(Ranpel) 10513085 - Damar Nurwahyu Bima - 03
(Ranpel) 10513085 - Damar Nurwahyu Bima - 03
Kelompok Keilmuan:
Kimia Anorganik
Pengusul:
10513085
BANDUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Penelitian
10513085
Menyetujui,
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................ v
BAB I ......................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 4
BAB III.................................................................................................................................... 10
LAMPIRAN............................................................................................................................ 13
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur BHA, BHT, PG, EDTA, TBHQ, dan NDGA ...................................................... 6
Gambar 2. 2 Mekanisme kerja asam askorbat sebagai antioksidan alami[14] .......................................... 6
Gambar 2. 3 Reaksi pembentukan karbolamin dalam basa Schiff.......................................................... 7
Gambar 2. 4 Struktur khas hidrazon ....................................................................................................... 8
Gambar 2. 5 Mekanisme reaksi aldehid dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin. .............................................. 8
Gambar 2. 6 E-2-((2,(2,4-dinitrofenil)hidrazon)metil)fenol ................................................................... 9
Gambar 3. 1 Bagan alir sistematika penelitian ..................................................................................... 12
iv
ABSTRAK
Manfaat antioksidan di zaman sekarang begitu penting disebabkan aktivitas radikal bebas
yang semakin meningkat. Radikal bebas yang terlalu banyak dalam tubuh dapat menyebabkan
penyakit degeneratif. Senyawa kompleks telah banyak diteliti memiliki beragam bioaktivitas.
Salah satu bioaktivitas dari senyawa kompleks yang menjadi pusat perhatian adalah sebagai
antioksidan. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis dan studi potensi senyawa kompleks
Cu(II) dengan ligan basa Schiff 2-((2-(2,4-dinitrophenyl)hydrazono)methyl)phenol atau yang
familiar disebut Cu(II)-SDPH (Salisilaldehid-Dinitrofenilhidrazin) sebagai senyawa
antioksidan. Pada penelitian sebelumnya senyawa kompleks Cu(II)-SDPH telah terbukti
memiliki bioaktivitas sebagai antifungal dan antibakteri. Pada penelitian ini, senyawa
kompleks Cu(II)-SDPH diuji bioaktivitasnya dengan mengukur absorbansi senyawa radikal
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazin).
v
BAB I
PENDAHULUAN
Radikal bebas (free radical) adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai
elektron tidak berpasangan (elektron tunggal). Secara teoritis radikal bebas dapat
terbentuk bila terjadi pemutusan ikatan kovalen secara homolitik. Radikal bebas
dianggap berbahaya karena menjadi sangat reaktif dalam upaya mendapatkan
pasangan elektronnya, dapat pula terbentuk radikal bebas baru dari atom atau molekul
yang elektronnya terambil untuk berpasangan dengan radikal bebas sebelumnya.
Senyawa Reactive Oxygen Species (ROS) adalah senyawa yang mengandung atom
(1)
oksigen yang bersifat radikal atau sangat reaktif . Senyawa radikal bersifat sangat
reaktif karena senyawa radikal merupakan senyawa yang elektronnya tidak
berpasangan, sehingga akan sangat reaktif mencari electron. Beberapa senyawa ROS
yang dapat berada dalam tubuh diantaranya adalah radikal superoksida, radikal
hidroksil, radikal hidroperoksil, radikal lipid, radikal lipid peroksil, radikal lipid
alkoksil dan radikal nitrogen oksida. Oleh karena sifatnya yang sangat reaktif dan
