Inert
 Stabil secara fisik dan kimia
 Bebas mikroba perusak dan pathogen
 Mendukung bioavailabilitas
 Tersedia dalam perdagangan
 Harga relatif murah
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM MEMILIH EKSIPIEN SEDIAAN
PADAT

 Distribusi ukuran partikel


 Densitas sebenarnya
 Pecahan padat (solid fraction)
 Kekuatan menarik (tensile strength)
 Indeks pengikatan (bonding index)
 Brittle fracture index (BFI)
 Karakterisasi sifat kepadatan
BAHAN PENGISI (FILLER)

Bahan pengisi umumnya diperlukan pada sediaan padat khususnya


tablet, berfungsi untuk:
 Meningkatkan atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah
massa campuran sehingga mencukupi untuk dikompresi/dicetak,
misalnya pada pembuatan tablet dengan dosis kecil (5 mg) dan
tunggal
 Menetapkan berat sediaan yang akan diproduksi
 Memperbaiki laju alir massa, sehingga mudah dikempa
 Sebagai bahan pengisi, dapat juga sbg bahan pengikat dll. Cth:
mikrokristalin selulosa selain sbg bahan pengisi juga dapat berfungsi
sbg bahan penghancur, pelincir dan glidan
CONTOH BAHAN PENGISI

PENGISI TIDAK LARUT AIR PENGISI LARUT AIR


Kalsium sulfat, dihidrat Laktosa
Kalsium fosfat, dibasic Sukrosa
Kalsium fosfat tribasic Dextrosa
Kalsium karbonat Manitol
Starch yang dimodifikasi Sorbitol
(karboksimetil starch)

Avicel
BAHAN PENGIKAT (BINDER)

 Merupakan eksipien yang digunakan dalam formulasi


sediaan tablet yang memberikan gaya kohesif yang
cukup pada serbuk antar partikel eksipien sehingga
membentuk struktur tablet yang kompak dan kuat
setelah pencetakan
 Sebagian besar => senyawa yang bermolekul besar,
yang dapat menarik air ke dalam ikatan polimernya
 Cth: mucilago amili 20% adalah larutan pekat amilum
dengan sifat daya lekat yang sangat kuat
BAHAN PENGIKAT (BINDER)

 Bahan pengikat penting dalam proses pembentukan granul dari


partikel-partikel yang tidak homogen menjadi partikel-partikel sferis
yang lebih besar dan lebih homogen
 Gaya kohesi yang bekerja di antara partikel-partikel serbuk
terutama terdiri dari:
1. Gaya Van der Walls, yang meningkat apabila ukuran partikel
semakin kecil dan bervariasi dengan perubahan kelembapan
2. Tegangan permukaan antara lapisan cairan yang terdapat pada
permukaan serbuk
3. Gaya elektrostatik yang muncul akibat gesekan antara muatan-
muatan serbuk
BAHAN PENGIKAT (BINDER)

 Bahan pengikat tidak boleh menghalangi


disintegrasi tablet maupun pelepasan zat aktif untuk
diabsorpsi
 Bahan pengikat menyatukan partikel serbuk ke
dalam butiran granul
 Bahan pengikat dapat berupa:
- Bentuk kering
- Pasta (mucilago)
- Cairan atau larutan
BAHAN PENGIKAT (BINDER)

Jenis bahan pengikat berdasarkan


penggunaannya:
 Bahan pengikat basah => untuk granulasi basah
 Bahan pengikat kering => untuk granulasi
kering/kempa langsung
BAHAN PENGIKAT (BINDER)

Beberapa jenis bahan pengikat basah yang


sering digunakan antara lain:
 Mucilago gom arab 10-25%
 Larutan gelatin 2-10%
 Larutan etil selulosa 2-15%
 Larutan kanji 1500 5-10%
KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT
Pengikat Konsentrasi
Cornstarch/pati jagung 5-10% mucilago
Pregelatinized cornstarch 5-10%
Starch 1500 5-10% mucilago
Gelatin 2-10%
Sukrosa 10-85%
Akasia 5-20%
PVP (Polivinilpirolidon) 5-20% dalam air, alkohol, atau
hidroalkohol 2-10%
Metilselulosa (berbagai grade 2-10%
viskositas)
CMC-Na (viskositas rendah) 2-15% dalam alkohol
Etilselulosa (berbagai grade 2-10% dalam air atau hidroalkohol
viskositas)
Polivinil alkohol (berbagai grade 10-30% dalam air, alkohol, atau
viskositas) PEG 6000 hidroalkohol
BAHAN PENGHANCUR
(DISINTEGRANT)
Merupakan eksipien dalam pembuatan tablet yang berfungsi
untuk memfasilitasi hancurnya tablet ketika terjadi kontak
dengan cairan saluran cerna

