Anda di halaman 1dari 10

BAB 7

SISTEM PERNAPASAN

 Pernapasan dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh organisme untuk
menghasilkan energi dari hasil metabolisme, yang merupakan pertukaran gas antara
organisme dengan lingkungannya.
 Ada dua macam pernapasan, yaitu:
1. Pernapasan eksternal (luar), meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 serta
uap air antara organisme dengan lingkungannya.
2. Pernapasan Internal, disebut juga pernapasan seluler karena terjadi di dalam sel, yaitu di
dalam sitoplasma dan mitokondria. Pernapasan seluler melalui 3 tahap, yaitu Glikolisis,
Siklus Krebs dan Transfer/Transpor elektron.
a. Glikolisis
Yaitu serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glikosa menjadi asam piruvat.
Reaksi ini melepaskan energi untuk menghasilkan ATP dan NADPH 2. Glikolisis
terjadi di sitoplasma dan tidak memerlukan O2, reaksinya sebagai berikut:
C6H12O6  2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADPH2
Asam piruvat yang dihasilkan akan memasuki mitokondria untuk melekukan Siklus
Krebs, tetapi sebelumnya asam piruvat diubah dulu menjadi Asetil KoA.
b. Siklus Krebs
Merupakan serangkaian reaksi metabolisme yangmengubah asetil koA menjadi CO2.
c. Transfer Elektron
Adalah serangkaian reaksi yamg melibatkan karier elektron (pembawa elektron).
Elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks, dan dibantu oleh enzim sitokrom,
quinon, piridoksin dan flavoprotein. Reaksi ini menghasilkan H2O.
 Berdasarkan kebutuhan akan O2, pernapasan internal dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Pernapasan Aerob
Serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2,
H2O dan energi (38 ATP)
2. Pernapasan Anaerob
Serangkaian reaksi enzimatik yang mengubah glukosa secara tidak sempurna, karena
kekurangan O2. Pada manusia respirasi ini menghasilkan asam laktat, pada tumbuhan
menghasilkan CO2 dan alkohol. Energi yang dihasilkan 2 ATP.
A. RESPIRASI PADA HEWAN
Pernapasan pada Protozoa, Porifera dan cacing berlangsung secara difusi. Pada Amoeba
difusi melalui seluruh permukaan tubuh, yang disebut PERNAPASAN LANGSUNG.
Difusi pada cacing tanah dilakukan oleh jaringan tipis yang memiliki pembuluh –
pembuluh kapiler.

1. PERNAPASAN PADA INSEKTA


 Insekta bernapas dengan tabung udara yang disebut TRAKEA. Udara masuk ke dalam
pembuluh trakea dengan melalui lubang – lubang kecil yang terletak berpasangan di
setiap segmen abdomen, yang disebut STIGMA/SPIRAKEL. Stigma dilengkapi bulu
– bulu untuk menyaring debu, dan dapat membuka – menutup karena kerja otot
 Tabung trakea bercabang – cabang ke seluruh tubuh, cabang ini disebut
TRAKEOLUS, yang berisi udara dan cairan.
 Mekanisme pernapasan insekta:
Udara masuk melalui spirakel menuju trakea karena otot perut insekta relaksasi.
Sebaliknya saat otot perut kontraksi, trakea memipih, udara yang kaya CO 2 keluar.
Udara masuk melalui 4 pasang stigma depan dan keluar melalui 6 pasang stigma
belakang.

