Anda di halaman 1dari 12

1.

Aplikasi proses pemisahan

Sublimasi
Sublimasi adalah proses pemisahan campuran yang dapat digunakan untuk memisahkan komponen
yang dapat menyublim dari campurannya yang tidak dapat menyublim. Proses pemisahan campuran
dengan cara sublimasi digunakan untuk mendapatkan suatu zat yang murni atau beberapa zat yang
murni dari suatu campuran yang disebut pemurnian. Contoh sublimasi terdapat pada proses pembuatan
kapur barus. Campuran kapur barus dan arang/pasir dipanaskan sehingga sifat kapur barus yang dapat
menyublim akan menguap. Setelah didinginkan, kapur barus akan kembali menjadi padatan. Kapur
barus merupakan zat yang dapat menyublim jika dipanaskan . Apabila kapur barus ini bercampur dengan
zat pengotor seperti pasir atau arang, untuk memisahkan kapur barus dengan zat pengotor dapat
dilakukan dengan proses sublimasi.

Evaporasi
Evaporasi (penguapan) adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair dengan spontan
menjadi gas, seperti pada air menguap menjadi uap air. Contoh pemisahan campuran dengan evaporasi
terdapat pada proses pembuatan garam. Garam yang dikonsumsi sehari – hari pada umumnya berasal
dari air laut. Petani garam memanfaatkan panas matahari untuk membuat garam. Mereka menampung
air laut pada tambak – tambak di tepi pantai, sehingga dapat terkena panas matahari langsung
kemudian secara bertahap akan dihasilkan garam dan diproses lebih lanjut sehingga diperoleh garam
dapur yang siap dikonsumsi. Pada proses pembuatan garam terjadi pemisahan antara zat cair berupa air
laut yang mengandung NaCl dan H2O (air). Zat cair dipanaskan akan menguap menjadi uap air dan NaCl
pada air laut akan tertinggal. NaCl inilah yang menjadi garam dapur dan biasa sobat idschool konsumsi
sehari – hari.

Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan kotoran pada suatu zat cair berupa air dan campuran pengotor
sehingga diperoleh air yang bersih. Filtrasi (penyaringan) merupakan metode pemisahan fisik, yang
digunakan untuk memisahkan antara cairan (larutan) dan padatan. Contoh pemisahan campuran
dengan filtrasi terdapat pada penyaringan santan dari air parutan kelapa, air keruh untuk mendapatkan
air bersih, dan lain sebagainya. Fungsi dari sistem penyaringan (filtrasi) tersebut adalah untuk menyaring
suatu zat cair untuk mendapatkan zat cair yang lebih bersih.

Destilasi
Destilasi disebut juga sebagai penyulingan, yaitu suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam proses pemisahan campuran
melalui destilasi, terjadi proses penguapan cairan yang kemudian hasil uapnya diembunkan (kondensasi)
hingga diperoleh suatu zat cair. Karakteristik zat yang dapat dilakukan proses pemisahan zat dengan
destilasi adalah memiliki perbedaan titik didih. Contoh destilasi adalah pemisahan etanol alkohol dan air.
Distilasi dilakukan dengan cara memanaskan campuran pada labu distilasi. Zat cair yang memiliki titik
didih rendah akan menguap terlebih dahulu sehingga terpisah dari campurannya. Uap zat cair akan
melalui kondensor atau pendingin balik sehingga uap zat cair tersebut akan berubah menjadi cairan.
Kemudian, cairan hasil dari proses tersebut akan menetes ke luar tabung dan kemudian ditampung
dalam wadah penampung. Contoh proses permunian campuran dengan destilasi juga dapat ditemui
pada pemisahan minyak dan air limbah setelah terpisah dari pasir untuk mendapatkan  bahan bakar
minyak.
Kromatografi
Kromatografi adalah proses memisahkan zat dalam campuran dengan memanfaatkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam. Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran
berdasarkan perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur dalam
medium diam ketika dialiri medium bergerak. Contoh kromatografi terdapat pada kertas untuk melihat
adanya zat klorofil dalam larutan rebusan daun. Percobaan sederhana proses pemisahan campuran
dengan kromatografi dapat diamati melalui sebuah kertas dengan tinta spidol yang dicelupkan ke dalam
air. Setelah kertas tercelup, tinta spidol akan menjadi beberapa warna. Ketika air mulai meresap
mencapai noda spidol, maka noda spidol di atas kertas akan mulai terpisah menjadi beberapa warna.
Warna spidol sebenarnya dihasilkan oleh pencampuran beberapa zat warna. Air yang mengalir melalui
pori-pori kertas kromatografi akan mendorong pemisahan zat warna pada spidol berdasarkan massa
jenisnya. Hal tersebut akan mengakibatkan warna spidol tampak terpisah menjadi beberapa warna.
Karakteristik pemisahan campuran melalui kromatografi terdapat pada zat yang memiliki perbedaan
daya serap, lebih dahulu larut dalam pelarut, dan kurang daya serap pada kertas akan bergerak lebih
cepat. Proses pemisahan campuran melalui kromatografi adalah untuk memisahkan molekul yang
berikatan kuat yang memiliki kecepatan gerak daripada molekul yang berikatan lemah.

