Oleh:
Oleh:
Oleh:
Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase
NIDN : 04271028802
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, karena atas kasih sayang dan kuasa-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Persentasi Jurnal yang berjudul
“Penyuluhan Dan Dukungan Suami, Terapi Msuik Dan Senam Nifas Pada Ny.
R P1a0 Post Partum 3 Hari Dengan Post Partum Blues”.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB 1: JURNAL
A. Jurnal 1 .......................................................................................... 1
B. Jurnal 2 ......................................................................................... 2
BAB II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAB III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 11
BAB IV: PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
JURNAL
A. JURNAL 1
Judul : Penyuluhan Tentang Dukungan Suami Pada Masa Nifas
Untuk Mencegah Post Partum Blues
ABSTRAK
Abstract: According to WHO, the problem of postpartum blues is experienced by
postpartum mothers, namely 300- 750 per 1000 postpartum mothers in the world (World
Health Organization, 2017). Meanwhile, in Asia, the incidence of post partum blues
varies from 26% - 85%. Overall, 20% of postpartum mothers experience post partum
blues (Siallagan et al., 2022). Indonesia as a developing country has a figure ranging
between 50-70% of the incidence of post partum blues (Samria & Indah Haerunnisa,
2021). If this problem is not paid attention to, post partum blues will continue to develop
and endanger many postpartum mothers. Husband's support plays a very important role
during the postpartum period. This is because the husband is someone who is able to
provide a sense of security and comfort to the postpartum mother, and is the closest
person to the postpartum mother. If the husband is able to provide a sense of security and
comfort then difficulties for postpartum mothers can be minimized (Ariani et al., 2022)
B. JURNAL 2
Judul : Senam Nifas Sebagai Upaya Preventif Terjadinya Baby Blues
Di Wilayah Puskesmas Hantakan
Penulis : Januarsih, Rita Kirana, Ahmad Rizani
Tahun : 2023
Link : https://jurnal.fkm.umi.ac.id/index.php/wom/article/download/
Jurnal 453/301
ABSTRAK
Abstract: Pengalaman menjadi orang tua tidak selamanya menyenangkan,
terlebih menjadi seorang ibu. Realitanya tanggung jawab sebagai seorang ibu
seringkali menimbulkan konflik dalam diri seorang wanita. Seorang wanita postpartum
membutuhkan adaptasi fisik maupun psikis pada minggu-minggu pertama setelah
melahirkan. Dalam proses adaptasi tersebut sebagian wanita berhasil beradaptasi
dengan baik tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami
gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau syndrome yang disebut Baby Blues
Syndrome. Salah satu upaya pencegahan terjadinya Baby blues adalah dengan
melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik yang berupa senam nifas yang bisa dilakukan
segera setelah persalinan dengan gerakan yang meningkat setiap hari sesuai
kemampuan ibu. Senam nifas dengan teratur dapat mempercepat pemulihan status
kesehatan fisiologis dan psikologis pasca persalinan. Pemulihan kesehatan fisiologis yang
paling terpenting adalah percepatan penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang
mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk
normal. Secara psikologis senam nifas dapat menambah kemampuan ibu
menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi Pasca Persalinan.
Berdarakan penilaian estetika atau kecantikan senam nifas akan memperbaiki
elastisitas otot-otot yang telah mengalami penguluran, mempertahankan postur
tubuh yang baik, dan mengembalikan kerampingan tubuh.
C. JURNAL 3
ABSTRAK
Periode postpartum merupakan masa transisi bagi ibu karena banyak terjadi
perubahan, baik secara fisik, psikologis, emosional dan sosial. Postpartum blues adalah
perasaan yang terjadi pada ibu pasca melahirkan yang ditandai dengan kecemasan,
serangan panik, kelelahan, perasaan menyalahkan diridan merasa tidak mampu mengurus
bayinya. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi musik
terhadap penurunan kecemasan pada Postpartum Blues berdasarkan penelitian-penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya. Dalam review artikel ini, penulis menggunakan tiga
database yaitu menggunakan PuBmed, Cochrane dan Google scholar untuk menemukan
artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi kemudian dilakukan review. Desain penelitian
yang masuk dalam literatur review ini menggunakan desain quasy eksperiment dan random
control trial, tahunpencarian 2012-2022. Temuan dari review artikel ini adalah analisis
efektifitas terapi musik yang tepat digunakan pada penurunan kecemasan akibat
postpartum blues. Terdapat beberapa terapi musik yang efektif dalam mencegah atau
mengatasi postpartum blues diantaranya tidak hanya menggunakan musik klasik mozart
tetapi juga bisa menggunakan terapi musik karawitan, keroncong, terapi musik “sape”,
terapi musik suara alam yang sama efektifnya dalam mencegah terjadinya postpartum blues
pada ibu primipara daripada terapi musik degung. Dalam tinjauan sistematis ini ditemukan
rata-rata pemberian terapi musik yang berdurasi selama 15-30 menit setiap harinya.
Penggunaan terapi musik sebagai cara yang mudah, murah, non invasif dan metode non
farmakologis dianggap lebih efektif menurunkan kecemasan pada postpartum Blues.
