Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
O2 dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh. Penghisapan udara ke
dalam tubuh di sebut proses inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh di sebut
proses ekspirasi. Manusia membutuhkan suplay O2 secara terus menerus untuk proses
respirasi sel dan membuang kelebihan karbon dioksida sebagai limbah beracun produk
dari roses tersebut. Pertukaran gas antar o2 dan Co2 di lakukan agar proses respirasi sel
terus berlangsung. O2 yang di butuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari
atmosfet, yang menyediakan kandungan gas o2 sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada.
O2 yang masuk ke dalam tubuh melalu perantaraan alat pernafasan dan pada manusia di
sebut alveolus yang terdapat pada paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat
pertukaran gas.
Bagian 1 : fisiologi saluran pernafasan
O2 di udarah

Sisa pembakaran CO2


hidung
D
A
Seluruh tubuh sampai
tingkat sel

trachea

A
H
Alveoli

Jantung

Pertukaran gas : ikatan O2


dengan Hb & pelepasan
CO2

Pembuluh kafiler alveolus

Ada dua bagian yang mungkin dapat di gambarkan dalam pernafasan yaitu :

O2 hidung trachea alveoli pembuluh kapiler alveolus ikatan O2 & Hb

jantung seluruh tubuh samai ke setiap sel


CO2 membran alveoli kapiler alveoli bronkoli bronkus trachea hidung .
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang di tarik dari udara masuk
dalam darah dan CO2 akan di keluarkan dari darah secara otomatis. Selanjutnya O2
masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk
keserambi kiri jantung

ke aorta

ke seluruh tubuh, di sini terjadi oksidasi

(pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan zat ii di keluarkan melalui
peredaran darah vena masuk ke jantung ( serambih kana )

ke bilik kanan dan dari

sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya di keluarkan


menembus laisan eitel dari alveoli. Proses pengeluaran co2 ini adalah sebagian dari sisa
metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainya akan di keluarkan melalui traktus
urogenitalis dan kulit.
B. SALURAN PERNAFASAN
Saluran pernafasan dari atas ke bawah dapat di rinci sebagai berikut : ringga hidung,
faring, laring, trachea, percabangan bronkus , paru-paru ( bronkiolus, alveolus). Saluran
nafasbagian atas adalah rongga hidung, faring dan laring dan saluran nafas bagian bawah
adalah trachea, bronci, broncioli, dan percabanganya sampai alveoli. Area konduksi
adalah sepanjang saluran nafas berakhir sampai broncioli terminalis, temat lewatnya
udara prnafasan, membersihkan, melembapkan dan menyamakan udara, dengan suhu
tubuh hidung, faring, trachea, bronkus, bronkiolus terminalis. Area fungsional atau
respirasi mulai broncioli respiratory sampai alveoli, roses ertukaran udarah dengan darah
1. HIDUNG
Hidung adalah organ indra penciuman. Ujung saraf yang mendeteksi penciuman
berada di atap ( langit-langit )hidung di area lemeng kribrifomis tulang etmoid dan
konka superior. Ujung saraf ini di stimulai oleh bau di udara, impuls saraf di
hantarkan oleh saraf olfactorius ke otak di mana sensai bau di resepsikan. Ketika
masuk di hidung, udara di saring, di hangatkan, dan di lembabkan hal ini di lakukan
oleh sel epitelyang memiliki sel lapisan mucus sekresi sel globet dan kelenjar mukosa,
lalu gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior di dalam rongga hidung dan
ke superior saluran pernafasan bagian bawah menujuh faring, nares anterior adalah
saluran-saluran di dalam lubang hidung, saluran-saluran ini bermuara kedalam bagian
yang di kenal sebagai vestibulum hidung. Rongga hidung dilapisi selaut lendir yang
sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan sekaut.

Bekerja sebagai saluran udara pernafasan


Sebagai penyaring udara oernafasan yang di lakukan ole bulu-bulu hidung
Dapat menghangatkan udara pernfasan oleh mukosa
Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh

leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung


Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang di sebut naso faring
dengan rongga hidung berhubung dengan :
a. Sinus paranasalis yaitu rongga-rongga pada tulang kranial, yang berhubungan
dengan rongga hidung melalui osteum ( lubang ), dan terdapat beberapa sinus
paranasalis, sinus maksilarris dan sinus etmoidalis yang dekat dengan
permukaan dan sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis yang terletak lebih
dalam.
b. Duktus nasolacrimalis yang menyalurkan air mata ke dalam hidung
c. Tuba estachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian tengah
2. FARING
Faring adalah pipa yang berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambunganya dengan oesofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila terjadi
radang di sebut fharingitis. Saluran faring memiliki panjang 12-14 cm dan memanjang
dari dasar tengkorak hingga vetebra servikalis ke-6. Faring berada dibelakang hidung,
mulut, dan laring serta lebih lebar dibagian atasnya. Dari sini partikel halus akan di
telang atau di batukkan keluar. Udara yang telah sampai ke faring telah di atur
kelembapanya sehingga hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu
mengalir ke kotak suara ( laring )
Beberapa fungsi pernafasan faring :
a. Saluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang terlibat dalam sistem
pencernaan dan pernafasan : udara masuk melalui organ bagian nasal dan oral,,
sedangkan makanan melalui bagian laring dan oral.
b. Penghangat dan pelembab, udara di hangatkan dan di lembabkan saat masuk ke
faring
c. Fungsi bahasa, bekerja sebagai bilik resonansi untuk suara yang naik dari laring,
faring ( bersama sinus ) membantu memberikan suara yang khas ada tiap individu
d. Fungsi pengecap, terdapat ujung sarap olfaktorius dari indra pengecap di
epitelium oral dan bagian faringetal
Faring terbagi menjadi 3bagian yaitu naso faring, orofaring, laringofaring :
a. Nasofharing

Bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan di atas pallatum molle, ada
dinding lateral, terdapat dua saluran auditori, tiap saluran mengarah ke masing-masing
bagian tengah telinga. Pada dinding posterior, terdapat tonsil faringeal ( adenoid ).
Yang terdiri atas jaringan limfoid.
b. Orofharing
Bagian oral faring terletak dibelakang mulut, memanjang dari bagian bawah pallatum
molle hingga bagian vetebra servikalis ke-3. Dinding lateral bersatu dengan allatum
mole untuk membentuk lipatan di setiap sisi, antara tiap sisi lipatan terdaat kumpulan
jaringan limfoid yang di sebut tonsil palatin, saat menelan bagian nasal dan oral di
pisahkan oleh pallatum molle dan ulvula
c. Laringofaring
Bagian laringeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut ke bawah
esofagus, yakni dari vertebra servikalis ke-3 hingga 6, mengelilingi mulut esofagus
dan laring yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya
3. LARING
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang di hubungkan oleh otot-otot yang
mengandung pita suara, selain itu laring berfungsi sebagai pelindung, laring berperan
membentuk suara dan untuk melindungi jalan nafa terhaap masuknya makanan dan
cairan,
Fungsi laring sebagai berikut :
a. Produksi suara, nada, volume dan resosnansi, nada suara bergntung pada panjang
dan kerapatan pita suara Pada saat pubertas, pita suara pria mulai bertambah
panjang, sehingga nada suara pria semakin rendah. volume suara bergantung pada
besarnya tekanan pada pita suara yang digetarkan. Semakin besar tekanan
udara ekspirasi, semakin besar getaran pita suara dan semakin keras suara yang
dihasilkan. Resonansi bergantung pada bentuk mulut, posisi lidah dan bibir, otot
wajah, dan udara di paranasal.
b. Berbicara, berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yang dihasilkan oleh
pita suara dimanipulasi oleh lidah, pipi, dan bibir

c. Pelindung saluran napas bawah, saat menelan, laring bergerak ke atas, menyumbat
saluran faring sehingga engsel epiglotis menutup faring. Hal ini menyebabkan
makanan tidak melalui esofagus dan saluran napas bawah.
d. Jalan masuk udara, bahwa Laring berfungsi sebagai penghubung jalan napas
antara faring dan trakea.
e. Pelembap, penyaring, dan penghangat, dimana proses ini berlanjut saat
udara yang diinspirasi berjalan melalui laring
Di bagian larynk terdapat beberapa organ yaitu :

Epiglottis
a. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar
lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago
thyroideum.
b. Plica aryepiglottica,

berjalan

kebelakang

dari

bagian

samping

epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk

Epiglottis
Fonasi
Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang
dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan bibir,

dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.laring.


Kebutuhan darah pada laring
Laring diperdarahi oleh arteri laringeal dan dialiri oleh vena tiroid yang
bekerja

sama

dengan

vena jugularis internal. Saraf parasimpatik yang

mempersarafi laring disusun oleh saraf laringeal superior dan

laringeal

rekurens, yang merupakan cabang dari sarafvagus. Saraf simpatik yang


mempersarafi laring
mempersarafi

otot

disusun
laring

oleh

dan

serat

ganglia

servikalis.

sensoris

Saraf

ini

pada membran yang

melapisinya.
4. TRACHEA
Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin
kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C. Trakea
dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir. Trakea
hanya merupakan suatu pipa penghubung ke bronkus. Dimana bentuknya seperti
sebuah pohon oleh karena itu disebut pohon trakeobronkial. tempat trakea bercabang

menjadi bronkus di sebut karina.di karina menjadi bronkus primer kiri dan kanan, di
mana tiap bronkus menuju ke tiap paru (kiri dan kanan),Karina memiliki banyak saraf
dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk berat jika dirangsang.
Fungsi trakea :
a. Penunjang dan menjaga kepatenan, Susunan jaringan kartilago dan elastik
menjaga kepatenan jalan napas dan mencegah obstruksi jalan napas saat kepala
dan leher digerakkan. Tidak adanya kartilago

di

bagian

posterior

trakea,

memungkinkan trakea berdilatasi dan berkontraksi saat esofagus mengalami


distensi saat menelan. Kartilago mencegah kolapsnya trakea saat tekanan
internal kurang dari tekanan intratoraksik, yaitu saat akhir ekspirasi dengan upaya.
b. Eskalator mukosiliaris,Eskalator mukosiliaris adalah keselarasan frekuensi
gerakan silia membran mukosa yang teratur yang membawa mukus dengan
partikel yang melekat padanya ke atas laring di mana partikel ini akan ditelan atau
dibatukkan
c. Refleks batuk, Ujung saraf di laring, trakea, dan bronkus peka terhadap
iritasi

sehingga membangkitkan impuls saraf yang dihantarkan oleh saraf

vagus ke pusat pernapasan di batang otak. Respons refleks motorik terjadi


saat inspirasi dalam yang diikuti oleh penutupan glotis, yakni penutupan pita
suara. Otot napas abdomen kemudian berkontraksi dan dengan tiba-tiba
udara dilepaskan di bawah tekanan, serta mengeluarkan mukus dan/atau benda
asing dari mulut
d. Penghangat, pelembap, dan penyaring, Fungsi ini merupakan kelanjutan dari
hidung, walaupun normalnya, udara sudah jernih saat mencapai trakea.
Trakea terdiri atas tiga lapis jaringan yaitu:
a. Lapisan luar terdiri atas jaringan elastik dan fibrosa yang membungkus kartilago,
b. Lapisan tengah terdiri atas kartilago dan pita otot polos yang membungkus trakea
dalam susunan helik. Ada sebagian jaringan ikat, mengandung pembuluh darah dan
limfe, serta saraf otonom,
c. Lapisan dalam terdiri atas epitelium kolumnar penyekresi mukus
5. PERCABANGAN BRONKUS
Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai
12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang
semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah percabangan bronchial
yang

selanjutnya

secara

berurutan

adalah

bronki,

bronkiolus,

bronkiolus

terminalis,bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus


masih disebut pernafasan extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut
intrapulmonar.

Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebar serta hampir vertikal
dengan trakea. Sedangkan bronkus utama kiri lebih panjang dan sempit. Jika satu
pipa ET yang menjamin jalan udara menuju ke bawah, ke bronkus utama kanan, jika
tidak tertahan baik pada mulut atau hidung, maka udara tidak dapat memasuki paru
kiri dan menyebabkan kolaps paru (atelekteasis). Namun demikian arah bronkus
utama kanan yang vertikal menyebabkan mudahnya kateter menghisap benda
asing.Cabang Bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan
segmentalis. Percabngan ini

terus

menjadi

kecil

sampai

akhirnya

menjadi

bronkiolus terminalis(saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli).


bronkiolus,tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. hanya otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah. Setelah iu terdapat asinus yang merupakan unit fungsional
paru, yaitu

tempat

pertukaran

gas. Asinus

(lobulus

primer),

terdiri

dari

bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris terminalis (akhir paru)


yang menyerupai anggur dipisahkan oleh septum dari alveolus di dekatnya.
Dalam setiap paru terdapat 300 juta alveolus dengan luas permukaan seluas
sebuah lapangan tenis.
Terdapat dua tipe lapisan sel alveolar: Pneumosit tipe I, merupakan lapisan
yang menyebar dan menutupi daerah permukan, Pneumosit tipe II, yang
bertanggung jawab pada sekresi surfaktan. Pada hakekatnya alveolus adalah suatU
gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara cairan
dan gas membentuk tegangan

permukan

yang

cenderung

mencegah

pengembangan saat inspirasi dan kolaps saat ekspirasi, tetapi dengan adanya
lapisan yang terdiri dari zat lipoprotein (di sebut surfaktan) yang dapat mengurangi
tegangan permukaan dan resistensi terhadap pengembangan pada waktu inspirasi, dan
mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi.defisiensi surfaktan merupakan
faktor penting pada patogenesis sejumlah penyakit paru. termasuk sindrom gawat
nafas akut (ARDS)
6. PARU-PARU
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulangtulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat
yang berada dibelakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena
besar, esofagus dan trakea. Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan
pembagaian ruang sebagai berikut :
a. Paru kanan, memiliki tiga lobus yaitu superior,medius dan inferior.
b. paru kiri berukuran lebih kecil dari paru kanan yang terdiri dari dua lobus yaitu
lobus superior dan inferior

Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola,venula,bronchial venula,ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan /pertukaran gas.

Bronkus
Dua bronkus primer terbentuk oleh trakea yang membentuk percabangan
a. Bronkus kanan, bronkus ini lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal daripada
bronkus kiri sehingga cenderung sering mengalami obstruksi oleh benda asing.
Panjangnya sekitar 2,5 cm. Setelah rnemasuki hilum, bronkus kanan terbagi
menjadi tiga cabang, satu untuk tiap lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi
banyak cabang kecil.
b. Bronkus kiri, panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit daripada bronkus kanan.
Setelah sampai di hilum paru, bronkus terbagi menjadi dua cabang, satu untuk tiap
lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi saluran-saluran kecil dalam
substansi paru.
Bronkus

bercabang

sesuai

urutan

perkembangannya

menjadi

Bronkiolus,

bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus alveolus, dan akhirnya, alveoli.