2. PERNAPASAN PADA IKAN


o Ikan bernapas dengan insang yang terdapat di sisi kanan – kiri kepala. Selain sebagai
alat pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi, dan transportasi garam –
garam.
o Insang ikan tersusun atas :
a. Tutup insang (operkulum), terdapat pada ikan bertulang sejati.
Operkulum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air
sewaktu bernapas.
b. Selaput tipis di pinggiran operkulum (membran brankiostega), berfungsi sebagai
klep pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
c. Lengkung insang (arcus branchialis)
d. Lembaran insang (filamen holobranchialis), berwarna kemerahan.
e. Saringan insang (tapis), untuk menjaga agar tidak ada benda asing yang masuk
rongga insang.
o Mekanisme pernapasan ikan:
Pada waktu tutup insang mengembang, membran brankiostega menempel rapat
pada tubuh, sehingga air masuk lewat mulut. Sebaliknya jika mulut ditutup, tutup
insang mengempis, rongga farting menyempit, dan membran brankiostega
melonggar sehingga air keluar melalui celah dari tutup insang. Air yang membawa
O2 membasahi filamen insang yang penuh kapiler darah, O2 diikat oleh darah dan
CO2 ikut keluar bersama air melalui celah tutup insang.
3. PERNAPASAN PADA AMPHIBI
Alat pernapasan pada amphibi, misalnya katak, terdiri atas 3 macam, pada stadium
larva (berudu) bernapas dengan insang luar, yang berupa 3 pasang lipatan –lipatan
kulit yang kaya kapiler – kapiler darah. Setelah dewasa katak bernapas dengan paru –
paru dan kulit
Mekanisme pernapasan katak:
 Fase Inspirasi
Mula – mula otot sternohioideus berkontraksi  rongga mulut membesar 
udara masuk rongga mulut  menuju hulu tenggorokan melalui koane 
koane tertutup oleh klep, diikuti berkontraksinya otot rahang bawah dan otot
geniohioideus  rongga mulut mengecil  udara terdorong ke paru – paru.
 Fase ekspirasi
Diawali dengan mengendurnya otot rahang bawah dan berkontraksinya otot
perut dan otot sternohioideus, sehingga paru – paru mengecil dan udara
terdorong ke rongga mulut  klep koane membuka, sementara itu celah tekak
menutup,  kontraksi rahang bawah yang diikuti kontraksi otot geniohioideus
 rongga mulut mengecil  udara keluar.
Pernapasan dengan kulit berlangsung sewaktu di darat maupun di air. Kulit katak
selalu basah dan sangat tipis, mengandung kapiler – kapiler darah.

4. PERNAPASAN PADA BURUNG


 Alat pernapasan burung berupa sepasang paru – paru yang memiliki perluasan
berupa kantung udara/saccus pneumaticus yang terdapat di daerah selangka, dada
atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus dan daerah leher.
 Alat pernapasan burung dari luar:
a. Lubang hidung
b. Celah tekak pada dasar faring, berhubungan dengan trakea
c. Trakea
d. Siring/alat suara
e. Bifurkasi trakea/percabangan trakea
f. Bronkus/cabang trakea
g. Pulmo
 Mekanisme pernapasan burung
 Pernapasan saat tidak terbang
Pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang –tulang
rusuk bergerak ke muka dan ke arah bawah  rongga dada membesar 
paru – paru mengembang  udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya jika
tulang rusuk kembali ke posisi semula  rongga dada mengecil  udara
dalam paru – paru keluar. Demikian pula udara dari kantung udara ikut
keluar melalui paru – paru.
 Pernapasan saat terbang
Pada saat terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara
diantara tulang korakoid dan kantung udara ketiak. Caranya dengan
mengerak – gerakkan sayap ke atas dan ke bawah.
B. PERNAPASAN PADA MANUSIA
1. ALAT PERNAPASAN
Alat pernapasan pada manusia terdiri dari:
- Rongga hidung
- Faring
- Laring
- Trakea
- Bronkus
- Pulmo
- Alveolus
a. RONGGA HIDUNG
Rongga hidung dilengkapi bulu – bulu dan selaput lendir yang berguna untuk
menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara
pernapasan, menyelidiki adanya bau.
Rongga hidung juga berhubungan dengan tulang dahi, kelenjar air mata, telinga
bagian tengah, rongga mulut.`
b. FARING
Udara dari rongga hidung menuju faring. Faring (rongga tekak) merupakan rongga
pertigaan ke arah saluran pencernaan, saluran pernapasan maupun saluran ke
rongga hidung. Mekanisme bernapas dan menelan diatur oleh katup EPIGLOTIS.
c. LARING
Dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya diatur oleh serabut –
serabut otot untuk mengatur tinggi – rendah suara.
d. TRAKEA
Dinding batang tenggorok (trakea) dan dinding bronkus (cabang trakea) terdiri atas
3 lapisan, terdalam epithelium (bersilia dan berlendir), tengah lapisan tulang rawan
dengan otot polos, terluar jaringan ikat.
Di daerah dada trakea bercabang 2 kanan dan kiri yang disebut BRONKUS.
Tempat percabangan disebut BIFURKASI.
e. BRONKUS
Bronkus masuk ke dalam paru – paru. Bronkus sebelah kanan bercabang 3, sedang
bronkus kiri bercabang 2, sesuai dengan jumlah lobus dari paru – paru. Bronkus kiri
posisinya lebih mendatar. Bronkus bercabang – cabang menjadi bronkiolus.
f. BRONKIOLUS DAN ALVEOLUS
Bronkus bercabang – cabang halus yang disebut BRONKIOLUS. Bronkiolus
berakhir sebagai gelembung – gelembung udara yang dinding luarnya mempunyai
gelembung halus, disebut ALVEOLUS. Alveolus diselubungi oleh pembuluh
kapiler tempat terjadinya difusi O2 dan CO2.
Dinding alveolus sangat elastis, terdiri atas satu lapis sel.
Dinding bronkiolus tipis, tak bertulang rawan, tak bersilia
g. PARU – PARU
Paru – paru terletak di dalam rongga dada, di kanan – kiri jantung
Paru – paru kanan berlobus 3, sedang yang kiri berlobus 2 dan berukuran lebih
kecil
Gerakan paru – paru terjaga dari gesekan karena adanya cairan limfe di antara 2
lapisan pembungkus paru – paru/PLEURA, PLEURA VISCERALIS (dalam) dan
PLEURA PARIETALIS (luar).

2. PROSES RESPIRASI
 Proses pengambilan udara masuk ke dalam tubuh disebut INSPIRASI, sedang
pengeluaran napas disebut EKSPIRASI.
 Ada 2 macam mekanisme pernapasan, yaitu PERNAPASAN DADA dan
PERNAPASAN PERUT.
a. Pernapasan dada
 Pernapasan dada terjadi karena gerakan tulang – tulang rusuk oleh otot – otot
antarrusuk (intercostal)
 Fase inspirasi terjadi jika otot – otot intercostal berkontraksi  tulang rusuk dan
tulang dada terangkat  rongga dada membesar  paru – paru membesar 
udara luar masuk.
 Fase ekspirasi terjadi bila otot – otot intercostal relaksasi  tulang rusuk dan
tulang dada ke posisi semula  rongga dada mengecil  paru – paru mengecil
 udara keluar.
b. Pernapasan Perut
 Pernapasan perut terjadi karena gerakan otot diafragma
 Fase inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi  mendatar  rongga
dada membesar  paru – paru membesar  udara luar masuk
 Fase ekspirasi terjadi bila otot diafragma mengendur ke posisi semula  rongga
dada mengecil  paru – paru mengecil  udara keluar.

3. VOLUME UDARA PERNAPASAN (UP)


Volume udara pernapasan digolongkan menjadi:
a. UDARA PERNAPASAN
Udara yang keluar – masuk paru – paru sebagai akibat pernapasan
Besarnya + 500 cc
b. UDARA KOMPLEMENTER (UK)
Udara yang masih bisa dimasukkan paru – paru setelah inspirasi biasa
Besarnya + 1500 cc
c. UDARA CADANGAN (UC)
Udara yang masih bisa dikeluarkan paru – paru setelah ekspirasi biasa
Besarnya + 1500 cc
d. UDARA RESIDU (UR)
Udara yang masih tersisa di dalam paru – paru setelah melakukan ekspirasi maksimal
Besarnya + 1000 cc
e. KAPASITAS VITAL (KV)
Udara yang dapat dihembuskan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi
secara maksimal. Kapasital vital merupakan jumlah dari udara pernapasan, udara
komplementer dan udara cadangan.
KV = UP + UK + UC
= 500 + 1500 + 1500
= 3500 cc
f. VOLUME TOTAL (VT)
Udara yang dapat tertampung secara maksimal di dalam paru – paru
Jumlahnya sama dengan kapasitas vital ditambah udara residu
VT = KV + UR
= 3500 + 1000
= 4500 cc

4. PENGANGKUTAN O2 DAN CO2


 Pengangkutan O2 dalam tubuh dilakukan oleh plasma darah dan hemoglobin. Sebagian
besar O2 diangkut oleh Hb dalam bentuk OKSIMIOGLOBIN (tersimpan dalam otot)
dan OKSIHEMOGLOBIN (tersimpan dalam darah). Hb dapat mengikat dan
melepaskan O2 dalam reaksi bolak balik sebagai berikut:
dalam pulmo

Hb4 + 4 O2 4 HbO2
dalam jaringan

 Pengangkutan CO2 dapat digolongkan menjadi 3 cara sebagai berikut:


a. Kurang lebih 5% CO2 larut dalam plasma darah membentuk asam karbonat dalam
reaksi:
CO2 + H2O H2CO3
Akibatnya pH darah menjadi 4,5 dan bersifat asam, tetapi dapat dinetralkan oleh
ion – ion Na dan K dalam darah.
b. Pengangkutan CO2 yang kedua berbentuk senyawa karbomino, yaitu CO2 berdifusi
ke dalam sel darah merah dan berikatan dengan Amin NH 2 (protein dari Hb).
Sebesar 30% CO 2 dapat terangkut.
c. Kurang lebih 65% pengangkutan CO2 dalam bentuk ion HCO3− melalui proses
berantai yang disebut PERTUKARAN KLORIDA. CO2 masuk ke dalam sel darah
merah dan terjadi reaksi kimia bolak balik yang dipercepat oleh enzim karbonat
anhidrase dalam darah. Reaksinya:
karbonat anhidrase

CO2 + H2O H2CO3−

H+
H2CO3
HCO3−

H+ bersifat racun, dan dapat diikat oleh Hb. Sedangkan HCO 3− keluar dari sel darah
merah masuk ke dalam plasma darah, sementara itu kedudukan ion HCO 3−
digantikan oleh ion Cl (Clorida) dari plasma darah.

5. KECEPATAN PERNAPASAN
Kecepatan pernapasan dipengaruhi oleh berbagai faktor, frekuensi pernapasan pada orang
dewasa normal dan sehat antara 15 – 20 per menit . Kaum pria frekuensinya lebih kecil.
Semakin tua semakin lamban. Semakin tinggi orang frekuensinya semakin cepat. Orang
berbaring lebih rendah dibanding orang duduk/berdiri. Kekurangan O2 mempercepat
frekuensi pernapasan.
Kegiatan pernapasan diatur oleh sistyem saraf pusat pada medulla oblongata.

6. GANGGUAN PERNAPASAN
a. Berkurangnya jumlah Hb
Menghambat proses penyampaian O2 ke sel – sel tubuh. Hal ini antara lain disebabkan
karena anemia
b. Keracunan gas CN/CO
Mengganggu pengikatan O2 oleh darah karena gas CO mempunyai daya ikat lebih
kuat. Gangguan ini disebut ASFIKSI
c. Kanker Paru – paru
Menyebabkan paru – paru rusak dan tidak berfungsi
d. Emfisema
Susunan dan fungsi alveolus abnormal, mengakibatkan efisiensi pengikatan O2
berkurang
e. Asma
Menyempitnya saluran pernapasan karena alergi

f. TBC
Timbulnya bintil – bintil pada alveolus karena infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
g. Pneumonia
Radang paru – paru karena infeksi bakteri Diplococcus pneumoniae
h. Bermacam – macam radang
- Bronkitis  bronkus
- Renitis  hidung
- Sinusitis  sebelah atas rongga hidung
- Laringitis  laring
- Pleuritis  pleura
i. Polip. Amandel, Adenoid
Pembengkakan kelenjar limfe di daerah hidung (polip), tekak (amandel), daerah
pangkal trakea (adenoid)

Anda mungkin juga menyukai