Ekstraksi
Proses pemisahan campuran melalui ekstraksi digunakan untuk memisahkan zat berdasarkan perbedaan
kelarutan dalam pelarut. Contoh proses ekstraksi cukup mudah sobat idschool temui, yaitu pada
pembuatan minuman teh. Pada pembuatan minuman teh terdapat proses mencampur teh dengan air
panas. Teh yang bercampur air berubah warna menjadi coklat mengandung tanin dan kafein dari teh.
Proses perubahan air panas dari jernih menjadi coklat inilah yang merupakan proses ekstraksi

Kristalisasi
Kristalisasi digunakan untuk memisahkan zat padat dari pengotornya. Proses pemisahan campuran
dengan kristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan dari komponen campuran zat padat dalam
pelarut tertentu. Contoh kristalisasi terdapat pada proses pembuatan gula putih dari tebu.

Sentrifugasi
Sentrifugasi disebut juga sebagai pemusingan, merupakan proses pemisahan campuran untuk
memisahkan memisahkan zat berukuran kecil dan mempunyai perbedaan massa jenis dengan
memanfaatkan gaya sentrifugasi (diputar). Proses sentrifugasi dilakukan dengan cara diputar
menggunakan alat sentrifugasi atau pemusing. Teknik pemusingan dilakukan dengan menggunakan
prinsip gaya sentrifugal, yaitu memutar komponen yang akan dipisahkan dan diletakkan dalam suatu
tabung, dengan waktu dan kecepatan tertentu. Campuran yang telah disentrifugasi akan memisah
dalam dua fase yaitu fase cair yang disebut supernatan dan fase padatan yang terendap yang disebut
pelet. Contoh pemisahan sel darah merah dan sel darah putih (berupa padatan) dalam plasma darah
(cairan).

Dekantasi
Proses pemisahan campuran dekantasi dilakukan dengan cara mengalirkan campuran berupa padatan
dan larutan secara perlahan-lahan melalui batang pengaduk yang dibawahnya telah diletakkan gelas
kimia sebagai penampung sehingga cairan akan tertampung dalam gelas kimia dan padatan akan
tertinggal dan terpisah dari larutannya. Dekantasi digunakan untuk memisahkan antara padatan dengan
larutannya. Contoh dekantasi terdapat pada proses pemisahan gel dengan air, lumpur dengan air, dan
pasir dengan air.

2. Teori atom
Teori Atom Dalton
John Dalton pada tahun 1803 mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom Dalton
didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap
(hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama
dengan massa total zat-zat hasil reaksi.” Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa
unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap.”
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:

- Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
- Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang
identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
- Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
- Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-
atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Kelebihan: Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom


Kelemahan: Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron
yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik.

Model Teori Atom JJ. Thomson


J.J. Thomson pada awal 1900an, mengemukakan teori baru tentang atom. Menurutnya di dalam atom
terdapat partikel elektron dan proton. Berdasarkan hasil eksperimennya, proton memiliki massa yang
jauh lebih besar dibandingkan elektron, sehingga model atom Thomson menggambarkan atom sebagai
proton tunggal yang besar.
Di dalam proton terdapat elektron elektron yang menetralkan adanya muatan positif dari proton.
Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan bermuatan positif dengan rapat muatan yang
merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif yang besarnya sama
dengan muatan positif. Secara garis besar teori atom thomson adalah “Atom merupakan bola pejal yang
bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron.”
Secara sederhana model atom thomson dapat analogikan sebagai jambu biji yang telah dikelupas
kulitnya. Biji jambu yang tersebar merata dimodelkan sebagai elektron dan bulatan daging jambu yang
pejal dimodelkan sebagai proton.

Kelebihan:
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan
bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan: Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.