Bronkiolus dan Alveoli PernapasaN


Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi selubung halus
jaringan ikat, yaitu lobulus. Tiap lobulus disuplai oleh udara yang berasal dari
bronkiolus

terminalis,

yang

lebih

lanjut bercabang

menjadi

bronkiolus

respirarorik, duktus alveolus, dan banyak alveoli (kantong-kantong udara).


Terdapat 150 juta alveoli di paru-paru orang dewasa. Hal ini memungkinkan
terjadinya pertukaran gas. Saat jalan napas bercabang-cabang menjadi bagian
yang lebih kecil, dinding jalan napas menjadi semakin tipis hingga otot dan
jaringan ikat lenyap, menyisakan lapisan tunggal sel epitelium skuamosa
sederhana di duktus alveolus dan alveoli. Saluran napas distal ditunjang oleh
jaringan ikat elastik yang longgar di mana terdapar makrofag, fibroblas, saraf,
pembuluh darah, dan pembuluh limfe. Alveoli dikelilingi oleh jaringan kapiler
padat. Pertukaran gas di paru (respirasi eksternal) berlangsung di membran yang
disusun oleh dinding alveolar dan dinding kapiler yang bergabung bersama.
Membran ini disebut membran respiratorik. Di antara sel skuamosa terdapat
sel septal yang menyekresi surfaktan, suatu cairan fosfolipid yang mencegah alveoli
dari kekeringan. Selain

itu,

surfaktan

berfungsi

mengurangi

tekanan

dan

mencegah dinding aiveolus mengalarni kolaps saat ekspirasi. Sekresi surfaktan ke


saluran napas bawah dan alveoli dimulai saat janin berusia 35 minggu

Pleura
Paru-paru dibungkus oleh pleura yang menempel langsung ke paru,disebut sebagai
pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada
dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang
Berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan
paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada

Pembulu darah yang memperdarahi paru


Trunkus pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri, yang
membawa darah yang miskin oksigen ke tiap paru. Di dalam paru, arteri
pulmonalis terbagi menjadi banyak cabang, yang akhirnya bermuara di jaringan
kapiler padat di sekitar dinding alveoli. Dinding alveoli dan kapiler terdiri atas
hanya satu lapisan sel epitelium gepeng. Pertukaran gas antara udara di paru dan
darah di kapiler berlangsung pada dua selaput yang sangat halus (keduanya
disebut membran pernapasan). Kapiler pulmonal bergabung membentuk dua vena
pulmonalis di tiap paru. Vena ini keluar dari paru melalui hilum dan membawa
darah yang kaya oksigen ke atrium kiri jantung. Kapiler darah dan pembuluh darah
yang sangat banyak di paru ditunjang oleh jaringan ikat.

Inspirasi dan expirasi


Ada dua hal saat terjadi pernapasan yaitu (1) inspirasi dan (2) ekspirasi. Inspirasi atau
menarik napas adalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot.Kontraksi diafragma
meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga
dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada
kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang
untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam
saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan,
hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar. Ekspirasi, yaitu udara dipaksa keluar oleh
pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang disebabkan sifat
elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif, dimana ketika pernapasan
sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu
menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga
dibawa bergerak, dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang kempis.
Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit
(bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama

(trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung

paru-paru

(alveoli)

yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida


dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli
didalam paru-paru manusia bersifat elastis.Ruang udara tersebut dipelihara
dalam

keadaan

terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang dapat menetralkan

kecenderungan alveoli untuk mengempis.


Alveoli paru-paru kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang
melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa darah
yang bebas oksigen (deoxgenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat disaring
melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama
halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam kantong
udara untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen yang
masuk ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah.
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia san
gat membutuhkan oksigen
dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan
mengakibatkan kerusakan
pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian.
Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan
anoksia serebralis, misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup
dan lain-lain. Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang
berganti kebiru-biruan misalnya yang terjadi pada bibir, telinga, lengan, dan
kaki yang disebut sianosis.
C. RONGGA DADA
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada.
Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), Sternum (tulang dada) tempat seba
gian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat
menempelnya iga-iga di bagian belakang. Terdapat otot-otot yang menempel pada
rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi
dalam bernafas. Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk
rangka dada. Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada)
tempat

sebagian

iga-iga

menempel

di

depan, dan vertebra

torakal (tulang

belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang. Terdapat otot-otot


yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan.
Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :
- Interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing- masing iga.
- Sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).

Skalenus yang mengangkat 2 iga tera tas.


Interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga - iga.
Otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong

diafragma keatas.
Otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

D. PROSES TERJADINYA PERNAFASAN


Pernafasan adalah proses terjadinya inspirasi udara kedalam paru-paru dan
ekspirasi udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh. Inspirasi terjadi bila
muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus pernikus lalu mengkerut
datar. Saat ekspirasi otot akan kendor lagi dan dengan demikian rongga dada menjadi
kecil kembali maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.Fungsi paru paru adalah
sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut
melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan
pipa bronkial ke alveoli,dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian
tubuh. Darah meninggalkan paru -paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada
tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.Di dalam paru-paru, karbon
dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler
dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan
keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan
eksterna :
a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar. Arus darah melalui paru paru. Distribusi arus udara dan
arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua
bagian tubuh
b. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih
mudah berdifusi daripada oksigen.
c. Pefusi, yaitu pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah
menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan
akhirnya
mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut
oksigen dari

hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima,


sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida.Semua proses ini diatur sedemikian
sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan
O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru paru membawa
terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak
untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi
ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.Perubahan perubahan
berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan
eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.Udara (atmosfer) yang di
hirup;
- Nitrogen
79 %
- Oksigen
20 % %
- Karbon dioksida
0-0,4 %
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer udara yang
diembuskan:
- Nitrogen
- Oksigen
- Karbon dioksida

79 %
65 %
4-0,4 %

E. MEKANIKA PERNAFASAN
Pernafasan mememiliki mekanisme yang teratur dan ritme pernafasan dihasilkan
dari pusat pernafasan yang terletak di pons dan medula oblongata ( pneumotaxic
center ). Kontraksi otot inspiras menimblkan tekanan negatif, menyebabkan aliran
udara dari luar masuk ke dalam paru. Kedalam frekuensi penafasan sangat penting
karena komponen penafasan ini akan membantu mempertahankan homeostasis kadar
oksigen, karbon dioksida dan ion H+ dalam darah arteri.
Struktur saluran nafas atas sangat berperan agar udara dapat masuk ke dalam dan
keluar dari paru. Saluran nafas atas yang paten sangat tergantung struktur anatomis
daerah tersebut. Ukuran konka nasalis yang besar, lidah atau uvula yang besar dan
palatum molle yang lemah dapat mengobstruksi saluran nafas atas. Otot genioglosus (
untuk menjulurkan lidah ), serta styloglosus dan hyoglosus ( untuk menarik lidah )
mempunyai interaksi kompleks agar jalan nafas tetap terbuka.
F. PENGANTURAN DAN PENGENDALIAN PERNAFASAN
Pengaturan dan Pengendalian Pernafasan Mekanisme pernafasan diatur dan
dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu kimiawi dan pengendalian oleh saraf.
1. Kendali Kimiawi

Faktor

kimiawi

pengaturan

adalah

faktor

utama

dalam

pengendalian

dan

frekwensi, kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan. Pusat

pernafasan di sumsum sangat peka terhadap reaksi kimia. Karbondioksida adalah


produk asam dari metabolisme, yang merangsang pusat pernafasan untuk
mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernafasan. Latihan
menyebabkan peningkatan pada jumlah karbondioksida dan yang dihasilkan
oleh
kerja otot-otot. Peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, atau
peningkatan konsentrasi ion hidrogen (H) darah, mempunyai efek kuat yang
langsung

pada

peningkatan

neuron-neuron

kecepatan

dan

susunan retikular
kedalaman

yang

pernafasan

ekskresi karbon dioksida.


Pusat pengendalian ada di kemoreseptor

menyebabkan

dengan peningkatan

yang mendeteksi perubahan

kadar oksigen, karbondioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri dan
cairan

serebrospinalis dan

menyebabkan penyesuaian yang tepat

antara

frekuensi dan kedalaman respirasi.


a. Kemorrseptor sentral Yaitu neuron yang tereletak dipermukaan ventral
lateral medulla. Peningkatan

kadar karbondioksida

dan cairan serebrospinalis merangsang

dalam darah arteri

peningkatan Pusat Respirasi dalam

Otak Badan karotis dan badan kuota Respon terhadap perubahan H+


Kemoreseptor sentral terletak di dalam otak Difusi ion H+ dari darah ke dalam
cairan serebrospinal Peregangan otot dan tendon,

pergerakan sendi,

peningkatan olahraga Otot respon Mempengaruhi vol paru, laju respirasi,


inspirasi dan ekspirasi Reseptor di paru : menerima sensasi peningkatan dan
penurunan volume frekuensi

dan kedalaman respirasi. Penurunan kadar

oksigen hanya sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sentral.


b. Kemorseptor perifer Terletak dibadan aorta dan karotid pada system
arteri. Kemoreseptor

ini

merespon terhadap perubahan konsentrasi ion

oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen.


Contoh :
Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran didalam
tubuh, hal ini memerlukan oksigen yang sangat besar, maka efek dari
kompensasi tubuh adalah dengan jalan repirasi yang cepat dan dalam untuk
menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktu kita mulai istirahat maka tubuh
akan kembali normal karena oksigen yang dibutuhkan standart karena
pembakaran yang terjadi tidak terlalu banyak (standart).

