Anda di halaman 1dari 7

tersedia online di:http://journal.jpfoundation.or.id/index.

php/ACHNR

Penelitian Keperawatan Kesehatan Komunitas Asia


Komando Asia Perawat Kesehatan. 2020, 2 (1), 13—19

ACH

Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Nyeri


Persalinan Pada Wanita Persalinan Di Bandung
2020
27, 2020; Diterbitkan: 31 Agustus
2020https://doi.org/10.29253/achnr.v2i1.32

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aromaterapi lavender terhadap nyeri
persalinan. Nyeri persalinan merupakan manifestasi dari kompresi saraf servikal. Ketika ada rasa
sakit, hormon stres menyebabkan pembukaan serviks tidak memadai sehingga persalinan dapat
meningkat seiring waktu. Cara mengatasi nyeri persalinan salah satunya dengan metode
nonfarmakologis, aromaterapi lavender diketahui mengandung linalool yang bahan aktif utamanya
dapat memberikan efek relaksasi untuk mengurangi nyeri dan kecemasan. Penelitian ini
menggunakan eksperimen semu, dengan desain post-test only control group design. Kelompok
intervensi menghirup aromaterapi lavender selama 30 menit. Minyak esensial lavender menetes
empat tetes dalam 50 mililiter (ml) air pada aromaterapi diffuser, sedangkan kelompok kontrol tidak
menghirup. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden pada fase aktif pertama. Penilaian nyeri
persalinan menggunakan skala penilaian numerik. Uji normalitas pada kedua kelompok menunjukkan
bahwa data tidak normal. Uji Mann Whitney menunjukkan nilai P 0,002<0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di
Klinik Afifah Kabupaten Bandung.

Kata kunci: Aromaterapi, Fase Aktif Persalinan, Minyak Esensial Lavender, Nyeri Persalinan

1. pengantar
Pada umumnya persalinan merupakan hal yang ditunggu-tunggu bagi wanita, namun bisa berubah
menjadi keputusasaan ketika wanita mengalami nyeri persalinan. Nyeri persalinan disebabkan oleh
kontraksi uterus, dilatasi serviks, peregangan vagina dan dasar panggul. Ini telah digambarkan sebagai
salah satu bentuk rasa sakit yang paling intens. (Mortazavi et al., 2012). Selain itu, jika nyeri persalinan
tidak terkendali, wanita dapat menghadapi risiko tertentu seperti perasaan takut, cemas, tidak berdaya,
dan kehilangan kontrol selama proses persalinan (Hull & Simkin, 2011). Sebagian besar ibu bersalin di
Bandung mengalami nyeri hebat (91,9%), disebabkan oleh kontraksi rahim, peregangan serviks, atau
pembukaan serviks untuk mendorong bayi keluar (Legiati & Widiawati, 2013).
Salah satu penyebab partus lama adalah nyeri hebat saat persalinan, yang dapat menimbulkan
keinginan untuk segera mengakhiri persalinan dan mengejan sebelum dilatasi serviks maksimal, yang
dapat menyebabkan pembengkakan serviks yang mengakibatkan distosia uteri persalinan (Hamilton,
2005). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2014 bahwa partus lama (42,96%)
merupakan penyebab utama kematian ibu dan perinatal, diikuti perdarahan 35,26% dan eklampsia
16,44%. Nyeri persalinan dapat menyebabkan hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat,
tekanan darah meningkat, motilitas usus dan kandung kemih menurun. Keadaan ini dapat merangsang
hormon katekolamin yang dapat mengganggu kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri
yang dapat mengakibatkan kematian ibu saat melahirkan (Sumarah, 2009). Salah satu cara untuk
menurunkan angka kesakitan perempuan, menurut PP tahun 2014 no. 103 adalah memberikan
Pelayanan Kesehatan Tradisional Pelengkap, salah satunya dengan menggunakan ramuan yang berasal
dari tumbuhan (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
14 Jurnal ACHNR. 2020, 2 (1), 13—19

Dalam pemberian metode farmakologis, nyeri persalinan akan berkurang secara fisiologis, tetapi
kondisi psikologis dan emosional wanita akan diabaikan (Makvandi, 2016). Metode nonfarmakologi
yang efektif tanpa efek negatif dapat meningkatkan kepuasan saat melahirkan karena wanita dapat
mengontrol perasaannya (Maryunani, 2015). Salah satu metodenya adalah aromaterapi yang
menggunakan minyak atsiri. Aromaterapi Lavender adalah minyak analgesik esensial yang
mengandung 8% terpen dan 6% keton. Monoterpene merupakan jenis senyawa terpene yang paling
sering ditemukan pada minyak atsiri tumbuhan. Ekstrak lavender berkualitas tinggi tidak hanya cocok
dengan monograf ini tetapi idealnya melebihi spesifikasi ini dengan kandungan linalyl acetate (33-
45%) dan lavandulyl acetate (≥1,5%) yang lebih tinggi,
Minyak lavender adalah minyak esensial serbaguna yang luar biasa. Karena sifat analgesiknya,
dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dalam kondisi yang berbeda seperti mengganti
pembalut, perawatan paliatif, mengendalikan nyeri persalinan serta nyeri kronis. Komponen linalyl
asetat lavender dapat mengendurkan otot polos (Mohamed M et al., 2015). Linalool adalah bahan aktif
utama yang berperan dalam efek anti-kecemasan (relaksasi) lavender (McLain, 2009). Menurut sebuah
penelitian (Janula R & Manipal S, 2015) (Makvandi et al., 2016) (Tarsikah, 2012) (Vakilian et al., 2018)
menyimpulkan bahwa aromaterapi bermanfaat dalam mengurangi nyeri persalinan yang
mempengaruhi durasi persalinan. Hasil penelitian Annida, (2019) Aromaterapi lavender terbukti lebih
signifikan dalam menurunkan intensitas nyeri 0,87 poin lebih tinggi dibandingkan aromaterapi lemon,
maka penelitian ini menggunakan aromaterapi lavender sebagai pilihan untuk mengetahui pengaruh
aromaterapi lavender terhadap nyeri persalinan berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 ibu nifas
di Kecamatan Arjasari terdapat 70% ibu yang mengalami nyeri hebat saat persalinan. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif di Klinik Afifah Tahun 2020.

2. Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi-experiment dengan desain post-test only
control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 60 responden wanita yang sedang menjalani
fase aktif di Klinik Afifah pada bulan Mei sampai Juni 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Peneliti memilih responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang
ditetapkan oleh peneliti. Kriteria inklusi adalah pasien primigravida atau multigravida pada kala I
pembukaan serviks 4-6 cm persalinan fisiologis. Kriteria eksklusi adalah wanita yang memiliki alergi
terhadap aromaterapi lavender dan wanita yang mengalami komplikasi pada kehamilan tersebut.
Instrumen skala nyeri menggunakan skala penilaian numerik. Responden dalam penelitian ini adalah
30 wanita dengan persalinan fisiologis di Klinik Pratama Afifah Kabupaten Bandung dari bulan Mei
sampai Juni 2020,
Pada kelompok kontrol, pengukuran skala nyeri (NRS) responden pada saat persalinan kala I fase
aktif, pembukaan serviks 4 sd-6 cm. Pada kelompok intervensi, setelah menilai pembukaan serviks,
kemudian dihirup aromaterapi lavender selama 30 menit pada pembukaan serviks 4 sampai 6 cm
setelah itu, skala nyeri dinilai dengan menggunakan numeric rating scale (NRS). Minyak atsiri lavender
sebanyak empat tetes dituangkan ke dalam diffuser yang telah diberi 50 ml air terlebih dahulu dan
dihubungkan dengan listrik sehingga akan menguapkan aroma lavender. Minyak atsiri lavender aman
untuk ibu hamil dan melahirkan karena memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan nomor Perbekalan Kesehatan Dalam Negeri (PKD) 20601910921. Analisis dalam
penelitian ini berupa analisis univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi data responden.
Analisis bivariat menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk karena sampel < 50 dengan signifikansi P-
value < 0,05, maka dilakukan uji Mann Whitney karena data tidak berdistribusi normal.

3. Perhatian Etis
Penelitian ini tidak memiliki konflik kepentingan. Telah disahkan oleh Komite Etik Fakultas Ilmu
Kesehatan dengan Surat Nomor 219/D/SP/FIKES/V/2020 dan Klinik Afifah dengan Surat Nomor 2905-
110/KA/VII-2020.
Jurnal ACHNR. 2020, 2 (1), 13—19 15

4. Hasil
Tabel 1 mayoritas responden berusia 20-35 tahun pada kelompok intervensi dan kontrol.
Mayoritas responden berpendidikan SMA, dan mayoritas responden adalah primipara pada kelompok
intervensi dan kontrol.

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pada kelompok Intervensi dan Kontrol

Karakteristik Kelompok intervensi Grup kontrol


Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
Usia
<20 tahun 2 13.3 1 6.6
20-35 tahun 12 80 13 86.6
> 35 tahun 1 6.6 1 6.6
pendidikan
Sekolah Menengah 6 40 5 33.3
SMA 8 53.3 6 40
Perguruan tinggi 1 6.6 4 26.6
Keseimbangan
Primigravida 13 86.6 12 80
Multigravida 2 13.3 3 20

Meja 2.Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan pada Kelompok Intervensi dengan Skala Numerik
Rating

Skala Nyeri NRS Skala Nyeri Intervensi

F %
Tidak Sakit (0) 0 0
Nyeri Ringan (1-3) 1 6.7
Nyeri Sedang (4-6) 11 73.3
Sakit parah (7-9) 3 20.0
Nyeri Sangat Parah 0 0
(10)
Total 15 100

Tabel 2 menunjukkan skala nyeri ringan 1 orang (6,7%). Nyeri sedang merupakan mayoritas
kelompok intervensi yaitu 11 responden (73,3%). Nyeri berat hanya 3 responden (20%).

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan pada Kelompok Kontrol dengan Skala Numerik
Rating

Skala Nyeri NRS Skala


Pengendalian
Rasa Sakit
F %
Tidak Sakit (0) 0 0
Nyeri Ringan (1-3) 0 0
Nyeri Sedang (4-6) 9 60
Sakit parah (7-9) 6 40
Nyeri Sangat Parah 0 0
(10)
Total 15 100

Tabel 3 menunjukkan kelompok kontrol tidak mendapatkan responden dengan skala nyeri ringan
(0%). Nyeri sedang sebanyak 9 responden (60%). Nyeri berat sebanyak 6 responden (40%). Hasil
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender
terhadap nyeri persalinan fase aktif. Hasil uji normalitas Shapiro Wilk menunjukkan bahwa pada
kelompok intervensi dengan sig 0,028 dan pada kelompok kontrol 0,010 dapat disimpulkan bahwa data
tidak berdistribusi normal. Dengan demikian uji Mann Whitney U dilakukan.
16 Jurnal ACHNR. 2020, 2 (1), 13—19

Tabel 4.Perbedaan Nyeri Persalinan antara Kelompok Intervensi dan Kontrol Fase Aktif di Klinik
Afifah Pratama

Kelompok Berarti Standar Rata-rata Jumlah Nilai-P


Deviasi Peringkat peringkat
Intervensi 5.87 1.252 10.80 162.00 0,002
Kontrol 1.50 0,509 20.20 303.00
* Tes Mann Whitney

Tabel 4 menunjukkan rerata kelompok intervensi 5,87 SD= 1,252 antara kelompok kontrol 1,50
SD=0,509. Rerata rangking intensitas nyeri pada kelompok intervensi 10,80 lebih kecil dibandingkan
rerata rangking intensitas nyeri pada kelompok kontrol 20,20. Hasil uji Mann Whitney bahwa P-value=
0,002 (<0,05). Dengan demikian disimpulkan bahwa H0 ditolak, atau ada pengaruh aromaterapi
lavender terhadap nyeri persalinan pada kelompok intervensi fase aktif I.

5. Diskusi
Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Tarsikah, (2012) merupakan salah satu minyak
analgesik esensial yang mengandung 8% terpene dan 6% keton. Monoterpene merupakan jenis
senyawa terpene yang paling sering ditemukan pada minyak atsiri tumbuhan. Dalam aplikasi medis,
monoterpen digunakan sebagai obat penenang. Minyak lavender juga mengandung 30-50% linalyl
acetate. Linalyl acetate adalah senyawa ester yang dibentuk dengan menggabungkan asam organik dan
alkohol. Ester sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi dan keadaan tubuh yang tidak
seimbang, dan juga memiliki sifat sebagai obat penenang dan tonik, terutama pada sistem saraf. Esensi
yang dihasilkan oleh aromaterapi lavender akan merangsang thalamus untuk melepaskan ensefalin
yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami. Enkephalin merupakan neuromodulator yang
berfungsi menghambat nyeri fisiologis.
Ada beberapa perbedaan antara setiap penelitian dengan penelitian ini. Khususnya pada metode
penelitian (Hetia et al., 2017), (Karlina et al., 2015), (Lamadah & Nomani, 2016), (Susilarini, 2017)
menggunakan penelitian kuantitatif menggunakan metode kuasi eksperimen dengan one group pre -tes
dan desain pasca tes. Namun dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah post-test control group
design, dimana intervensi dan control group sebagai pembanding. Dalam penelitian ini, kami
melakukan purposive sampling untuk memberikan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
responden dilakukan pada bukaan serviks 4 sampai 6 cm. Karena jika pembukaan serviks 10 cm,
wanita harus lebih berkonsentrasi untuk mempersiapkan diri untuk mendorong dan melahirkan
(Baker A & Ferguson,
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata intensitas nyeri persalinan berdasarkan instrumen
Numeric Rating Scale (NRS) pada kelompok intervensi (yang diberi aromaterapi lavender) nilai rata-
rata 10,8, intensitas nyeri pada kelompok kontrol (tidak diberi aromaterapi) nilai rata-rata 20.2.
Aromaterapi lavender pada kelompok intervensi diberikan selama 30 menit sebanyak 4 tetes dalam 50
cc air seperti yang dilakukan pada penelitian (Sholehah et al., 2020), aromaterapi minyak atsiri mawar
diberikan pada wanita selama 30 menit inhalasi. Menurut penelitian (Zahra & Leila M, 2013) bahwa
pemberian aromaterapi lavender secara inhalasi sebanyak 4 tetes minyak esensial lavender dalam 50
cc air dapat mempengaruhi nyeri persalinan.
Uji normalitas Shapiro Wilk menyimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Dengan
demikian uji Mann Whitney U dilakukan. Dari rata-rata terlihat bahwa selisih nilai 10,8 lebih rendah
dari 20,2, dengan selisih rata-rata 9,4. Hasil uji Mann Whitney dengan P-value 0,002 < 0,05 disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol, hal ini menunjukkan adanya pengaruh aromaterapi lavender terhadap nyeri persalinan. pada
fase pertama fase aktif di Klinik Afifah, Kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Janula & Manipal, 2015) tentang pengaruh aromaterapi lavender
terhadap perubahan intensitas nyeri persalinan pada 60 responden. Ditemukan adanya pengaruh yang
signifikan terhadap intensitas nyeri dan lama persalinan pada kelompok aromaterapi. (Hetia et al.,
2017) menyimpulkan bahwa P-value < 0,05, maka ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap
penurunan nyeri persalinan fase aktif.
Jurnal ACHNR. 2020, 2 (1), 13—19 17

