Anda di halaman 1dari 28

A.

ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN

Pernapasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak

mengandung karbon dioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.

Penghisapan udara ini di sebut inspirasi dan menghembuskan di sebut

ekspirasi .

Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik

dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 di keluarkan dari darah secara

osmosis. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius

( jalan pernapasan ) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler

vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra )

menuju ke aorta dan ke seluruh tubuh (jaringan – jaringan dan sel-sel), di

sini terjadi oksidasi ( pembengkakan ). Sebagai ampas ( sisanya) dari

pembakaran adalah CO2 dan zat ini di keluarkan melalui peredaran darah

vena masuk ke jantung ( serambi kanan /atrium dekstra), ke bilik kanan

(ventrikel dekstra ) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke

jaringan paru-paru. Akhirnya di keluarkan menembus lapisan epitel dari

alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah swebagian dari sisa

metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan di keluarkan

melalui traktus urogenitalis dan kulit.

Setelah udara dari luar di proses, di dalam hidung masih terjadi perjalanan

panjang menuju paru-paru ( sampai alveoli ). Pada laring terdapat epiglotis


yang berguna untuk menutup laring sewaktu menelan, sehingga makan

tidak masuk ke trakea, sedangkan waktu bernapas epiglotis terbuka begitu

seterusnya. Jika makanan masuk ke dalam laring maka kita mendapat

serangan batuk, untuk mencoba mengeluarkan makanan tersebut dari

laring. Selain itu di bantu oleh adanya bulu-bulu getar silia yaitu untuk

menyaring debu-debu, kotoran benda asing. Adanya benda asing atau

kotoran tersebut membarikan rangsangan kepada selaput lendir dan bulu-

bulu getar senehingga terjadi bersin, kadang terjadi batuk. Akibatnya

benda asing atau kotoran tersebut bisa dikeluarkan melalui hidung dan

mulut. Dengan kejadian tersebut di atas udara yang masuk ke dalam alat-

alat pernapasan be nar-benar bersih.

Tetapi kalau kita bernapas melalui mulit, udara yang masuk ke dalam

paru-paru tidak dapat di saring, di lembabkan atau di hangatkan, ini bisa

mengakibatkan gangguan terhadap tubuh. Dan sel-sel b rsilia (bulu-bulu

getar ) dapat rusak apabila adanya gas beracun dan dalam keadaan

dehidrasi. Namun dalm keadaan tertentu diharapkan kita bernapas melalui

mulut, misalnya pada operasi hidung, pengangkatan polip , karena setelah

operasi pada kedua hidung diisi tampon sehingga bernapas melalui mulut

tidak merugikan.

B. ORGAN PERN APASAN

Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,

mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung

(septum nasi ). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk

menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.

1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit.

2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan

3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang

dinamakan karang hidung ( konka nasalis ), yang berjumlah 3

buah:

a. Konka nasalis inferior ( karang hidung bagian bawah )

b. Konka nasalis media ( karang hidung bagian tengah).

c. Konka nasalis superior ( karang hidung bagian atas ).

Diantara konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior

(lekukan bagian atas), meatus medialis ( lekukan bagian tengah dan

meatus inferior ( lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang

dilewati oleh udara pernapasan, sebelah dalam terdapat lubang yang

berhubungan dengan tekak, lubang ini di sebut koana. Dasar dari rongga

hidung di bentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung

berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu

sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga

tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmoidalis

pada rongga tulang tapis.


Pada sinus etmoidalis, keluar ujung – ujung saraf penciuman yang menuju

ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel

tersebut terutama terdapat di bagian atas. Pada hidung dibagian mukosa

terdapat serabut saraf atau reseptor dri saraf penciuman ( nervus

olfaktorius).

Di sebalah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari ;langit-

langit terdapat suatu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak

dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva

eustaki yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.

Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakrimalis.

Faring

Tekak atau faring merupakan tempat persimpangan antara jalan napas dan

jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak , dibelakang rongga

hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring

dengan organ-organ lain: ke atas berhubungandengan rongga hidung,

dengan perantara lubang yang bernama koana, ke depan berhubungan

drngan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke

bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring ke belakang lubang

esofagus. Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa

tempat terdapat beberapa folikel getah bening. Perkumpulan getah bening

ini dinamakan adenoid. Di sebelahnya terdapat dua buah tonsil kiri dan
kanandari tekak. Disebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok

) yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makan.

Rongga tekak di bagi dalam tiga bagian:

1. Bagian sebelah atasyang sama tingginya dengan koana disebut

nasofaring

2. Sebelah tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium

disebut orofaring.

3. Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.

- Nasofaring terletak tepat di belakang cavum nasi , di bawah basis

crania dan di depan vertebrae cervicalis I dan II. Nasofaring membuka

bagian depan ke dalam cavum nasi dan ke bawah ke dalam orofaring.

Tuba eusthacius membuka ke dalam didnding lateralnya pada setiap

sisi. Pharyngeal tonsil (tonsil nasofaring) adalah bantalan jaringan

limfe pada dinding posteriosuperior nasofaring.

- Orofaring

Merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal

lidah). Orofaring adalah gabungan sistem respirasi dan pencernaan ,

makanan masuk dari mulut dan udara masuk dari nasofaring dan paru.

- Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran

makanan)
Laringofaring merupakan bagian dari faring yang terletak tepat di

belakang laring, dan dengan ujung atas esofagus.

Laring

Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak

sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai

ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.

Pangkal tenggorok itu dapat di tutup oleh sebuah empang tenggorok yang

disebut epiglotis, yang terdiri dari tulangnmak -tulang rawan yang

berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.

Laring terdiri dari lima tulang rawan antara lain :

1. Kartilago tiroid ( 1 buah ) depan jakun (adam ‘s apple), sangat

jelas terlihat pada pria.

2. Kartilago ariteanoid (2 buah ) yang brbntuk beker.

3. Kartilago krikoid ( 1 buah ) yang berbentuk cincin.

4. Kartilago epiglotis ( 1 buah )

Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis

yang di lapisi oleh sel epitelium. Pita suara ini berjumlah 2 buah, di bagian

atas adalah pita suara palsu atau tidak mengeluarkan suara yang disebut

dengan ventrikularis, di bagian bawah adalah pita suara yang sejati yang

membentuk suara yang di sebut vokalis, terdapat 2 buah otot. Oleh

gerakandua buah otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian
pita suara ( rima glotis ) dapat melebar dan mengecil, sehingga di sini

terbentuklah suara.

Proses pembentukan suara

Terbentuknya suara merupakan hasail dari kerja sama antara rongga mulut,

rongga hidung, laring, lidah dan bibir. Pada pita suara palsu tidak terdapat

otot, oleh karena itu pita suara ini tidak dapat bergetar, hanya antara kedua

pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara maka tulang rawan gondok dan

tulang rawan bentuk beker tadi di putar. Akibatnya pita suara dapat

mengencang dan mengendor dengan demikian sela udara menjadi sempit

atu luas.

Pergerakan ini dibantu pula oleh otot-otot laring, udara yang dari paru-

paru dihembuskan dan menggetarkan pita suara. Getaran itu di teruskan

melalui udara yang keluar-masuk. Perbedaan suara seseorang bergantung

pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal dari

pada pita suara wanita.

Trakea

Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang di

bentuk oleh 16 sampai 20 cicin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang

berbentuk seperti kuku kuda ( huruf C ). Sebelah dalam di liputi oleh

selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak

ke arah luar. Panjang tarakea 9-11 cm dan dari belakang terdiri dari

jaringan ikat yang di lapisi oleh otot polos.


Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang

masuk bersama-sama dengan udara pernapasan. Yang memisahkan trakea

menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.

bronkus

bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah

yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai

struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama.

Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tempuk paru-paru.

Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri

dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih

ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.

Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus

( bronkioli ). Pada bronkioli tak terdapat cicin lagi, dan pada ujung

bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli.

Paru-paru

Paru –paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari

gelembung (gelembung hawa alveoli ). Gelembnung alveoli ini terdiri dari

sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih

kurang 90 m². pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke

dalam darah dan CO2 di keluarkan dari darah. Banyak gelembung paru-

paru ini kurang lebih 700.000.000 buah( paru-paru kiri dan kanan).
Paru-paru dibagi dua : paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus (bekah paru ),

lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus

tersususn oleh lobus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus

superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih

kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah

pada lobus superior , dan 5 buah segmen pada inferior . paru-paru kanan

mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dua

buah segmen pada lobus medialis, dan tiga buah segmen pada lobus

inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan –

belahan yang bernama lobulus.

Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang

berisi pembulu darah getah bening dan saraf, dan tiap-tiap lobulus terdapat

sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang

banyak sekali, cabang-cabang ini disebut daktus alveolus. Tiap-tiap daktus

alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.

Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga

dada /kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru

atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung . paru=paru di

bugkus oleh selaput yang brnama pleura. Pleura di bagi menjadi 2 : I

pleura viseral ( selaput dada pembungkus ) yaitu selaput paru yang

alngsung membungkus paru-paru , 2 pleura pariental yaitu selaput yang

melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga

( kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura
ini vakum ( hampa udara ) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis

dan juga terdapat sedikit cairan ( eksudat ) yang berguna untuk meminyaki

permukaannya ( pleura ), menghindarkan gesekan antara paru=paru dan

dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.

Pembuluh darah paru

Sirkulasi pulmonar berasal dari ventrikel kanan yang tebal dindingnya 1/3

dari tebal ventrikel kiri. Perbedaan ini menyebabkauh lebihan kekuatan

kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan jauh lebih kecil dibandingkan

dengan tekan yang ditimbulkan oleh kontraksi ventrikel kiri. Selain aliran

melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung mengalir ke paru-paru

dan aorta melalui arteri bronkialis. Darah ini adalah darah “kaya oksigen”

dibandingkan dengan darah pulmonal yang relatif kekurangan oksigen.

Darah ini kembali melalui vena pulmonalis ke atrium kiri. Arteri

pulmonalis membewa darah yang sedikit mengandung oksigen dari

ventrikel kanan ke paru=paru. Cabang-cabangnya menyentuh saluran-

saluran bronkial, sampai ke alveoli halus.

Alvioli itu membelah dan membentuk jaringan kapiler, dan jaringn kapiler

itu menyentuh dinding alvioli ( gelembung udara ). Jadi darah dan udara

hanya sampai menjadi vena pulmonalis dan sejajar dengan cabang

tenggorok yang keluar melalui tampuk paru-paru ke serambi jantung kiri

( darah mengandung oksigen ), sisa dari vena pulmonalis di tentukan dari

setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang mencapai vena kava
inferior, maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah

gnda.

Kapasitas paru-paru merupakan kesanggupan paru-paru dalam

menampung udara didalamnya. Kapasitas paru-paru dpat di bedakan

sebagi berikut.

1. Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru

pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita

dapat tergantung pada beberapa hal : kondisi paru-paru, umur,

sikap, dan bentuk seseorang.

2. Kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat di keluarkan setelah

ekspirasi maksimal.

Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung udara

sebanyak kurang lebih lima liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru

masih tinggal tiga liter udara. Pada waktu kita bernapas biasa, udara yang

masuk ke dalam paru-paru 2.600 cm³ ( 2 ½ liter ). Jumlah pernapasan

dalam keadaan normal orang dewasa 16-18 kali/ menit anak-anak kira

-kira 24 kali/menit, dan bayi kira – kira 30 kali/menit.

Dalam keadaan tertentu keadaan tersebut akan berubah, misalnya akibat

dari suatu penyakit, pernapasan bisa bertambah cepat dan sebaliknya.

Beberapa hal yang berhubungan dengan pernapasan :


 Batuk, menghembuskan napas dengan tiba-tiba yang kekuatannya

luar biasa, akibat dari salah satu rangsangan baik yang berasal dari

luar maupun dari dalam. Misalnya dari luar bahan-bahan kimia

yang merangsang selaput lendir di jalan pernapasan.

 Bersin, pengeluaran napas dengan tiba – tiba akibat dari

terangsangnya selaput lendir hidung, dalm hal ini udara keluar dari

hidung dan mulut.

Proses terjadinya pernapasan

Terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi ( menarik napas ) dan ekspirasi

( menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inspirasi dan

ekspirasi secara bergantian, teratur, berirama, dan terus-menerus bernapas

merupakan gerak reflek yang terjadi pada otot-otot pernafasan. Reflek

bernafas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak didalam sumsum

penyambung ( medula onlongata). Oleh karena seorang dapat menahan,

memperlambat, atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa reflek

brnapas juga di bawa pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat

peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam

darah. Inspirasi terjadi bila muskulus digfragma telah mendapat

rangsangan dari nervus frenikus lalu mengerut datar.

Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah mendapat rangsangan

kemudian mengerut dan tulang iga ( kosta ) menjadi datar. Dengan

demikian jarak antar sternum ( tulang dada ) dan vertebra semakin luas dan
melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang menarik

paru-paru sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah

udara dari luar.

Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi ( diafragma akan

menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi ) dan dengan demikian

rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara di dorong keluar. Jadi

proses respirasi atau pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan

tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.

Pernapasan dada. Pada waktu seorang bernapas, rangka dada terbesar

bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada

rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan pada

perempuan.

Pernapasan perut. Jika pada waktu bernapas diagfragma turun-naik, maka

ini dinamakan pernafasan perut. Kebanyakan pada orang tua, karena

tulang rawanya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh

banyak zat kapur mengendap di dalamnya dan ini banyak di temukan pada

pria.

FISIOLOGI PERNAPASAN

Oksigen dalam tubuh dapat di atur menurut keperluan. Manusia sangat

membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen

selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat di

perbaiki dan bisa menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen


berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis,

misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup,rung kapal,

ketel uap, dan lain-lain. Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah

merahnya hilang berganti kebiru-biruan misalnya yang terjadi pada bibir,

telinga, lengan, dan kaki ( disebut sianosis ).

PERNAPASAN PARU-PARU

Pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang

terjadi pada paru-paru. Pernapasan melalui parui-paru atau pernapasan

eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas

yang oksigen masuk melalui trakea sampai ke alvioli berhubungan dengan

darah dalam kapiler pulmonar. Alveoli memisahkan oksigen dari darah,

oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah di bawa ke

jantung dan dari jantung dipompa ke seluruh tubuh.

Di dalam paru-paru karbon dioksida merupakan hasil buangan yang

menembus membran alvioli. Dari kapiler darah di keluarkan melalui pipa

bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Empat proses yang

berhubungan dengan pernapasan pulmoner.

1. Ventilasi pulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara

dalam alvioli dengan udara luar.

2. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk

ke seluruh tubuh, karbon dioksida dari seluruh tubuh masuk ke

paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan

jumlah yang tepat yang bisa dicapai untuk semua bagian.

4. Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbon

dioksida lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.

Proses pertukaan oksigen dan karbon dioksida terjadi ketika konsentrasi

dalm darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernapasan terdapat

dalm otak untuk memperbesar kecepatan dalam pernapasan sehingga

terjadi pengambilan O2 dan mengeluarkan CO2 lebih banyak . darah

merah ( hemoglobin ) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh

tubuh masuk kedalam jaringan yang akhirnya mencapai kapiler. Darah

mengeluarkan oksigen ke dalam jaringan, mengambil karbpn doksida

untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernapasan eksterna.

Besarnya daya muat udara dalam paru-paru 4500-5000 ml ( 4,5-5 liter ).

Udara yang diproses di dalam paru-paru ( inspirasi dan ekspirasi ) hanya

10% ± 500 ml di sebut juga udara pasang surut ( tidal air ) yaitu yang

dihirup dan yang dihembuskan pada pernapasan biasa. Kecepatan

pernapasan pada wanita lebih lebih tinggi dari pada pria. Pernapasan

secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi dan kemudian istirahat.

Pada bayi ada kalanya terbalik, inspirasi-istirahat – espirasi, disebut juga

pernapasan terbalik.

Tekanan dalam sistem paru

a. Kurva tekanan nadi di ventrikel kanan


Kurva tekanana nadi dari ventrikel kanan dan arteri paru sangat

berbeda dengan tekanan aorta yang jauh lebih tinggi. Tekanan

sistolik di ventrikel kanan pada orang normal hanya rata-rata

25mmhg yaitu 1/5 dari yang pada ventrikel kiri.

b. Tekanan di arteri paru

Selama sistole tekanan diarteri paru pada dasarnya sama dengan

tekanan di ventrikel kanan, akan tetapi setelah katup paru menutup

pada akhir sistole tekanan ventrikel menurun seketika. Sedangkan

tekanan arteri paru menurun secara lambat sewaktu darah mengalir

melalui kapiler paru.

c. Tekanan kapiler paru

tekanan kapiler paru rata-rata 7 mmHg. Tekanan kapiler yang

rendah berhubungan dengan fungsi pertukaran cairan di dalam

kapiler.

d. Tekanan atrium kiri dan vena paru

Tekanan rata –rata atrium kiri dan vena-vena paru utama rata-rata

2-5 mmHg yang tidak dapat diukur secara langsung melainkan

hanya dapat diperkirakan dengan mengukur jepitan paru dengan

memasukkan kateter melalui sisi kanan jantung. Ini dilakukan

untuk mempelajari perubahan tekanan di artium kiri pada gagal

jantung kongesif.

