Abstrak
Proses pemisahan secara kimia merupakan salah satu teknologi yang esensial untuk keperluan baik penelitian
mapun komersial. Kromatografi merupakan instrumen pemisahan yang sangat selektif dan digunakan secara
luas pada proses isolasi atau permurnian makromolekul. Jenis kromatografi yang sudah banyak digunakan
dalam kegiatan biopurifications (pemurnian hayati) adalah size-exclusion chromatography, reversed-phase
chromatography, hydrophobic interaction chromatography, ion-exchange, dan affinity chromatography
(kromatografi afinitas). Kromatografi semakin populer digunakan karena dapat digunakan untuk analisis zat
yang bervariasi begitu pula halnya dengan kromatografi afinitas, yaitu kromatografi cair yang menggunakan
bantuan agen pengikat spesifik (specific-binding agent). Teknik yang digunakan oleh kromatografi afinitas
adalah mengadaptasi interaksi yang bersifat reversibel dan spesifik layaknya peristiwa yang banyak terjadi
pada sistem biologis seperti interaksi antigen dengan antibodi atau enzim dengan substrat. Afinitas merupakan
gaya tarik antar dua komponen atau zat yang besarannya sangat spesifik untuk tiap komponen. Interaksi antara
dua komponen karena afinitas tersebut dimanfaatkan pada kromatografi afinitas dengan cara membuat salah
satu komponen terimobilisasi (ligan) pada matriks. Kromatografi afinitas memiliki berbagai variasi bergantung
pada jenis ligan yang digunakan. Proses utama pada pemurnian komponen dengan kromatografi afinitas
adalah pengikatan komponen target pada ligan, pencucian komponen nontarget, elusi komponen target dari
ligan dan regenerasi ligan. Aplikasi kromatografi afinitas umumnya untuk pemurnian protein untuk keperluan
terapi yang bernilai tinggi.
merupakan varian dari kromatografi yang Interaksi antara dua komponen karena afinitas
menggunakan spesifitas biologis pada tersebut dimanfaatkan pada kromatografi
interaksi antara analit dan ligan pemisahan [4]. afinitas dengan cara membuat salah satu
Teknik yang digunakan oleh kromatografi komponen terimobilisasi pada matriks atau
afinitas adalah mengadaptasi interaksi yang dapat disebut material pendukung (support
bersifat reversibel dan spesifik layaknya material). Media padat tersebut kemudian
peristiwa yang banyak terjadi pada sistem dimasukan dalam kolom kromatografi yang
biologis seperti interaksi antigen dengan kemudian dikenal sebagai ligan afinitas
antibodi atau enzim dengan substrat [5], [1]. (affinity ligand). Ligan tersebut merupakan
Proses pemisahan dengan kromatografi fasa stasioner pada kolom kromatografi
afinitas semakin disukai karena spesifitas afinitas [1].
biologisnya yang tinggi [6] dan terhindarnya
komponen yang ingin dimurnikan dari Komponen yang diinginkan tidak harus
kontaminasi mikroorganisme jika komponen menjadi komponen yang dapat berikatan
tersebut merupakan produk farmasi [7]. dengan ligan. Komponen pengotor juga dapat
berikatan dengan ligan sehingga komponen
Cikal bakal kromatografi afinitas sudah yang diinginkan dapat keluar dari kolom
berkembang sejak tahun 1910 saat Starkensen dengan bebas dan cepat. Hal ini juga lebih
berhasil menjerat α-amilasi dengan pati yang diinginkan karena lebih cepat dan mudah
tidak larut [3]. Kromatografi afinitas mulai karena komponen langsung dapat diperoleh.
dikembangkan pada tahun 1968 oleh
Cuatrecasas, et al [3]. Penggunaan Pada gambar 1, dijelaskan prinsip kerja
kromatografi afinitas sudah sangat luas kromatografi afinitas. Dapat dilihat pada
dimulai dari skala laboratorium sampai skala gambar tersebut, terdapat fasa bergerak atau
industri. pelarut yang membawa dua komponen
berbeda. Pelarut tersebut disebut sebagai
2. Prinsip Dasar Kromatografi Afinitas application buffer. Kemudian campuran
tersebut diinjeksikan ke dalam kolom
Sesuai dengan namanya, kromatografi afinitas kromatografi afinitas.
menggunakan prinsip afinitas untuk
memurnikan atau memisahkan berbagai Molekul yang memiliki afinitas yang spesifik
macam komponen. Afinitas merupakan gaya dengan ligan akan berinterakasi (binding)
tarik antar dua komponen atau zat yang dengan ligan sehingga molekul lain akan
besarannya sangat spesifik untuk tiap keluar terlebih dahulu dari kolom. Setelah itu,
komponen. Gaya tarik inilah yang akan untuk memisahkan ligan dengan molekul yang
membuat dua komponen berkombinasi satu terikat kuat dengannya, molekul tersebut
sama lain. dielusi menggunaan pelarut yang disebut
elution buffer.
Interaksi antara kedua komponen tesebut
tidaklah terjadi karena sifat-sifat umum seperti
titik isoelektrik, hidrofobisitas, atau ukuran.
Interaksi terjadi karena adanya spesifitas
biologis seperti bentuk atau konformasi yang
dapat ‘mengenali’ komponen lain lalu
berikatan karena memiliki bentuk yang sesuai
[8]. Persitiwa ini terjadi pada interaksi enzim
dengan substrat atau antibodi dan antigen yang
merupakan substansi biologis. Interaksi ini
bersifat sangat spesifik sehingga sangat bisa
diandalkan untuk memurnikan produk dengan
kualitas tinggi.
Natasha Agustin Ikhsan, Kromatografi Afinitas, 2015, 1-13 3
terlarut, RP adalah jari-jari pori, τ adalah mengurangi efek perpindahan massa yang
tortuosity factor.Ukuran diameter pori paling terjadi pada matriks [9]. Namun, matriks
tidak lima kali diameter zat terlarut untuk dengan diameter yang kecil memiliki
mencegah penyumpatan [10]. Sebagai contoh, kemungkinan terbentuknya fouling pada
ukuran pori pada matriks silika adalah 40 – kolom yang lebih besar. Pada tabel 1
4000 Å dan pada matriks polimetakrilat adalah ditampilkan jenis-jenis matriks yang umum
100, 200, 500, atau 1000 Å [10]. digunakan.
Ligan dapat dikelompokkan menjadi ligan menunjukkan perbandingan ligan sintetik dan
sintetik dan ligan biologis [11]. Ligan biologis ligan biologis.
memiliki kelebihan pada spesifitas dan
afinitasnya terhadap komponen target yang Tabel 2. Perbandingan ligan sintetik dan
tinggi. Namun, ligan biologis memiliki biologis [11]
kekurangan pada ketidakstabilannya saat
proses sterilisasi. Hal ini menyebabkan usia Sifat Jenis Ligan
ligan menjadi lebih singkat. Selain itu, potensi Sintetik Biologis
adanya kontaminasi dari sumber biologis lebih Selektivitas Sedang- Sangat tinggi
besar sehingga meningkatkan penanganan tinggi
pada tahap akhir proses poduksi yang Stabilitas Tinggi Rendah-
menyebabkan bertambah mahalnya produk sedang
hasil permurnian. Contoh dari ligan biologis Kapasitas Tinggi Rendah-
adalah peptida, protein, oligosakarida, protein, sedang
dan (oligo)-nukleotida [11]. Ligan sintetik Harga Rendah- Medium-
dapat menjadi solusi bagi semua kekurangan medium tinggi
ligan biologis kecuali afinitas dan Toksisitas Sedang rendah
spesifitasnya. Tabel 2
Ligan juga dapat dikelompokkan berdasarkan
jenis molekulnya, antara lain ligan berbasikan
Natasha Agustin Ikhsan, Kromatografi Afinitas, 2015, 1-13 5
struktur nukleotida. Ligan yang berbasikan Tabel 4. Jenis ligan group-specific gels dan
nukleotida dapat berupa deoxyribonucleotide spesifitasnya [8]
acid (DNA) yang banyak digunakan untuk
menangkap komponen target berupa enzim Ligan Spesifitas
atau DNA-binding proteins. Selain itu, adapula NAD, NADP Dehidrogenase
ligan yang berupa oligonukleotida dan Lektin Polisakarida
koenzim nukeotida yang digunakan untuk Poliurasil Poliadenin (Poli(A))
komponen target berupa nucleotide- (Poli(U))
recognizing enzymes seperti dehridrogenase, Histon DNA
kinase, sintetase, dan lain-lain. Ligan Protein A Fc Antibodi
berbasikan struktur peptida. Ligan peptida Protein G Antibodi
dapat berupa peptida linear maupun Lisin rRNA, dsDNA,
mikroprotein. Selain itu, adapula Ligan yang plasminogen
berbasikan pewarna tekstil (dye-ligand). Arginin Fibronektin, protombin
Heparin Lipoprotein, DNA, RNA
Terdapat dua jenis ligan bergantung pada Blue F3G-A NAD+
interaksinya dengan komponen target. Ligan Red HE-3B NADP+
yang berinteraksi dengan komponen target Orange A Laktat dehidrogenase
berdasarkan konformasi atau bentuk dari suatu Benzamidine Serin protease
gugus spesifik disebut sebagai group-specific Green A Protein CoA, HAS,
gels sedangkan ligan yang berinteraksi dehidrogenase
menggunakan ikatan kovalen dengan Gelatin Fibronektin
komponen target disebut sebagai covalent Polimiksin Endotoksin
coupling gels. Pada tabel 4, terdapat contoh 2’,5’-ADP NADP+
ligan yang merupakan kelompok group- Calmodulin Kinase
specific gels dan pada tabel 3, terdapat contoh Boronate cis-Diols, tRNA,
ligan yang merupakan kelompok covalent plasminogen
coupling gels. Blue B Kinase, dehidrogenase,
protein pengikat asam
Tabel 3. Jenis ligan covalent coupling [8] nukleat
Ikatan Grup ligan Spesifitas
CNBr NH2 Protein, 5. Penyematan ligan pada matriks
peptide
Thiolpropil SH Sulfihidril Terdapat tiga komponen yang harus disatukan
Thiol SH Sulfihidril untuk membentuk fasa stasioner pada kolom
Epoksi NH2 Protein, kromatografi afinitas, yaitu permukaan atau
OH peptida resin (matriks), pengikat (spacer), dan ligan.
SH Salah satu faktor yang memengaruhi
Tresil NH2 Karbohidrat pengikatan ligan pada matriks adalah
Aminoheksil COOH Sulfihidril keberadaan gugus fungsional pada ligan.
Karboksilheksil NH2 Protein, asam Gugus fungsi yang umum terdapat pada ligan
amino pada adalah gugus amin primer, karboksil, dan
peptida, thiol. Selain itu, ligan juga dapat dimodifikasi
asam untuk mendapatkan gugus yang reaktif pada
karboksilat ligan. Modifikasi tersebut dapat berupa
pada protein oksidasi karbohidrat atau penyematan secara
kovalen gugus reaktif ortogonal.
attachment terjadi saat satu molekul ligan tidak terhalangi untuk berinteraksi dengan
berikatan dengan matriks melalui lebih dari komponen target. Gambar 5 menunjukkan
satu gugus fungsi (lebih dari satu ikatan). pengaruh steric hindrance pada ligan.
Seringkali ikatan yang lebih dari satu ini
menghasilkan tambatan ligan pada matriks
yang lebih kuat dan stabil. Namun, ikatan yang
banyak ini juga berpotensi menimbulkan
deteriorasi atau denaturasi pada ligan yang
berujung pada rendahnya afinitas ligan [9].