Model Atom Rutherford


Pada tahun 1910 Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geiger dan Erners Masreden)
melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas. Dari
hasil pengamatannya ditemukan bahwa sebagian besar partikel alfa mampu menembus lembaran emas
tanpa dibelokkan.
Bersamaan dengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang dibelokkan sedikit, namun
dengan sangat mengejutkan, Rutherford juga menemukan beberapa partikel alfa yang dibelokkan pada
sudut yang sangat tajam kembali ke sumber radioaktif. Untuk menjelaskan adanya sebagian besar
partikel-α yang menembus lempeng emas tanpa dibelokkan, Rutherford kemudian mengembangkan
model inti atom.

Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, Rutherford membuat kesimpulan bahwa :

- Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan

- Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka d idalam
atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
- Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1
dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan
diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom
keseluruhan.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatannya Rutherford mengemukan sebuah model atom yang
dikenal dengan model atom Ruthreford yaitu ” Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.”
Kelebihan: Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti.
Teori Rutherford bahwa elektron mengelilingi inti atom ini memberikan inspirasi pada penemuan baru
berikutnya yaitu tentang lintasan/kedudukan elektron yang selanjutnya dikenal sebagai kulit elektron.

Kelemahan: Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan
teori gerak, apabila elektron bergerak mengitari inti disertai pemancaran energi maka lama – kelamaan
energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti

Model Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913, Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang
spektrum atom hidrogen. Berdasarkan hasil percobaannya Bohr memberikan gambaran
keadaan/kedudukan orbit elektron dalam menempati daerah di sekitar inti atom. Menurut Bohr
elektron mengelilingi inti atom pada orbit tertentu, hanya terdapat orbit dalam jumlah tertentu dan
perbedaan antar orbit satu dengan yang lain adalah jarak orbit dari inti atom. Keberadaan elektron baik
di orbit yang rendah maupun yang tinggi sepenuhnya tergantung oleh tingkatan energi elektron.
Sehingga elektron di orbit yang rendah akan memiliki energi yang lebih kecil daripada elektron di orbit
yang lebih tinggi.
Penjelasan Bohr tentang atom melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori
kuantum dari Planck, dan secara garis besar Bohr mengemukaan model atomnya sebagai berikut :

- Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu, tidak
memancarkan energi. Lintasan-lintasan elektron itu disebut kulit atau tingkat energi elektron.
- Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain.
- Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai pemancaran energi. Sedang
perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tinggi disertai penyerapan energi.
- Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner, artinya elektron tidak
memancarkan atau menyerap energi.

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang
disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang
terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat
energinya.
Kelebihan: Atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya
elektron.
Kelemahan: Model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack

Model Atom Modern


Berdasarkan pengertian dasar yang diperoleh dari model-model atom klasik bahwa atom terdiri dari
elektron, proton, dan neutron, maka dapat dimungkinkan adanya model yang lebih rumit dan lengkap
mengenai atom yang hingga sekarang masih dikatakan misterius.
Salah seorang yang menjelaskan tentang model atom modern adalah Erwin Schrodinger (1926).
Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan
kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan
adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom.”

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk
dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu
persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan
ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Awan elektron di sekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan
tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan
membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit. Dengan demikian kulit terdiri
dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital.
3. Hub Lambang unsur, Konfigurasi elektron, dan Posisi di sistem periodik unsur

Hubungan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik unsur modern adalah
konfigurasi elektron dapat digunakan untuk menentukan letak unsur dalam sistem periodik unsur, yaitu
jumlah kulit menunjukkan nomor periode, dan jumlah elektron valensi menunjukkan nomor golongan.

4. Konsep reaksi redoks

KONSEP REDOKS BERDASARKAN PELEPASAN DAN PENGIKATAN OKSIGEN.

REAKSI OKSIDASI
Berdasarkan konsep pertama, oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen. Adapun contoh yang terkait
dengan reaksi oksidasi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:

- Perkaratan logam besi


Reaksi perkaratan logam besi:
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s) [karat besi]
- Pembakaran bahan bakar (misalnya gas metana, minyak tanah, bensin, solar, LPG)
Reaksi pembakaran gas metana (CH4): menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

- Oksidasi tembaga Cu, belarang S, dan belerang dioksida SO2:


Cu(s) + O2(g) → CuO(s)
S(s) + O2(g) → SO2(g)
SO2(g) + O2(g) → SO3(g)
- Buah apel maupun pisang setelah dikupas akan berubah warna menjadi kecoklatan

- Minyak makan yang disimpan terlalu lama dan dalam kondisi terbuka akan menyebabkan bau tengik
hasil dari pengikatan oksigen (teroksidasi)

REAKSI REDUKSI

Berdasarkan konsep pertama, reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen (kebalikan dari reaksi oksidasi).
Adapun contoh yang terkait dengan reaksi reduksi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:

- Reduksi mineral hematit F2O3 oleh karbon monoksida CO


F2O3(s) + CO(g) → 2Fe(s) + CO2(g)

- Reduksi kromium(III) oksida Cr2O3 oleh aluminium Al


Cr2O3(s) + 2Al(s) → 2Cr(s) + Al2O3(s)

- Reduksi tembaga(II) oksida CuO oleh gas hidrogen H2


CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(g)

KONSEP REDOKS BERDASARKAN PELEPASAN DAN PENERIMAAN ELEKTRON.

Pelepasan dan penerimaan elektron terjadi secara simultan, artinya jika suatu spesi melepas elektron berarti
ada spesi lain yang menyerapnya. Hal ini berlaku untuk ikatan kimia. Silakan Anda hubungkan dengan materi
ikatan kimia kelas X semeser I.
Berdasarkan konsep yang kedua: oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah
penerimaan elektron. Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan konsep ini
adalah sebagai berikut:

- Reaksi natrium dengan clorin membentuk natrium klorida NaCl


Oksidasi : Na → Na+ + e [melapas 1 elektron]
Reduksi : Cl + e → Cl– [menerima 1 elektron]
————————————-
Na + Cl → Na+ + Cl → NaCl

- Reaksi kalsium dengan belerang membentuk calsium sulfide


Oksidasi : Ca → Ca2+ + 2e [melepas 2 elektron]
Reduksi : S + 2e → S2- [menerima 2 elektron]
————————————-
Ca + S → Ca2+ + S2- → CaS

Zat yang melepas elektron (oksidasi) disebut reduktor, sedangkan zat yang menerima elektron (reduksi)
disebut oksidator.

KONSEP REDOKS BERDASARKAN KENAIKAN DAN PENURUNAN BILANGAN OKSIDASI

Dalam berbagai kasus reaksi oksidasi yang kompleks, sulit untuk menentukan spesi mana yang mengalami
oksidasi dan reduksi. Contoh reaksi berikut:
2KMnO4 + 3H2SO4 + H2C2O4 → K2SO4 + 2MnSO4 + 2CO2 + 4H2O

Dapatkah Anda menyebutkan spesi mana yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi? Untuk menjawab
pertanyaan ini, maka digunakan konsep reaksi oksidasi reduksi berdasarkan kenaikan dan penurunan
bilangan oksidasi (biloks).
Berdasarkan konsep yang ketiga, oksidasi adalah pertambahan biloks sedangkan reduksi adalah penurunan
biloks.

5. Tipe dan Bentuk Molekul


6. Menghitung Volume gas sesuai hukum gay lussac

H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g)

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g)

3 H2(g) + N2(g) → 2 NH3(g)

Coba sobat perhatikan koefisien di depan masing-masing gas dalam reaksi di atas ternyata sesuai
dengan pebandingan volume dari gas yang terlibat dalam reaksi. Inilah yang kemudian dikenal dengan
hukum perbandingan volume (Gay Lussac)

Bunyi hukum perbandingan volume (Gay Lussac) “Volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi,
bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan yang bulat dan sederhana”

Yang perlu sobat perhatikan adalah hukum perbandingan volume tidak berlaku pada reaksi yang
melibatkan zat dalam fase padat dan cair. Pada zat padat dan cair, koefisien reaksi hanya menyatakan
perbandingan mol, tidak menyatakan perbandingan volume. Untuk dua buah gas (misalnya gas A dan
gas B) yang tercantum dalam satu persamaan reaksi, berlaku hubungan:

Contoh soal hukum perbandingan volume

Coba sobat tentukan banyaknya volume gas hidrogen yang bereaksi dengan 16 liter gas oksigen dan
menghasilkan uap air.

Jawab
untuk menentukan perbandingan volume kita harus mencari perbandingan koefisien gas dalam reakasi.
H2(g) + O2(g) → H2O(g) (kita setarakan reaksi)
2 H2 + O2 → 2 H2O (setara)

dari reaksi di atas, didapat perbandingan koefisien 2 (hidrogen) : 1 (oksigen) : 2 (uap air)
jika kita punya gas oksigen 16 liter, maka volume hidrogen yang diperlukan = 2/1 x 16 = 32 liter gas
hidrogen.
7. Stoikiometri
outline 132

8. Menganalisis kekuatan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit

Larutan Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat, yakni larutan yang semua molekulnya terurai mejadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Oleh karena banyaknya ion-ion penghantar listrik yang terbentuk, maka daya hantarnya juga
kuat. Umumnya larutan elektrolit kuat adalah larutan garam.
Ciri-Ciri Larutan Elektrolit Kuat

- Penghantar arus listrik kuat atau baik

- Terionisasi dengan sempurna

- Tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 1

Jika diuji, larutan elektrolit kuat memiliki nyala lampu yang terang dan muncul gelembung gas yang
banyak, Contohnya :

- Garam (NaCl, KCl, CuSO4 dan KNO3),\

- Asam Kuat (HCl, HI, HBr, H2SO4 dan HNO3), dan

- Basa Kuat (NaOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2 dan KOH)

Reaksi penguraian elektrolit kuat ditulis dengan tanda anak panah tunggal ke kanan. Contoh reaksi
elektrolit kuat :
- NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl– (aq)
- H2SO4 (aq) → 2 H+ (aq) + SO4 2- (aq)
- NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)

Larutan Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah, yakni larutan yang tidak semua molekulnya terionisasi (ionisasi tidak
sempurna), sehingga hanya sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Ciri-Ciri Larutan Elektrolit
Lemah

- Penghantar listrik yang kurang baik atau lemah

- Terionisasi sebagian

- Tetapan atau derajat ionisasi (a) 0< a <1

- Jika diuji, larutan elektrolit lemah nyala lampunya lemah dan muncul gelembung gas yang
sedikit. Contoh Larutan Elektrolit Lemah
- Asam Lemah (HCN, H3PO4, CH3COOH, dan C2O3)

- Basa Lemah (NH4OH, Al(OH3),

- dan Fe(OH)3).

Larutan Non Elektrolit

Larutan non-elektrolit merupakan larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik. Larutan-larutan
non-elektrolit terdiri atas zat-zat yang terlarut dalam air namun tidak terurai menjadi ion (tidak
terionisasi). Dalam larutan, zat not-elektrolit tetap seperti molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah
mengapa larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Ciri-Ciri Larutan Non Elektrolit

- Tidak dapat terionisasi

- Tidak dapat menghantarkan arus listrik atau isolator

- Tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 0

- Jika diuji, Larutan Non Elektrolit, tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas.

Contoh Larutan Non Elektrolit

- Urea = CO (NH2)2

- Glukosa = C6H12O6

- Sukrosa = C12H22O11

- Etanol = C2H2OH

Contoh reaksi larutan non-elektrolit


C6H12O6 (s) C6H12O6 (aq)

9. Sistem penyangga dalam tubuh

Fungsi Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup


pH darah di dalam tubuh makhluk hidup selalu berkisar 7,4. Hal ini karena semua caitan tubuh
merupakan larutan penyangga yang menjaga agar pH darah selalu konstan saat proses metabolisme
berlangsung. Larutan penyangga yang terdapat di dalam plasma darah manusia dan hewan dapat
dibuktikan. Jika ke dalam 1 L darah normal (pH = 7,4) dimasukkan 0,01 mol HCI, pH-nya berubah menjadi
7,2 (terjadi penurunan 0,2). Padahal, jika 0,01 mol HCI dimasukkan ke dalam 1 L larutan yang isotonik
dengan darah, seperti larutan NaCI, pH larutan berubah dari 7,0 menjadi 2. Oleh karenanya, berbagai
obat yang dimasukkan ke dalam tubuh seperti cairan obat suntik, cairan infus, dan obat tetes mata
dibuat’mendekati pH cairan tubuh. Larutan penyangga yang berperan di dalam tubuh manusia di
antaranya penyangga hemoglobin, penyangga karbonat, dan penyangga fosfat.
Penyangga Hemoglobin
Hemoglobin atau Hb merupakan zat warna darah atau pigmen darah. Hemoglobin dapat menjaga pH
darah tetap terkontrol. Prosesnya dimulai saat oksigen masuk ke dalam tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh
manusia untuk bernapas. Oksigen yang dibutuhkan masuk ke dalam kapiler darah yang menyelubungi
alveolus. Sebagian besar oksigen tersebut akan diikat oleh hemoglobin dan diangkut ke sel-sel jaringan
tubuh. Adanya oksigen yang mengoksidasi darah mengakibatkan warna darah menjadi merah terang.
Sementara itu, darah yang belum teroksidasi oksigen akan berwarna merah gelap. Reaksi oksidasi darah
sebagai berikut.

HHb+ + 02 ↔ H+ + Hb02
Aasam hemoglobin Oksihe myoglobin
(merah gelap) (merah terang)

Pada proses metabolisme, tubuh akan menghasilkan C02. C02 ini akan bergabung dengan H2O
membentuk H2CO3 (asam karbonat) dalam darah. Terbentuknya H2CO3 mengakibatkan meningkatnya
konsentrasi ion H+ sehingga pH berubah menjadi sekitar 4,5. Sementara itu, hemoglobin yang telah
melepaskan oksigen akan berubah menjadi basa. Oleh karena itu, hemoglobin akan mampu mengikat
kelebihan H+ dari H2CO3 dan membentuk asam hemoglobin. Dengan demikian, pH di dalam darah tetap
konstan.

Beberapa gangguan kestabilan pH darah, yaitu asidosis dan alkalosis. Asidosis yaitu penurunan pH darah
karena turunnya kadar basa dalam darah. Gangguan ini terjadi saat pengangkutan CO2. Faktor yang
mengakibatkan asidosis yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit gula (diabetes melitus), buang
air besar berlebihan (diare), olahraga berlebihan, serta mengonsumsi makanan yang mengandung
protein tinggi dalam jangka waktu lama. Sementara itu, alkalosis adalah peningkatan pH darah karena
adanya akumulasi garam basa dalam darah. Faktor yang mengakibatkan alkalosis di antaranya perasaan
cemas, berada di tempat dengan kadar oksigen rendah, muntah- muntah, atau bernapas secara
berlebihan (hiperventilasi) karena cemas, histeris, atau berada di ketinggian.

Penyangga Karbonat dan Penyangga Fosfat


Di dalam tubuh, darah manusia juga mengandung larutan penyangga karbonat (H2C03/HC03–) dan
larutan penyangga fosfat (H2PO–4/HPO24–). Penyangga fosfat mempunyai harga pKa = 7,2. Sementara
itu, penyangga karbonat mempunyai harga pKa = 6,1. Harga pKa fosfat lebih besar daripada harga pKa
karbonat sehingga di dalam darah terdapat lebih banyak penyangga fosfat daripada penyangga
karbonat. Sistem penyangga H2PO–4 dengan HPO24– di dalam darah bekerja sebagai berikut.

- Apabila di dalam darah terdapat basa, reaksi yang terjadi:


H2PO4– + OH– ↔ HPO24– + H20

- Apabila di dalam darah terdapat asam, reaksi yang terjadi:


HPO24– + H3O+ ↔ H2PO–4 + H2O

Jadi, sistem penyangga H2PO–4 dengan HPO24– berfungsi mencegah perubahan pH di dalam darah.
Penyangga fosfat juga terkandung cji dalam air luaah untuk membantu menetralkan asam yang masuk
ke dalam mulut yang dapat<merusak email gigi. Penyangga ini menjaga pH mulut tetap sekitar 6,8.
10. Teori Asam Basa√
11. Fraksi minyak bumi√
12. kekuatan asam & basa√
13. Menentukan ph sampel dari beberapa indikator buatan√
14. Aplikasi reaksi endoterm & eksoterm√
15. Ph campuran asam basa√
16. Menganalisi pernyataan yg paling tepat ttg orde reaksi, rumus laju reaksi, tetapan laju reaksinya √
17. Ph campuran asam basa√
18. Penentuan harga kc
19. Penentuan entalpi berdasarkan energi ikatan rata rata√
20. Jenis koloid, fase terdispersi, medium pendispersi, dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari
hari√
21. Penentuan kenaikan titik didih√
22. Urutan kenaikan titik didih√
23. Memperkirakan reaksi berlangsung atau tidak berdasarkan potensial reduksi
24. Reaksi sel yang dapat diisi ulang
25. penentuan massa yang diendapkan pada katoda
26. Reaksi pada proses penyepuhan
27. Tahapan pemurnian unsur
28. Sifat unsur periode 3√
29. Unsur golongan utama dalam bentuk senyawanya dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
30. Sifat fisik dan kimia unsur utama
31. Identifikasi senyawa karbon dengan rumus molekulnya
32. Isomer fungsi pada senyawa karbon
33. Penentuan polimer dari monomer
34. Menganalisis jenis karbohidrat
35. Reaksi pada benzena dan turunannya

Anda mungkin juga menyukai