2. Kendali syaraf
Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis dibatang,
terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni medulla spinals,
kemudian melalui saraf frenkus ke diafragma, dan melalui saraf-saraf
Interkostalis ke otot-otot interkostalis. Jadi pusat pernafasan ialah suatu pusat
otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke
otot pernafasan impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung
udara,
yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan didalam medula.
Susunan retikularis mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama teratur yang
mempertahankan

aktivitas

berirama dari otot-otot ini. Irama ini dilengkapi

dengan Hering-Breuer yaitu reseptor-reseptor yang regang yang terdapat pada


perenkhim paru-paru yang memancarkan rangsangan ke medula oblongata
melalui vagus, pengembangan paru-paru yang cepat menghambat rangsang
respirasi.Reseptor regangan di jaringan paru mengirim impuls-impuls melaluI
nervus vagus ke batang otak impuls ini menghambat inspirasi saat paru-paru
dikembangkan, dan merangsang inspirasi bila paru di kempeskan. Selain
nyeri,

dan

impuls

saraf

dari

gerakan

anggota

badan,

menyebabkan

peningkatan pada kecepatan dan kedalaman pernafasan, karena kerjanya pada


susunan retikular.
Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak didalam
medula oblongata, dan kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impul yang
disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu diafragma dan otot
interkostalis.Rangsang ritmis (berirama) pada medula oblongata menimbulkan
pernafasan

otomatis. Darah medula oblongata yang

berhubungan dengan

pernafasan secara klasik dinamakan pusat pernafasan. Ada 2 kelompok


neuron pernafasan, kelompok sosial yang dekat dengan nukleus traktus
solitarius adalah sumber irama yang yang mengendalikan neuron motoris
phrenieus kontralateral. Neuron-neuron ini juga memproyeksikan diri dan
mengendalikan golongan ventral. Golongan ini mempunyai 2 bagian, Bagian
kranial dibentuk oleh neuron-neuron nucleus ambigus yang mempersarafi
otot-otot pembantu pernafasan ipsilateral, pada hakekatnya melalui nervus vagus.
Bagian caudal dibentuk oleh neuron-neuron dalam nucleus retroambigualis
yang

menyelenggarakan

pengendalian inspirasi dan ekspirasi ke neuron-

neuron

motoris

yang

mempersarafi

intercostalis. Pernafasan spontan

ditimbulkan oleh rangsang yang ritmis neuron motoris yang mempersafari


otot-otot pernafasan. Rangsang ini secara keseluruhan tergantung pada impulsimpuls saraf otak.
G. BENTUK DARI PERNAFASAN
Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu :
1.
Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru ( external )
- Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik maka pernafasan tidak baik atau
-

terganggu.
Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan semenit 6 liter

adalah 500 minus 150 ml kali 12 pernafasan/menit atau 4,2 liter/menit.


Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang lebih
sedikit dari pada pernafasan lambat dan dalam pada volume pernafasan
semenit yang sama. Semua proses ini diatur sehingga darah dari paru-paru
menerima jumlah tepat Co2 dan O2. Jika gerak badan lebih banyak darah
dari paru-paru membawa banyak Co2 dan sentrasinya dalam darah

arteri

bertambah.

untuk

Hal

ini

merangsang

pusat

pernafasan

dalam

otak

memperbesar kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan vertilasi


yang.
2. Pernafasan jaringan ( interna )
- Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap

sel

mengambil O2 untuk proses metabolisme dan darah menerima hasil buangan


-

Co2 dari jantung dan paru keluar.


Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh
tubuh

masuk kedalam

jaringan

akhirnya

mencapai

kapiler,

darah

mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa ke paruparu dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.
3. Pernafasan Tingkat sel
adalah Penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi
pelepasan produksi CO2 oleh sel-sel tubuh.

energi dan

H. TRANSPORTASI ( PERTUKARAN GAS )


1. Transportasi Darah paru Jantung & keseluruh tubuh
Pengguanaan o2 0leh
sel dan pembuangan
co2

Disebarkan keseluruh
jaringan tubuh

Jantung kanan

Arteri pulmunalis (darah


kotor dari jantung ) ke
paru-paru

Vena
pulmunalis(darah
bersih)

Masuk jantung kiri

Kapiler yang
menyentuh dinding
alveoli

Pertukaran gas O2
diambil co2
dilepaskan

2. Transpor Oksigen
Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup mudah
dibawa

dalam

larutan air

sederhana

untuk

mempertahankan kehidupan

jaringan. Sehingga sekitar 97 % oksigen dalam darah

dibawah eritorit yang

telah berikatan dengan hemoglobin (Hb), 3 % sisanya larut dalam plasma.


Hemoglobin merupakan kombinasi antara haeme ( suatu ikatan besi-purfirin)
dan globin ( suatu protein ), Hemoglobin berikatan dengan oksigen membentuk
oksihemoglobin ( HbO2) .
Setiap molekul dalam keempat molekul besi

dalam hemoglobin

berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin

(HbO2) yang berwarna merah tua. Setiap sel darah merah


juta molekul hemoglobin

mengandung 280

dan setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34

ml oksigen. Dan 100 ml darah rata-rata mengandung

15 gram hemoglobin

untuk maksimum 20 ml O2 per 100 ml darah (15 X 1,34).


Darah arteri secara normal membawa 97 %

oksigen, pernafasan

dalam

atau7 menghirup oksigen murni tidak dapat memberi peningkatan yang

berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen tetapiu menghirup oksigen


murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen kedalam jaringan karena
volume oksigen terlarur dalam plasma meningkat.
Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmhg dan hemoglobin masih 75
% jenuh. Hal ini menunjukkan

darah hanya melepas

sekitar seperempat

muatan oksigennya saat

melewati jaringan. Hal ini memberikan rentang

keamanan yang tinggi

jika sewaktu-waktu

pernafasan terganggu atau

kebutuhan oksigen jaringan meningkat.