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK
A. IDENTITAS
ISTRI SUAMI
Nama : Ny. R Tn. H
Umur : 20 Tahun 25 Tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : KP.Ciemas RT 01/02
B. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu mengatakan ingin memeriksa keadaan dirinya
2. Keluhan utama
Ibu mengeluh lemas, cemas, memurung, dan tidak ingin mengurus bayinya sudah 3 hari
yang lalu
3. Riwayat Laktasi
Ibu mengatakan belum pernah menyusui karena ini adalah anak pertamanya
4. Riwayat Haid
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut / hari
e. Dismenorhoe : tidak pernah
5. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
6. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : Tidak ada
b. Massa : Tidak ada
c. Penyakit :Tidak ada
d. Operasi : Tidak ada
e. Lainnya : Tidak ada
7. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang dipakai : Tidak ada
b. Keluhan : Tidak ada
c. Kontrasepsi yang lalu : Tidak ada
d. Lamanya pemakaian : Tidak ada
e. Alasan berhenti : Ingin hamil
8. Riwayat Penyakit Sistemik yang pernah diderita
a. Jantung : Tidak ada
b. Ginjal : Tidak ada
c. Asma/TB paru : Tidak ada
d. Hepatitis : Tidak ada
e. DM : Tidak ada
f. Hipertensi : Tidak ada
g. Epilepsi : Tidak ada
h. Lain-lain : Tidak ada
9. Pola Nutrisi
a. Sebelum nifas : ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, porsi sedang, 1 piring
nasi dengan sayur ( ½ mangkuk ), lauk pauk( 1 potong tempe), dan buah( 1 pisang), minum
air putih + 8 gelas/hari
b. Selama nifas: ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, porsisedang, 1 piring nasi dengan
sayur(1mangkuk), lauk pauk ( 2 potong tahu,tempe ), dan buah (1 pisang), minum air putih
+ 8 gelas/hari dan 1 gelas susu.
10. Pola Eliminasi
a. BAB : 1 X/hari
Sebelum nifas : ibu mengatakan BAB 1 x/hari, warna coklat hitam, lunak
Selama nifas : ibu mengatakan BAB selama nifas 3 x/ 7 hari warna coklat hitam, lunak.
BAK : 3-4 X/hari
b. Sebelum nifas : ibu mengatakan BAK 5-7 x sehari, warna kuning jernih, berbau khas.
Selama nifas : ibu mengatakan BAK 4-6 x sehari, warna kuning jernih, berbau khas
11. Personal Hygiene
Sebelum nifas : ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 3 x sehari, keramas 3 x seminggu
Selama nifas : ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 3 x sehari, keramas 2 x dan 3 x
ganti pembalut.
12. Pola Tidur
Sebelum nifas : ibu mengatakan tidur siang + 2 jam, tidur malam 8 jam
Selama nifas : ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam + 7 jam
13. Data Sosial
a. Dukungan Suami : Suami merasa senang dengan kelahiran bayinya, tetapi suami tidak
ikut andil dalam mengurus bayinya, pekerjaan rumah dan mengurus bayi diurus oleh ibu.
b. Dukungan keluarga : Keluarga merasa senang dengan kelahiran bayinya
c. Masalah : Tidak ada
C. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Antopometri
a. Berat badan : 55 kg
b. Tinggi badan : 155 cm
c. LILA : 26 cm
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 120/80 mmHg
b. Nadi : 88 X / menit
c. Suhu : 37,5ºC
d. Pernafasan : 21 X / menit
4. Kepala
a. Rambut : Normal, tidak ada benjolan, rambut bersih, hitam
b. dan tebal, tidak ada nyeri tekan
c. Mata : Konjungtiva tidak pucat, Sklera putih, Pengelihatan normal
d. Telinga : Tampak simetris antara kanan dan kiri, tidak
e. terdapat serumen dan peradangan
f. Hidung : Tampak bersih, tidak ada polip dan tidak ada
g. pergerakan cuping hidung
h. Mulut : tidak ada sariawan maupun bibir pecah-pecah dan tidak ada karies pada gigi
i. Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
5. Payudara
a. Inspeksi : Payudara kanan kiri dalam keadaan normal dan simetris
b. Palpasi
Mammae : Payudara kiri dan membesar dalam keadaan normal
Tumor : Tidak ada benjolan
Simetris : Tidak simetris dan ada pembengkakan payudara kanan
Areola : Bersih, Hyperpigmentasi
Putting susu : Menonjol dan lecet sebelah kanan
c. Kolostrum/ASI : Sudah keluar, berwarna kuning, jumlah± 50 – 100 ml.
6. Abdomen
a. Bentuk : Membesar
b. Striae : Ada
c. Luka operasi: Tidak ada
d. TFU : 2 jari dibawah pusat
7. Vulva Vagina:
a. Vulva Vagina : terdapat luka perineum yang sudah dijahit yang masih tampak basah
b. Varices : Tidak varices
c. Kemerahan : Tidak ada kemerahan
d. Nyeri : ada nyeri ringan
e. Lochea : Rubra
8. Anus : Tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Tangan : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
b. Kaki : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
c. Refleks patella : Kiri / Kanan, (+)/(+)
d. Oedema : Tidak ada
10. Kulit
a. Turgor : Baik
11. Data Penunjang : Tidak dilakukan
D. ANALISA
Ny. R P1A0 Post Partum 3 Hari Dengan Post Partum Blues
Masalah : Post Partum blues
E. PENATALAKSANAAN
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami post partum blues, Tekanan
darah 120/80 mmHg, Suhu 3,7,5°C, Nadi 88 x/menit, Respirasi 21 x/menit Evaluasi: ibu
mengetahuinya
2) Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa post partum blues sering dialami oleh yang
pertama kali menjadi ibu, ketidaksiapannya menjadi ibu, kurangnya dukungan keluarga,
suami dan support system lingkungannya, merasa segala dilakukan sendri hal ini
merupakan faktor penyebab kejadian post partum pada ibu Nifas. Evaluasi : ibu
mengetahuinya
3) Mejadi pendengar dan pendamping yang baik bagi ibu, ajak ibu bicara dari mata ke mata
dari hati kehati, biarkan ibu mencurahkan keluh kesahnya, mencurahkan segala unek
uneknya. Evalusi
4) Menganjurkan suami dan keluarga untuk menjadi support system pertama pada ibu dengan
memberikan motivasi, membantu ibu dalam mengurus bayinya, membantu ibu dalam
mengurus rumah, serta memerhatikan ibu nutrisi, kebutuhan istirahatnya.Evaluasi: suami
dan keluarga siap melakukan anjuran bidan
5) Menganjurkan dan mengajarkan ibu untuk melakukan senam nifas untuk mengurangi
kecemasan pada ibu, Evaluasi: ibu mau mengikuti anjuran Bidan
6) Memberi ibu terapi musik agar ibu tetap rileks dan tenang. Evaluasi : terapi musik telah
diberikan, ibu merasa sedikit senang
7) Memberi tahu ibu bahwa proses involusi uterus/Rahim dan menjelaskan bahwa mules yang
dirasakan adalah hal yang normal. Evaluasi : Ibu memahami penyebab mules yang
dirasakan saat ini, dan ibu jadi lebih tenang.
8) Memberitahu ibu tentang cara menyusui yang benar, menyusui sesering mungkin, semau
bayi damenganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif karena manfaatnya yang sangat
baik untuk bayi dan ibu sendiri. Evaluasi : Ibu mengerti dan bertekat akan memberikan ASI
eksklusif
9) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup malam 6-8 jam per hari, siang 1-2 jam perhari
, atau jika bayi tidur, ibu ikut tidur. Evaluasi : Ibu memahami manfaat istirahat bagi ibu dan
akan menjalankannya
10) Memberitahu ibu tentang makan makanan yang bergizi dan menu seimbang, 1 porsi terdiri
dari sayur, lauk dan makanan pokok, juga buah buahan serta minum yang cukup minimal 1
liter perhari agar ASI lancer, berlimpah dan penuh nutrisi bagi pertumbuhan bayi. Evaluasi
: Ibu mengerti dan akan melakukannya
11) Memberitahu ibu untuk mobilisasi dan tidak melakukan aktifitas yang berat. Evaluasi : Ibu
mengerti dan akan melakukannya
12) Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas dan menganjurkan ibu untuk segera kef askes
bila terjadi tanda bahaya seperti : demam tinggi lebih dari 38◦C, perdarahan banyak, sakit
kepala hebat, nyeri ulu hati, pandangan kabur, nyeri tak tertahankan pada betis, vagina
bengkak atau bernanah, nyeri pada perut dan panggul, payudara panas, merah dan terasa
sakit serta lokhea berbau.Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menyebutkan ulang tanda
bahaya pada nifas dan akan segera kefaskes
13) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan
Evaluasi : Ibu mengerti, akan melakukan kunjungan ulang 1 minggu atau bila ada tanda
bahaya
Pengkaji,
(Melati Sari)
Mengetahui
Preseptor Akademik, Preseptor Lahan,
( ………………..……… ) (…………………….. )
BAB III
PEMBAHASAN
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah kelahiran sampai enam minggu setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil
(Sulistyawati, 2019). Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis meliputi perubahan
fisik, involusi uterus serta pengeluaran lokia, laktasi, dan perubahan sistem tubuh (Maryunani,
2020).
Pada periode ini tubuh akan mengalami perubahan baik fisiologis maupun psikologis. Proses
adaptasi fisiologis meliputi perubahan tanda-tanda vital, hematologi, sistem kardiovaskuler,
perkemihan, pencernaan, sistem muskuloskeletal, sistem endokrin dan organ reproduksi,
proses adaptasi psikologis yaitu suatu proses yang akan melewati
tiga fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orang tua, yaitu fase dependen (taking in),
fase dependen-mandiri (taking hold), dan fase interdependen. Perubahan psikologis tersebut yang
normal terjadi pada ibu yang baru melahirkan, namun hanya sebagian ibu postpartum yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik, sedangkan Sebagian lagi tidak berhasil menyesuaikan diri dan
mengalami gangguan-gangguan psikologis sehingga perasaanperasaan itulah yang membuat
seorang ibu tidak mau mengurus bayinya yang disebut dengan postpartum blues. Postpartum blues
sering disebut dengan maternity blues atau baby blues syndrome, yaitu suatu sindroma gangguan
afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak pada
hari ke tiga sampai ke lima dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah
persalinan.
Post partum blues merupakan salah satu gangguan psikologi pada ibu nifas yang
menunjukkan gejala ringan, namun meskipun gejala ringan hal ini harus sesegera mungkin
ditangani agar tidak menjadi gejala yang lebih parah lagi seperti depresi post partum yang dapat
membahayakan nyawa ibu maupun bayinya (Ariani et al., 2022). Menurut WHO permasalahan
tentang post partum blues dialami oleh ibu nifas yaitu sebanyak 300-750 per 1000 ibu nifas didunia
(World Health Organization, 2017).
Sedangkan di Asia kejadian post partum blues bervariasi berkisar 26% - 85%. Secara
keseluruhan sebanyak 20% ibu nifas mengalami post partum blues (Siallagan et al., 2022).
Indonesia sebagai negara berkembang menduduki angka yaitu berkisar antara 50-70%
terhadap kejadian post partum blues (Samria & Indah Haerunnisa, 2021). Apabila tidak
diperhatikan masalah post partum blues ini akan terus berkembang dan membahayakan
banyak ibu nifas.
Hasil pengkajian pada Ny R didapatkan bahwa Ny. R mengeluh murung, cemas,
sedih, dan tidak mau mengurus bayinya, dan tidak mau makan.Tanda dan gejala risiko
postpartum blues diantaranya perubahan pola makan, gangguan pola tidur, menangis,
merasa tidakberharga dan merasa putus asa (Haque, 2017). Sebuah studi dari India
menemukan faktor-faktor risiko terjadinya postpartum blues diantaranya berpenghasilan
rendah, paritas, hubungan yang sulit denganibu mertua dan orang tua, yangmerugikaan
peristiwa hidup selama kehamilan, kurangnya bantuan fisik (Nasreen et al, 2016).