Ibu yang memberikan pengobatan dengan aromaterapi lavender sebagian besar nyeri sedang pada
persalinan ada 29 responden (87,9%), setelah mendapat pengobatan dengan aromaterapi lavender
sebagian besar nyeri berkurang menjadi 26 responden (78,8%) (Susilarini et al., 2017). Kesamaan
dengan penelitian ini, kelompok intervensi yang mengalami nyeri ringan dengan kelompok kontrol tidak
ada perbedaan. Perbedaan juga ditemukan pada intensitas nyeri hebat pada kelompok intervensi hanya 3
(20%) responden sedangkan pada kelompok kontrol 6 (40%) responden. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan nyeri persalinan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, menurut (Batbual, 2010)
nyeri ringan ditunjukkan dengan karakteristik klien dapat berkomunikasi dengan baik.
Mekanisme intrinsik pada kala I nyeri persalinan terjadi seluruhnya di uterus dan adneksa selama
kontraksi. Saraf yang berbeda memberikan rasa sakit di setiap fase persalinan. Nyeri persalinan kala I
terutama berasal dari rahim Nyeri persalinan menyebabkan rasa takut dan stres. Stres pada wanita
akan menyebabkan pelepasan hormon stres seperti katekolamin dan steroid, sehingga mengakibatkan
berkurangnya aliran darah ibu ke janin (Judha, 2015). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada
pengaruh aromaterapi lavender terhadap nyeri persalinan. Minyak lavender merupakan salah satu
aromaterapi yang dikenal memiliki efek menenangkan. Penelitian yang dilakukan pada manusia
tentang efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan terhadap
aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan penurunan kecemasan, peningkatan mood, dan
peningkatan kekuatan gelombang alfa dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi.
Hasil penelitian juga didapatkan peningkatan kekuatan gelombang alfa yang signifikan di daerah
frontal, yang menunjukkan peningkatan rasa kantuk. (Yamada et al., 2005).
Menurut asumsi peneliti, menghirup aromaterapi lavender selama persalinan mempengaruhi
skala nyeri persalinan. Skala nyeri persalinan kelompok intervensi rendah dibandingkan antara
kelompok kontrol atau wanita yang tidak menghirup aromaterapi lavender selama persalinan.
Aromaterapi lavender dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan menjelang persalinan. Dapat
menyebabkan persalinan lama. Aromaterapi lavender dapat mengontrol sensasi nyeri saat kontraksi
rahim, yang dapat meningkatkan kadar endorfin dan epinefrin dalam tubuh untuk mengurangi nyeri
saat kontraksi dalam persalinan.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Keterbatasan penelitian ini dikarenakan teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Responden dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh
peneliti. Waktu penelitian yang terbatas dan responden yang datang ke Klinik Pratama Afifah
didominasi oleh ibu primigravida, 25 responden, dan 5 responden multigravida. Karena responden
masih belum spesifik, sehingga persepsi nyeri masih belum beragam. Menurut (Hutahean, 2009) bahwa
nyeri pada satu persalinan dibandingkan dengan nyeri pada persalinan berikutnya akan berbeda,
karena perbedaan mekanisme pembukaan serviks adalah primipara Ostium Uteri Internum akan
membuka terlebih dahulu sehingga serviks akan terbuka. ratakan dan tipiskan.
Pada wanita primigravida, 20 responden mengalami nyeri hebat pada fase aktif fase pertama
sebanyak 61,5%, dan 20 responden pada wanita multigravida mengalami nyeri hebat pada fase aktif
fase 1 sebanyak 38,5% (Andriani, 2018). Meskipun demikian, terdapat kesenjangan pendapat antara
teori tersebut dengan Ayu dan Supliyan, (2017) bahwa paritas tidak mempengaruhi nyeri. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden (62,5%) adalah multigravida, artinya
pernah mengalami persalinan sebelumnya dan memiliki pengalaman dalam menangani nyeri pada
persalinan sebelumnya. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara paritas ibu dengan intensitas nyeri persalinan kala I, p value > 0,05.

6. Kesimpulan
Ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap nyeri persalinan fase aktif pada ibu bersalin.
Lembaga pendidikan dapat menerapkan teori ini ke dalam kurikulum pendidikan. Bagi tenaga
kesehatan atau bidan perlu memberikan aromaterapi untuk mengurangi nyeri persalinan pada pasien
atau wanita bersalin karena berpengaruh terhadap nyeri persalinan. Pemerintah dapat merevisi
kebijakan atau pedoman mengenai terapi komplementer. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui pengaruh aromaterapi terhadap nyeri persalinan dengan cara randomization sampling.
18 Jurnal ACHNR. 2020, 2 (1), 13—19

Referensi
Andriani. (2018). Pemberian teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan adaptasi pada kelahiran
kala 1 pada ibu primigravida dengan persalinan normal RSUD Wangaya Tahun 2018. Diperoleh
dari
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/651/2/BAB%20I%20pdf.pdf
Annida. (2019). RZEfektivitas aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon terhadap penurunan
nyeri persalinan kala i fase aktif di Klinik Pratama Kusuma Medisca, Undergraduate Thesis,
UNISA Yogyakarta.
Ayu, NG, & Supliyan, E. (2017). Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya dengan Intensitas Nyeri
Persalinan Kala 1 di Kota Bogor. Jurnal Kebidanan, 3(4), 2014–2010.
Baker, A., & Ferguson. (2001). Persepsi nyeri persalinan oleh ibu dan bidan yang hadir.
Jurnal Keperawatan Tingkat Lanjut, 35(2), 171–179.
B, Batubara. (2010). Hypnosis Hypnobirthing nyeri persalinan dan berbagai metode penanganannya.
Yogyakarta: Penerbitan Gosyen.
Hamilton, P. (2005). Dasar Dasar Ilmu Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Hetia, NE, Ridwan, M., & Herlina. (2017). Pengaruh aromaterapi lavender terhadap pengurangan nyeri
persalinan kala I aktif. Jurnal Kesehatan Metro Sai wawai X(1), 5-10.
Hull & Simkin. (2011). Nyeri, penderitaan, dan trauma dalam persalinan dan pencegahan gangguan
stres pascatrauma berikutnya. Jurnal Pendidikan Perinatal, 20 (3): 166-176.
Hutahean, S. (2009). Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi. Jakarta: TIM
Janula, Raju., & Manipal, Singh. (2015). Efektivitas aromaterapi dan biofeedback selama
Persalinan di antara primigravida. Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(1:9), 1-5.
Judha., Mohammad., dkk. (2015). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha
Medika. Karlina, SD, Reksohusodo, S., & Widayati, A. (2015). Pengaruh pemberian aromaterapi lavender
secara inhalasi terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan pada primipara inpartu kala
satu fase aktif di BPM “Fety Fathiya” Kota Mataram. Majalah Kesehatan, 2(2), 108–119.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Makvandi, Somayeh., Mirteimoori, Masoumeh., Najmabadi, KM, & Sadeghi, R. (2016). Tinjauan uji klinis
acak tentang pengaruh aromaterapi dengan lavender dalam pereda nyeri persalinan. Jurnal
Akses Terbuka Perawatan & Perawatan Medcrave, 1(3), 42–47.
Lamadah, S.M & Ibtesam, N. (2016). Pengaruh pijat aromaterapi menggunakan minyak lavender
terhadap nyeri dan kecemasan saat melahirkan pada ibu primigravida. Jurnal Ilmu
Keperawatan Amerika, 5 (2), 37.
Maryunani, A. (2015). Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta: TIM.
McLain, DE (2009). Penilaian Efek Kesehatan Kronis Minyak Lavender Spike. Verona: Walker Doney
and Associates, 1–18.
Mohamed, M., Hadayat, A., Ragaa, A., & Sally, A. (2015). Efektivitas aromaterapi dengan minyak
lavender dalam mengurangi nyeri sayatan pasca operasi caesar. Jurnal Bedah, 3 (2-1), 8-13.
Mortazavi, SH, Khaki, S., Moradi, R., & Rahimparvar, SFV (2012). Pengaruh terapi pijat dan kehadiran
petugas pada rasa sakit, kecemasan dan kepuasan selama persalinan. Kedokteran Ibu-Janin, 286,
19-23.
Sholehah, KS, Arlym, LT, Putra, AN (2020). Pengaruh aromaterapi minyak atsiri mawar terhadap
intensitas nyeri saat 1 fase aktif di puskesmas pangalengan kabupaten bandung. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 12(1), 41–54.
Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.
Susilarini., Winarsih, S., & Idhayati, RI (2017). Karena mempersembahkan aromaterapi lavender
terhadap pengendalian nyeri persalinan pada ibu bersalin. Jurnal Kebidanan, 6(12), 47–54.
Tarsikah., Susanto, H., & Sastramihardja, HS (2012). Penurunan nyeri primigravida kala I fase aktif
pascapenghirupan aromaterapi lavender. Majalah Kedokter Bandung, 44(1), 19–25.
Vakilian, K., Keramat, A., & Gharacheh, M. (2018). Pernapasan terkontrol dengan atau tanpa
aromaterapi lavender untuk nyeri persalinan pada fase satu: uji klinis acak. Jurnal Ilmu
Kedokteran dan Biologi, 5(3), 172–175.
Widiawati, I., & Legiati, T. (2013). Mengenali nyeri pada primipara dan multipara. Jurnal BIMTAS,
2(1).
Jurnal ACHNR. 2020, 2 (1), 13—19 19

Yamada, K., Mimaki, Y., Sashida, Y. (2005). Pengaruh penghirupan uap lavandula burnatii super
derrived oil dan linalool terhadap kadar hormon adrenokortikotropin (ACTH), katekolamin
dan gonadotropin plasma pada tikus percobaan betina menopause. Biol. Farmasi. Banteng.,
28(2), 1–18.
Zahra, A., & Leila MS (2013). Pijat aromaterapi lavender dalam mengurangi nyeri persalinan dan durasi
persalinan: uji coba terkontrol secara acak. Jurnal Farmasi Afrika 7(8), 426–430.

Anda mungkin juga menyukai