Volume darah di paru-paru


Volume darah di paru-paru kira –kira 450 ml, sekitar 9% dari volume

darah total sistem sirkulasi (70 ml) berbeda pada kapiler sedangkan

sisanya dibagi sama rata antara arteri dan vena. Bila seseorang

menghembuskan udara dengan sangat kuat sehingga timbul tekanan tinggi

di pru-paru sebanyak 250 ml, darah dapat dikeluarkan dari sistem sirkulasi

paru ke sirkulasi sistemik. Begitu pula hilangnya darah dari sirkulasi

sistemik karena perdarahan dapat dikompensasi sebagian oleh pergeseran

darah secara otomatis dari paru-paru ke pembulu darah.

Aliran darah melalui paru-paru

Aliran darah melalui paru-paru pada dasarnaya sama dengan curah jantung

karena itu faktor yang mengendalikan curah jantung terutama faktor

perifer. Pembulu paru berfungsi sebagai tabung yang pasif dan mudah

meregang membesar pada peningkatan tekanan dan mengecil ada

penurunan tekanan. Oksigen darah secara optimal perlu didistribusikan ke

segmen-segmen paru yang alveolinya teroksigenasi atau berproses dengan

baik.

Bila konsentrasi oksigen di alveoli menurun dibawah normal, tekanan

vaskuler meningkat. Pada kadar oksigen yang sangat rendah akan

meningkatkan konstriksi arteri kecil. Vasokonstriktor di sekresi oleh sel

epitel sehingga alveolus akan mengalami hipoksia. Pengendalian saraf

otonom terhadap aliran darah di paru-paru mempunyai peran yang cukup

besar dalam mengendalikan darah paru. Perangsangan serat vagus ke paru-


paru menyebabkan tekanan vaskuler sedikit menurun dan perangsangan

simpatis sedikit naik pada tahanan ke dua, pengaruh ini mungkin terjadi

pada emboli kecil.

Pengaruh kenaikan curah jantung terhadap sirkulasi paru

Selama bekerja berat, aliran darah melalui paru meningkat sampai empat

kali lipat.

Aliran aliran ekstra ini di tampung dalam dua cara :

1. Dengan meningkatkan jumlah kapiler yang terbuka sampai 3 kali.

2. Dengan pergerakan semua kapiler dan meningkatkan kecepatan

aliran di setiap kapiler lebih darai 2 kali lipat.

Kemampuan paru untuk menampung kenaikan aliran darah yang besar ini

akan menghemat energi jantung sisi kanan dan menc egah kenaikan yang

berarti pada tekanan kapiler paru yang mencegah terjadi edema paru

selama kenaikan curah jantung

Dinamika kapiler paru

Dinding alveolus di batasi oleh begitu banyak kapiler. Pada banyak tempat

kapiler ini hampir salin g bersentuhan satu sama lain. Darah kapiler

mengalir pada dinding seperti lembaran . tekanan kapiler paru rata-rata

sekitar 2 mmHg dan tekanan arteri paru 15 mmHg sehingga tekanan

kapiler paru rata-rata terletak diantara nilai kedua tersebut.


Lamanya darah beredar dikapiler 0,8 detik. Peningkatan curah jantung

akan memperpendek waktu sampai 0,3 detik. Pemendekan ini akan

membuka kapiler tambahan. Pada keadaan normal biasanya tertutup untuk

menempung kenaikan aliran darah sehingga darah yang mengalir melalui

kapiler menjadi teroksigenasi dan melepaskan karbon dioksida.

Dinamika pertukaran cairan yang melalui kapiler paru secara kualitatif

sama dengan dinamika cairan pada jaringan perifer. Namun secara

kuantitatif terdapat perbedaan:

1. Tekanan kapiler paru cukup rendah ( kurang dari 7 mmHg )

dibanding tekanan kapiler fungsional pada jarinaga perifer ( 17

mmHg )

2. Tekanan cairan interstisial dalam paru sedikit lebih negatif dari

pada tekanan cairan interstisial di jarinag subkutan perifer.

3. Kapiler paru lebih mudah dilalui oleh molekul protein sehingga

tekanan osmotik koloid pada cairan interstisial paru kira-kira 14

mmHg yaitu kurang dari setengah tekanan osmotik koloid di

jaringan perifer.