Penatalaksanaan pada kunjungan Ny. R adalah meberitahu ibu hasil pemeriksaan,
membeitahu penyebab post partum blues, menganjurkan suami dan keluarga untu menjadi
support system ibu, memberi motivasi pada ibu dan menjadi pendamping yang baik bagi
ibu, memberi ibu terapi musik agar ibu relax, menganjurkan ibu untuk melakukan senam
nifas utuk mengurangi kecemasan pada ibu.
Salah satu penetalaksanaan post partum blues pada ibu nifas ialah Ada beberapa
terapi alternatifsebagai terapi relaksasi mencegahpostpartum blues, salah satu terapimusik.
Terapi musik telah banyakdigunakan untuk mengatasi ketegangan emosi yakni kecemasan
individu dan nyeri selama fase kehamilan dan memfasilitasi proses kelahiran. Terapi musik
berperan sebagai salah satu teknik relaksasi untuk memperbaiki,
memelihara,mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi/psikologis sehingga terapi
musik ini dapat dilakukanguna membantu mencegah danmengatasi postpartum blues dan
depresi postpartum. (Djohan, 2020).
Terapi musik sering digunakankarena sangat mudah dilakukan dan terjangkau, tetapi
efeknyamenunjukkan betapa besar musikdalam mempengaruhi keteganganatau kondisi
rileks pada diri seseorang (Mucci & Mucci, 2022).
Musik tersebut akan merangsang pengeluaran gelombang otak yang dikenal sebagai
gelombang α yang memiliki frekuensi 8-12 cps(cycles per second) otak memproduksi
serotonin yang membantu menjaga perasaan bahagia dan membantu dalam menjaga mood,
membantu tidur,perasaan tenang serta melepaskan depresi serta seseorang merasa nyaman
dan tenang. Musik secara luas digunakan untuk meningkatkankesejahteraan, mengurangi
stres,dan mengalihkan perhatian pasien dari gejala yang tidak menyenangkan, sehingga
dengan demikian jelas bahwa terapi musikberpengaruh terhadap kondisi emosional
seseorang.
Selain itu Dukungan suami dan keluarga sangat berperan penting pada masa nifas.
Hal ini dikarenakan suami merupakan seseorang yang mampu memberikan rasa aman dan
nyaman pada ibu nifas, dan merupakan orang terdekat ibu nifas. Jika suami mampu
memberikan rasa aman dan nyaman maka penyulit pada ibu nifas dapat di minimalisir
(Ariani et al., 2022).
Salah satu upaya pencegahan terjadinya Baby blues juga adalah dengan melakukan
aktifitas fisik. Aktifitas fisik yang berupa senam nifas yang bisa dilakukan segera setelah
persalinan dengan gerakan yang meningkat setiap hari sesuai kemampuan ibu. Senam nifas
dengan teratur dapat mempercepat pemulihan status kesehatan fisiologis dan psikologis
pasca persalinan. Pemulihan kesehatan fisiologis yang paling terpenting adalah percepatan
penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat
kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal. Secara psikologis senam nifas dapat
menambah kemampuan ibu menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi
Pasca Persalinan. Berdarakan penilaian estetika atau kecantikan senam nifas akan
memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami penguluran, mempertahankan postur
tubuh yang baik, dan mengembalikan kerampingan tubuh. (NICE, 2007; LarsonMeyer,
2019).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2022, pada 10 (sepuluh)
orang ibu nifas di wilayah Puskesmas Hantakan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu
sungai Tengah didapatkan seluruhnya tidak melakukan senam nifas yaitu sebanyak 10
(sepulu)h orang (100 %).
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Keluhan yang dirasakan Ny. R adalah post partum blues. Postpartum
blues sering disebut dengan maternity blues atau baby blues syndrome, yaitu
suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu
pertama setelah persalinan dan memuncak pada hari ke tiga sampai ke lima
dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan.
Terapi dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada post partum
blues yaitu terapi musik, senam nifas, dan yang terpentng support system
dari lingkungan ibu seperti suami dan keluarga.
B. Saran
Diharapkan bidan dapat menjadi pendamping, pemberi motivasi,
melibatkan keluarga dalam mengusrus bayi dan pemberi dukungan kepada
ibu, serta dapat memberikan asuhan komplementer sesuai evidenced based
seperti terapi musik dan senam nifa dalam mencegah dan mengurangi post
patum blues pada ibu nifas.
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ardiyanti Hidayah1, Rista Dian Anggraini 2023. Efektifitas Terapi Musik Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Postpartum Blues Kabupaten Bangkalan, Journal
Midwivery, Vol 02
2. Erma Puspita Sari, Meishin Sapitri, Reffi Dhamayani 2023. Penyuluhan Tentang
Dukungan Suami Pada Masa Nifas Untuk Mencegah Post Partum Blues Jurnal
kesehatan Masyarakat, Vol 07
3. Lina Contesa, Tri Restu Handayani, 2024 Senam Nifas Sebagai Upaya Preventif
Terjadinya Baby Blues Di Wilayah Puskesmas Hantakan, Vol 09
1205
J-Abdi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol.3, No.6, Nopember 2023
Oleh
Januarsih1, Rita Kirana2, Ahmad Rizani3
1,2,3Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin
Email: 1januarsih@gmail.com
PENDAHULUAN
Pada masa nifas seorang wanita akan mulai beradaptasi dengan kehidupan baru
beserta gelar barunya yaitu sebagai seorang ibu. Dalam menghadapi masa nifas setiap
orang memiliki tantangan yang berbeda. Tak sedikit seorang ibu mengalami
komplikasi selama masa ini. Menurut data Riskesdas (2017) periode masa nifas yang
berisiko terhadap komplikasi pasca persalinan terutama terjadi pada periode tiga hari
pertama setelah melahirkan (Rini and Kumala, 2018).