Mekanisme kerja:
 Umum menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian kecil
 Khusus cth pada tablet effervescent => dengan adanya
air terjadi reaksi asam-basa yang menghasilkan gas CO2 dan
tekanan yang diakibatkannya dapat memecah tablet
BAHAN PENGHANCUR
(DISINTEGRANT)
Cara pakai/penambahan disintegran:
 Internal addition (saat granulasi) : disintegran dicampur
dengan bahan lainnya sebelum ditambah dengan
larutan penggranul
 External addition : disintegran ditambahkan setelah
granul terbentuk

Disintegran akan melapisi bagian dalam dan luar sediaan


KONSENTRASI DISINTEGRAN
Disintegran Konsentrasi (% w/w)

Starch/pati 5-20
Starch/pati 1500 5-15
Avicel PH 101, PH 102 5-15
Solka floc
Asam alginat 5-10
Explotab/Primogel 2-8
Guar gum 2-8
Polyclar AT (PVP, crosslinked 0.5-5
PVP)
Amberlite IPR 88 0.5-5
Metilselulosa, CMC-Na, HPMC 5-10
SUPERDISINTEGRAN

 Agar pecahnya suatu formulasi dipercepat


meningkat
 Bekerja efektif pada konsentrasi rendah
 Memiliki efisiensi pemecahan yang baik
 Cth: crosscarmellose, crosspovidone, dll
BAHAN PELINCIR (LUBRIKAN)

Fungsi utama adalah untuk mengurangi gesekan atau


friksi yang terjadi antara permukaan tablet dengan
dinding die selama proses pengempaan dan penarikan
tablet.

Tujuan:
 Untuk menyesuaikan distribusi tekanan pada tablet
kempa dan juga meningkatkan densitas partikel dasar
terlebih dahulu (bed prior) dalam pengempaan
KLASIFIKASI LUBRIKAN

 Lubrikan larut air


Banyak digunakan untuk tablet yang harus larut
sempurna di dalam air, seperti tablet/ serbuk
effervescent atau jika diinginkan disintegrasi yang unik
atau karakteristik disolusi yang umum.

 Lubrikan tidak larut air


Lubrikan ini umumnya lebih efektif dan digunakan
pada konsentrasi rendah.
KONSENTRASI LUBRIKAN

Lubrikan larut air Lubrikan tidak larut air


Jenis Kadar (%) Jenis Kadar (%)
Asam borat 1 Logam (Mg, Ca, Na) stearat ¼-2
Natrium klorida 5 Asam stearat ¼-2
DL-leusin 1-5 Sterotex ¼-2
Carbowax 4000/6000 1-5 Talc 1-5
Natrium oleat 5 Wax 1-5
Natrium benzoat 5 Stearowet 1-5
Natrium asetat 5
Natrium lauril sulfat 1-5
Mg-lauril sulfat 1-2
Natrium benzoate + Natrium 1-5
asetat
FAKTOR YANG DIPERHATIKAN
DALAM PEMILIHAN LUBRIKAN

 Cara pemberian dan jenis sediaan tablet yang akan


dibuat
 Sifat disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan
 Masalah lubrikasi dan aliran serta persyaratan formulasi
 Berbagai sifat fisik granul atau serbuk yang akan dikempa
 Pertimbangan kompatibilitas zat aktif
 Harga dan ketersediaannya dalam perdagangan
ANTILEKAT (ANTI-ADHERENT)

 Tujuan: untuk mengurangi/mencegah


melengket granul/tablet pada permukaan
punch atau dinding die
 Talk, Mg stearat dan pati jagung memberikan
sifat anti adheren yang paling baik
KONSENTRASI ANTIADHEREN

Jenis Konsentrasi (%)


Talc 1-5
Pati jagung 3-10
Cab-O-Sil 0,1-0,5
DL-leusin 3-10
Na lauril sulfat <1
Mg Stearat <1
BAHAN PELICIN (GLIDANT)

 Tujuan: untuk memacu aliran serbuk atau


granul dengan jalan mengurangi gesekan
diantara partikel-partikel
 Glidan dapat meminimalisasi kecenderungan
granul untuk memisah/ segregasi selama tahap
vibrasi yang berlebihan
CONTOH GLIDAN
GLIDAN KONSENTRASI (%)
Silka aerogel
• Cab-o-sil M-5 0,1-0,5
• Aerosil 200 0,1-0,5
• Quso F 22 0,1-0,5
• Syloid 0,1-0,5
Silikon dioksida 0,1-0,5
Kalsium stearat 0,5-2,0
Mg stearat 0,2-2,0
Stearowet C 0,2-2,0
Seng stearate 0,2-1,0
Kalsium silikat 0,5-2,0
Amilum 1,0-10,0
Pati 1500 1,0-10,0
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai