Oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS
Nama : Ny. N
Umur : 32 Tahun
Menyetujui
ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
NIP.197006211991012001 NIP.196604101990032002
iii
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur serta nikmat pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang melimpah, atas terselesaikannya Laporan Praktik Klinik Kebidanan
(PKK) 2. laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas Praktik Klinik
Kebidanan (PKK) 2, Program Studi Kebidanan Diploma Tiga Poltekkes
Kemenkes
Dalam penyusunan laporan praktik klinik kebidanan (pkk)2 ini,tentu tak lepas dari
pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak
yang terkait itu diantaranya sebagai berikut:
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi, maka penulis bisa
menyelesaikan laporan praktik klinik kebidanan (PKK) 2 ini dengan sebaik-
baiknya. Laporan praktik klinik kebidanan (PKK) 2 ini memang masih jauh dari
kesempurnaan,tapi penulis sudah berusaha sebaik mungkin. Sekali lagi terima
kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Maka dari itu,kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki laporan ini.
penulis
iv
DAFTAR ISI
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute
oral, parenteral, rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung. Pemberian
obat secara parenteral adalah pemberian obat selain melalui saluran
pencernaan. Pemberian obat parenteral memerlukan pengetahuan
keperawatan yang sama dengan obat – obat dan topikal (lokal pada kulit).
Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif, teknik aseptik harus
digunakan untuk meminimalkan resiko injeksi.Pemberian obat secara
parenteral (harfiah berarti di luar usus) biasanya dipilih bila diinginkan
efek yang cepat, kuat, dan lengkap atau obat untuk obat yang merangsang
atau dirusak getah lambung (hormone), atau tidak direarbsorbsi usus
(streptomisin), begitupula pada pasien yang tidak sadar atau tidak mau
bekerja sama. Keberatannya adalah lebih mahal dan nyeri, sukar
digunakan oleh pasien sendiri. Selain itu, adapula bahaya terkena infeksi
kuman (harus steril) dan bahaya merusak pembuluh atau saraf jika tempat
suntikan tidak dipilih dengan tepat (Uliyah,2010)
Pemberian obat parenteral dapat dilakukan secara intramuscular,
intracutan, intramuscular dilakukan penyuntikan dengan sudut 90º
dimasukkan kedalam obat pemberian obat secara intramuscular memiliki
keuntungan mudah diserap oleh tubuh namun harus tetap berhati-hati
karena dapat menyebabkan luka, terutama jika dilakukan secara rutin pada
ibu suntik KB.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik menyusun
laporan tentang pemberian obat secara intramuscular pada ibu akseptor KB
suntik 3 bulan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
vii
Mahasiswa dapat menerapkan pemberian obat secara intramuskular
pada akseptor KB suntik 3 bulan di UPT Puskesmas Alalak Selatan
tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mahsiswa dapat melakukan pemberian obat secara intramuskular
secara benar dan tepat sehingga tidak berisiko bagi pasien dan
petugas kesehatan.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada
akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan.
c. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada
akseptor KB suntik 3 bulan
d. Mahasiswa mampu merumuskan analisa pada akseptor KB suntik 3
bulan.
e. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan
pada akseptor KB suntik 3 bulan.
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada akseptor
kontrsepsi KB suntik 3 bulan.
C. Manfaat
viii
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan Pokok
ix
1. Fase menunda/mencegah kehamilan
Fase menunda kehamilan dianjurkan bagi pasangan usia subur/PUS
dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan alasan:
a) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak
mempunyai anak terlebih dahulu untuk berbagai alasan.
b) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan
muda masih mempunyai frekuensi senggama yang tinggi
sehingga angka kegagalan tinggi.
c) Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena akseptor masih
muda.
d) Pemasangan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada
masa ini dapat dianjurkan terutama bagi calon peserta dengan
kontraindikasi terhadap pil oral.
x
4) Mini Pil
5) Cara sederhana
3. Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan
Pada periode ini usia istri diatas 30 tahun sebaiknya mengakhiri
kesuburan setelah mempunyai 2 anak.
a) Alasan mengakhiri kesuburan
1) Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak
hamil, karena alasan medis.
2) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relative tua dan
kemungkinan timbul akibat efek samping.
3) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
b) Kontrasepsi yang cocok meliputi :
1) Kontrasepsi mantap (Tubektomi dan Vasektomi).
2) IUD
3) Implant
4) Cara sederhana
5) Suntik
6) Pil
c) Metode kontrasepsi
Menurut Syaifuddin (2010), pembagian cara kontrasepsi
yaitu :
a) Metode Amenorea Laktasi (MAL).
b) Metode keluarga berencana ilmiah.
c) Senggama terputus.
d) Metode barrier :
e) Kondom
f) Diafragma
g) Spenisida
h) Kontrasepsi kombinasi
1) Suntikan kombinasi
2) Pil kombinasi
i) Kontrasepsi Progestin :
xi
1) Kontrasepsi Suntikan Progestin
2) Kontrasepsi Pil Progestin
3) Kontrasepsi Implan
4) AKDR dengan Progestin
j) Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
k) Kontrasepsi mantap
1) Tubektomi (sterilisasi pada wanita).
2) Vasektomi (sterilisasi pada laki-laki).
1. Definisi
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut
pada wanita subur (Maryani, 2017).
Profil kontrasepsi suntik 3 bulan :
a) Sangat efektif
b) Aman
c) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
d) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
e) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
2. Jenis
Menurut Saifuddin (2015), jenis kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu;
a. Depo medroxyprogesterone asetat (DMPA) mengandung 150
mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik
intramuscular (didaerah bokong).
b. Depo noristeron enantat ( Depo Noristerat) yang mengandung
200 mg Noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan
cara disuntik intramuscular.
c. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Harnawati (2018), mekanisme kerja suntik 3
bulan, yaitu:
xii
1) Menghalangi pengeluaran FSH (Folicle Simulating
Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)sehingga tidak
terjadi pelepasan ovum.
2) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
3) Menjadikan selaput lendir Rahim tipis.
4) Menghambat transportasi gamet dan tuba.
4. Indikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
a) Usia reproduksi
b) Multipara dan yang telah memiliki anak.
c) Mengehendaki kontrasepsi jangka Panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi.
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f) Setelah abortus atau keguguran.taau tida
g) Telah banyak anak, tetapi belum mengehendaki tubektomi.
h) Perokok
i) Tekanan darah <150/100 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
j) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate) atau
obat tuberculosis (rifampisin).
k) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
l) Anemia defisiensi zat besi.
m) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
5. Kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2017), kontraindikasi kontrasepsi suntik 3
bulan meliputi:
a) Hamil atau dicurigai hamil
b) Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c) Tidak dapat menerima gangguan haid, terutama amenorea
d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
xiii
e) Diabetes melitus disertai komplikasi
xiv
e) Terlambatnya kembali kesubunan setelah penghentian
pemakaian.
f) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
g) Terjadi penubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
h) Pada penggunaaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas).
i) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, memurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, nervositas, jerawat.
8. Waktu mulai penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
a) Setiap saat selaama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
b) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
d) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah
menggunakan kontrasepsi homonal sebelumnya secara benar,
dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang.
e) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
f) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non-hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormona, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera
diberikan, asal ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak
xv
perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik
setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
g) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama, dapat diberikan pada hari pertama sampai
hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah
hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
h) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur.
Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu
tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan
9. Cara penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
a) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila
suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi
suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.
Suntikan diberikan setiap 90 hari.
b) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi oleh etil/isopropil alkohol 60 - 90 %. Biarkan kulit
kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
c) Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung -
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.
Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul usahakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.
10. Informasi yang perlu di sampaikan
a) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan
haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara
dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
b) Dapat terjadi efek samping sepenti peningkatan berat badan,
sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak
berbahaya, dan cepat hilang.
xvi
c) Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu
diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan,
atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam
waktu dekat.
d) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru
datng kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid
tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3 - 6 bulan
tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat
pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
e) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwał. Dapat juga
suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal
tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan kontrasepsi
lainnya selama 7 hari. Bila peru dapat juga menggunakan
kontrasepsi darurat.
f) Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian, meminta untuk digantikan dengan
kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan.