Salah satu cara untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya multi-site attchment
adalah dengan menggunakan matriks yang
memiliki reactive site terbatas. Gambar 3
menunjukkan peristiwa multi-site attchment. Steric hindrance Spacer arm digunakan
(binding site terhalangi) (lebih banyak sites yang tersedia)
(binding site terhalangi)
Binding
sites Gambar 5. Perbandingan ligan dengan dan
tanpa spacer arm
Spacer arm
Target
Matriks
a) b)
) 0
Orientasi yang tidak tepat Orientasi tepat (binding
(binding site terhalangi) site tidak terhalangi) Gambar 6. Perbandingan sistem kromatografi
afinitas a) tanpa spacer arm dan b) dengan
Gambar 4. Perbandingan ligan dengan spacer arm
orientasi yang tepat dan tidak
Ka = [LT]/[L].[T] dengan [LT] adalah logam yang terkelat (chelated metal ion) pada
kosentrasi produk interakasi antara ligan dan kolom [14]. IMAC dapat mengikat protein
komponen target, [L] adalah konsentrasi ligan dengan konstanta disosiasi mencapai 10-5-10-7.
dan [T] adalah konsentrasi komponen target. [15].
Setalah pengikatan (binding) terjadi, Prinsip dasar yang masih digunakan hingga
pencucian komponen lain yang bukan target saat ini adalah menngunakan ion logam yang
dilakukan dengan menambahkan reagen terimobilisasi seperti Cu2+, Ni2+, dan Zn2+
sebagai wash buffer. untuk memurnikan protein dengan basis
kandungan asam asmino histidin pada protein
Elusi tersebut. Ion logam tersebut membentuk
kompleks dengan agen pengkelat (chelating
Elusi adalah proses yang berkebalikan dengan agent) yang disebut immobilized metal chelat
proses binding. Pada proses ini, nilai Ka dibuat complex (IMCC).
menjadi sekecil mungkin agar reaksi disosiasi
terjadi. Terdapat dua metode elusi, yaitu elusi Sebagai contoh, interaksi antara histidin
spesifik dan elusi nonspesifik. Pada elusi dengan IMCC adalah transfer elektron. Karena
spesifik, reagen baru ditambahkan untuk histidin memiliki pKa 6, histidin menjadi
berkompetisi dengan salah satu antara ligan mudah untuk melakukan transfer elektron saat
dan komponen target sehingga kompleks pH lebih besar dari 6,5. Jika histidin sudah
antara ligan dan komponen target dapat mendonorkan elektron pada IMCC, IMCC dan
terlepas. Pada jenis elusi ini, jumlah dan histidin akan membentuk kompleks. Untuk
afinitas dari reagen ‘pengganggu’ sangat mengelusi histidin, dapat dilakukan dengan
penting. menambahkan imidazol, yaitu gugus fungsi
pada histidin yang dapat bersaing dengan
Elusi jenis lain, yaitu elusi nonspesifik histidin yang sedang membentuk kompleks
menggunakan manipulasi pada kondisi solven dengan IMCC. Cara lain adalah dengan
agar nilai Ka bernilai sangat kecil bahkan menurunkan pHmenjadi kurang dari 6,5 yang
sampai mencapai nol. Kondisi elusi dapat mencegah histidin untuk mendonorkan
dioptimasi sesuai dengan mekanisme interaksi elektronnya sehingga kompleks IMCC dan
antara ligan dan komponen target seperti ligan dapat terlepas [15].
meningkatkan konsentrasi garam untuk
menurunkan interaksi ionik atau dengan Bioaffinity chromatography
mengubah pH untu mengubah keadaan
ionisasi/protonisasi. Salah satu contoh elusi Bioaffinity chromatography adalah
dengan mengubah pH adalah elusi antibodi keomatogrfafi afinitas yang menggunakan
dari protein A atau protein G. ligan biologis atau sering dikenal sebagai
biospecific adsoption. Terdapat beberapa jenis
7. Berbagai variasi kromatografi afinitas ligan biologis yang sering digunakna, yaitu
protein pengikat immunoglobulin, enzim,
Immobilized metal ion affinity lektin, karbohidrat, protein serum, dan sistem
chromatography (IMAC) avidin/biotin [16].
IMAC merupakan jenis kromatografi afinitas Immunoaffinity chromatography
yang banyak digunakan dalam pemurnian
protein. IMAC berbeda dengan kromatografi Immunoaffinity chromatography adalah teknik
afinitas yang lain karena IMAC menggunakan yang sangat ampuh untuk memurnikan protein
sebuah penanda atau ‘tag’ pada protein. IMAC [15]. Kromatografi afinitas jenis ini
banyak digunkan untuk memurnikan memurnikan protein khusunya antibodi
komponen dalam suatu campuran yang sangat (immunoglobulin) menggunakan ligan-ligan
kompleks seperti memurnikan protein dalam seperti protein A yang diproduksi oleh bakteri
serum. IMAC memanfaatkan interaksi antara Staphylococcus aureus dan protein G yang
asam amino dari protein target dengan ion diperoleh dari grup C dan G Streptococci [16].
Natasha Agustin Ikhsan, Kromatografi Afinitas, 2015, 1-13 9
Tabel 7. Protein plasma berlisensi yang diproduksi dengan kromatografi afinitas [18]
Protein plasma yang banyak dihasilkan di Selain itu, kromatografi afinitas yang
indistri adalah protein yang berperan sebagai menggunakan dye sebagai ligan juga banyak
faktor koagulasi, yaitu Factor VIII, Factor IX, digunakan dalam jumlah besar untuk
von Willebrand Factor, Fibronectin, Factor menghasilkan pharmaceutical protein dan
XI; inhibitor protease, yaitu Antithrombin III, enzim. Berikut adalah tabel 8 yang
Alpha-1-antitrypsin, Inter-alpha-trypsin menampilkan jenis-jenis protein dan enzim
inhibitor; anti-koagulan, yaitu Protein C ; yang dimurnikan menggunakan dye-ligand
albumin; dan immunoglobulin [18]. affinity chromatography.
Natasha Agustin Ikhsan, Kromatografi Afinitas, 2015, 1-13 11
Pemurnian Plasmid DNA untuk terapi gen dan Adapun penggunaan kromatografi afinitas
vaksin DNA selain itu masih sebatas untuk analisis skala
laboratorium.
Saat ini mulai berkembang adanya terapi gen,
yakni memasukkan asam nukleat ke dalam sel Daftar Pustaka
manusia dengan tujuan memperbaiki keadaan [1] P. S. Ruhn, Handbook of Affinity
genetik seseorang. Asam nukleat yang
Chromatography, 2nd penyunt., S. D.
dimasukkan dapat berupa DNA rantai tunggal
dan ganda atau RNA. Asam nukleat tersebut Hage, Penyunt., Northwest: Taylor &
dibawa ke dalam sel manusia menggunakan Francis Group, 2006.
vektor berupa plasmid DNA. Plasmid DNA [2] N. E. Labrou, "Design and selection of
diperoduksi oleh bakteri rekombinan yang ligands for affinity chromatography,"
kemudian di murnikan menggunakan
Journal of Chromatography B, pp. 67-78,
kromatografi afinitas jenis reversed phase
[24]. 2003.
[3] N. E. Labrou, "Design and selection of
9. Kesimpulan ligands for affinity chromatography,"
Kromatografi afinitas merupakan teknik Journal of Chromatography B, p. 2, 2003.
pemurnian yang saat ini sedang berkembang [4] L. S. Ettre, "Nomenclature for
pesat karena kelebihannya dalam memurnikan Chromatography," Pure and Applied
komponen dengan spesifitas dan kemurnian Chemistry, pp. 818-872, 1993.
yang tinggi. Kromatografi afinitas
menggunakan prinsip biologis antara dua [5] M. Wilchek and M, "Thirty years of
molekul yang dapat mengenali bentuk atau affinity chromatography," Reactive &
konformasi untuk dapat berinteraksi secara Functional Porperty, pp. 263-268, 1999.
spesifik layaknya enzim dan substrat atau
[6] A. C. A. Roque and C. R. Lowe, "Affinity
antara antigen dan antibodi. Terdapat berbagai
jenis kromatografi afinitas bergantung pada Chromatography," in Affinity
ligan yang digunakan. Sampai saat ini, Chromatography, Methods and
penggunaan kromatografi afinitas di industri Protocols, New Jersey, Humana Press,
masih didominasi untuk menghasilkan protein 2008, p. 13.
atau molekul murni lain yang bernilai tinggi.
