Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja SMPN 8 Makassar. Sampel

sebanyak 66 siswi dengan masing-masing 33 di kelompok kontrol dan 33

pada kelompok eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam mengukur

nyeri haid yaitu Numeric Rating Scale (NRS).

1. Karakteristik Responden

Berikut ini distribusi frekuensi berdasarkan usia siswi SMPN 8 Makassar:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia Responden

Kelompok Eksperimen n %
13 1 3
14 20 60,6
15 10 30,4
16 2 6
Kelompok Kontrol 33
14 21 63,63
15 11 33,33
16 1 3,04
Total 33 100
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan distribusi frekuensi

berdasarkan usia menunjukkan pada kelompok eksperimen usia 13 tahun

sebanyak 1 siswi dan usia 13 tahun sebanyak 20 (60,6%), usia 15 tahun

sebanyak 10 (30,4%) dan usia 15 sebanyak 2 (6%) siswa. Sedangkan

pada pada kelompok kontrol usia 14 tahun sebanyak 21 (63,63%) siswi

73
74

dan usia 15 sebanyak sebanyak 11 (60,6%), usia 16 tahun sebanyak 1

(3,4%)
75

2. Analisa Univariat

Data univariat adalah representasi data yang menjelaskan hasil yang

diperoleh dari suatu penelitian. Dalam data univariat, fokus utama adalah

pada analisis dan deskripsi variabel tunggal tersebut, seperti distribusi

frekuensi. Dalam data univariat ini, akan diuraikan distribusi frekuensi

skala nyeri oleh siswi SMPN 8 Makassar sebelum dan setelah pemberian

Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum). Dengan

menggunakan data univariat ini, peneliti dapat menganalisis dan

membandingkan efek dari Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber

Officinale Var.Rubrum) pada kelompok eksperimen.

a. Kelompok Eksperimen

1) Pre test kelompok eksperimen

Berikut ini distribusi frekuensi skala nyeri siswi SMPN 8

Makassar Kelas IX kelompok eksperimen sebelum diberikan

Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid Siswi Sebelum

Perlakuan Kelompok Eksperimen

Skala Nyeri n Persentase


Tidak Nyeri 0 0
Ringan 11 33,3
Sedang 14 42,4
Berat 8 24,2
Total 33 10
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 4.2 pada kelas eksperimen sebelum

diberikan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale


76

Var.Rubrum), terlihat siswi yang mengalami nyeri ringan sebanyak

11 (33,3%), siswi yang nyeri sedang 14 (42,4%), dan siswi yang

mengalami nyeri berat sebanyak 8 (24,2%). Sehingga disimpulkan

sebelum perlakuan lebih banyak siswi yang menglami nyeri

kategori sedang.

2) Post test kelompok eksperimen

Berikut ini distribusi frekuensi skala nyeri siswi SMPN 8

Makassar Kelas IX kelompok eksperimen setelah diberikan

Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum):

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid Siswi Setelah

Perlakuan Kelompok Eksperimen

Skala Nyeri N Persentase


Tidak Nyeri 10 30,3
Ringan 12 36,4
Sedang 10 30,3
Berat 1 3,0
Total 33 10
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 4.3 pada kelas eksperimen setelah

diberikan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale

Var.Rubrum), terlihat siswi yang mengalami nyeri ringan sebanyak

10 (30,3%), siswi yang nyeri sedang 12 (36,4%), dan siswi yang

mengalami nyeri berat sebanyak 1 (24,2%). Sehingga disimpulkan

setelah perlakuan lebih banyak siswi yang menglami nyeri kategori

ringan. Berbeda dengan saat pre test yang mayoritas kategori

sedang. Hal ini menunjukkan pada kelas eksperimen terjadi


77

penurunan nyeri setelah diberikan Balsem Ekstrak Jahe Merah

(Zingiber Officinale Var.Rubrum).

b. Kelompok Kontrol

1) Pre test kelompok Kontrol

Berikut ini distribusi frekuensi pada kelompok eksperimen

sebelum diberikan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber

Officinale Var.Rubrum).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid Siswi Pre-Test

Kelompok Kontrol

Skala Nyeri N Persentase


Tidak Nyeri 0 0
Ringan 10 30,3
Sedang 15 45,5
Berat 8 24,2
Total 33 10
Sumber: Data Primer, 2023
Berdasarkan tabel 4.4 pada kelas kontrol saat melakukan

pre test, terlihat siswi yang mengalami nyeri ringan sebanyak 10

(30,3%), siswi yang nyeri sedang 15 (45,5%), dan siswi yang

mengalami nyeri berat sebanyak 8 (24,2%). Sehingga

disimpulkan sebelum perlakuan lebih banyak siswi yang

menglami nyeri kategori sedang.

2) Post test kelompok Kontrol

Berikut ini distribusi frekuensi pada kelompok kontrol saat

dilakukan post test:


78

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid Siswi Post-Test

Kelompok Kontrol

Skala Nyeri n Persentase


Tidak Nyeri 0 0
Ringan 10 30,3
Sedang 18 54,5
Berat 5 15,2
Total 33 10
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 4.5 pada kelas kontrol saat melakukan pre

test, terlihat siswi yang mengalami nyeri ringan masih sebanyak 10

(30,3%), siswi yang nyeri sedang 18 (54,5%), dan siswi yang

mengalami nyeri berat sebanyak 5 (15,2%). Sehingga disimpulkan

saat post test secara kategori tidak ada perubahan pada kelas

kontrol.

3. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dapat digunakan untuk memeriksa hubungan

antara variabel eksperimental dan variabel respons. Tujuan dari analisis

bivariat dalam penelitian eksperimen adalah untuk mengevaluasi apakah

perlakuan atau intervensi yang diberikan pada kelompok eksperimen

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel respons dibandingkan

dengan kelompok kontrol.

a. Uji Normalitas

Berikut hasil uji normalitas pada kelompok kontrol dan eksperimen:


79

Tabel 4.6 Uji Normalitas

Tests of Normality

Variabel Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk


Fakto Statisti Statisti
r c df Sig. c df Sig.
Eksperimen 1,00 ,138 33 ,113 ,950 33 ,129
Kontrol
2,00 ,135 33 ,132 ,950 33 ,133

a. Lilliefors Significance Correction


Berdasarkan hasil uji normalitas pada kedua kelompok dengan

menggunakan uji Shapiro Wilk, didapatkan data yang berdistribusi

normal atau > 0,05 yaitu 0,549 dan 0,326 sehingga data hasil

penelitian dianalisis menggunakan uji parametrik yaitu menggunakan

uji Independent t-test dan Paired t-test

b. Perbedaan Skala Nyeri Haid pada Kelompok Eksperimen

Sebelum dan Setelah Perlakuan.

Untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri siswi pada kelas

eksperimen sebelum dan setelah diberikan Balsem Ekstrak Jahe

Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum) dilakukan uji paired t-test

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Paired t Test Kelompok Eksperimen

Eksperimen n Mean+SD 95%CI T P


Value
Balsem Ekstrak 33 2,878+1,980 2,176- 8,350 0,000
Jahe Merah 3,581

Sumber: Olah data, 2023


80

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan hasil uji paired t test di

kelompok eksperimen diketahui nilai p value sebesar 0,000<0,05 atau

nilai t hitung (8,350) >t tabel (2.034). Hal ini dapat disimpulkan pada

kelas eksperimen ada perbedaan signifikan sebelum dan setelah

menerapkan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale

Var.Rubrum)

c. Perbedaan Skala Nyeri Haid pada Kelompok Kontrol Sebelum

dan Setelah Perlakuan.

Untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri siswi pada kelas

kontrol sebelum dan setelah perlakuan dilakukan uji paired t-test

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Uji Paired t Test Kelompok Kontrol

Eksperimen n Mean+SD t P
Value
Balsem Ekstrak Jahe 33 0,545+1,563 2,005 0,054
Merah

Sumber: Olah data, 2023

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan hasil uji paired t test di

kelompok eksperimen diketahui nilai p value sebesar 0,054>0,05 atau

nilai t hitung (2,005) <t tabel (2.034). Hal ini dapat disimpulkan pada

kelas kontrol tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan setelah

perlakuan.
81

d. Perbedaan Intensitas Nyeri Setelah Perlakuan pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Setelah didapatkan hasil pengukuran intensitas nyeri haid siswi

SMPN 8 Makassar Kelas IX pada kedua kelompok (eksperimen dan

kontrol) maka dilakukan uji perbedaan intensitas nyeri haid dengan

menggunakan uji independen t-test, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji Independen T Test

Kelompok n t P Value
Eksperimen- Kontrol 33 3,886 0,000

Sumber: Olah data, 2023

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan hasil independen t test pada

kedua kelompok diketahui nilai p value sebesar 0,000<0,05 atau nilai t

hitung (3,886) >t tabel (2.034). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan skala nyeri haid antara kelas eksperimen dan kontrol.

Sehingga disimpulkan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber

Officinale Var.Rubrum) dapat menurunkan skala nyeri haid siswi

SMPN 8 Makassar Kelas IX,

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan ada ada perbedaan rata-rata sebelum dan

setelah penerapan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale

Var.Rubrum). Dimana setelah diberi perlakuan nyeri haid siswa menurun

dibuktikan dengan nilai rata-rata dan kategori yang sebelumnya didominasi


82

kategori sedang menjadi kategori ringan pada kelompok eksperimen. Hasil

nilai p value juga menunjukkan <0,000 artinya ada perbedaan sebelum dan

stelah perlakuan ataupun ada perbedaan nilai antara kelompok kontrol dan

eksperimen setelah perlakuan.

Jahe merah memiliki sifat antiinflamasi, analgesik, dan relaksan otot

yang diyakini dapat membantu mengurangi nyeri haid. Ekstrak jahe merah

dapat diolah menjadi balsem atau krim yang dioleskan pada daerah perut atau

punggung bagian bawah selama periode nyeri haid.

Beberapa penelitian telah menunjukkan hasil positif terkait penggunaan

balsem ekstrak jahe merah dalam mengurangi nyeri haid. Misalnya, sebuah

studi yang dilakukan Rahayu (2018) yang yang berjudul Efectiveness of Red

Ginger (Zingiber Officinale Var.Rubrum) Extract Balm to Reduce Primary

Dysmenorrhea Pain dimana melibatkan partisipan wanita yang mengalami

nyeri haid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan balsem ekstrak

jahe merah secara signifikan mengurangi intensitas nyeri haid dibandingkan

dengan kelompok kontrol. Selain itu penelitian ini juga didukung oleh

penelitian Karomah (2022) yang berjudul Efektivitas Pemberian Air Jahe

Merah Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri

dimana dalam penelitian ini menemukan bahwa terdapat efektivitas antara air

jahe merah dengan dismenorea. Selain itu didukung oleh penelitian Rahnama

(2021) yang berjudul Effect of Zingiber officinale R. rhizomes (ginger) on

pain relief in primary dysmenorrhea: a placebo randomized trial bahwa jahe

dapat menjadi terapi yang efektif dan aman untuk menghilangkan nyeri pada
83

wanita dengan dismenore primer jika diberikan pada awal atau selama 3  hari

sebelum menstruasi. Selanjutnya studi dengan jumlah pasien yang lebih besar

mengenai.

Berdasarkan hasil observasi tidak semua siswa pada kelompok

eksperimen berhasil terjadi penurunan nyeri haid, sebab diakibatkan beberap

faktor. Seperti sensitivitas kulit. Beberapa remaja mungkin memiliki kulit

sensitif atau alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Sehingga tidak maksimal

dalam pelaksanaannya ataupun terdapat siswa melakukan tidak sesuai

prosedur, yang juga menyebabkan hasil yang tidak begitu maksimal.

C. Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kurangnya semangat beberapa

siswa untuk berkontribusi dalam penelitian, seingga peneliti harus

mengingatkan setiap kesempatan agar siswa menggunakan balsemnya. Selain

itu siswi yang beberapa terlambat datang bulan, sehingga peneliti harus

menunggu hingga siswi datang bulan.

Anda mungkin juga menyukai