Pengalaman menjadi orang tua tidak selamanya menyenangkan, terlebih
menjadi seorang ibu. Realitanya tanggung jawab sebagai seorang ibu seringkali
menimbulkan konflik dalam diri seorang wanita. Seorang wanita postpartum
http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI ISSN: 2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online)
1206
J-Abdi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol.3, No.6, Nopember 2023
penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat
kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal. Secara psikologis senam nifas dapat
menambah kemampuan ibu menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi
Pasca Persalinan. Berdarakan penilaian estetika atau kecantikan senam nifas akan
memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami penguluran, mempertahankan
postur tubuh yang baik, dan mengembalikan kerampingan tubuh. (NICE, 2007; LarsonMeyer,
2013).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2022, pada 10 (sepuluh)
orang ibu nifas di wilayah Puskesmas Hantakan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu sungai
Tengah didapatkan seluruhnya tidak melakukan senam nifas yaitu sebanyak 10 (sepulu)h
orang (100 %),
Permasalahan Mitra
Mitra PKM ini adalah ibu Bidan di wilayah Puskesmas Hantakan. Pengabdian Masyarakat
ini diselenggarakan dengan tujuan : Menunjang pencegahan Baby blues melalui upaya senam
nifas. Tujuan tersebut akan bisa dicapai jika ada kerjasama yang baik dan optimal antar lintas
sektoral yang berkepentingan.
Permasalahan yang dihadapi oleh Mitra PKM adalah pemulihan status kesehatan
fisiologis dan psikologis pasca persalinan.
METODE
Metode Pengabdian Masyarakat
Metode pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bentuk program Senam
Nifas sebagai Upaya Preventif Terjadinya Baby blues di wilayah Puskesmas Hantakan,
dengan sasaran kegiatan yaitu ibu – ibu nifas yang berada di wilayah Puskesmas Hantakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan :
a. Persiapan alat dan bahan evaluasi.
b. Mempersiapkan undangan dan administrasi.
2. Pelaksanaan kegiatan dengan cara sebagai berikut:
Peserta : Bidan di wilayah desa Puskesmas Hantakan : 24 orang
Evaluator : 1. Januarsih, S.Si.T., M.Keb
2. Rita Kirana, S.Pd., M.Kes
3. Ahmad Rizani, S.KM., M.PH
Co : 3 orang Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Evaluator
Tempat : Aula Puskesmas Hantakan
Waktu : Masing – masing kegiatan 210 menit
Materi : Baby blues dan senam nifas
Metode : memperagakan senam nifas
HASIL
Luaran
Luaran Pengabdian kepada Masyarakat Senam Nifas sebagai Upaya Preventif
Terjadinya Baby blues di wilayah Puskesmas Hantakan adalah sebagai berikut :
1. Bidan di wilayah Puskesmas Hantakan memahami pentingnya Pemulihan kesehatan
fisiologis ibu nifas di wilayah Puskesmas Hantakan
2. Bidan di wilayah Puskesmas Hantakan memahami pentingnya emulihan kesehatan
psikologis ibu nifas di wilayah Puskesmas Hantakan
3. Bidan di wilayah Puskesmas Hantakan mau mengajarkan senam nifas pada ibu nifas
4. Publikasi artikel ilmiah yang diterbitkan pada Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional
Target Capaian
Target capaian Senam Nifas sebagai Upaya Preventif Terjadinya Baby blues di wilayah
Puskesmas Hantakan adalah sebagai berikut:
1. Seluruh Sasaran Pengabdian kepada Masyarakat ini dapat hadir dalam Senam Nifas
sebagai Upaya Preventif Terjadinya Baby blues di wilayah Puskesmas Hantakan.
2. Seluruh Sasaran Pengabdian kepada Masyarakat mendapatkan peningkatan
pengetahuan dalam Senam Nifas sebagai Upaya Preventif Terjadinya Baby blues di
wilayah Puskesmas Hantakan.
3. Seluruh Sasaran Pengabdian kepada Masyarakat ini dapat mempraktikkan dalam
Senam Nifas sebagai Upaya Preventif Terjadinya Baby blues di wilayah Puskesmas
Hantakan.
Peta Lokasi Pengabdian Masyarakat
Program kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat kategori Perguruan Tinggi
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dilaksanakan di Puskesmas Hantakan yang
beralamat di Jl. H. Hasan Basry, Bulayak, Kec. Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
Kalimantan Selatan 71371. Jarak dari Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
ke Puskesmas Hantakan adalah 135 km dan dapat ditempuh perjalanan dengan kendaraan
bermotor baik roda dua maupun roda empat selama kurang lebih 3 jam 31 menit.
DAFTAR REFERENSI
[1] Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. 2019. Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2018. April 2019.
[2] Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. 2020. Profil Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun
2019. Juni 2020.
[3] Rifai, (2019). Hubungan Senam nifas dengan Kejadian Robekan Perineum. Jurnal Health
[4] Quality, 4(1), 1-76.
[5] Wagey, (2011). Peningkatan Antioksidan pada Ibu Hamil yang melakukan Senam nifas.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27(4), 236-240.
[6] Wattimena, I., Nathalia, L.S., & Marsuyanto, Y. (2012). Kekuatan psikologis ibu menyusui.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, KesMas, 7(2), 56-62.