[7] J. Janson, "Large-scale affinity
Natasha Agustin Ikhsan, Kromatografi Afinitas, 2015, 1-13 12
purification - State of the Art and Future [17] Z. Wang, Q. Liang, .. Wen, S. Zang and J.
Aspects," Trends in Biotechnology, vol. 2, Shen, "Antibody Purification using
pp. 31-38, 1984. Affinity Chromatography: A Case Study
[8] S. Ostrove, "Affinity Chromatography: with Monoclonal Antibody to
General Methods," vol. 182, 1990. Ractopamine," Journal of
Chromatography B, p. 1, 2015.
[9] S. Magdeldin and A. Moser, Affinity
Chromatography: Pronciples and [18] T. Burnouf and M. Radosevich, "Affinity
Applications, China: InTech, 2012. chromatography in the industrial
purification of plasma proteins for
[10] P. Gustavsson and P. Larsson, "Support
therapeutic use," Journal of Biochemical
Material for Affinity Chromatography,"
and Biophysical Methods, pp. 575-586,
in Handbook of Affinity Chromatography,
2001.
Northwest, Taylor & Francis, LLC, 2006,
p. 15. [19] T. Burnouf, M. Burnouf-Radosevich, M.
Goudemand and J. J. Huart, "A Highly
[11] Y. D. Clonis, "Affinity chromatography
Purified Factor VIII:c concentrate
matures as bioinformatic and
prepared from cryoprecipitate by ion-
combinatorial tools develop," Journal of
exchange chromatography," Vox Sang,
Chromatography A, pp. 1-24, 2006.
pp. 8-15, 1991.
[12] H. S. Kim and D. S. Hage,
[20] J. C. Goldsmith, "Pasteurized,
"Immobilization Methods for Affinity
monoclonal antibody factor VIII
Chromatography," in handbook of
concentrate: establishing a new standard
Chromatography, Nortwest, Taylor &
for purity and viral safety of plasma-
Francis Group, LLC, 2006, pp. 35-78.
derived concentrates," Blood Coagulation
[13] A. B. Jackson, H. Xuan and D. S. Hage, & Fibrinolysis, pp. 203-215, 2000.
"Entrapment Of Proteins In Glycogen-
[21] T. Burnouf and M. Burnouch-
Capped And Hydrazide-Activated
Radosevich, "Chromatographic
Supports," Anal Biochem., pp. 1-6, 2012.
preparation of a therapeutic highly
[14] M. C. Smith, T. C. Furman, T. D. Ingolia purified von Willebrand factor
and C. Pigdeon, "Chelating Peptide-
concentrate from human cryoprecipitate,"
immobilized Metal Ion Affinity Vox Sang, pp. 1-11, 1992.
Chromatography," The Journal of
[22] L. Hofbauer, L. Bruckschwaiger, H. A.
Biological Chemistry, p. 1, 1987.
Butterweck and W. Teschner, Affinity
[15] A. Charlton and M. Zachariou, Chromatography for Purification of IgG
"Immobilized Metal Ion Affinity
from Human Plasma, Shanghai: InTech,
Chromatography of Native Proteins," in 2012.
Affinity Chromatography, New Jersey,
[23] P. Cuatrecasas, M. Wilchek and C. B.
Humana Press, 2008, pp. 35-37.
Anfinsen, "Selective Enzyme Purification
[16] D. S. Hage, M. Bian, R. Burks, E. Karle,
By Affinity Chromatography,"
C. Ochnmact and C. Wa, "Bioaffinity Biochemsitry, pp. 1-8, 1968.
Chromatography," in Handbook of
[24] G. N. M. Ferreira, G. A. Monteiro, D. M.
Affinity Chromatography, Northwest,
F. Prazeres and J. M. S. Cabral,
Taylor & Francis Group, 2006, pp. 102-
"Downstream processing of plasmid
104.
DNA for gene therapy and DNA vaccine
Natasha Agustin Ikhsan, Kromatografi Afinitas, 2015, 1-13 13