gerakannya yang tidak beraturan, maka apabila spesi radikal berada di dalam tubuh
(2)
makhluk hidup akan menimbulkan kerusakan di berbagai bagian sel . Kerusakan
yang dapat ditimbulkan oleh serangan radikal bebas antara lain kerusakan membran
sel, protein, DNA, dan lipid. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit degeneratif seperti katarak, kanker, atherosklerosis, dan
proses penuaan (3)
Pada sistem biologi makhluk hidup dalam keadaan normal reduksi O2 menjadi H2O
dalam rantai pernafasan yang dikatalisis oleh enzim sitrokomoksidase memerlukan
empat buah elektron, namun 10% total konsumsi oksigen dalam mitokondria dan
sistem transport elektron mikrosomal, metabolisme asam arakhinodat dan reaksi-
reaksi dalam peroksisome menghasilkan ROS. Karena sifatnya yang sangat berbahaya
serta fakta bahwa radikal superoksida dapat terbentuk secara alami dalam tubuh,
makhluk hidup memerlukan suatu cara untuk mencegah terjadinya kerusakan pada
tubuhnya akibat adanya senyawa ROS tersebut. Salah satu cara pencegahan
pembentukan radikal bebas adalah dengan menggunakan zat gizi yang dapat berperan
sebagai antioksidan seperti vitamin E, karoten, vitamin C, maupun obat-obatan lain
1
yang mampu menangkap radikal tersebut. Senyawa-senyawa bioaktif yang dapat
digunakan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenol seperti flavonoid,
oligoresveratrol, maupun asam fenolat. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
menetralkan radikal bebas sehingga dapat menghambat reaksi oksidasi biomolekul
oleh spesi radikal tersebut. Antioksidan mempunyai struktur molekul pendelokalisasi
elektron yang dapat terstabilkan walaupun telah mendonorkan satu atau lebih
elektronnya untuk memutus reaksi berantai dari radikal bebas. Alkaloid dan
derivatnya merupakan salah satu golongan senyawa antioksidan yang mengandung
basa bernitrogen dengan struktur heterosiklik (4)
Antioksidan itu sendiri sebenarnya sudah ada di dalam tubuh manusia, yaitu berupa
enzim antara lain superoxide dismutase (SOD), glutathione peroxidase, dan katalase.
Superoxide Dismutase (SOD) adalah enzim yang dapat mengubah radikal superoksida
(5)
menjadi oksigen dan hidrogen peroksida Namun terkadang jumlahnya didalam
tubuh tidak mencukupi untuk mencegah adanya senyawa radikal bebas di dalam
tubuh. Sehingga diperlukan antioksidan yang berasal dari alam (tumbuhan).
Antioksidan alami tersebut yaitu vitamin C, betakaroten, flavonoid dan senyawa
fenolik. Karena memiliki banyak manfaat dan kegunaan, banyak penelitian dilakukan
untuk mensintesis senyawa yang bersifat sebagai antioksidan. Senyawa yang memiliki
sifat antioksidan dapat disintesis dari reaksi kompleks antara logam transisi dengan
ligan yang memiliki sifat antioksidan. Ligan yang banyak disintesis sebagai
(6)
antioksidan adalah ligan basa Schiff . Ligan basa schiff adalah ligan yang
mengandung gugus fungsi –C=N. Basa Schiff banyak digunakan sebagai ligan dalam
kimia koordinasi karena kemampuannnya dalam mengikat logam dan mudah
membentuk kompleks stabil dengan logam transisi5 Salah satu senyawa kompleks
bersifat antioksidan yang sudah pernah disintesis yaitu senyawa kompleks Cu(II)
(7)
dengan ligan Quercetin (3,3’,4’,5,7-pentahydroxyflavone) . Senyawa kompleks
lainnya yang telah disintesis adalah logam Zn(II) dengan ligan basa schiff adalah (E)-
(8)
4-Chloro-2-[(2-morpholinoethylimino)methyl]phenol . Pada penelitian ini akan
dilakukan sintesis, karakterisasi dan uji bioaktivitas senyawa kompleks sebagai
senyawa antioksidan dari atom pusat Cu (II) dengan ligan basa Schiff (E)-2-((2-(2,4-
dinitrophenyl)hydrazono)methyl)phenol yang disintesis dari 2-hidroksibenzaldehid
dan 2,4-dinitrofenilhidrazin.
2
Senyawa Kompleks Cu(II)-SDPH harus diuji bioaktivitasnya untuk membuktikan
bahwa senyawa kompleks tersebut merupakan antioksidan. Uji Bioaktivitas senyawa
kompleks dilakukan dengan mengukur absorbansi senyawa radikal DPPH (1,1-
difenil-2-pikrilhidrazin) sebelum dan sesudah ditambahkan antioksidan. DPPH diukur
absorbansinya pada panjang gelombang maksimal yaitu 517 nm. DPPH yang sudah
ditambahkan antioksidan (Senyawa kompleks Cu(II)-SDPH) akan memberi
absorbansi minimum di panjang gelombang 517 nm. Dengan membandingkan
absorbansi sebelum dan sesudah ditambah antioksidan, bioaktivitas Cu(II)-SDPH
dapat diketahui.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ROO• + RH → ROOH + R•
RO• + RH → ROH + R•
R• + ROO• → ROOR
Beberapa spesi radikal bebas dapat dihasilkan dalam tubuh makhluk hidup selama
proses metabolisme. Spesi radikal tersebut digunakan oleh sel-sel sistem
4
kekebalan tubuh untuk menetralisir virus dan bakteri. Namun radikal bebas bisa
mengakibatkan terjadinya kerusakan sel jika tidak tersedia antioksidan atau jika
produksi radikal bebas di dalam tubuh terbentuk secara berlebihan. Contoh spesi
radikal oksigen (ROS) diantaranya ion superoksida (O2•-), hidroksil (•OH),
peroksil (RO2•), alkoksil (RO•), dan radikal hidroperoksil (HO2•). Sedangkan
oksida nitrat (•NO) dan nitrogen dioksida (•NO2) merupakan spesi radikal
nitrogen (RNS). Radikal bebas dari oksigen dan nitrogen dapat dikonversi
menjadi spesies non-radikal, seperti hidrogen peroksida (H2O2), asam hipoklorit
(HOCl), asam hipobromit (HOBr) dan peroksinitrit (ONOO-) (10)
2.2 Antioksidan
Antioksidan adalah suatu senyawa yang mampu menstabilkan atau menonaktifkan
radikal bebas sebelum mereka menyerang sel dalam tubuh, sehingga dapat
mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Klasifikasi antioksidan
dikelompokkan menjadi:
1. Primer atau antioksidan alami
Antioksidan primer adalah antioksidan yang bereaksi dengan radikal dan
mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil. Antioksidan ini umumnya
memiliki struktur fenolik, diantaranya:
EDTA
NDGA
Suatu radikal bebas dapat terstabilkan dengan adanya delokalisasi elektron dari
senyawa yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi. Orbital p yang kosong
pada senyawa dengan hibridisasi sp2 memungkinkan untuk tumpang tindih dengan
orbital p lain yang berdekatan sehingga muatan atau elektron lebih mudah
terdelokalisasi pada beberapa atom. Ketika radikal bebas berdekatan dengan
ikatan π, maka akan diperoleh kestabilan yang signifikan jika orbital p dapat
saling tumpang tindih satu sama lain atau terkonjugasi sehingga elektron radikal
(11)
bebas terdelokalisasi dan stabil dengan adanya resonansi Berikut ini struktur
asam askorbat sebagai salah satu antioksidan alami yang memiliki ikatan rangkap
terkonjugasi sehingga dapat terstabilkan setelah mengalami deprotonasi menjadi
antioksidan radikal.
7
pembentukan kompleks hidrazon bersama logam transisi yang menghasilkan
(13)
khelat stabil untuk mengkatalisis proses fisiologi . Berikut adalah struktur
umum hidrazon dengan R dan R’ = H, Alk, Ar, RCO, Ht (heterosiklik); X = H,
Alk, Ar, Ht, Hal, OR”, SR, CN, SO2R, NO2, NHNR”R”’; dan Y = H, Alk, Ar, Ht,
RCO.
8
E-2-((2,(2,4-dinitrofenil)hidrazon)metil)fenol yang selanjutnya akan disebut
salisilaldehid-2,4-dinitrofenilhidrazin (SDPH) dengan struktur sebagai berikut:
Gambar 2. 6 E-2-((2,(2,4-dinitrofenil)hidrazon)metil)fenol
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
sudah sesuai kemudian dilakukan karakterisasi KLT, pengukuran titik leleh dan
uji-IR.