Andai kata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan
diberikan tersebut di injeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari
kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
g) Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan,
asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
11. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik progestin
a) Setiap terlambat haid harus dipikirakan adanya kemungkinan
kehamilan.
b) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan
ektopik terganggu.
c) Timbulnya abses atau pendarahan tempat injeksi.
d) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau
kaburnya penglihatan.
xvii
e) Pendarahan berat yang 2 kali lebih Panjang dari masa haid atau 2
kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.
xviii
(Spotting) bahwa pendarahan
ringan sering
dijumpai, tetapi
hal ini bukanlah
masalah serius,
dan biasanya tidak
memerlukan
pengobatan. Bila
klien tidak dapat
menerima
perdarahan
tersebut dan ingin
melanjutkan
suntikan maka
dapat disarankan 2
pilihan
pengobatan :
2. 1 siklus pil
kontrasepsi
kombinasi (30-35
ug etinilestradiol),
ibu profen (sampai
800 mg, 3 x/hari
untuk 5 hari), atau
obat sejenis lain.
Jelaskan bahwa
selesai pemberian
pil kontrasepsi
kombinasi dapat
terjadi pendarahan
banyak selama
pemberian
xix
suntikan ditangani
dengan pemberian
2 tablet pil
kontrasepsi
kombinasi/hari
selama 3-7 hari
dilanjutkan
dengan 1 siklus pil
kontrasepsi
hormonal, atau
diberi 50 ug
etinilestradiol atau
1,25 mg estrogen
equin konjugasi
untuk 14-21 hari.
xx
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
DIPUSKESMAS ALALAK SELATAN
TAHUN 2021
PENGKAJIAN
IDENTITAS
ISTRI SUAMI
Nama Ny.N Tn.S
Umur 32 Tahun 35 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Banjar / Indonesia Banjar/ Indonesia
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat Komp. Herlina HKSN
PROLOG
xxi
Ny. N datang ke PKM “A” pada tanggal 24-06-2021. Pukul 16.00 WITA. Ibu
mengatakan ingin suntik KB 3 bulan. Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi
terhadap obat-obatan dan makanan. Ibu belum melakukan hubungan seksual.
Jumlah anak ada 3.
SUBJEKTIF
1. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
Sifat darah : kental
Warna : kemerahan
2. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan perkawinan sah dan usia menikah 12 tahun
3. Riwayat KB Sebelumnya
Ibu mengatakan alat kontrasepsi pil KB
4. Riwayat Medis Sebelumnya
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami pengobatan jangka panjang.
5. Riwayat Sosial
Ibu tidak pernah merokok atau mengkonsumsi minum-minuman keras.
6. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti Diabetes Mellitus,
jantung,hepatitis, TBC.
7. Riwayat Ginekologi
Tumor : tidak ada
Operasi Ginekologi : tidak ada
Penyakit kelamin : tidak ada
GO : tidak ada
Sifilis : tidak ada
Herpes : tidak ada
Keputihan : tidak ada
xxii
Pendarahan tanpa sebab : tidak ada
8. Jumlah anak
d. Personal hygiene
Mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu, ganti
baju dan celana 2 kali setiap hari tiap habis mandi atau sewaktu-waktu
basah.
e. Aktivitas
Sebagai ibu rumah tangga memasak, menyapu, mencuci, mengurus
anak, dan lain-lain
xxiii
f. pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang suntik KB 3 bulan
seperti keuntungan, efek samping dan cara kerja.
OBJEKTIF
ANALISA
PENATALAKSANAAN
xxiv
suntikan, tidak dapat di hentikan sewaktu waktu, peningkatan berat badan,
tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit menular Ibu mengerti dan
bersedia di suntik kb 3 bulan
3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan suntik kb 3 bulan pada daerah bokong
kanan Ibu bersedia dilakukan suntikan kb 3 bulan
4. Melakukan suntikan pada klien Menyiapkan alat dan depo
medroxyprogesterone asetat, menganjurkan ibu untuk berbaring diatas
tempat tidur yang telah disediakan, kemudian suntikan di lakukan secara
intramuskular pada bokong kanan .
5. ke klinik/ puskesmas untuk mendapatkan suntikan kembali, setiap 12
minggu atau pada tanggal 13 Desember 2021 atau jika ada keluhan.
xxv
BAB IV
PEMBAHASAN
xxvi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi masukan dan pembelajaran dalam
meningkatkan pelayanan pada akseptor KB suntik 3 bulan dan dalam
pemberian obat secara intramuskular
2. Bagi klien
Diharapkan untuk selalu meningkatkan dan menambah
pengetahuannya tentang kesehatan serta selalu memperhatikan tanggal
kunjungan kembali untuk KB suntik 3 bulan agar trcapainya pelayanan
kesehatan yang optimal
xxvii
DAFTAR PUSTAKA
xxviii