Anda di halaman 1dari 3

PEMURNIAN

Tiara Intan Citaresmi 103020047 Ria Melanti Umar Dalam rangka melakukan praktikum ini, praktikan melakukan teknik pemisahan dan pemurnian. Berbagai campuran zat harus dipisahkan untuk mendapatkan zat-zat murni dengan berbagai cara, seperti dengan sublimasi, dekantasi, penukar ion, destilasi, dan ekstraksi (Sutrisno, dkk, 2010). Kriteria kemurnian suatu zat ditentukan oleh beberapa sifat fisiknya, antara lain yaitu titik didih, tekanan uap, kerapatan, dan sebagainya. Sifat fisik adalah karakteristik zat yang diamati dan diukur tanpa mengubah komposisi kimianya. Di laboratorium kimia, sifat fisik ini sangat penting karena dapat digunakan sebagai kriteria kemurnian suatu zat. Proses pemisahan suatu zat dari campurannya adalah pemisahan berdasarkan sifat fisik dari zat-zat tersebut. Jadi sangat tergantung kepada macam-macam zat yang tercampur. Keragaman serta kompleksnya suatu campuran dapat terjadi dari berbagai jumlah komponen dengan perbandingan massa yang berbeda. Prinsip yang membedakan antara satu campuran dengan campuran lainnya adalah pada ukuran partikelnya. Campuran dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu suspensi, koloid, dan larutan (Underwood, 1988). Tujuan dari percobaan Pemurnian adalah untuk memisahkan campuran zat agar mendapatkan zat-zat murni dengan membandingkan filtrat, dan sentrat, dan juga dapat memisahkan kembali antara suatu zat dari campuran cair, dan campuran padat agar diperoleh suatu keadaan yang murni (Sutrisno, dkk, 2010). Prinsip dari percobaan Pemurnian adalah berdasarkan ukuran partikel dari campuran zat cair dengan zat padat dengan berbagai cara. Pada proses ekstraksi, yaitu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya, berdasarkan filtrasi, yaitu proses pemisahan suatu zat dari zat yang mengotorinya, rekristalisasi yaitu proses pengkristalan kembali dengan cara pemanasan ataupun dengan pendinginan (Sutrisno, dkk, 2010). Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu. Sebagai contoh seperti es yang menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal, kebanyakan benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang berbeda pula. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun, untuk beberapa antara wujudnya langsung berubah ke gas tanpa terlebih dahulu mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekulmolekul ini melepaskan diri dari wujud padat (Anonim, 2010). Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik, atau ekstraksi adalah pengambilan suatu zat dari suatu campuran larutan oleh zat ketiga yang tidak ikut bereaksi dengan larutan tersebut dan hanya bereaksi dengan zat pengotornya. Zat yang diperoleh dari hasil ekstraksi disebut dengan sari (ekstrak). Proses ekstraksi dapat berlangsung pada : Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga sebagai ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri. Leaching adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan (Cook, dkk, 1986). Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkan pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat

Artikel Kimia Dasar Pemurnian

berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae (Anonim, 2010). Rekristalisasi adalah proses pengkristalan kembali suatu zat dengan cara pemanasan dan pendinginan. Kristalisasi dilakukan untuk memisahkan zat padat dari larutannya dengan cara memanaskan pelarutnya hingga jenuh, dan kemudian didinginkan. Saat proses didinginkan kelarutan zat akan berkurang, sehingga akan terbentuk kristal (Keenan, 1989). Kristal Molekuler Dalam kristal molekuler, baik molekul ataupun atom tersendiri mengisi tempattempat kisi. Gaya tarik antara molekul atau atomnya jauh lebih lemah daripada ikatan kovalen yang terdapat di dalam molekulmolekulnya sendiri. Gaya London terdapat dalam kristal-kristal zat yang nonpolar seperti Ar, O2, NH3, dan CO2. Kristal molekuler merupakan konduktor listrik yang buruk, sebab semua elektronnya terikat pada molekulnya sendiri dan tidak bebas bergerak dalam padatan (Brady, 1999). Kristal Ionik Pada kristal ionik, seperti halnya NaCl, dan ion-ion yang letaknya pada daerah kisi, dan ikatan antara ion-ion tersebut pada umumnya adalah secara elektrostatik (yang benar-benar tidak terarah). Hasilnya jenis kisi yang terbentuk kebanyakan ditentukan oleh ukuran relatif dari ion-ion dan muatannya. Ketika kristal dibentuk, ion-ion menyusun dirinya agar gaya tarik menarik menjadi maksimum dan gaya tolakmenolak menjadi minimum. Pada keadaan padat, senyawa ion merupakan konduktor yang buruk, karena ion-ionnya diikat dengan kuat pada tempatnya. Bila dilelehkan maka ion-ion bergerak sehingga zat ionik tersebut