11
dengan A0 adalah nilai serapan awal atau “kontrol” dan Ac adalah nilai untuk
sample dengan konsentrasi c.
Studi literatur
Perumusan
masalah
Penyiapan alat
dan bahan
Sintesis ligan
SDPH
Sintesis Karakterisasi
kompleks
Co(II)-SDPH
Studi potensi kompleks Cu(II)- Karakterisasi
SDPH sebagai antioksidan
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
12
LAMPIRAN
1. Jadwal Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
No
Kegiatan Agustus September Oktober November Desember
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi literature
2. Penyusunan proposal
7. Karakterisasi senyawa
kompleks
8. Uji Bioaktivitas
7. Analisis data
8. Penyusunan laporan
13
2. Anggaran Biaya
14
Daftar Pustaka
1. Free Radicals and Antioxidants in Human Health: Current Status and Future Prospects Research. .
Devasagayam, T. P. A. et al. 2004, J. Assoc. Phisicians India 52, pp. 794-804.
2. “Free Radicals and Antioxidant Strategies in Sports”. O.I., Aruoma. 1994, J Nutr Biochem 5, pp.
370-381.
3. “Teori Radikal Bebas dalam Gizi dan Kedokteran” 9-11. Muhilal. 1991, Cermin Dunia Kedokteran.
73:, pp. 9-11.
4. Free radicals and Naturally Occurring Antioxidants. Bhattacharya, M. & Chakraborty. 2015, J.
Pharmacogn. Phytochem. 3, pp. 1-7.
6. “Antioxidant and Pro-oxidant, Propertiesof Some di-Schiff Base Copper(II) Complexes” . Pires dos
Santos, M. L., Faljoni-Alario, A., Mangrich, S. A., Ferreira da Costa, A. M. 1998, Journal of Inorganic
Biochemistry 71:, pp. 71-78.
8. “Synthesis, Characterizaton and Biological Activity of a Schiff-Base Zn(II)”. Shi L., Mao Wen-Jun,
Yang Ying, Zhu Hai-Liang. 2009, Journal of Coordination Chemistry 62:, pp. 3471-3477.
9. Antioxidants: Its Medicinal and Pharmacological Applications. Afr. . Hamid, A. A., Aiyelaagbe, O.
O., Usman, L. A., Ameen, O. M. & Lawal, A. 2010, J. Pure Appl. Chem 4, pp. 142-151.
10. Free Radicals, Antioxidants, and Nutrition. Fang, Y., Yang, S. & Wu,. 2002, Nutrition 18, pp. 872-
879.
11. Structural, Chemical And Biological Aspects of Antioxidants for Strategies Against Metal and
Metalloid Exposure. Flora, S. J. S. 2009, Landes Biosci, pp. 191-206.
12. Studies of Ternary Copper (II) Complexes of Isoxazole Schiff Base and Heterocyclic Compounds.
Chityala, V. K., Kumar, K. S., Macha, R. & Tigulla, P. 2014.
13. Synthesis and Spectral Characterization of Hydrazone Schiff Bases Derived from 2,4-
Dinitrophenylhydrazine. Crystal Structure of Salicylaldehyde-2,4-Dinitrophenylhydrazone. Monfared,
H. H., Pouralimardan, O. & Janiak, C. 2000, Z. Naturforsch 62, pp. 717-720.
14. “Spectroscopic, Antiproliferative and Antiradical properties of Cu(II), Ni(II), and Zn(II) Complexes
with Amino Acid Based Schiff Bases” . Genc K. Z., Selcuk Sibel, Sandal Suleyman, Colak Naki, Keser
serhat, Sekerci Memet, Karetepe Mustafa. 2013, Journal of Medicinal Chemistry Research 23, pp.
2476-2485.
15
15. “In Situ Synthesis and Characterisation of 2-((2-(2,4-dinitrophenyl)-hydrazono)-methyl) phenol
Metal Complexes and their Investigation as Antibacterial and Antifungal Agents”. Ahmed M. A. El-
Seidy, Mohamed I. Attia. 2013, Journal of Applied Science Research, pp. 2901-2908.
16