3. Transpor Karbon dioksida
Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi, karbondioksida
berkombinasi dengan air dalam korpus sel darah merah untuk membentuk
ion-ion bikarbonat. Bila ion-ion bikarbonat mencapai paru-paru konsentrasi
karbon dioksida relatif rendah, terbentuk kembali karbon dioksida dan air, dan
karbon dioksida dilepaskan sebagai gas. Karbon dioksida yang berdifusi kedalam
darah dari jaringan dibawah keparu-paru melalui cara sebagai berikut sebagian
kecil karbon dioksida (7 % -8%) tetap terlarut dalam plasma, karbon dioksida
yang tersisa bergerak kedalam sel darah merah, dimana 25 % nya bergabung
dalam bentuk reversible yang tidak kuat dengan gugus amino dibagian globin
pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.
I. Volume dan kapasitas Paru
Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertykaran saat inspirasi dan
expirasi dapat diukur melalui spirometer.
1. Volume
- Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama
ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk lakilaki dan 380 ml untuk perempuan.
- Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volumeudara extra yang masuk ke paruparu dengan inspirasi maximum diatas inspirasi tidal, berkisar 3100 ml pada
laki-laki dan 1900 ml pada perempuan.

- Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang dapat dengan
kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal normal. berkisar 1200 ml pada lakilaki dan 800 ml pada perempuan.
- Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru setelah
melakukan expirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki sekitar 1200 ml dan pada
perempuan 1000 ml. Volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam
darah saat jeda pernafasan.
2. Kapasitas
- Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan
volume cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam
system respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml.
Jadi nilai (KRF = VR + VCE).
- Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan
inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI)
- Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan
inspirasi dan volume cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rataratanya sekitar 4.500 ml.
- Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat ditampung
dalam paru- paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual
(KTP = KV + VR). Nilai rata-ratanya adalah 5.700 ml.
J. KECEPATAN PERNAFASAN
Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bernafas dengan
normal maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar
(inspirasiEkspirasi -istirahat).
No
1
2
3
4

Jenis pernafasan
Bayi baru lahir
Dua belas bulan
Dari dua sampai lima tahun
Orang dewasa

Frekwensi
30 -40
30
24
10-20

Tabel 5.1 :Kecepatan penafasan normal


K. MASALAH PERNAFASAN
1. Hipoksia (anoksia)
Adalah defisiensi oksigen karena berkurangnya kadar oksigen dibandingkan
kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ. Hipoksia dapat terjadi

akibat kekurangan oksigen dalam atmosfer, anemia, gangguan sirkulasi darah,


penyakit paru, adanya zat toksik (karbon monoksida atau sianida)
2. Hiperkapnia
Peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai dengan
hipoksia. Jika CO2 berlebih akan meningkatkan respirasi dan konsentrasi ion
hydrogen, yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam berlebih)
3. Hipokapnia
Penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat hiperventilasi
(pernafasan cepat) dan penghembusan CO2 menyebabkan terjadinya alkalosis (jumlah
bikarbonat berlebih)
4.
Asfisia (sufokasi)
Suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia akibat ketidakcukupan ventilasi pulmonar
5. Dispnea
Kesukaran bernafas, dan berhentinya nafas selama 3 menit (dicekik) sudah
bisa menimbulkan kematian
6. Batuk
Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang dapat terjadi
secara tiba-tiba dan
sering berulang-ulang yang bertujuan untuk membantu membersihkan saluran
pernapasan dari lendir besar, iritasi, partikel asing dan mikroba. Batuk merupakan
suatu tindakan refleks pada saluran pernafasan yang digunakan untuk membersihkan
saluran udara atas.
Batuk merupakan mekanisme reflex yang sangat penting untuk menjaga jalan
nafas tetap terbuka (paten). Dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang
menumpuk pada jalan nafas. Tidak hanya lendir yang akan disingkirkan oleh reflex
batuk tetapi juga gumpalan darah dan benda asing. Namun, terdapat batuk yang tidak
bertujuan untuk mengeluarkan lendir maupun benda asing, seperti batuk yang
disebabkan oleh iritasi jalan nafas.Jalan nafas dapat menjadi hiperreaktif sehingga
hanya dengan iritasi sedikit saja sudah dapat menyebabkan reflex batuk.Mekanisme
batuk memerlukan adanya penutupan glotis dan peningkatan tekanan intrathoraks
(sebagai elemen eksplosif). Jika terdapat kelumpuhan pita suara, elemen eksplosif
batuk tidak terjadidan keadaan seperti ini disebut yang berasal dari saluran nafas
bawah akan didapati makrofag alveolar. Jika banyak dijumpai sel skuamosa, dahak
diperkirakan
7.

berasal

dari

bagian

atas

laring.Jika

banyak

dijumpai

sel

polimorfonuklear, mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri.