[7] Winda Maolinda, (2019). Perspektif Senam nifas di Kecamatan Sungai Tabuk. Dinamika
Kesehatan. 9(2), 17-21
ABSTRACT
ABSTRAK
Periode postpartum merupakan masa transisi bagi ibu karena banyak terjadi
perubahan, baik secara fisik, psikologis, emosional dan sosial. Postpartum blues
adalah perasaan yang terjadi pada ibu pasca melahirkan yang ditandai dengan
kecemasan, serangan panik, kelelahan, perasaan menyalahkan diri dan merasa
tidak mampu mengurus bayinya. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk
mengetahui efektifitas terapi musik terhadap penurunan kecemasan pada
Postpartum Blues berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Dalam review artikel ini, penulis menggunakan tiga database yaitu
menggunakan PuBmed, Cochrane dan Google scholar untuk menemukan artikel
sesuai kriteria inklusi dan ekslusi kemudian dilakukan review. Desain penelitian
yang masuk dalam literatur review ini menggunakan desain quasy eksperiment
1736
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
dan random control trial, tahun pencarian 2012-2022. Temuan dari review artikel
ini adalah analisis efektifitas terapi musik yang tepat digunakan pada penurunan
kecemasan akibat postpartum blues. Terdapat beberapa terapi musik yang
efektif dalam mencegah atau mengatasi postpartum blues diantaranya tidak
hanya menggunakan musik klasik mozart tetapi juga bisa menggunakan terapi
musik karawitan, keroncong, terapi musik “sape”, terapi musik suara alam yang
sama efektifnya dalam mencegah terjadinya postpartum blues pada ibu
primipara daripada terapi musik degung. Dalam tinjauan sistematis ini ditemukan
rata-rata pemberian terapi musik yang berdurasi selama 15-30 menit setiap
harinya. Penggunaan terapi musik sebagai cara yang mudah, murah, non invasif
dan metode non farmakologis dianggap lebih efektif menurunkan kecemasan
pada postpartum Blues.
1737
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
1738
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
Pencarian literatur :
Basic data : PuBmed, Cochrane dan Google scholar
Identifikasi
1739
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Hasil Pencarian Artikel
Metode
Nama Judul
No penelitia Hasil analisis Kesimpulan
Peneliti penelitian
n
1 Serap Effect of RCT Efek yang Mendengarkan
Simavli 1, I music on bermanfaat music
lknur labor pain pada kecemasan berdampak
Gumus, Ik relief, dan rasa sakit positif selama
bal anxiety ibu selama proses
Kaygusuz, level and proses persalinan
Melahat postpartum persalinan pada hingga
Yildirim, analgesic hemodinamikny postpartum
Betul requiremen a dan untuk
Usluogulla t: a kenyamanan mengatasi
ri, Hasan randomized pada proses nyeri dan
Kafali controlled postpartum kecemasan
(2014) clinical dalam proses
trial interaksi ibu-
bayi.
2 Kristen Bedsite Quasy terapi musik Terapi musik
Corey, music Eksprime yang diberikan dapat
MA, therapy for ntal kepada ibu meningkatkan
LCAT, women postpartum relaksasi dan
MT-BC, during menunjukkan mengurangi
Ronit antepartum penerimaan kecemasan
Fallek, and yang tinggi akan serta stress ibu
MPA, and postpartum adanya terapi postpartum
Maya hospitalizat musik di dalam
Benattar ion samping tempat membantu
(2019 tidur, menenangkan
mempererat bayi baru lahir
koneksi dengan dan ikatan ibu
bayinya dan bayi
3 Perković Relationshi Quasy pengaruh Mendengarkan
R, Dević p between Eksprime pendidikan musik
K, Hrkać Education ntal kebidanan dan berdampak
A, of Pregnant mendengarkan positif
Šaravanj Women and musik klasik terhadap
a N, Listening to terhadap peresepsi
Tomić V, Classical persepsi nyeri nyeri
Krišto B, Musi c with persalinan dan persalinan dan
Dukić H, the kesehatan kesehatan
Vasilj V. Experience mental pada mental pada
(2021) of Pain in masa nifas. masa nifas.
Childbirth memiliki gejala
and the psikologis yang
Occurrence secara signifikan
of lebih sedikit 6
Psychologic
1740
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
al minggu setelah
Symptoms melahirkan.
in
Puerperium
4 Simavli, I Effect of Quasy Penggunaan Terapi musik
Kaygusuz music Eksprime terapi musik dapat
, I therapy ntal selama direkomendasi
Gumus, B during persalinan kan secara
Usluogull vaginal menurunkan klinis sebagai
arı, M delivery on kecemasan dan metode
Yildirim, postpartum nyeri nonfarmakolog
H Kafali pain relief postpartum, i alternatif,
(2014) and mental meningkatkan aman, mudah
healt kepuasan dan
persalinan dan menyenangkan
mengurangi untuk
tingkat depresi kesejahteraan
postpartum postpartum.
dini.
5 Liu, H., Efects RCT bukti bahwa Terapi musik
& Yang, of a intervensi pada periode
Y. psychologic perilaku kognitif postpartum
(2021). al nursing pada periode dapat
interventio postpartum mengurangi
n dapat kecemasan
on mengurangi dan depresi
preventi kecemasan dan pada wanita
on of depresi pada primipara, dan
anxiety wanita menghambat
and primipara, dan patogenesis
depression menghambat depresi
in the patogenesis postpartum
postpartu depresi
m period: postpartum.
a
randomized
controlled
trial
6 E Toker, Effects of RCT Hasil peneltian Terapi musik
G Turkish ini bahwa Skor dapat
Demirel, Clssical kecemasan dan memainkan
A Music on tingkat nyeri peran yang
Doganer, Postpartum berkurang pada efektif dalam
S Pain and kelompok mengurangi
Karakucu Anxiety in intervensi tingkat rasa
k (2021) Cesarean dibandingkan sakit dan
Deliveries: dengan kecemasan.
A kelompok
Randomized kontrol
Controlled
Trial
1741
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
1742
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
1743
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
1744
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
1745
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
karena sangat efektif sebagai upaya musik alam memiliki ritmik musik
untuk mengurangi nyeri stabil memberikan irama teratur
Sebuah tinjauan sistematis pada sistem jantung manusia
teknik terapi musik ini adalah teknik sehingga dapat menurunkan
yang mudah diakses atau di pelajari kecemasan, tekanan darah dan
oleh publik . Hasil penelitian ini digunakan untuk relaksasi. Terapi
menunjukkan bahwa penggunaan musik ini dapat dilakukan guna
terapi musik efektif sebagai cara membantu mencegah dan mengatasi
yang mudah, murah, non-invasif dan postpartum blues dan depresi
metode nonfarmakologis dianggap postpartum. Penggunaan terapi
sebagai faktor penting dalam musik efektif sebagai cara yang
mencegah terjadinya postpartum mudah, murah, non-invasif dan
blues dan harus dianggap sebagai metode nonfarmakologis dianggap
bagian penting dari rehabilitasi sebagai faktor penting dalam
program untuk pasien ini. mencegah terjadinya postpartum
Artikel mengenai terapi musik blues.
terhadap pasien dengan kecemasan
dan nyeri yang tinggi dan yang Saran
terpublikasi masih belum terlalu Dari hasil studi literatur yang
banyak, namun evidence yang penulis lakukan dengan melakukan
ditemukan dari artikel sudah cukup screening jurnal nasional maupun
kuat karena artikel yang ditampilkan internasional yang saya analisa,
merupakan artikel yang terpublikasi didapatkan sebuah kesimpulan
yang terpublikasi dari literatur yang analisa jurnal yang perlu di teliti
baik, resmi serta sudah dilakukan kembali tentang efektifitas terapi
per review sebelum dipublikasi. musik dengan kearifan lokal seperti
Kualitas dan bukti yang ditampilkan terapi musik suara alam seperti
pada artikel sudah cukup kuat, suara burung, gelombang laut,
hanya saja masih dibutuhkan angin, air mengalir dll, sebagai
penelitian lanjutan dengan sampel terapi kesehatan yang mencapai
lebih banyak serta didukung oleh hasil yang sangat memuaskan antara
metode RCT untuk membuktikan lain kondisi fisik, kesehtan mental
efektifitas terapi musik pada pasien bagi individu diberbagai tingakat
dengan Anxiety. umur. Penulis berharap adanya
penelitan lebih lanjut dan nyata
mengenai keefektifan terapi musik
KESIMPULAN suara alam dalam menurunkan
Terapi musik yang efektif kecemasan pada postpartum blues.
dalam mencegah atau mengatasi
postpartum blues diantaranya tidak
hanya menggunakan musik klasik DAFTAR PUSTAKA
mozart tetapi juga bisa
menggunakan terapi musik Aprillia, P. (2018). Pengaruh Waktu
karawitan, keroncong, terapi musik Pemberian Terapi Musik
“sape”, terapi musik alam yang sama TerhadapPenuruananTingkat
efektifnya dalam mencegah Kecemasan Pada Pasien Pre
terjadinya postpartum blues pada Operasi Sectio Caesaria Di
ibu primipara daripada terapi music Ruang Bersalin RSUD KOTA
degung. Terapi musik menggunakan MADIUN (Doctoral
kearifan budaya lokal seperti dissertation, STIKES BHAKTI
karawitan, degung dan keroncong, HUSADA MULIA).
terapi musik “sape”, dan terapi
1746
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
1747
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1736-1748
1748
2007
J-Abdi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol.3, No.9, Februari 2024
Oleh
Arie Anggraini1, Eka Rahmawati2, Reffi Dhamayanti3, Ahmad Arif4
1,2,3,4Prodi Profesi Bidan Universitas Kader Bangsa Palembang
Email: 1arieanggraini2@gmail.com
PENDAHULUAN
Post partum blues merupakan salah satu gangguan psikologi pada ibu nifas yang
menunjukkan gejala ringan, namun meskipun gejala ringan hal ini harus sesegera mungkin
ditangani agar tidak menjadi gejala yang lebih parah lagi seperti depresi post partum yang
dapat membahayakan nyawa ibu maupun bayinya (Ariani et al., 2022). Menurut WHO
permasalahan tentang post partum blues dialami oleh ibu nifas yaitu sebanyak 300-750 per
1000 ibu nifas didunia (World Health Organization, 2017). Sedangkan di Asia kejadian post
partum blues bervariasi berkisar 26% - 85%. Secara keseluruhan sebanyak 20% ibu nifas
mengalami post partum blues (Siallagan et al., 2022). Indonesia sebagai negara berkembang
menduduki angka yaitu berkisar antara 50-70% terhadap kejadian post partum blues
(Samria & Indah Haerunnisa, 2021). Apabila tidak diperhatikan masalah post partum blues
ini akan terus berkembang dan membahayakan banyak ibu nifas.
Dukungan suami sangat berperan penting pada masa nifas. Hal ini dikarenakan suami
merupakan seseorang yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu nifas, dan
merupakan orang terdekat ibu nifas. Jika suami mampu memberikan rasa aman dan nyaman
maka penyulit pada ibu nifas dapat di minimalisir (Ariani et al., 2022)
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menyusun satuan acara penyuluhan
http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI ISSN: 2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online)
2008
J-Abdi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol.3, No.9, Februari 2024
ini dengan judul “Penyuluhan tentang Dukungan Suami terhadap ibu nifas untuk pencegahan
post partum blues di Puskesmas Makrayu Palembang 2023”
METODE
Untuk memecahkan masalah yang sudah diidentifikasi dan dirumuskan tersebut
diatas maka sebagai alternative pemecahan masalah adalah sebagai berikut: penyuluhan dan
dilakukan evaluasi
HASIL
Kegiatan PKM yang dilaksanakan dengan cara tatap muka menggunakan media
penyuluhan berjalan dengan lancar. Penyuluhan tatap muka dengan metode ceramah serta
demonstrasi kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab mengenai materi penyuluhan yang
telah disampaikan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 November 2023, dengan
jumlah peserta 40 orang di Puskesmas Makrayu Kota Palembang. Pelaksanaan PKM ini
dilakukan oleh 6 orang tim PKM dengan pokok bahasan yang disampaikan tentang:
1. Menjelaskan pengertian Post Partum Blues
2. Menjelaskan bahaya Post Partum Blues
3. Menjelaskan Tanda Gejala Post Partum Blues
4. Menjelaskan Bagaimana Cara Mencegah Post Partum Blues dengan dukungan suami
Keterbatasan waktu pertemuan mengakibatkan tidak semua materi disampaikan
secara detail dan rinci. Setelah ceramah serta demonstrasi lalu dilanjutkan dengan Tanya
jawab.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat berupa kegiatan penyuluhan yang berjudul
penyuluhan tentang Dukungan suami sebagai pencegahan Post Partum Blues di Puskesmas
Makrayu Kota Palembang yang sudah dilaksanakan ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan mencegah terjadinya post partum blues.