4. Dinding alveolus sangat tipis dan epitel alveolus yang menutupi

permukaan alveolus sangat lemah sehingga sel-sel setiap tekanan

positif dalam ruang interstisial lebih besar dari tekanan atmosfer

( lebih dari 0 mmHg ) yang menyebabkan cairan melimpah dari

ruang interstisial ke dalam alveolus.


Cairan dalam rongga pleura

Bila paru-paru mengembang dan berkontraksi selama bernapas normal

maka paru-paru bergerak ke arah depan dan ke arah belakang dalam

rongga pleura. Untuk memudahkan pergerakan ini terdapat lapisan tipis

cairan mukoid yang terletak diantara pleura parintalis dan pleura vaseralis.

Dinamika pertukaran cairan dalam ruang pleura masing-masing dari kedua

pleura merupakan membran serosa mesenkim yang berpori-pori. Sejumlah

kecil transudat cairan interstisial dapat terus menerus masuk ke dalam

runang pleura. Cairan ini membawa protein jaringan yang memberi sifat

mukoid pada cairan pleura sehingga memungkinkan pergerakan paru

berlangsung dengan sangat mudah. Jumlah total cairan dalam setiap

rongga pleura sangat sedikit hanya beberapa mililiter. Jumlah ini menjadi

jauh lebih cukup untuk memisahkan kedua pleura, maka kelebihan tersebut

akan di pompakan keluar oleh pembulu limfatik yang membuka secara

langsung dari rongga pleura ke dalam mediastinum, permukaan superior

diafragma , dan permukaan lateral dari pleura parintalis.

Pengendalian pernapasan

Mekanisme pernapasan diatur dan di kendalikan oleh 2 faktor utama yaitu

kimiawi dan pengendalian saraf. Adanya faktor tertentu, merangsang pusat

pernafasan yang terletak di dalam medula oblangata, yang bila di rangsang

mengeluarkan impuls yang disalurkan melalui saraf spinalis ke otot

pernapasan ( otot diafragma atau interkostalis ).


Pengendalian oleh saraf

Pusat otomatik dalam medula oblangata mengalirkan impuls eferen ke otot

pernafasan, melalui radiks saraf servikalis diantarkan ke diafragma oleh

saraf frenikus. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot

diafragma dan interkostalis yang kecepatanya kira-kira 15 kali setiap

menit.

Pengendalian secara kimia

Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi: frekwensi keceptan

dan dalamnya gerakan pernapasan. Karbon dioksida adalah produksi asam

dari metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat

pernapasan untuk mengirim impuls saraf yang bekerja atas otot

pernapasan.

Dinamika pernapasan

Tekanan udara melalui saluran pernapasan menekan paru-paru ke arah

dinding toraks. Tekanan dalam rongga pleura mencegah paru-paru

menyusut dari dinding toraks dan memeksa paru-paru untuk mengikuti

pergerakan pernapasan dinding toraks dan diafragma. Tekanan ini

meningkat pada waktu inspirasi dan pergerakan pernapasan ini dihasilkan

oleh otot pernapasan ( gelang bahu ).

Prinsip Fisis Pertukaran Gas


Setelah udara alveolus di tukar dengan udara segar, langkah selanjutnya

dalam proses respirasi adalah difusi oksigen dari alveolus ke dalam darah

paru -paru dan difusi karbon dioksida dalam arah berlainan dari darah

paru-paru ke dalam alveolus. Semua gas yang dipertimbagkan dalm

fisiologis pernapasan merupakan molekul sederhana yang bebas bergerak

di antara satu dengan yang lain di namakan proses difusi gas-gas terlarut

dalam cairan dan jaringan tubuh. Untuk terjadinya difusi harus ada sumber

energi yang di bentuk oleh gerakan kinetik molekul itu sendiri. Semua

molekul pada keadaan apapun secara terus menerus mengalami beberapa

jenis gerakan, molekul bebas tidak melekat satu sama lain. Berarti gerakan

molekul pada kecepatan tinggi sampai beradu dengan molekul lain.

Dengan cara ini molekul bergerak cepat diantara satu dengan yang lain.

Tekanan uap air

Semua gas dalam tubuh berhubungan lansung dengan air dan semua

campuran gas jenuh dengan uap air. Tekanan uap air sama sekali

bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu semakin besar aktivitas

molekul dalam air dan makin besar molekul ini keluar dari permukaan air

masuk ke dalam fase gas.