Proses Menelan dan Tersedak
Proses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yang
berperan dalam proses menelan harus

bekerja

secara

integrasi

dan

berkesinambungan. Tersedak adalah merupakan mekanisme pertahanan tubuh


untuk mencegah makanan masuk ke paru. Di leher kita ada 2 saluran,
bagian depan itu namanya trachea (tenggorokan) yang merupakan tempat
lewatnya udara menuju paru-paru, dimana saluran ini itu dibentuk oleh tulang
rawan. Di bagian belakang dari trachea (tenggorokkan) terdapat saluran untuk
tempat lewatnya makanan disebut esophagus (kerongkongan) yang menuju
lambung. Pada trachea terdapat epiglotis , fungsi epiglotis ini adalah untuk
menutup trakhea pada saat kita menelan makanan.
Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan minuman secara
anatomis terletak di belakang tenggorokan (jalan nafas).Kedua saluran ini
sama-sama berhubungan dengan lubang hidung maupun mulut.Agar tidak
terjadi salah masuk maka diantara kerongkongan dan
tenggorokan terdapat sebuah katup (epiglottis) yang

bergerak

secara

bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan seperti layaknya daun


pintu.Saat

bernafas,

katup

menutup kerongkongan

agar

udara

menuju

tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan, katup menutup tenggorokan


agar makanan lewat kerongkongan.Tersedak dapat terjadi bilamakanan yang
seharusnya menuju kerongkongan, malah menuju ke tenggorokan karena berbagai
sebab.
8. Hiccup (Cegukan)
Hiccups adalah suatu kontraksi involunter, intermiten, spasmodik dari diafragma
dan otot interkostal yang menyebabkan inspirasi mendadak yang berakhir dengan
penutupan mendadak glotis, membuat suara cegukan klasik. Frekuensinya adalah
4-60 cegukan / menit dengan interval teratur.Kebanyakan episodenya singkat dan
swasirna, tetapi kadangkala cegukan berlangsung beberapa jam, hari atau bahkan
lebih.Cegukan didefinisikan sebagai persisten jika mereka bertahan lebih dari 48
jam dan dinyatakan parah jika mereka bertahan lebih dari 2 bulan. Pria di atas usia
50 lebih cenderung memiliki cegukan yang parah dibandingkan dengan
perempuan.
Tidak diketahui apakah ada fungsi cegukan. Cegukan ini melibatkan lengung
refleks 1) saraf frenikus, saraf vagus, rantai simpatis 2) mediator pusat dan 3)
nervus frenikus saraf, glotis, dan otot interkostal. Mediator sentral melibatkan
pusat-pusat pernapasan, nucleus nervi frenici, bagian reticular batang otak, dan
hipotalamus. Biasanya, cegukan melibatkan satu sisi diafragma, meninggalkan
lebih dari otot interkostal menyebabkan inspirasi mendadak yang berakhir de

ngan penutupan mendadak glotis, membuat suara cegukan klasik.Normal tingkat


adalah 4-60 cegukan / menit dengan interval teratur.
9. Mekanisme Bersin
Berbeda dengan reflex batuk, rangsang yang ada ditangkap oleh reseptor taktil
dihidung.Rangsang kemudian diteruskan ke nervus trigeminus dan dilanjutkan
kepusat pernafasan di medulla oblongata. Urutan mekanisme reflex sama dengan
mekanisme reflex batuk, namun pada reflex bersin uvula dikondisikan kebawah,
sehingga memungkinkan aliran udara ekspirasi menjadi

kuat

dan

dapat

melalui rongga mulut dan rongga hidung. Reflex bersin bermanfaat untuk
mengeluarkan benda

asing

yang masuk ke rongga hidung

atau saluran

pernafasan bagian bawah. Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh
membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan
yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak
bakteri itu. Syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu sebenarnya
saling bertautan, sehingga pada saat kita bersin, maka secara otomatis mata
kita akan terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler
darah agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran
hidung. Pada saat kita bersin, secara refleks maka otot-otot yang ada di
muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti berdenyut. Setelah
selesai bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak kembali.
Sebenarnya bersin adalah sebuah pertanda bahwa kita ini sehat.Sehat dalam
arti mekanisme tubuh kita berjalan dengan lancar sempurna.Bersin sebagai sebuah
reaksi adanya ketidakberesan dalam saluran pernapasan.Mungkin ada debu atau
kotoran dari udara yang kita hirup yang tidak tersaring dan ikut masuk sehingga
tubuh secara spontan bereaksi mengeluarkan kotoran melalui bersin.
Di
dalam
hidung,
udara yang
masuk
dihangatkan
mendekati

suhu tubuh.Kemudian diberi kandungan

sampai

air sampai mendekati

kejenuhan dan dibersihkan lagi sehingga udara yang masuk ke paru-paru benarbenar bebas dari benda asing. Bila udara sangat beredebu, sangat dingin atau
mengandung uap atau zat yang merangsang, ujung syaraf

dihidung

akan

terangsang. Akibatnya refleks bersin segera terjadi untuk membersihkan


hidung.

Anda mungkin juga menyukai