Hasil Kegiatan PKM secara keseluruhan mencakup beberapa komponen sebagai
berikut:
1. Keberhasilan target jumlah peserta penyuluhan
2. Ketercapaian tujuan kegiatan penyuluhan
3. Ketercapaian target materi yang direncanakan
4. Kemampuan peserta dalam menyerap mater penyuluhan
Target peserta penyuluhan seperti yang direncanakan sebelumnya yaitu sebanyak 40
peserta, dan pada pelaksanaannya kegiatan penyuluhan ini dihadiri yaitu sebanyak 40
peserta, dengan demikian dapat dikatakan bahwa target peserta tercapai 100%. Jumlah
tersebut menunjukkan bahwa kegiatan PKM jika dilihat dari ketercapaian target peserta
yang mengikuti maka dapat dikatakan berhasil/ sukses.
Ketercapaian tujuan penyuluhan secara umum sudah baik, namun keterbatasan waktu yang
tersedia berakibat pada kurang terperinci/ detailnya materi yang tersampaikan. Namun
apabila dilihat dari hasil Tanya jawab peserta, peserta banyak bertanya kepada narasumber,
dengan demikian dapat disimpulkan tujuan kegiatan ini tercapai.
KESIMPULAN
Kegiatan penyuluhan telah dilaksanakan dengan baik, dan berjalan lancar tanpa
hambatan yang berarti sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun meskipun belum
semua peserta penyuluhan menguasai dengan baik materi yang telah disampaikan. Kegiatan
ini disambut baik oleh pihak Yankes maupun peserta yaitu dibuktikan dengan keaktifan
peserta saat mengikuti penyuluhan dan tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan
berakhir.
SARAN
Berdasarkan dari evaluasi yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Penambahan waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, agar tujuan
dapat tercapai sepenuhnya, namun dengan konsekuensi penambahan biaya pelaksanaan.
2. Adanya kegiatan lanjutan berupa evaluasi hasil, yaitu melihat ada atau tidak nya gejala
post partum blues pada ibu yang suaminya mengikuti kegiatan, atau untuk yang sudah
post partum blues ada atau tidaknya pengurangan gejala yang dirasakan, sehingga dapat
dilihat hasil jangka panjangnya.
DAFTAR REFERENSI
[1] Ariani, N. K. S., Darmayanti, P. A. R., & Santhi, W. T. (2022). Dukungan Suami Dengan
Proses Adaptasi Psikologi Pada Ibu Nifas RSAD Denpasar Bali. Care : Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan, 10(3), 450–459. https://doi.org/10.33366/jc.v10i3.3050
[2] Kutlu, T. (2023). No Titleการบริ หารจัดการการบริ การที่มีคุณภาพใน โรงพยาบาลสังกัดกระทรวงสาธารณสุ ข.
วารสารวิชาการมหาวิทยาลัยอีสเทิร์นเอเชีย, 4(1), 88–100.
[3] Mariany, M., Naim, R., & Afrianty, I. (2022). Hubungan Dukungan Sosial dengan Kejadian
Postpartum Blues pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Pomalaa. Jurnal Surya
Medika, 8(2), 319–324. https://doi.org/10.33084/jsm.v8i2.3916
[4] Nurhayati. (2020). Hubungan Dukungan Suami Pada Ibu Pasca Melahirkan Dengan
Postpartum Blues. Syntax Idea, 2507(February), 1–9.
[5] Samria, S., & Indah Haerunnisa, I. H. (2021). Hubungan Dukungan Suami Dengan
Kejadian Post Partum Blues Di Wilayah Perkotaan. J-KESMAS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 7(1), 52. https://doi.org/10.35329/jkesmas.v7i1.1952
[6] Siallagan, A., Saragih, H., Rante, E., & Desri, R. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Kejadian Baby Blues pada Ibu Postpartum di Desa Pulau Terap Tahun 2022.
JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 7(4), 336.
https://doi.org/10.30829/jumantik.v7i4.11746
[7] Wahyuni, N. W. E., Yuni Rahyani, N. K., & Senjaya, A. A. (2023). Karakteristik Ibu
Postpartum dengan Baby Blues Syndrome. Jurnal Ilmiah Kebidanan (The Journal Of
Midwifery), 11(1), 114–120. https://doi.org/10.33992/jik.v11i1.2440
[8] Winarni, L. M., Winarni, E., & Ikhlasiah, M. (2018). Pengaruh Dukungan Suami Dan
Bounding Attachment Dengan Kondisi Psikologis Ibu Postpartum Di Rsud Kabupaten
Tangerang. Jurnal Ilmiah Bidan, 3(2), 1–11. file:///C:/Users/HP/Downloads/50-Article
Text-404-1-10-20180917.pdf
[9] World Health Organization (WHO). (2017). WHO.