Pada saat udara kering tiba-tiba dicampur dengan iar dengan tekanan uap

air mula-mula nol, molekul air segera mulai keluar dari permukaan air ke

dalam udara tersebut. Udara menjadi lebih lengkap. Secara pogresif


tercapai suatu keseimbangan tekanan uap. Saat ini kecepatan kondensasi

air menjadi sama dengan penguapan air.

Difusi gas melalui jaringan

Yang penting dalam gas pernapasan/ respirasi adalah daya laut yang sangat

tinggi dalam lemak, akibatnya juga sangat larut dalam membran sel. Gas

ini berdifusi melalui membran sel dengan rintangan yang berat. Pembatas

utama untuk gerakan gas di dalam jaringan adalah kecepata difusi melalui

cairan jaringa bukan melalui membran sel. Oleh karena itu difusi gas

melalui jaringan, termasuk melalui membran paru-paru, hampir sama

dengan difusi gas melalui air. Terutama yang harus di perhatikan bahwa

karbon dioksida berdifusi 20 kali secepat oksigen.

Transport gas paru-paru dan jaringan

Selisih tekanan persial antara O2 dan CO2 menekankan bahwa kunci dari

pergerakan gas O2 mengalir dari alveoli mesuk ke dalm jaringan melalui

darah, sedangkan CO2 mengalir dari jaringan ke alveoli melalui pembulu

darah. Akan tetapi jumlah kedua gas yang di transpor ke jaringan dan dari

jaringan secara keseluruhan tidak cukup bila O2 tidak larut dalam darah

dan bergabung dengan protein pembawa O2 ( hemoglobin ). Demikian

juga CO2 yang larut masuk ke dalam serangkaian reaksi kimia reversible

( rangkaian perubahan udara ) yang mengubah menjadi senyawa

lain.adanya hemoglobin menaikkan kapasitas pangankutan O2 dalam


darah sampai 70 kali dan reaksi CO2 menaikkan kadar CO2 dalm darah

menjadi 17 kali.

Pengangkutan oksigen ke jaringan

Sistem pengangkutan O2 dalam tubuh terdiri dari paru-paru dan sistem

kardiovaskuler. Oksigen masuk ke jaringan bergantung pada jumlahnya

yang masuk ke dalam paru-paru, pertukaran gas yang cukup pada paru-

paru, aliran darah ke jaringan dan kapasitas pengangkutan O2 oleh darah.

Aliran darah bergantung pada derajat konsentrasi dalm jaringan dan curah

jantung. Jumlah O2 dalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut,

hemoglobin, dan afinitas ( daya tarik ) hemoglobin.

Transpor oksigen melalui beberapa tahap :

Tahap I. Oksigen atmosfer masuk ke dalam paru-paru. Pada waktu kita

menarik napas tekanan parsia; oksigen dalam atmosfer 159 mmHg. Dalam

alveoli komposisi udara berbeda dengan komposisi udara atmosfer tekanan

partial O2 dalam alveoli 105 mmHg.

Tahap II. Darah mengalir dari jantung menuju ke paru-paru untuk

mengambil oksigen yang berada dalm alveoli. Dalam darah ini terdapat

oksigen tekanan parsial 40 mmHg. Karena adanya perbedaan tekanan

parsial itu apabila tiba pada pembulu darah kapiler yang berhubungan

dengan membran alveoli maka oksigen yang berada dalam alveoli dapat

berdifusi masuk kedalam pembuluh darah kapiler. Setelah terjadi proses

difusi tekanan parsial oksigen dalam pembulu darah menjadi 100 mmHg.
Tahap III : oksigen yang telah ada dalam pembulu darah di edarkan ke

seluruh tubuh. Ada dua mekanisme perbedaan oksigen dalam darah yaitu

oksigen yang larut dalam plasma darah yang merupakan bagian terbesar

dan sebagian kecil oksigen yang terikat pada hemoglobin dalam darah.

Derajat kejenuhan hemoglobin dengan O2 bergantung pada tekanan parsial

CO2 atau PH. Jumlah O2 yang diangkut ke jaringan bergantung pada

jumlah hemoglobin dalm darah.

Tahap IV : sebelum sampai pada sel yang membutuhkan, oksigen dibawa

melalui cairan interstisial lebih dahulu. Tahap parsial. Tekanan parsial

oksigen dalm cairan interestitial 20 mmHg. Perbedaan tekanan parsial

oksigen dalam tubuh interisial ( 20 mmHg ). Perbedaan tekanan parsial

oksigen dalam pembulu darah arteri ( 100 mmHg ) dengan tekanan parsial

oksigen dalam cairan intertisial ( 20 mmHg ), menyebutkan terjadinya

difusi dengan oksigen dalam cairan interstisial ( 20 mmHg ).

Menyebabkan terjadinya difusi oksigen yang cepat dari pembulu kapiler

ke dalam cairan interstisial.

Tahap V : tekanan parsial oksigen dalm sel kira-kira 0-20 mmHg. Oksigen

dari cairan interstisial berdifsi masuk ke dalam sel . dalam sel oksigen ini

di gunakan untuk reaksi metabolisme yaitu reaksi oksidasi senyawa yang

berasal dari makanan ( karbohidrat, lemak, dan protein ) menghasilkan

H2O, CO2, dan energi.

Reaksi hemoglobin dan oksigen


Dinamika reaksi hemoglobin sangat cocok untuk mengangkut O2,.

Hemoglobin adalah protein yang terkait pada rantai polipeptida, dibentuk

oleh porfirin dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi dapat

mengikat secara reversibel ( perubahan arah ) dengan satu molekul O2.

Besi berada dalam bentuk ferro sehingga reaksinya adalah oksigenasi

bukan oksidasi.

Transpor karbon dioksida

Kelarutan CO2 dalam darah kira-kira 20 kali kelarutan O2 sehingga

terdapat lebih banyak CO2 dari pada O2 dalam larutan sederhana.CO2

berdifusi dalam sel darah merah dengan cepat mengalami hidrasi menjadi

H2CO3 karena adanya anhidrase ( berkurangnya reaksi keringat )karbonat

berdifusi ke dalam plasma.

Penurunan kejenuhan hemoglobin terhadap O2 bila darah melalui kapiler-

kapiler jaringan. Sebagian dari CO2 dalam sel darah merah bereaksi

dengan gugus amino dari protein, hemoglobin membentuk senyawa

karbamino ( senyawa karbon dioksida ).

Besarnya kenaikan kapasitas darah mengangkut CO2 ditunjukkan oleh

selisih antar garis kelarutan CO2 dan garis kadar total CO2 di antara 49 ml

CO2 dalam darah arterial 2,6 ml adalah senyawa karbamino dan 43,8 ml

adalah HCO2.

Pengaturan pernapasan
Pernapsan spontan ditimbulkan oleh rangsangan ritmis neuron motoris

yang mempersarafi otot pernafasan otak. Rangsangan ini secara

keseluruhan bergantung pada impuls-impuls saraf. Pernapasan berhenti

bila medula spinalis di potong melintang diatas nervus frenikulus. Disini

terdapat dua mekanisme sraf yang terpisah mengatur pernapasan.

Rangsangan ritmik pada medula oblangata menimbulkan pernapasan

otomatis. Daerah medula oblangata berhubungan dengan pernapsan secara

klasik. Tempat pusat pernapasan yang dekat dengan nekleus traktus

solitarius adalah sumber irama yang mengendalikan neuron motoris

frenikus kontralateral. Rangsangan ritmis neuron pusat pernapasan adalah

spontan tetapi diubah oleh pusat pons dan aferens, nervus dari reseptor

dalam paru-paru. Bila batang otak ditranseksi pada bagian inferior pons

nervus vagus dibiarkan utuh, pernapasan reguler terus berlangsung.

Peranan fisiologis yang tepat daerah Peranan dan pons tidak pasti, tetepi

yang jelas membuat rangsangan ritmis dan neuron medula oblangata.

Pengaturan irama, mekanisme yang pasti bertanggung jawab untuk

rangsangan spontan dari neuron-neuron medula oblangata dan yang tidak

pasti bertanggung jawab terhadap neuron pernapasan golongan ventral

yang dikendalikan oleh neuron pernapasan golongan dorsal, jadi irama

pernapasan tidak berasal dari glongan ventral. Dalamnya pernapasan

meningkat bila paru-paru diregangkan lebih besar sebelum aktivitas

penghambat dari vagus cukup untuk melawan rangsangan neuron inspirasi

yang lebih hebat. Kecepatan pernapasan meningkat sebeb setelah


rangsangan pada vagus dan eferen dan eferen pneumotosik dengan cepat di

lawan ( syaifuddin, 2006 : 192 )

Anda mungkin juga menyukai