menjadi konduktor listrik yang baik (Braddy, 1999). Kristal Kovalen Pada kristal kovalen terdapat jaringan ikatan kovalen anatara atom-atomnya yang diperluas ke seluruh zat padat.Contohnya adalah berlian. Berlian adalah bentuk unsur karbon dimana tiap atomnya terikat secara kovalen dengan empat tetangga terdekatnya. Contoh lainnya adalah karborundum, kuarsa. Karena ikatan kovalen yang saling mengunci, maka kristal kovalen mempunyai titik leleh yang sangat tinggi dan biasanya sangat keras. Ikatan kovalen saling mengunci, maka kristal kovalen mempunyai titik leleh yang sangat tinggi dan biasanya sangat keras dan digunakan sebagai alat untuk menggiling dan memotong. Kristal kovalen merupakan konduktor listrik yang lemah karena elektron-elektron pada zat padatnya berada pada ikatan kovalennya sehingga tidak dapat bergerak bebas dalam kristalnya (Brady, 1999). Kristal Logam Gambaran secara sederhana dari kristal logam adalah mempunyai ion positif (inti ditambah dengan inti elektron) yang terletak pada titik-titik kisi dengan elektron valensi kristal tersebut dengan cara keseluruhan, bukan hanya untuk satu atom. Zat padat terikat satu sama lain karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara kisi ion positif dengan semacam larutan elektron. Elektron ini dapat bergerak bebas, sehingga logam merupakan konduktor listrik yang baik. Karena titik leleh dan kekerasan logam sangat beragam, maka seharusnya ada beberapa tingkatan ikatan kovalen anatra atom-atomnya di dalam zat padatnya (Brady, 1999). Alat yang digunakan dalam percobaan Pemurnian adalah gelas kimia, cawam penguap, kaca arloji, batang pengaduk, corong gelas, botol semprot, tabung reaksi, tabung sentrifuga, pembakar bunsen, kertas saring, dan alat sentriga. Bahan yang digunakan dalam percobaan Pemurnian adalah CaO, air (H2O), NaCl, CuSO4, iodin, CHCl3 atau CCl4. Metode percobaan untuk ekstraksi, dimasukkan sebutir iodin kedalam gelas kimia yang berisi 2 ml air, kemudian kocok hingga larutan berubah warna menjadi

Artikel Kimia Dasar Pemurnian

cokelat. Setelah itu, tambahkan 2 ml CCl4 kedalam tabung reaksi berisi iodin, lalu kocok hingga terjadi endapan berwarna ungu, dan larutan bening. Metode percobaan untuk rekristalisasi, pertama-tama dilarutkan 1 sendok NaCl dengan air 50 ml, aduk hingga NaCl tercampur dengan air. Setelah itu disaring filtratnya dengan menggunakan kertas saring yang ditempatkan di atas corong. Tampung hasil filtrasi tersebut di dalam gelas kimia. Di gelas kimia lain, dilarutkan 10 gr CuSO4 dengan 50 ml air dan diaduk rata hingga butiran-butiran CuSO4 larut dalam air. Kemudian larutan NaCl dan CuSO4 dipanaskan hingga menguap di pembakar bunsen sampai larutan NaCl menjadi berbentuk kubus, sedangkan larutan CuSO4 berbentuk seperti jarum. Metode percobaan dari sentrifugasi dan filtrasi yaitu pertama-tama dimasukan 3 sendok serbuk CaO ke dalam gelas kimia yang berisi air sebanyak 5 ml. Setelah CaO dimasukkan, lalu diaduk hingga tercampur. Ambil 5 ml, kemudian masukan ke dalam tabung sentrifuge, dan 5 ml lagi masukan kedalam tabung reaksi yang telah diberi corong dan kertas saring. Masukkan campuran sebanyak 5 ml ke dalam tabung sentrifuge, kemudian letakkan tabung sentrifuge di alat sentrifuge untuk memisahkan endapan dengan zat murninya. Putar alat sentrifuge 10 menit, sampai endapan terpisah dari larutannya. Setelah 10 menit, angkat tabung sentrifuge dari alat sentrifuge, kemudian pisahkan antara endapan dengan sentrat dengan cara dekantasi dengan menggunakan pipet. Setelah itu, masukkan sentrat ke dalam tabung reaksi lain. Setelah itu, kemudian bandingkan dengan hasil dari filtrasi. DAFTAR PUSTAKA

Cook, dkk, (1986), Industri Operasi, Gramedia : Jakarta.

Kimia

Keenan, dkk, (1989), Kimia Untuk Universitas, Edisi Enam, Erlangga : Jakarta. Khopkar, S. M, (1990), Konsep Dasar Kimia Analitik, Terjemahan A.S, UI : Jakarta. Sutrisno, dkk, (2010), Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Universitas Pasundan : Bandung. Underwood, (1988), Analisa Kuantitatif, Erlangga : Jakarta. Kimia

Anonim, (2010), Filtrasi. www.wikipedia.org, Accessed : 22 November 2010. Brady, E. James, (1999), Kimia Universitas Asas dan Struktur, Edisi Lima, Binarupa Aksara : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai